Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brown, Louise
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005
364.153 BRO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Damayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan prespektif pelaku perdagangan anak perempuan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik studi kasus dan teori kriminologi feminis. Secara lebih lanjut, penelitian ini berfokus pada pelaku perdagangan anak yang memiliki tujuan khusus untuk mengeksploitasi anak perempuan sebagai korban. Temuan dalam studi ini antara lain i pelaku menganggap bahwa hubungan yang terjalin antara pelaku dan korban adalah hubungan yang saling menguntungkan, dan ii pelaku terdorong untuk terlibat dalam organized crime sebagai dampak dari pengalaman opresi yang mereka alami dalam ruang publik dan privat. Kebaruan penelitian ini adalah mekanisme untuk merumuskan rekomendasi terhadap pencegahan kejahatan sejenis.

ABSTRACT
This research aimed to explain women sex trafficker perspective with qualitative approach through case study technique and feminist criminology theory. Furthermore, this research focused on women trafficker with certain purpose which exploiting the young women as victims. This study found i the traffickers felt a mutual relation between offender and victim, and ii the traffickers motive to involved in organized crime as their coping of previous experience of oppression in private and public sphere. The novelty of this research is the mechanism that able to construct some recommendations to prevent similar cases. "
2017
S69663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Florentyna
"ABSTRAK
Penulisan ini membahas kasus perdagangan perempuan yang terjadi di Rusia
pada masa Federasi dimulai sejak Uni Soviet runtuh pada masa Yeltsin. Setelah
keadaan-keadaan yang berkaitan dengan perempuan Rusia pada masa Uni Soviet, Uni
Soviet paska Perestroika, dan Federasi Rusia dideskripsikan, data-data dari arsip
statistik Uni Soviet dan Federasi Rusia tersebut dianalisis berdasarkan teori
feminisme marxis. Ditemukan adanya peningkatan penindasan terhadap perempuan
terutama pada hak-hak mereka sebagai pekerja. Berdasarkan hasil analisis,
munculnya perdagangan perempuan di Rusia disebabkan oleh peran pemerintah dan
perubahan ideologi dengan adanya peralihan sistem pemerintahan dan perekonomian
dari komunisme di masa Uni Soviet ke kapitalisme pada masa Federasi Rusia.

Abstract
This theses discusses the cases of women trafficking that occurred in Russian
Federation started after the collapse of Soviet Union in Yeltsin era. After the
circumstances relating to Russian women in the Soviet Union, post-perestroika Soviet
Union, the Russian Federation, data from Soviet Union and Russian Federation
statistic archives had been described, the datas are analyzed based on the theory of
Marxist feminism. Increasing in women?s oppression, especially on their rights as
workers had been found. Based on the analysis, the emergence of women trafficking
in Russia happened due to the role of government and ideology changes with the
system of governance and economic transition from communism in the Soviet Union
to capitalism in the Russian Federation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Valeska Liviani Priadi
"Adanya dominasi ideologi patriarki telah melahirkan diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan terhadap perempuan. Salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan yang meluas dan tengah menjadi isu global adalah perdagangan perempuan. Perdagangan perempuan merupakan isu yang sangat kompleks, karena aspek di dalamnya mencakup ketenagakerjaan, migrasi, kemiskinan, serta kejahatan. Kawasan Asia Tenggara, yang mayoritas negaranya merupakan negara berkembang, merupakan kawasan dengan perdagangan perempuan paling marak di dunia. PBB, melalui UNODC dan UNIAP, telah melakukan upaya-upaya untuk memberantas perdagangan perempuan di kawasan Asia Tenggara. Namun, upaya pemberantasan perdagangan perempuan di kawasan Asia Tenggara tidak cukup hanya diselesaikan oleh PBB, selaku organisasi internasional global, saja. ASEAN, selaku organisasi internasional regional di kawasan Asia Tenggara, juga melakukan upaya-upaya untuk memberantas perdagangan perempuan di kawasan Asia Tenggara. Dalam mengkaji peranan ASEAN tersebut, penting untuk mengetahui ketentuan hukum internasional mengenai pelarangan perdagangan perempuan, bentuk-bentuk usaha ASEAN dalam memberantas perdagangan perempuan, serta penerapan ketentuan hukum internasional mengenai pelarangan perdagangan perempuan, yang mengacu pada Protocol to Prevent, Suppress, and Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children, dalam peraturan perundang-undangan nasional masing-masing negara anggota ASEAN. Permasalahan-permasalahan tersebut akan dijawab melalui penelitian yuridisnormatif sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ASEAN harus mendorong penerapan standar prinsip hak asasi manusia internasional di kawasan Asia Tenggara guna memberantas perdagangan perempuan.

The domination of patriarchy has resulted in discrimination, exploitation, and violence against women. One of the form of a wide-spread violence against women that has become a global issue is women trafficking. Women trafficking is a very complex issue, because its aspects involve labor, migration, poverty, and crime. Southeast Asia, which is populated by developing countries, is the region where women trafficking is most-spread. United Nations, with its UNODC and UNIAP projects, has been making efforts to suppress the women trafficking in Southeast Asia. However, the effort to suppress the women trafficking in Southeast Asia are not relayed solely upon United Nations. ASEAN, as the regional international organization, also makes efforts to suppress the women trafficking in Southeast Asia. In studying the role of ASEAN in suppressing the women trafficking in Southeast Asia, it is important to know the rule of international law regarding the suppression of women trafficking, ASEANs efforts in suppressing the women trafficking in Southeast Asia, and the application of the rule of international law regarding the suppression of women trafficking, based on Protocol to Prevent, Suppress, and Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children, in each ASEAN member states legislation. These problems will be answered through a juridical-normative research, thus it can be concluded that ASEAN must support the implementation of international human rights principles in Southeast Asia that will suppress the women trafficking."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etika Prabandari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang proses konseling yang dilakukan oleh Rumah
Perlindungan Trauma Center (RPTC) dalam rehabilitasi psikososial. Penelitian ini
menggunakan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus deskriptif. Hasil
penelitian mengungkapkan pelaksanaan konseling pada rehabilitasi psikososial
bagi klien wanita korban trafficking cukup berpengaruh terhadap terjadinya
perubahan perilaku secara positif pada diri klien, yang mencakup baik sikap
terhadap dirinya sendiri maupun sikapnya terhadap lingkungan.

Abstract
Thesis discusses about the process of counseling conducted by Home Protection
Trauma Center (RPTC) in psychosocial rehabilitation. This research uses
qualitative with the kind case studies types. Research results reveal the
implementation of psychosocial rehabilitation counseling on women victims of
trafficking for clients quite influential on the occurrence of a change behavior
positively on the self client, which includes good attitude towards himself and his
attitude towards the environment."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samita Noonpakdee
"Human trafficking merupakan isu kejahatan transnasional yang mulai diperhatikan pada pertengahan abad 20 dan dipermasalahkan secara global pada akhir abad tersebut. Dengan adanya dukungan serta tekanan dari dunia internasional, mekanisme-mekanisme respon terhadap human trafficking diciptakan di Asia Tenggara dalam waktu relatif sama, yaitu pada tahun 1997. Namun, inisiatif-inisiatif yang diciptakan pada awal pembahasan bersifat kurang konkret dan tidak sesuai dengan kondisi human trafficking yang unik di ASEAN. Walaupun demikian, selama lebih dari dua dekade ini, terdapat beberapa perkembangan dan perubahan perspektif di kawasan, terutama dalam inisiatif terbaru, yaitu ASEAN Convention Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP), yang baru diciptakan pada tahun 2015. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas mekanisme-mekanisme respon ASEAN sebagai bahasan utama dengan ada sejarah human trafficking dan respon global yang diterapkan di ASEAN sebagai pembahasan pendukung untuk menimbulkan pemahaman secara keseluruhan. Argumen utama dalam tulisan ini adalah mekanisme-mekanisme respon regional terhadap human trafficking oleh ASEAN mengalami perkembangan dan perubahan perspektif dari pandangan keamanan negara ke pandangan HAM. Walaupun demikian, ASEAN masih memiliki berbagai tantangan dalam pembahasan terhadap isu human trafficking. Tantangan-tantangan tersebut mencakup masalah dari kondisi negara-negara anggota ASEAN sendiri, sifat ASEAN sebagai institusi regional, serta kondisi isu human trafficking di kawasan yang tidak hanya berakar lama dalam sejarah, tetapi juga berkaitan dengan isu sosial dan ekonomi. Dengan demikian, meskipun ACTIP telah berjalan ke arah yang benar, ASEAN sebagai organisasi regional masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki serta beberapa langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan respon regional terhadap human trafficking di kawasan ini menjadi lebih efektif daripada sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Yentriyani
Yogyakarta: Galang Press, 2004
364.15 AND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Trafficking in women and children for forced prostitution is one
of the fastest growing transnational criminal activities in the world today.
This illegal activity is considered the third largest source of profit for
transnational organized crime, after drugs and weapons, generating
billions of dollars annually. Although many countries are concerned about
the problem, we know that not one of them has made much progress in
stopping this trafficking in women and children. This paper presents the
preliminary results obtained from on empirical study of the problem in
Malaysia. Specifically, the study .seeks to reveal the magnitude of tire
problem in Malaysia. and to determine the major sources anti destinations
of the women and children who are being trafficked. In additions, the efforts
of the Malaysian government to curb the problem are being studied. The
paper suggests that we should fool at the problem from the perspective of
the " human security " concept, which puts the security and well being of the
individuals of a country as a top priority, and thereby strengthens the
country as a whole, including its security as a stare.
"
Journal of Population, 10 (1) 2004 : 31-52, 2004
JOPO-10-1-2004-31
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Elizabeth
"Perdagangan perempuan dan anak-anak merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian dunia. Juga pada masa Hindia-Belanda, ditemukan berbagai macam modus dan faktor yang melatarbelakangi perdagangan manusia. Pada tahun 1920-1939, dunia sedang gencar dalam memerangi perdagangan perempuan dan anak-anak demikian pula di Hindia-Belanda. Penelitian ini bertujuan memaparkan perdagangan perempuan dan anak-anak perempuan di Hindia Belanda khususnya di Jawa pada tahun 1920-1939. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan sumber primer berupa arsip, artikel majalah dan surat kabar sezaman. Penelitian menggunakan metode sejarah dengan tahapan penentuan topik, heuristik (penelusuran dan pengumpulan data), verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan berbagai modus dan faktor melatarbelakangi praktik perdagangan manusia di Jawa. Juga ditemukan perhatian dari dunia internasional melalui konferensi yang diadakan di Bandung. Beberapa upaya pemerintah kolonial, kepolisian, serta asosiasi swasta seperti P.P.P.P.A (Perkoempoelan Pembasmian Perdagangan Perempuan dan Anak-anak) dan Ati Soetji ikut serta memerangi perdagangan manusia tersebut.

Trafficking in women and children is one of the world’s concern. Dutch East Indies era is not an exception, there were various kinds of methods and factors underlying the human trafficking. In the 1920-1939, the world was very active in fighting the trafficking in women and children, likewise in Dutch East Indies. This study aims to describe how trafficking of women and girls in the Dutch East Indies, especially in Java in the 1920-1939. This study is a historical research with primary sources in the form of archives, magazine articles and newspapers. This tudy uses historical method with the stages of determining the topic, heuristics (data searching and collecting), verification, interpretation, and histiriography. The results showed that there were various methods and factors underlying the practice of human trafficking in Java. Also found international attention through a conference held in Bandung. Several efforts by the colonial government, police, and private associations such as P.P.P.P.A (Perkoempoelan Pembasmian Perdagangan Perempuan dan Anak-anak) and Ati Soetji participated in combating human trafficking."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>