Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Adler Haymans, 1961-
Jakarta: Kompas, 2006
658.19 MAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Donnelly, Austin S.
Homewood: Dow Jones-Irwin, 1985
332.6 DON t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Irmawati
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh keberadaan kepemilikan saham Multiple Large Shareholders (MLS), Investment Opportunities, serta interaksi antara Multiple Large Shareholders dan Investment Opportunities terhadap investasi perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan non-keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2015 s.d. 2019. Dalam penelian ini diharapkan bahwa keberadaan Multiple Large Shareholders memberikan pengaruh positif terhadap tingkat investasi perusahaan. Selain itu, dengan adanya Investment Opportunities, perusahaan yang memiliki Multiple Large Shareholders akan lebih memaksimalkan peluang investasi yang ada dengan lebih efektif.
Dengan menggunakan 2 alternatif indikator pengukuran variabel investasi dan 4 alternatif indikator pengukuran variabel MLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari keberadaan Multiple Large Shareholders terhadap tingkat investasi perusahaan. Sedangkan untuk variabel Investment Opportunities dan interasi antara MLS dan investment opportunites memiliki pengaruh signifikan terhadap investasi namun tidak untuk semua indikator pengukuran.

This research discusses the influence of the existence of Multiple Large Shareholders (MLS) share ownership, Investment Opportunities, as well as the interaction between Multiple Large Shareholders and Investment Opportunities on company investment. The samples used were non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2015. 2019. In this research, it is hoped that the existence of Multiple Large Shareholders will have a positive influence on the level of company investment. Apart from that, with the existence of Investment Opportunities, companies that have Multiple Large Shareholders will maximize existing investment opportunities more effectively.
By using 2 alternative indicators for measuring investment variables and 4 alternative indicators for measuring MLS variables, the research results show that there was no significant influence found from the existence of Multiple Large Shareholders on the level of company investment. Meanwhile, the Investment Opportunities variable and the interaction between MLS and investment opportunities have a significant influence on investment, but not for all measurement indicators.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pabunag, Maria Theresia Romeo
"Dana merupakan hal yang utama dalam rangka melaksanakan kegiatan investasi. Dana dapat berasal dari modal sendiri atau dari pinjaman. Namun dengan tersedianya dana tidak otomatis investasi dapat langsung dilakukan, karena sering ditemukan fakta bahwa investor mengalami kesulitan dalam menggunakan dana investasi yang dimilikinya atau diperolehnya dan salah satunya adalah mengenai pendistribusian dana investasi. Untuk masalah ini investor sering menghadapi dilema antara dua pilihan strategi, yaitu: Apakah pendistribusian dana tersebut lebih baik dilakukan sekaligus atau secara bertahap?
Di dalam dunia investasi, dikenal 2 strategi untuk pendistribusian dana investasi, yaitu strategi pendistribusian dana secara sekaligus yang disebut lump-sum (LS) dan strategi distribusi dana secara bertahap yang disebut dollar-cost averaging (DCA). Penerapan kedua strategi ini akan memberi dampak signifikan atas return yang akan diperoleh dan risk yang harus dihadapi. Dari kedua strategi ini sering dipertanyakan: Strategi manakah yang dapat memberikan return yang paling maksimal?
Untuk menjawab pertanyaan ini telah muncul berbagai studi dan penelitian yang membedah dan menyajikan perbandingan keunggulan dari penerapan kedua strategi ini. Banyak jumal ilmiah diterbitkan untuk melakukan pembuktian keunggulan salah satu dari kedua strategi ini. Beberapa karya akhir yang ditulis oleh mahasiswa MMUI sebelumnya juga telah menganisis keunggulan strategi LS dan DCA atas investasi dalam reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap di Indonesia.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba melakukan perbandingan antara strategi LS dan DCA untuk investasi dalam saham di Indonesia. Fokus penelitian dalam karya akhir ini adalah untuk:
1. Mengetahui strategi distribusi dana inveslasi mana yang lebih unggul jika diaplikasikan dalam melakukan pembelian saham.
2. Mengetahui strategi distribusi dana investasi mana yang sesuai untuk sasaran investasi saham yang dipilih.
3. Mengetahui strategi distribusi dana investasi mana yang sesuai dengan sasaran investasi yang memiliki kinerja portofolio terbaik.
4. Menguji rumus dari Michael S. Rozeff tentang perbandingan keunggulan antara 2 strategi distribusi (LS dan DCA) dan mengetahui apakah rumus tersebut dapat diaplikasikan untuk menghasilkan return/wealth investasi yang maksimal.
Adapun manfaat dari penulisan karya akhir adalah untuk memberikan gambaran kepada para investor mengenai penerapan strategi LS dan DCA untuk investasi dalam saham di Indonesia.
Saham yang merijadi sasaran penelitian adalah saham PT. Indosat Tbk. (ISAT) dan saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam periode tahun 2001-2005. Adapun data yang digunakan adalah harga penutupan harian saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari BEJ dan suku bunga Surat Berharga Indonesia (SBI).
Penelitian ini menggunakan berbagai tools, meliputi antara lain tools untuk pengukuran kinerja portofolio investasi (Sharpe Ratio, Treynor's Measure, Jensen's Alpha, dan Information Ratio) dan rumus penghitungan terminal wealth, variance of terminal wealth, comparison of terminal wealth and variance of terminal wealth, dan equalization of return yang diajukan oleh Michael Rozeff dalam salah satu jumal ilmiahnya yang membahas tentang keunggulan salah satu strategi distribusi investasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi LS dan DCA 4 bulan unggul dalam memberikan return yang maksimal (27.85% dan 20.29% untuk saham ISAT, 73.92% dan 24.46% untuk saham TLKM, 64.45% dan 47.02% untuk portofolio 2 saham). Hal ini juga secara tidak langsung menyatakan bahwa semakin lama rentang waktu penanaman dana investasi maka imbal hasil yang diperoleh akan lebih baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rumus-rumus yang diajukan oleh Michael Rozeff ternyata tidak dapat digunakan untuk mencapai return yang maksimal antara kedua strategi, khususnya dalam penerapannya untuk investasi saham di Indonesia.
Berdasarkan analisis tersebut maka disarankan bahwa untuk melakukan distribusi sebaiknya menggunakan strategi LS atau DCA dengan rentang waktu investasi yang panjang, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa waktu yang panjang diyakini cukup untuk mengumpulkan return selama pasar melakukan penyesuaian kondisi setelah melalui beberapa gejolak.
Penerapan salah satu strategi tetap dibutuhkan kedisiplinan tinggi. Jika telah memilih satu strategi maka harus tetap digunakan selama satu investment horizon yang telah ditetapkan, misalnya 1 tahun. Juga disarankan untuk menerapkan strategi LS dan DCA 4 bulan atas saham atau portofolio saham berkinerja tinggi.
Selain itu dalam melakukan penerapan salah satu strategi tidak diperlukan melakukan penyetaraan dana investasi yang telah ditetapkan, karena basil yang kelak diperoleh tidak akan maksimal.

Fund is an important element to execute investment activities. Source of fund can be self-funded or from loan-financing. However, well-prepared fund does not automatically smoothing the investment activities. Investors often face dilemma to decide how to distribute the fund: Should it better to invest the fund all at once or gradually?
Investment fund distribution can be executed in 2 strategies, that are Lump-sum (LS) and Dollar-cost averaging (DCA). In LS investment fund is distributed all at once, while in DCA the fund is distributed gradually in fixed amount and fixed time intervals within one investment horizon. Applying one of the strategies will give significant impact in investment return, which gives the reason why they are often be the subject in lots of studies to find out which one is more superior.
This thesis tries to find out which strategy is more superior, if applied in stock equities investment in Jakarta Stock Exchange (JSX) during year 2001-2005. This thesis also wants to give another perspective in the benefit of applying investment fund distribution strategy in stock equity investment, especially in Jakarta Stock Exchange. Besides using usual tools such as risk & return portfolio analysis and investment portfolio performance analysis, a set of investment performance tools specifically generated by Michael S. Rozeff to compare superiority between both strategies is also used.
Equity stocks within the period of year 2001-2005 of PT. Indosat Tbk. (ISAT) and PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) become the subject of examination and analysis. Data used as raw material for calculation is the historical monthly closing price. Another data sources are the monthly closing price of JSX price index and Bank Indonesia monthly interest rate. All data are inputted into the calculation tools, and then results are being analyzed.
Tests and analysis results show that LS and DCA 4 months are superior in giving maximum returns (27.85% and 20.29% on ISAT, 73.92% and 24.46% on TLKM, 64.45% and 47.02% on portfolio combination of both stocks). Results also give evident proof that long time intervals within one investment horizon in investing fund will give higher return. The portfolio performance test and analysis also shows that TLKM gives the highest performance. Results also shows that the performance tool set from Rozeff cannot be applied for fund distribution strategy for equity stock in Indonesia.
Based on the conclusion, this thesis then recommends that long time intervals within one investment horizon in applying fund investment distribution strategy is suggested to achieve high return. LS and DCA 4 month strategies are recommended for equity stock that has high performance. Applying the fund investment distribution strategy needs military discipline to achieve desired return, and once a strategy is applied investor cannot move to another strategy in the middle of the investment horizon. Another recommendation is that to achieve maximum return, investment performance tools from Rozeff is not needed.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Mario
"Setiap tahun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank di seluruh Indonesia mengalami peningkatan. Total DPK dari tahun 200I hingga tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 46,2%, dari Rp636,2 TriIiun pada tahun 2001 menjadi Rp930,2 Triliun pada tahun 2006. Dari angka tersebut dapat dibayangkan bahwa ada sumber dana yang cukup besar, yang siap disalurkan ke dalam berbagai macam investasi. Nainun jenis dan karakteristik investasi seperti apa yang diharapkan oleh pemilik dana tersebut sangat tergantung dari risk appetite dari masing-masing investor.
Umumnya masyarakat di Indonesia lebih memilih berinvestasi sekaligus menyimpan dananya di bank dalam bentuk deposito, karena return yang pasti serta aman. Namun seiring turunnya tingkat suku bunga, sudah saatnya masyarakat untuk memilih kembali jenis investasi lain yang lebih menguntungkan. Yang menjadi permasalahan adalah pada saat investor mulai menyadari bahwa return berinvestasi dalam bentuk deposito sudah tidak menarik lagi, instrumen investasi penggantinya hares ditentukan.
Di Indonesia saat ini tersedia berbagai macam jenis instrumen investasi dengan risiko dan return yang bervariasi, salah satu jenis instrumen investasi yang tersedia adalah reksadana. Karena berinvestasi pada deposito akan memiliki risiko seperti halnya berinvestasi pada reksadana, maka sudah selayaknya instrumen ini dijadikan pilihan berinvestasi bagi masyarakat.
Pada scat memilih jenis instrumen investasi. setiap investor selalu menginginkan investasi yang merghasilkan high retrn7i, sementara itu setiap investasi yang menawarkan high return pasti memiliki /ugh risk. Oleh sebab itu investor perlu mengetahui apakah reksadana yang ditawarkan dengan high return tersebut benar-benar. memiliki high return jika dibandingkan dengan instrumen sejenis yang memiliki risiko lebih kecil.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data return harian dari NAB per unit penyertaan yang diperoleh dari data pubtikasi di daiam website BAPEPAM, dimulai dari 10 Mei 2004 sampai dengan 31 Mei 2006, sebanyak 500 titik data pengamatan.
Karya akhir ini difokuskan membuktikan fenomena High Risk High Return pada instrumen reksadana. Metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya nilai risiko adalah Exponential Weighted Moving Average (EWMA). Validitas dari model yang dipakai diuji melalui proses hack testing menggunakan metode Kupiec Test, dengan tujuan untuk mengetahui apakah pemodelan volatilitas yang digunakan adalah valid. Untuk membuktikan fenomena High Risk High Return, digunakan uji Mean Difference.
Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa reksadana yang memiliki nilai volatiiitas yang tinggi akan memberikan return yang tinggi juga, sedangkan reksadana yang memiliki volatilitas rendah akan memberikan return yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena High Risk High Return adalah terbukti benar.

Every year banks across Indonesia absorb increasing number of fund from third party. The third party fund from 2001 until 2.005 had increase for 46,2%, from Rp636 Trillion to Rp930,2 Trillion. Those numbers shown that there are big sources of fund that can be used for investor depend upon the risk appetite of each investor.
Generally, Indonesian chooses to keep their fund in form of time deposit, for its security and fixed return. Nevertheless, due to decreasing trend of deposit interest, it is about time to find other form of investment instrument that gives higher return. The problem is haw to find another investment that gives higher return?
Currently in Indonesia, there are different types of investment instruments with different risks and returns, and one of them is Mutual Fund. Investing in Time Deposit will have the same risks compared to investing in Mutual Fund; therefore, customers should start considering Mutual Fund as a choice for investment.
When it comes to choosing the different instruments of investment, each investor always wants high return, meanwhile investors must realize that in order to get high return, there are high risks involved. That is why investors need to know, whether the type of mutual fund offered really has a high return compared with similar instruments that has higher risks.
The data used in this research taken from the date return daily from Net Asset Value (NAV) per unit from the publication data in the BAPEPAM website, starting from 10 May 2004 up to 3 I May 2006 and there are 500 data observations recorded.
This thesis focused to prove the phenomenon of "High Risk High Return" on the Mutual Fund Instrument_ The method used to find out the level of risk called Exponential Weighted Moving Average (EWMA) method, and to analyze the phenomenon of "High Risk High Return", mean difference methods used as tools. To validate the model with back testing process using Kupiec Test, the objectives of the test is to find out whether the volatility modeling used is valid.
The result of this research shows that Mutual Fund that has high volatility will give high return, meanwhile Mutual Fund that has low volatility will give lower return. This indicates that the phenomenon of High Risk High Return is correct."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bodie, Zvi
Boston : McGraw-Hill, 1999
332.6 BOD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Curley, Anthony J.
New York: Harper & Row , 1979
332.6 CUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gayed, Michael
New York: New York Institute of Finance , 1990
332.6 GAY i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dar, Usha
New Delhi: Sterling Publishers Pvt.Ltd., 1979
332.6 DAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Purwanto
"Indonesia mempunyai potensi geologi yang menarik untuk investasi di bidang pertambangan mineral dan batubara. Tetapi potensi geologi hanya merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan untuk investasi di bidang pertambangan, karena masih banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
Investasi bidang pertambangan mineral dan batubara di Indonesia pada kurun waktu tahun terakhir ini mengalami penurunan, karena tidak ada investasi baru yang dilakukan oleh investor.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan investasi bidang pertambangan mineral dan batubara, akan dianalisa dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik. Selanjutnya dari hasil analisis akan diusulkan usul atau saran-saran untuk meningkatkan investasi bidang pertambangan mineral dan batubara.

Indonesia has an attractive geology potential for investment to mineral and coal-mining sector. However, potential geology is only one of factors able be considered to investment at mining sector, because there are many factors that should be taken into account.
Investment at mineral and coal mine sector in Indonesia within nowadays era it has decreased, because there is no new investment undertook by the investors.
To understand some factors that cause the occurrence of decreasing to investment at mineral and coal-mining sector should be analyzed with Analytic Hierarchy Process. Further from results of the analysis will be proposed suggestion and proposal to increase the investment in sector of mineral and coal-mining sector."
2003
T5741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>