Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamalludin
"Hydraulic Excavator merupakan salah satu jenis dari alat berat yang pada dasarnya digunakan dalam pekerjaan construction (konstruksi) dan mining (pertambangan). Alat ini digunakan untuk menggali, memuat dan memindahkan tanah, pasir, batu-batuan dan bahan tambang lainnya. Dalam perkembangannya (pasca Asia economic crisis), Hydraulic Excavator tidak hanya difungsikan pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi dan pertambangan saja, namun sudah merambah ke sektor perkayuan (logging) dengan menggunakan attachment Rotary Log Grapple. Rotary Log Grapple (RLG) merupakan salah satu attachment pada hydraulic excavator yang berfungsi untuk pekerjan loading dan un-loading kayu. RLG ini menggunakan 2 buah cylinder untuk menggerakkan clawnya, sedangkan untuk gerak putarnya menggunakan rotator. Keseimbangan gerakan antara claw in dan claw out pada RLG berpengaruh besar terhadap produktifitas. Untuk itu, agar menjamin keseimbangan gerak tersebut salah satu sistem yang dipakai adalah LINK yang menghubungkan antara claw in dan claw out-nya.
Pada penelitian ini dilakukan Perancangan Sistem Link Rotary Log Grapple (RLG) 1.8m yang difokuskan penggunaannya pada Hydraulic Excavator Komatsu PC300LC-7. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda ULRICH dimana dilakukan mulai dari permintaan customer, pemilihan konsep, penegasan spesifikasi sampai dengan permodelan. Dalam thesis ini, pembahasan meliputi perancangan mekanisme dan struktur Rotary Log Grapple 1.8 m2 dengan pemodelan CAD dalam Pro Engineer Wildfire 2 dan perhitungan kekuatan komponen yang difokuskan pada komponen link dengan menggunakan Geometry Element Method (GEM) dengan software Pro Mechanica. Untuk mengkonfirmasi ketahanan RLG, dilakukan pula pengujian eksperimental pada prototype RLG di lapangan.

Hydraulic Excavator is one kind of heavy equipment, which has main function for construction and mining operation. This equipment using for digging, loading and unloading soil, sand other mineral material. After Asia economic crisis, the function of Hydraulic Excavator not only for construction and mining job, but also for logging sector, which install Rotary Log Grapple attachment. Rotary Log Grapple (RLG) is one of attachment on hydraulic excavator, which have the function job for loading and unloading log. This RLG use 2 cylinders for claws movement and for rotating use ROTATOR. Balance of claws on RLG is big effect for productivity. Therefore, to ensure balance itself we use LINK as one of system, which connect between claw in and claw out.
This research is Design Link System Rotary Log Grapple (RLG) 1.8m2 focus for Hydraulic Excavator Komatsu PC300LC-7. This research use ULRICH method, starting from customer request, concept selection, and specification until CAD model on Pro Engineer Wildfire 2 and for calculation use Geometry Element Method (GEM) with Pro Mechanica Software. To confirm durability of RLG, we do experimental test (stress test) on prototype RLG in job site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galpina Priohardono
"Terdapat serangkaian siklus penanaman di hutan, yakni siklus/fase penanaman, pemeliharaan hutan, eksploitasi, penebangan, pengangkutan hasil hutan dan penanaman kembali (reboisasi). Sejalan dengan siklus kehidupan tersebut diperlukan berbagai peralatan produksi dan eksploitasi. Peralatan-peralatan berat ini sering disebut utility logging heavy equipment. Peralatan tersebut harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja yang tinggi, selain harus memenuhi kriteria kekuatan, kecepatan kerja, produktivitas dan kriteria kebutuhan konsumen yang lain. Salah satu peralatan yang sangat diperlukan pada fase penebangan dan pengangkutan kayu adalah rotary log grapple (RLG). Peralatan ini beroperasi bersamaan dengan logging truck dan buldozer. Rotary log grapple yang mempunyai base machine berupa excavator, berfungsi untuk menumpuk kayu dan mengangkut (loading-unloading) kayu ke logging truck, tongkang dan kendaraan angkut lainnya. Desain peralatan RLG ini dibuat mengikuti tahapan-tahapan dan metode desain yang dikembangkan oleh Ulricht-Eppinger. Metode ini secara komprehensif memasukkan pertimbangan desain dari kebutuhan pasar, ergonomi dan manufakturing. Selain itu tahap-tahap desain dan proses pengambilan keputusan diperhitungkan dengan cermat. Rotary log grapple yang innovatif ini sebagai attachment pada excavator base machine mempunyai kapasitas gripping area 1,8 m2 di atas consument requirement 1,5 m2. Komponen utama RLG ini adalah hanger, rotator, box, claw in dan claw out. Dimana digunakan link type connetion diantara kedua claw untuk keseimbangan geraknya (synchronize claws motion). Pada thesis ini penulis membatasi lingkup pekerjaan pada desain Claw-in and Claw-out pada Rotary Log Grapple (Excavator klas 30 ton). Dimana komponen utama ini berfungsi untuk menjepit kayu pada operasi loading dan unloading.

There is a sequence of plantation operation in forest, which is plantation phase, maintenance forest, exploitation, cutting and transporting logging and re-plantation. Correlated with that sequence of forest life, people require various equipments. Those equipments are used for production and exploitation. That heavy equipment is usually called utility logging heavy equipment. The equipment should comply with highest safety regulation, speed of work, productivity and another customer criteria. One of the equipment that require in cutting and transporting logs is Rotary Log Grapple (RLG). This utility is operated concurrently with logging truck and bulldozer. RLG utilize base machine excavator model, have function to stacking logs and loading-unloading logs to trucks, phonton and another transporting utility and vice versa. Design of RLG equipment is made refer to step and design method, which developed, by Ulrich-Eppinger. This method is comprehensively inputting design consideration comes from market needs, ergonomics and manufacturing. Furthermore step of design and decision process is precisely considered. The innovative RLG is utility attachment of hydraulics excavator have gripping area 1.8 m2 is beyond customer requirement 1.5 m2. The main component of RLG is hanger, rotator, box, claw-in and claw-out. Which link type connection is used between claw pairs to synchronize claws move. In this thesis designer is define scope of work in Claw-in and Claw-out design of Rotary Log Grapple (Excavator 30 tonne class). The main claw function is gripping log in loading-unloading operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurdiana
"Perkembangan dunia industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi agar mampu bersaing dengan pasar regional maupun internasional. Sebagai usaha dalam memenuhi tuntutan persaingan pasar itulah, perusahaan berusaha untuk dapat meningkatkan hasil produksinya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama.
Rotary Log Grapple (RLG) merupakan salah satu attachment pada hydraulic excavator yang berfungsi untuk pekerjaan loading dan un-loading kayu. RLG ini menggunakan 2 buah cylinder untuk menggerakkan claw nya, sedangkan untuk gerak putarnya menggunakan rotator. Dan untuk menjamin keseimbangan gerakan antara claw in dan claw out pada RLG tersebut, maka digunakan sistem LINK.
Desain RLG dibuat mengikuti tahapan-tahapan dan metode desain yang dikembangkan oleh Ulrich-Eppinger. Metode ini secara komprehensif memasukan pertimbangan desain dari kebutuhan pasar, ergonomi dan manufacturing. Selain itu tahap-tahap desain dan proses pengambilan keputusan diperhitungkan secara cermat.
Dalam proses produksi Rotary Log Grapple (RLG), agar mendapatkan hasil kerja yang baik sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dengan siklus waktu produksi yang singkat, maka dilakukan pengembangan Process Design Sheet (PDS) dan simulasi siklus waktu produksi RLG (1,8 M2) dengan menggunakan icon software ProModel, sehingga didapatkan standart waktu untuk proses produksi RLG.

The development in industrial world todays demands every factory to improve their quality and also quantity of their production in order to compete in regional and international market. For that purpose, The company should improve their production in order to compete with the other factories that have the same field.
Rotary Log Grapple (RLG) is one of attachment on hydraulic excavator, which have the function job for loading and unloading log. This RLG use 2 cylinders for claws movement and for rotating use ROTATOR. Balance of claws on RLG, to use LINK system.
Desain of RLG equipment is made refer to step and design method develoved by Ulrich-Eppinger. This method is comprehensively inputting desaign consideration comes from market needs, ergonomics and manufacturing. Furthermore step of design and decision process is precisely consider.
In production process RLG, to get the good of result according specification with production cycle time, and to developed Process Design Sheet (PDS) and production cycle time simulation to use ProModel software, to get the time standard for production process of Rotary Log Grapple (RLG)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Ferdi Rafly
"Tugas Akhir ini berisi tentang perancangan untuk pengembangan produk bucket standard yang merupakan produk yang diproduksi Caterpillar tipe 320C Hydraulic Excavator. Penuiis melakukan analisa terhadap gaya gaya pada saat penggalian saat produk tersebut beroperasi, perubahan profit dan cara pembuatan bucket. Dari pengembangan design bucket ini, penulis berkeyakinan akan menambah produktivitas kerja 320C Hydraulic Excavator menjadi 20% lebih baik dari design standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Amir
"Keseimbangan lini lintasan perakitan merupakan salah satu masalah penting di area produksi atau area manajemen operasi. Karena keseimbangan dalam penempatan elemen-elemen kerja dan beban kerja pada tiap stasiun kerja akan memberikan pengaruh yang besar pada performa sistem, maka sangat penting untuk mengembangkan suatu solusi yang praktis dari permasalahan keseimbangan lini dan juga kebutuhan akan waktu perhitungan yang minimal untuk memecahkan masalah keseimbangan lini tersebut. Metode heuristik adalah salah satu cara yang umum digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini perakitan ini.
Dalam penelitian ini, metode heuristik yang efisien digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini perakitan dengan pendekatan deterministik dan model tunggal. Metode heuristik tersebut adalah metode heuristik Algoritma Genetika. Algoritma Genetika yang digunakan untuk memecahkan masalah keseimbangan lini lintasan perakitan ini dibentuk dengan struktur kromosom yang khusus.
Pada penelitian ini keseimbangan lini perakitan yang dihasilkan dengan menggunakan metode Algoritma Genetika akan dibandingkan dengan keseimbangan lini perakitan lama yang telah diterapkan, dan terbukti menghasilkan keseimbangan lini perakitan yang lebih baik. Dengan penurunan jumlah stasiun kerja, efisiensi lintasan serta nilai smoothness yang meningkat, penggunaan Algoritma Genetika mampu memberikan solusi yang optimal untuk memecahkan permasalahan keseimbangan lini perakitan.
Oleh karena itu, pada penelitian ini metode Algoritma Genetika juga digunakan dalam menghitung keseimbangan lini dengan waktu siklus yang akan dicapai yaitu menghasilkan sistem keseimbangan lini perakitan Hydraulic Excavator tipe PC300-8 untuk waktu siklus (cycle time) 38.33 menit dengan jumlah stasiun kerja sebanyak 13 stasiun kerja, efisiensi lintasan sebesar 0,8028, dan nilai smoothness sebesar 37,8320 detik.

Assembly Line Balancing is one of the most important issue in operation management area. Balancing in assigning task and work load in every workstation will give big influence in assembling system performance and can affect positive to finance point of view, hence of vital importance to develop the practical solution to solve assembly line balancing problems as well as requirement of minimum calculation time, meta-heuristic method is one of most often used to solve assembly line balancing problem.
In this research, meta-heuristic method will be used to solve an assembly line balancing problem with approach of single model and deterministic which called by Genetic Algorithm.
In this research, result that achieved in balancing of assembly line by using Genetic Algorithm method will be compared with the former balancing of line which have been applied, and its proven better line characteristic. With decreasing sum of workstation among the assembly line, as well as smoothness index and also increasing line efficiency, using Genetic Algorithm can give optimal solution to solve assembly line balancing problems.
Therefore, continuing in this research, Genetic Algorithm method also applied in balancing the new assembly line with cycle time to be reached. And its proven balancing of Hydraulic Excavator type of PC300-8 Assembly line for cycle time of 38.33 minutes with 13 Workstations amount, and 0.8028 line efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Komatsu, 1984
621.2 SPE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Indira
"Kegagalan merupakan fenomena yang cukup umum dibahas dalam dunia perekayasaan atau engineering dimana suatu komponen tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Fenomena kegagalan ini terjadi dikarenakan oleh beragam penyebab melalui beberapa mekanisme. Dalam penelitian ini, penulis mengambil kasus kegagalan pompa hidrolik pada kiln putar yang terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu rumah pompa, piston, silinder blok, dan plat. Penelitian ini ditujukan untuk mencari tahu penyebab kegagalan yang terjadi dan menentukan langkah preventif agar tidak terjadi kegagalan yang sama pada masa mendatang. Kasus kegagalan pompa hidrolik ini terjadi dalam tiga mekanisme dan urutan kegagalan dimana kegagalan utama berupa overpressure akibat viskositas oli meningkat sebagai dampak kondisi oli yang kotor. Kondisi ini kemudian mengakibatkan efisensi kerja menurun dan putaran komponen internal pompa tidak sinkronus. Kegagalan kedua berupa terlepasnya piston karena silinder blok dan plat retainer terdeformasi plastis. Kemudian kegagalan terakhir berupa perpatahan getas pada rumah pompa hidrolik akibat benturan dari piston yang terlepas dan kegagalan rumah pompa dipercepat pula oleh adanya tegangan terkonsentrasi pada bagian ulir. Secara garis besar, beberapa penyebab kegagalan pada kasus pompa hidrolik ini yaitu adanya kontaminan pada oli dan spesifikasi material yang kurang sesuai jika dibandingkan dengan standar material untuk pompa hidrolik.

Failure is a fairly common phenomenon discussed in the world of engineering where a component cannot function as it should. This failure phenomenon occurred due to various causes through several mechanisms. In this study, the author took the case of failure of the hydraulic pump in rotary kiln consists of housing pump, pistons, cylinder block, and plat. This research was intended to find out the causes of failures that occur and determine preventive steps so that similar failures do not occur in the future.

In this case of failure of the hydraulic pump, there were three failure mechanisms and sequences where the main failure caused of overpressure due to an increase of oil viscosity as the effect of dirty oil condition. This condition then impacted to work efficiency decrease and asynchronicity rotation of the pump's internal components. The second failure was detachment of the piston because cylinder block and retainer plate were plastically deformed. Then the final failure happened to be brittle fracture of hydraulic pump housing due to the impact of detach piston and accelerated by the presence of stress concentration in the screw section. Broadly speaking, several causes of this hydraulic pump failure were contaminants in the oil and material specifications that are not suitable when compared to standard materials for hydraulic pumps."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belly Apridianto
"Di dunia pertambangan batu bara dengan metode open pit banyak menggunakan unit excavator. Karya ilmiah ini membahas Preventive maintenance pada KOMATSU PC2000-8 di site PAMA FMC Bendili Sangatta Kalimantan Timur. Preventive maintenance yang dilakukan berfokus pada komponen Cylinder dimana komponen tersebut menjadi vital dikarenakan biaya perawatan dan penggantian yang cukup besar apabila terjadi kerusakan. Hal ini sejalan dengan implementasi K3LH yaitu mengurangi pencemaran lingkungan hidup akibat dari pencemaran pelumas hidrolik bekas pakai apabila terjadi kerusakan. Lebih jauh lagi akibat kerusakan pada komponen tersebut berpotensi merusak keseluruhan kualitas pelumas hidrolik dan harus dilakukan penggantian pelumas hidrolik. Tindakan Preventive maintenance pada cylinder yaitu monitoring kondisi suhu kerja Cylinder dengan adanya monitoring suhu kerja, kita dapat memastikan lebih awal sebelum terjadinya kerusakan pada komponen Cylinder. Secara teknis suhu kerja antara Cylinder kanan dan kiri pada KOMATSU PC2000-8 akan selalu sama. Apabila terjadi kerusakan maka suhu Cylinder akan mengalami perbedaan. Perbedaan suhu ini akibat dari gesekan yang tidak normal yang terjadi antara piston dan tube Cylinder

In the sector of coal mining with the open pit method many use excavator units. This scientific paper discusses preventive maintenance on KOMATSU PC2000-8 at the PAMA FMC Bendili Sangatta site, East Kalimantan. Preventive maintenance is carried out focusing on cylinder components where these components are vital due to the relatively large maintenance and replacement costs in the event of damage. This is in line with the implementation of K3LH and reducing environmental pollution as a result of contamination of used hydraulic lubricants. Furthermore, due to damage to these components it has the potential to damage the overall quality of the hydraulic lubricant and the hydraulic lubricant must be replaced. Preventive maintenance measures for cylinders and monitoring the working temperature conditions of cylinder components by monitoring working temperatures, we can ensure earlier before damage occurs to Cylinder components. Technically the working temperature between the right and left cylinders on KOMATSU PC2000-8 wil be same. If there is damage, the temperature of the right and left cylinders will be difference. Difference of temperature results from abnormal friction that occurs between the piston and cylinder tube."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhandyawan
"Integrated circular hovercraft proto-x1 adalah rancang bangun hovercraft mini yang dibuat dengan konsep kendaraan rekreasi. Dalam operasionalnya, kendaraan ini memiliki kapasitas total 150 kg dengan satu orang penumpang. Dari proses evaluasi kerja di lapangan, rancang bangun circular hovercraft ini belum mampu menunjukkan performa kerja normal sebuah hovercraft, yang meliputi kemampuan berjalan diatas udara dan kemempuan bermanuver. Berangkat dari permasalahan ini, proses evaluasi dan redesain dilakukan pada satu bagian spesifik hovercraft, yaitu bag skirt hovercraft. Bag skirt adalah bagian krusial hovercraft yang secara langsung mempengaruhi nulai cushion pressure dan gaya angkat (lift force) . Proses modifikasi dilakukan terhadap transfer hole pada bag skirt dan pengecilan dimensi dari bag skirt untuk mendapatkan nilai cushion pressure yang optimal dan sesuai dengan spesifikasi fan yang digunakan. Analisis cushion pressure dan debit aliran udara dilakukan dengan bantuan apliasi CFD. Sebagai tambahan, analisis perancangan sistem rotary plate untuk menjaga hovercraft agar tetap mengapung pada saat dioperaasikan di wilayah perairan juga menjadi pokok bahasan dalam penulisan tugas akhir ini.

Integrated circular hovercraft proto-x1 was a mini hovercraft that already constructed before. The concept that used in this craft was related to 150 kg of total capacity with one single operator. In real application, hovercraft hasn?t show it?s performance in hovering and manuvering yet. From this cese, evaluation and reverse engineering design may be needed in a spesific part of hovercraft, that is bag skrit to increase it?s optimum performance. Bag skirt was a crutial part that influence cushion pressure and lift force that produced in cushion area. Modification and redisgn of bag skirt transfer hole and bag skirt diameter conducted in order to get optimum cushion pressure as a function of fan capacity. CFD simulation is used to analyst all important variable, such cushion pressure and volume flow rate. In addition, design of ?rotary plate? will be added in original design. This design guarantying that hovercraft can floating on the water at the starting point of it?s real operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S36225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>