Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Chronic stress can impairs the maintence of a novel short term memory i.e.working memory. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this research is to find the method for analyze glimepiride and it's metabolite"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Husniah Rubiana Thamrin
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Fursultiamin merupakan derivat tiamin yang aering digunakan di klinik untuk merangsang peristalsis saluran cerna pasca bedah. Dasar penggunaannya belum jelas dan efek kliniknya belum pernah dibuktikan secara memuaskan. Karena itu ingin dilakukan penelitian eksperimental sebagai salah satu cara untuk mendapatkan data pembuktian efektivitasnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek fursultiamin terhadap motilitaa saluran cerna pada ileus eksperimental. Penelitian ini dilakukan secara paralel dengan kelola pada 72 tikus yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Mula-mula pada masing-masing tikus dilakukan anestesi dengan natrium pentobarbital dan ditimbulkan ileus dengan melakukan laparotomi dan ekateriorisasi usus halus dan caecum secara sisternatik selama 30 menit. Saluran cerna kemudian dimasukkan kembali dan luka laparotomi dijahit. Pada masing-masing tikus kemudian diberikan 1 ml suspensi arang melalui sonde lambung. Kemudian Kepada kelompok I - IV diberikan fursultiamin dengan dosia 10, 16, 25.6 dan 41 mg/kg BB untuk menilai efektivitasnya terhadap motilitas saluran cerna, sedangkan kepada kelompok V dan VI diberikan neostigmin 0.1 mg/kg BB dan plasebo (NaCl 0.9%) sebagai kelola. Setelah beberapa saat tikus dimatikan dan diukur transit saluran cerna (TSC) yaitu yaitu persentase panjang usus halus yang dilalui suspensi arang terhadap panjang seluruh usus halus.
Hasil dan Kesimpulan: Pada kurva dosis-intensitas efek tidak terlihat adanya hubungan antara peningkatan dosis fursultiamin dengan peningkatan intensitas efek, sehingga tidak dapat disimpulkan adanya efektivitas yang jelas. Dari hasil uji Anava 1 arah yang dianalisis lebih lanjut dengan perbandingan multipel, tidak ditemukan perbedaan nilai rata-rata (± SD) TSC yang bermakna antara berbagai tingkat doais fursultiamin aendiri (TSC: 6.4% i 3.6% , 11.4% ± 6.5% , 10.3% i 6.3% , 8.4% ± 3.7%) dan antara fursultiamin dengan plasebo (TSC: 6.3% + 4.5%) (p > 0.05). Sedangkan antara fursultiamin dengan neostigmin (TSC: 31.5% + 13.4%) terdapat perbedaan bermakna (p < 0.05). Disimpulkan bahwa pada eksperimen ini tidak terlihat perbedaan bermakna antara fursultiamin dengan plasebo dalam meningkatkan peristalsis saluran cerna."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Samsu W. T.
"Candi sebagai suatu bangunan suci pada dasarnya dicip_takan untuk menghadirkan suasana sakral yang diharapkan dapat menghubungkan dunia bawah (manusia) dengan dunia atas (dewa). Dalam hal ini kehadiran arca perwujudan yang menjadi inti suatu candi. Arca perwujudan merupakan bentuk nyata kehadiran sang dewa di tengah para pemujanya. Candi Tikus di trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan candi yang unik karena pada candi ini tidak ditemukan indikasi adanya arca perwujudan maupun arca lainnya. Di samping itu keletakannya juga agak unik karena nampaknya dibangun di bawah permukaan tanah. Bertitik tolak pada keunikan tersebut kerangka berfikir penulisan skripsi ini berdasar pada usaha untuk me_nanggapi lebih lanjut masalah fungsi yang sebenarnya dari candi Tikus: Kemudian dicoba pula untuk menelaah kronologi / umur bangunan ini dalam rangka menempatkan candi Tikus dalam bentangan sejarah Majapahit. Dengan menempatkan Trowulan sebagai suatu sistem dalam hal ini sistem perkotaan candi Tikus ditinjau seba_gai sub sistem kota Trowulan atau komponen kota Trowulan yang memiliki fungsi tersendiri. Pengamatan secara konjungtif pada bagian-bagian bangunan candi Tikus dengan penekanan terhadap aspek formalnya, diusahakan untuk dapat menghimpun gambaran tentang fungsi candi tersebut. Penjabaran dan perbandingan antara aspek-aspek teknologi dan arsitektur candi Tikus dengan candi-candi lainnya di Trowulan informasi mengenai perkiraan usia candi. Berdasarkan pengamatan terungkap bahwa tujuan penampilan susunan dan struktur bangunan candi Tikus ditekankan pada makna dan kegunaan air pada masyarakatnya. Dengan melihat bahwa unsur-unsur sakral tetap ditampilkan, maka dapat disimpu lkan bahwa candi Tikus merupakan bangunan suci bercorak petirtaan. Tinjauan teknologi arsitektur candi menampakkan adanya 2 tahap pendirian dan modifikasi pada bangunan. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa modifikasi terjadi antara abad XIV dan abad XV. Pendirian bangunan tahap I tentu sebelum kurun waktu tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Wahyuni
"Telah dilakukan penelitian mengenai variasi genetik Megalocytivirus pada kerapu tikus [Cromileptes altivelis, Valenciennes (1828)] sebagai salah satu metoda identifikasi selama bulan November 2013 - Oktober 2014. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi keberadaan Megalocytivirus pada kerapu tikus (Cromileptes altivelis), menganalisis variasi genetik Megalocityvirus dan memperoleh metode identifikasi Megalocytivirus dengan menggunakan sekuens. Sebanyak 180 ekor ikan kerapu tikus (C.altivelis) yang diduga terinfeksi Megalocytivirus dikoleksi dari enam propinsi di Indonesia; Medan (Sumatera utara), Lampung, Batam (Kepulauan Riau), DKI Jakarta, Jepara ( Jawa Tengah) dan Bali. Jaringan limpa ikan kerapu tikus (C. altivelis) digunakan untuk pemeriksaan PCR, dan dilanjutkan sekuensing DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kerapu tikus (C. altivelis) yang berasal dari enam lokasi budidaya laut terinfeksi Megalocytivirus genotype I yaitu infectious spleen and kidney necrosis virus (ISKNV). Restriction enzyme HaeII, HapII dan Ndell dapat digunakan untuk identifikasi Megalocytivirus, genotipe 1.

Humpback Grouper (Cromileptes altivelis) were collected during the month of November 2013 - October 2014. A total of 180 Humpback Grouper (C.altivelis) are suspected of being infected Megalocytivirus collected from six locations of marine aquaculture in Indonesia; Medan (North Sumatra), Lampung, Batam (Riau Islands), Jakarta, Jepara (Central Java) and Bali. Spleen tissue of Humpback Grouper (C. altivelis) used for PCR, and DNA sequencing. The results showed that the Humpback Grouper (C. altivelis) derived from multiple locations of marine aquaculture in Indonesia haven been infected by Megalocytivirus, infectious spleen and kidney necrosis virus (ISKNV) genotype I. Restriction enzyme; HaeII, HapII and Ndell can be used for identification Megalocytivirus, ISKNV genotype 1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
726.1 SRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The aims of this research are to know blood glucose level of rats rattus norvegicus L. glucose loaded with tratment of breadnut leaf extract and GABA also GABA level in leaf of breadnut....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abu Soleh
"Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium glutamat yang merupakan asam amino nonessensial yang dapat bersifat eksitotoksik. Terdapat dugaan bahwa glutamat berpotensi menyebabkan peningkatan stres oksidatif di hati dengan mekanisme yang sama dengan eksitotoksisitas karena reseptor glutamat juga ditemukan di hati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MSG terhadap peningkatan stres oksidatif pada hati tikus (Rattus norvegicus) jantan. Parameter yang diukur adalah kadar MDA, GSH, dan aktivitas spesifik katalase sebagai penanda adanya stres oksidatif. Sebanyak 27 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi dalam 3 kelompok: kelompok kontrol (diberi akuades), kelompok P1A (diberi MSG 4g/KgBB), dan kelompok P2A (diberi MSG 6g/KgBB). Perlakuan diberikan melalui sonde selama 30 hari. Pengambilan sampel hati dilakukan pada hari ke-31.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kadar MDA pada kelompok perlakuan yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol, p≤0,05, tetapi pada kadar GSH terjadi penurunan yang tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol, (p≥0,05). Aktivitas spesifik katalase, juga terjadi penurunan yang tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol, p≥0,05.
Penelitian ini menunjukan bahwa pemberian MSG dengan dosis 4g/KgBB dan 6g/KgBB selama 30 hari menyebabkan terjadinya peningkatan stres oksidatif pada hati tikus (Rattus norvegicus) jantan yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar MDA.

Monosodium glutamate (MSG) is the sodium salt of glutamate which is a nonessential amino acid that may cause exicytotoxicity. There are allegations that glutamate could potentially increase an oxidative stress in the rat's liver by the same mechanism with exicytotoxicity because of glutamate receptors are also found in the liver.
This study aims to determine the effect of MSG on oxidative stress in the rat's liver. The level of MDA and GSH were measured as the marker of oxidative stress, and also specific activity of catalase. 27 albino rat's (Rattus norvegicus) were divided into 3 groups: control group (distilled water), and 2 treatment groups, P1A (treated with MSG 4g / KgBW), and P2A (treated with MSG 6g / KgBW). The treatment was carried out for 30 days. On day 31 the liver were collected after euthanasia of the rats.
The results showed there were increased levels of MDA in the treatment groups compare to control significantly, p≤0,05, but the decreased of GSH levels were not significantly different than the control group, (p≥0,05). The specific activity of catalase, also a decreasing but not significantly different compared to control group, p≥0,05.
This study showed that the administration of MSG with a dose of 4g / KgBW and 6g / KgBW for 30 days led to an increased in oxidative stress on the liver of rats (Rattus norvegicus) which is indicated by elevated levels of MDA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Fajar Trianto
"Latar Belakang : Monosodium glutamat (MSG) mengandung glutamat yang apabila terakumulasi akan mengakibatkan kerusakan berbagai sel dan organ, salah satunya adalah sel Leydig. Sel Leydig memiliki kemampuan regenerasi setelah
mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan regenerasi sel Leydig tikus dewasa yang rusak akibat pajanan MSG.
Metode : Penelitian ini menggunakan 27 ekor tikus putih jantan strain Sprague Dawley usia 10-12 minggu yang dibagi menjadi 9 kelompok. Kelompok kontrol (K) diberikan aquadest 1,5 ml, kelompok PI diberikan MSG 4g/kgBB, dan kelompok PII diberikan MSG 6g/kgBB. Perlakuan diberikan secara oral selama 30 hari. Dari masing-masing perlakuan akan dibagi menjadi kelompok yang
dimatikan 1 hari, 14 hari, dan 28 hari pasca perlakuan terakhir dihentikan. Testis kanan dan hipofisis dibuat sajian histologi menggunakan pewarnaan HE dan PAS. Parameter yang diamati adalah jumlah sel Leydig, sel berinti lonjong intersisial tubulus seminiferus, dan sel basofil adenohipofisis.
Hasil : Peningkatan dosis MSG menyebabkan penurunan jumlah sel Leydig, serta peningkatan jumlah sel berinti lonjong intersisial tubulus seminiferus yang diduga merupakan sel progenitor Leydig. Pajanan MSG juga menyebabkan
penurunan jumlah sel basofil adenohipofisis. Setelah pajanan MSG dihentikan selama 14 hari dan 28 hari, tejadi peningkatan jumlah sel Leydig, penurunan jumlah sel berinti lonjong, dan peningkatan jumlah sel basofil.
Kesimpulan : Sel leydig memiliki kemampuan regenerasi yang berlangsung antara 14 hingga 28 hari setelah penghentian pajanan MSG.

Background : Monosodium glutamate (MSG) contains glutamate which if accumulated will result in damage to various cells and organs, one of which in the Leydig cells. Leydig cells had the ability to regenerate after damage. This study aims to investigate the Leydig cells regeneration of adult male rats after cessation
of MSG exposure. Methods: This study was performed on twenty-seven Sprague Dawley male rats (10-12 weeks old). They were divided into 9 groups. Control group (K) was given aquadest 1,5ml/day and two treated groups (PI and PII ) were given MSG 4g/kgBB and 6 g/kgBB. Treatment was given orally during 30 days. Each group
was then divided into three groups that were sacrificed 1 day, 14 days and 28 days after the last treatment. Histological preparations of the right testes and pituitary was studied using HE and PAS staining, respectively. The number of Leydig and oval nucleated cells of the seminiferous tubules interstitial as well as basophil cells of adenohypophysis were observed.
Result : Monosodium glutamate exposure caused a dose-dependent decrease in the number of Leydig cells and an increase in the number of oval nucleated cells. It was suggested that the oval nucleated cells were leydig progenitor cells.
Monosodium glutamate exposure also caused a decrease in the number of basophil cells of adenohypophysis. After cessation of MSG for 14 and 28 day, there was an increase in the number of Leydig cells, a decrease in the number of
oval nucleated cells and an increase the number of basophil cells.
Conclusion : Leydig cells had the ability to regenerate and the regeneration took place between 14 and 28 days after cessation of MSG exposure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>