Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santarelli, Firginio
"Pada saat ini perkembangan telekomunikasi mengarah kepada konsep NGN, dimana semua proses pemanggilan akan berbasis IP. Oleh karenanya layanan yang sudah ada berbasis sirkuit switch akan diintegrasikan dengan layanan berbasis paket switch. Solusi untuk menggabungkan dua platform yang berbeda ini adalah dengan menggunakan Electronic Number Mapping atau ENUM.
Sampai dengan saat ini ENUM masih dalam tahap pengembangan, maka akan timbul beberapa kendala pada saat akan diimplementasikan di Indonesia. Beberapa kendala yang mungkin timbul adalah belum adanya peraturan baku mengenai penyelenggraan ENUM, penentuan waktu untuk uji coba, pemilihan model arsitektur Tier2 yang tepat, format dan alokasi nomor untuk free-phone services, financial dan system security. Tesis ini disusun untuk rnencari solusi atau usulan dalam mengatasi kendala yang terjadi dengan cara melakukan konsultasi, studi literature dan melakukan benchmarking.
Dari hasil analisis didapat beberapa solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi, diantaranya adalah usulan mengenai pembuatan peraturan ENUM, model Tier2 yang tepat, untuk free Phone number services diperlukan dua server tambahan DNS-based, menggunakan prinsip self-financing untuk masalah financial, dan solusi teknis untuk kendala system security.
Formulasi strategi yang ditawarkan adalah mengenai pembuatan regulasi ENUM, proses autentikasi dan regislrasi untuk pelanggan ENUM yang tepat dan beberapa pengaturan teknis mengenai ENUM.

Nowadays, the development of technology is direct to the NGN concept, where the calling process will be based on IP. Therefore, the existence services which base on circuit switch will integrate with packet switch. The solution to consolidate those different platforms is Electronic Number Mapping or ENUM.
At the present time ENUM is still in the development phase, accordingly some problems will appear when EN UM is implementing in Indonesia. The problems are: there is no standard policy regarding the ENUM implementation, determine the right time to conduct testing, how to select tiers architecture model appropriately, format and number allocation for free-phone services, financial and system security. The aim of this thesis is to find out the solution in order to mitigate the problems through consultation, literature study and benchmarking.
From the analysis results some solutions to minimize the problems, which are: suggestions concerning the creation of ENUM policy, the appropriate Tiers2 model, use two additional servers based on DNS for free phone numbers, the use self-financing principle, and use technique solution regarding the system security problem.
The proposed strategic formulation are regarding to ENUM regulation, authentification process and proper registration of ENUM subscriber and also ENUM techniques policies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Fortunata
"Kebutuhan akses Internet terus meningkat terutama dari kalangan pelaku bisnis untuk memperlancar aktifitas bisnis sehari-hari. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan akan tersedianya layanan akses Internet berkecepatan tinggi (broadband Internet) dengan biaya yang murah di gedung-gedung bertingkat (tenants) di Jakarta.
Banyak pilihan teknologi akses broadband Internet yang tersedia, tetapi untuk membangun infrastruktur baru membutuhkan biaya yang mahal serta waktu yang lama. Sehingga berdampak pada besarnya biaya Iangganan yang harus dikeluarkan pelanggan (tenants). Saat ini untuk koneksi ke broadband Internet membutuhkan biaya yang mahal.
Home Phoneline Networking Alliance (HPNA) dan Power Line Communication (PLC) dapat dijadikan alternatif solusi memenuhi kebutuhan pelanggan di gedung-gedung bertingkat untuk akses broadband Internet dengan biaya yang murah instalasinya serta mempunyai kecepatan transmisi yang tinggi (saat ini hingga 10 Mbps). Kedua teknologi ini menggunakan kabel eksisting, sehingga tidak perlu tambahan biaya untuk pemasangan kabel baru. HPNA menggunakan kabel telepon eksisting, sedangkan PLC menggunakan kabel listrik eksisting.
Untuk menentukan teknologi mana yang Iayak diimplementasikan, dilakukan kajian teknis, ekonomis dan bisnis dari data yang ada serta literatur pendukung dan hasil diskusi dengan pihak yang menangani uji coba teknologi ini.
Hasil studi perbandingan menunjukkan teknologi HPNA lebih handal serta mempunyai nilai kelayakan investasi yang lebih baik dibandingkan dengan PLC. Lagi pula triwulan pertama tahun depan akan dipasarkan HPNA generasi berikut (HPNA 3.0) yang mampu mentransmisikan data hingga 100 Mbps.

Requirement access Internet increasing especially from circle of business perpetrator for everyday. This matter seen from to the number of request will be made available the service access High-Speed Internet broadband Internet) with cheap expense in high rise building (tenants) especially in Jakarta.
A lot of technological choice access available broadband Internet, but to build new infrastructure require costly expense and also the time old ones. So that affect at level of expense subscribe which must be released by subscriber (tenants). In this time for connect to broadband Internet require costly expense.
Home Phone line Networking Alliance (HPNA) and Power Line Communication (PLC) can be made by a solution alternative fulfill subscriber requirement in high rise building to access broadband Internet with cheap expense, easy to installation and also have high transmission speed (in this time until 10 Mbps). Both of this technology uses cable existing, so that the expense addition needn't for the new cable 'installation. HPNA use cable phone existing, while PLC use power cable existing.
To determine competent technology of implementation, done by a technical study, economic and business from existing data and also the supporter literature and result of discussion with party which handle this technological test-drive.
Result of comparison study show more technology HPNA rely on and also have value of compared to by better investment eligibility of PLC. Moreover quarterly first of next year will be marketed by HPNA Generation of following ( HPNA 3.0) data transmission capable to reach 100 Mbps.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fauzan Edy Purnomo
"Analisis penerapan IMT-2000/UMTS dipilah menjadi 2 bagian: (i) analisis Iingkungan internal G-3 dan (ii) analisis lingkungan eksternal G-3, yang mencakup aspek teknis, bisnis dan regulasi dengan menggunakan metoda analisa SWOT.
Hasil analisis menyatakan bahwa pertama, penggelaran operator G-3 akan lebih balk peluang berhasilnya jika berasal dari penggabungan antara pendatang lama (operator G-2) dengan pendatang baru (newcomer). Kedua, strategi riset marketing yang terarah dan terpadu dalam menyelenggarakan layanan G-3 sangat penting dilakukan, untuk menjaga kelangsungan berbisnis operator G-3 dan menumbuhkan minat masyarakat pengguna jasa telekomunikasi terhadap layanan jasa G-3 tersebut.
Indonesia diperkirakan akan siap terjun secara komersial penuh dalam menyelenggarakan layanan IMT-2000/UMTS (wireless G-3), sekitar tahun 2010.

The implementation analysis of IMT-20001UMTS is divided into 2 parts: (i) internal analysis 3G environment and (ii) external analysis 3G environment, that cover technical, business and regulation aspects by using SWOT method analysis.
The result of analysis is first, implementation of 3G operator will yield better opportunities if it comes from synergy between existing players (2G Operator) and newcomers. Second, marketing research that is focused and integrated in implementing 3G service in order to sustain the business of 3G operators and to develop the interest of telecommunication users in using 3G service.
Indonesia is estimated to be ready for the implementation of IMT-2000/UMTS (wireless 3G) service in full commercial basis, by the year 2010.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayub Khalid
"Pelanggan atau pemakai Internet sebagai media komunikasi dan transaksi di Indonesia masih rendah sekali jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasific. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan telekomunikasi Indonesia yang masih memprihatinkan, misalnya kurangnya infrastruktur di bidang telekomunikasi, kurangnya kerangka regulasi untuk dunia maya, kurang memadainya sistem keamanan di Internet dan rendahnya tingkat sosial budaya masyarakat akan penggunaan Internet.
Untuk meningkatkan kemajuan pemakaian Internet sebagai media komunikasi dan transaksi perlu strategi yang tepat dalam rangka pengembangan lingkungan telekomunikasi Indonesia. Dimana alat bantu yang digunakan untuk menentukan strategi tersebut adalah berupa matrik EFAS/IFAS dan SWOT Analysis serta metric grand strategic.
Startegi yang seharusnya diterapkan untuk kemajuan pemakain Internet sebagai media komunikasi dan transaksi adalah meningkatkan sosial budaya masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas Internet di tempat umum (perpustakaan sekolah, mesjid, gereja, dll) dan meningkatkan keyakinan masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menggunakan sistem security yang memadai (bisa menjamin kerahasiaan, keotentikan dan keabsahan pesan pihak yang melakukan komunikasi dan transaksi misalnya dengan menggunakan tanda tangan digital). Selain itu strategi yang lain adalah membuat badan regulator yang independen untuk menjamin perlakuan yang tidak fair terhadap operator-operator swasta dan ISP-ISP yang ada.

Subscribers or users of Internet as media communication and e-transaction are currently still much lower than other countries within Asia-Pacific region. They are due to lack of telecommunication infrastructure, lack of frame regulation, lack of secure system for Internet and lack of socio-culture of community to use the Internet.
It is imperative that the strategy is designed to enhance users/subscribers of Internet. The exact strategy is determined by metric EFAS/IFAS, SWOT Analysis and Metric Grand Strategy.
There are some strategies to increase subscribers/users of Internet for communication and e-transaction. The first strategy is to develop socio-culture of Indonesia community using the Internet within preparing Internet facility in the public place (ex: library, mosque, church and etc). The second strategy is to increase community confident using the Internet within implementation of the best secure system for Internet (ex: use digital signature). The last strategic is to build the Independent Regulator Body (IRB) that avoid or protect the private operators and others ISPs from treat or unfair action.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budiariani Dwiwulandari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S27771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muis
"Kemajuan teknologi komunikasi yang pesat dewasa ini mengakibatkan informasi yang harus ditransmisikan semakin besar dengan kecepatan transmisi yang juga semakin tinggi sehingga membutuhkan media transmisi yang mampu menyalurkan informasi (data, suara, gambar) dengan kapasitas besar dan berkecepatan tinggi, serta fleksibel terhadap perubahan teknologi.
Salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memfaatkan kabel serat optik sebagai media transmisi yang salah satu penerapannya adalah menggantikan jaringan terestial untuk aplikasi multimedia. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam SKSO adalah timbulnya dispersi yang secara teknis berpengaruh terhadap kecepatan transmisi dan lebar pita frekuensi serat optik, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan kapasitas sinyal informasi yang ditransmisikan.
Dispersi yang terjadi dalam SKSO diakibatkan oleh beberapa parameter seperti panjang gelombang, jarak transmisi, frekuensi serta profil indeks terutama bila mempergunakan serat dengan aplikasi multimode. Pada tugas akhir ini akan dihitung dan dianalisa dispersi yang diakibatkan oleh parameter tersebut diatas serta pengaruhnya dalam kecepatan transmisi dan lebar pita serat optik, khususnya serat jenis graded indeks dan step indeks multimode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satuhu Nugroho Tjahjadi
"Call center merupakan salah satu jenis layanan baru yang menawarkan kemudahan kepada pengguna jasa telepon di dalam mendapatkan sejumlah informasi maupun melakukan transaksi perdagangan. Adapun informasi yang dapat diberikan meliputi banyak hal antara lain informasi tentang produk tertentu, jasa transportasi, hiburan, pariwisata dan perhotelan, restoran serta dapat juga informasi tentang keluhan pelanggan.
Penelilian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dan memberikan solusi untuk pengembangan layanan call center di Indonesia khususnya yang dioperasikan oleh Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Untuk maksud tersebut sebelum membahas analisa, dijelaskan dahulu mengenai teori yang mendukung pembahasan, baik teori tentang call center sendiri maupun tentang strategi manajemen serta manajemen produksi yang sangat penting untuk menunjang bahasan-bahasan pada bab selanjutnya.
Dari sejumlah data dan informasi yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan beberapa analisa yang meliputi analisa Strength Weakness Opportunity Threath (SWOT), analisa performansi dan sejumlah analisa obyektif lainnya dengan didukung oleh bahan-bahan dari berbagai sumber antara lain internet, majalah telekomunikasi, hasil seminar / presentasi, maupun hasil wawancara dengan para ahli dari Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dari hasil analisa dan pemrosesan sejumlah data dan informasi dapat disimpulkan bahwa pengembangan layanan call center di Indonesia harus dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media massa, meyakinkan perusahaan calon pengguna layanan call center akan manfaat yang dapat diperoleh, memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk mengakses nomor layanan call center, mengkaji pengintegrasian call center dengan internet, dan menggalang kerja sama dengan operator layanan call center lainnya baik di dalam maupun luar negeri.

Call center is a kind of new service that offer some eases to the telephony customers in order to get several information or doing business transaction. The information that can be given covered information about certain product, transportation, tour and travel, restaurant, info-banking, entertainment, retail business, and customer services etc.
The objective of this research is to find the problem and give the solution for call center service development in Indonesia especially that be operated by Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk To reach that goals, before discussing analysis, first be explain about theory that giving contribution to the discussion, that consist of the call center theory it self management strategy theory, and management production theory that very important to support discussion in the next chapters.
From several information that has been collected, then be continued with doing analysis such Strength Weakness Opportunity and Threat (SWOT) analysis, performance analysis, and another objectives analysis that support with some information from internet, telecommunication magazine, seminar papers, presentation, and interview outcomes with some expert .from PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
From data processing and information analysis their can be conclude that call center service development in Indonesia can be done with introducing to the public by using mass media, convince the company that will be call center user about benefit that will be reach, giving the customer ease to access call center service number, preparing call center integration with internet, and making cooperation with another national and international call center service operator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seiring dengan diterapkannya standarisasi teknologi digital pada jaringan sistem pertelekomunikasian di Indonesia, permintaan sambungan telepon baru akan lebih mudah dan cepat untuk direalisasikan, kualitas jaringan serta keanekaragaman fasilitas atau jasa layanan baru dapat lebih mudah untuk dikembangkan dan ditingkatkan, jika dibandingkan dengan sistem penyambungan analog. Banyak jenis jasa layanan yang telah direalisasikan atau disediakan oleh penyelenggara telekomunikasi, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat pengguna. Salah satunya adalah jenis layanan yang cukup vital bagi kebanyakan masyarakat, yaitu jasa fayanan panggilan darurat (emergency call). Jasa layanan ini berfungsi untuk menerima informasi dari masyarakat yang sangat membutuhkan pertolongan dalam waktu relatif singkat, kapan dan dimana saja. Pada kenyataannya, saat ini jasa layanan panggilan darurat kurang dapat memenuhi tuntutan masyarakat pengguna, hal ini dikarenakan masih adanya kendala faktor teknis dan non teknis yang kurang mendukung bagi tercapainya suatu layanan panggilan darurat yang dapat diandalkan. Dalam makalah ini penulis mencoba untuk melakukan pengkajian dengan melihat kemungkinan untuk meminimalkan kekurangan yang ada pada layanan panggilan darurat saat ini, sehingga diharapkan akan tercapai suatu layanan panggilan darurat yang berkualitas."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Hasminta S. Maha
"Dengan adanya UU no.36/'99 dan WTO, Indonesia harus menghadapi liberalisasi telekomunikasi dimana akibatnya akan meningkatkan suasana kompetisi antara banyak penyelenggara. Salah satu alternatif terbaik untuk meningkatkan kualitas kompetisi adalah dengan menggunakan bersama Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT), sebagai dampak dari penguraian jaringan lokal. Penguraian jaringan lokal membuat penyelenggara baru menggunakan bersama JARLOKAT milik penyelenggara lama untuk menyalurkan layanan jasa telekomunikasinya ke pelanggan. Negara pertama yang mengadopsi alternatif ini adalah Amerika Serikat, dan sekarang telah berkembang di negara-negara Eropa.
Dalam tesis ini, sistem teknologi x-DSL yang dipakai dalam penggunaan bersama JARLOKAT adalah ADSL dan DSL Lite. Kedua jenis teknologi ini memungkinkan satu kabel tembaga ke pelanggan dapat disalurkan layanan data dan telepon.
Tesis ini menyediakan wacana tentang penerapan penggunaan bersama JARLOKAT di Indonesia, dimana akan merubah penyelenggaraan telekomukasi. Penerapannya sendiri disesuaikan dengan infrastruktur JARLOKAT yang dimiliki oleh PT. TELKOM. Hasil penelitian tesis menunjukkan bahwa penggunaan bersama JARLOKAT dibagi menjadi dua model. Model pertama memakai wilayah lokal dengan banyak sentral, dan model yang kedua memakai wilayah lokal dengan sentral tunggal.

With the introduction of Telecommunication Act no. 36/'99 and the World Trade Organization (WTO) Agreement, Indonesia has to face telecommunication liberalization, which ultimately will improve competition environment for multi operators. One of the best alternatives for enhancing the quality of competition is the sharing of copper local loop access network as the impact of Unbundling Local Loop (ULL). ULL will facilitate new entrants to use the incumbent's local loop for delivering their telecommunication services. The USA is the first country to apply ULL, and presently many European countries adopt ULL.
In this thesis, the x-DSL technology systems for the sharing of copper local loop access network are ADSL and DSL Lite. Both systems enable a copper local loop to deliver simultaneously data services and Public Old Telephone Service (POTS).
This thesis provides a discourse about the application of the sharing of copper local loop access network in Indonesia, which will change in the provisioning of telecommunication services. Its application is adapted to the copper local loop access network infrastructures owned by PT. TELKOM. The result of the research in this thesis shows that the sharing of copper local loop access network is divided into two models. The first model is based on Multi Exchange Area, and the second is based on Single Exchange Area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T4211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>