Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billy Sarwono
"Penelitian ini menggambarkan bahwa resistensi perempuan kelas menengah di Jabotabek terhadap terhadap patriarkisme, masih lemah. Hal itu terlihat dari bagaimana kaum perempuan tersebut memberi makna hal-hal yang terkait dengan kondisi internal dan identitas perempuan Indonesia yang berkecimpung dalam dunia politik melalui pemberitaan di media massa.
Penelitian yang menggunakan paradigma kritis dan perspektif feminis ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memahami bagaimana ibu rumah tangga kelas menengah di Jabotabek memberikan pemaknaan terhadap karir politik Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia dan untuk mengetahui tipe-tipe ibu rumah tangga kelas menengah yang mempunyai pernaknaan dominan, negosiasi, ataupun oposisi. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan ibu rumah tangga yang berasal dari kelas menengah di wilayah Jabotabek. Data sekunder diperoleh melalui analisis wacana Van Dijk terhadap surat kabar (Harian Kompas) tentang perjalanan politik Megawati Soekamoputri.
Dengan menggunakan kerangka pemikiran dari kajian budaya (cultural studies), terutama pemikiran dari Stuart Hall mengenai encoding dan decoding (McCullagh, 2002)., penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan sumbangan teoritis pada bidang kajian media dan gender di Indonesia. Hal itu disebabkan, selama ini kajian media dan gender yang melihat dari aspek resepsi khalayak media berjenis kelamin perempuan relatif masih belum banyak dilakukan.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini, karena masih adanya pandangan yang kuat di masyarakat yang menempatkan kaum perempuan hanya untuk mengurusi suami, anak-anak, memasak, dan aktivitas lain yang berada di lingkungan keluarga. Aktivitas perempuan di luar lingkungan keluarga tersebut, misalnya di lingkungan dunia politik, untuk kondisi negara berkembang semacam Indonesia ini adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dibayangkan. Domain politik adalah wilayah laki-laki. Tabu bagi perempuan untuk memasuki domain. Seandainya kaum perempuan berada di dunia politik, maka keberadaan mereka lebih banyak dilihat dari aspek penampilan dan keluarga mereka saja. Keterkaitan politikus perempuan dengan berbagai isu aktual kurang mendapat perhatian serius dari media massa. Bahkan, untuk bisa terlibat secara intens dalam domain politik itu, politisi perempuan harus menstransformasikan dirinya merrjadi ?maskulin? sebagaimana politisi laki-laki.
Sementara itu, kaum perempuan itu sendiri dalam posisinya sebagai khalayak media, digambarkan lebih banyak menikmati isi media yang bersifat hiburan saja. Segala informasi yang terkait dengan persoalan konkrit semacam politik, jauh dari eksposure terhadap mereka. Dalam berbagai kajian resepsi ditunjukkan bagaimana dunia perempuan lebih banyak terkait dengan tokoh-tokoh imajinatif belaka dibanding dengan tokoh-tokoh yang konkrit (McRobbie, 1991; Jones dan Jones, 1995; dan Radway, 1995). Menjadi menarik kemudian untuk melihat bagaimana kaum perempuan memberikan makna terhadap tokoh-tokoh perempuan kongkrit dalam posisi mereka sebagai politikus melalui berbagai pemberitaan media massa yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan adanya resistensi pemaknaan perempuan terhadap hal-hal yang terkait dengan kondisi eksternal Megawati dalam posisinya sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya negotiated reading dan critique of silence yang ditunjukkan oleh informan yang ada. Artinya, terhadap berbagai informasi di media massa yang terkait dengan posisi Megawati sebagai presiden, pandangan informan tidak harus setuju sebagaimana ditunjukkan oleh media massa. Hal itu terlihat pada sikap mereka terhadap tanggung jawab Megawati dalam urusan rumah tangganya.
Resistensi itu juga muncul dalam melihat aspek internal Megawati yang terkait dengan intelektualitas dan emosionalitasnya. Meskipun, mayoritas informan setuju dengan apa yang disampaikan oleh media massa mengenai intelektualitas dan emosionalitas Megawati, akan tetapi ada juga informan yang mempunyai pandangan sama sekali berbeda dengan apa yang muncul di media massa. Artinya, tidak semua perempuan setuju dengan apa yang disampaikan oleh media massa terkait dengan persoalan kemampuan intelektual dan tingkat emosionalitas Megawati sebagai politikus, wakil presiden, maupun presiden.
Tidak adanya resistensi terhadap identitas Megawati sebagai seorang perempuan yang berhasil menjadi politikus menunjukkan bagaimana kekuatan media sebagai instrumen ideologi patriarkisme mempengaruhi pandangan keseluruhan informan. Semua informan sepaham dengan media dalam menghilangkan eksistensi Megawati sebagai seorang perempuan yang berhasil di sektor publik, khususnya domain politik. Mereka sepaham dengan media, bahwa keberhasilan Megawati dalam karir politiknya bukanlah disebabkan oleh kemampuan dirinya sebagai seorang politikus, akan tetapi dikarenakan ia adalah anak Soekarno."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
D579
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
"Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana ibu rumah tangga kelas menegah di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi) memberikan pemaknaan terhdap karir politik Megawati Soekarnoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia dan untuk mengetahui tipe-tipe ibu rumah tangga kelas menengah yang mempunyai pemaknaan dominan, negosiasi ataupun oposisi.Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan perpektif feminis dan kerangka kaian budaya (cultural studies) terutama pemikiran Stuart Hall mengenai encoding dan decoding. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (indept interview) dengan informan ibu rumah tangga yang berasal dari kelas menengah di wilayah Jabotabek. Penentuan karakteristik informan mengikuti kriteria Spradley (1997: 6), sedangkan pemiihannya mengikuti prosedur non random (Jansen 2002: 238-239). Kuyalitas penelitian ditentukan berdasarkan kriteria Creswell (Poerwandari 2001: 102-106). Pengorganisasian data menggunakan analytical framework approach (Patton 2002: 431-534) dan analisis data dilakukan melalui thematic coding (Jencen 2002: 251). Data sekunder diperoleh melalui analisis wcana media van Dijk yang menjelaskan produksi teks oleh individu atau kelompok pembuat teks. Penelitian ini menemukan bahwa resistensi perempuan kelas menengah di Jabotabek terhadap ideologi gender dominan, yaitu partiarkisme, masih lemah."
2004
JPIN-III-2-MeiAugust2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
"Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana ibu rumah tangga kelas menengah di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) memberikan pemaknaan terhadap karir politik Megawati Soekamoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia dan untuk mengetahui tipe-tipe ibu rumah tangga kelas menengah gang mempunyai pemaknaan dominan, negosiasi, ataupun oposisi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan perspektif feminis dan kerangka kajian budaya (cultural studies) terutama pemikiran Stuart Hall mengenai encoding dan decoding. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan ibu rumah tangga yang berasal dari kelas menengah di wilayah Jabotabek. Penentuan karakteristik informan mengikuti kriteria Spradley (1997: 6), sedangkan pemilihannya mengikuti prosedur non random (Jensen 2002:238-239). Kualitas penelitian ditentukan berdasarkan kriteria Creswell (Poerwandari 2001: 102-106). Pengorganisasian data menggunakan analytical framework approach (Palton 2002: 431-534) dan analisis data dilakukan melalui thematic coding (Jensen 2002: 251). Data sekunder diperoleh melalui analisis wacana media van Dijk yang menjelaskan produksi teks oleh individu alau kelompok pembuat teks. Penelitian ini menemukan bahwa resistensi perempuan kelas menengah di Jabotabek terhadap ideologi gender dominan. yaitu patriarkisme, masih lemah."
2004
TJPI-III-2-MeiAugust2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Surti Ariani
"Bam-baru ini Shafk dkk. (1997) meneliti tenlang konsep money illusion (Nil). MI adalah '9/ iendenc) to think in terms of nominal rather than real monetar) values (Shafir dkk., 1997), Penelilian Icniang konsep ini di Indone.sia pcrnali dilaksanakan oleh Susianto (1998a). Kcdua peneliiian tersebut membuktikan hasil yang berbeda, Menurut Sbalir dkk. (1997), proj)orsi parlisipan yang mengalaini MI pada kasus dengan kerangka permasalahan nominal akan lebili besar daripada proporsi parlisipan yang mengalami MI pada kasus dengan kerangka permasalahan riil. Shafu- dkk. (1997) meneliti k'H pada aspek penghasilan, transaksi, kontrak, investasi, akuntansi menial, dan keadilan. Sebaliknya menurul Susianto (1998a), proporsi pailisipan yang mengalami MI pada kedua tipe kasus tersebut tidak akan berbeda secara signifikan. Penelitian Susianto hanya pada aspek MI pengliasilan. Adanya perbedaan hasil penelilian ini sebaiknya ditelili lagi, unluk mengetahui mana yang berlaku di Indonesia.
Penelilian Shafn dkk. (1997) dan Susianto (lOpSa) inenggunakan kasus dengan tingkal inllasi rendah. Padahal di Indonesia, selama tahun 1998. mengalami inflasi tuiggi. .Akibatnya, hasil kedua penelitian tersebut munglon tidak dapat dilerapkan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini akan memodifikasi penelitian Shafir dkk. (1997) dan Susianto (1998a) dengan tmgkat inflasi yang berlaku di Indone.sia, menurut BPS ("Rcin", 1998).
Penelitian ini menggunakan melode kuesioner, memakai vignette, yaitu kasus yang dilanyakan kcpada partisi])an penelilian. Hasilnya adalah proporsi pailisipan yang mengalami MI pada masing-masing aspek, yang kemudian dianalisa dengan teknik analisa data Chi Square. Ternyata dari 11 hipotesa yang didirikan, lianya 3 hipotesa yang uiiciima. Hal uji menuniukkan bahwa temyata kerangka kasus tidak beipengaruh pada pengalaman b'fl. Selain itu, temyata tingkat inflasi juga tidak beipengaruh secara signifikan pada pengalaman MI.
Saran-saran yang dibeiikan akan mencakup saran-saran unluk penelitian selanjulnva. Selain itu juga akan dibeiikan beberapa saran praklis unluk membual masvarakat terhindar dari pengalaman Ml."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Purnama Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana remaja perempuan kelas menengah di Jakarta memberikan pemaknaan terhadap K-pop.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, reception studies, Encoding-DecodingStuart Hall, serta didasarkan pada perkembangan studi pemaknaan dari seeing is believing menjadi believing is seeing, dalam arti khalayak memaknai sesuatu bukan diawali dari program yang dilihatnya tetapi diawali dengan konteks sosial atau karakter sosial yang sudah ada sebelumnya pada diri mereka.
Hasil penelitian menemukan pemaknaan remaja perempuan kelas menengah terhadap K-pop terkait dengan persepsi awal yang dilatarbelakangi konteks budaya dan peer group. Pemaknaan cenderung dominan ketika persepsi awal sejalan dengannilai dan gaya hidupdalam K-pop. Pemaknaan negosiasi terbentuk ketika faktor ekternal yang melatarbelakangi persepsi awal lebih berperan dibandingkan media.
The aim of this research is to understand the reception of Jakarta middle class teenage girls in K-pop phenomenon.
This research used constructivism paradigm, qualitative approach, reception studies, Stuart Hall's Encoding-Decoding model, and the changing view in reception studies fromseeing is believing to believing is seeing, which means the reading process does not start from the programviewing but from the social context or social characters that audiences have hadbefore they watch the program.
The findings show the reception of Jakarta middle class teenage girls in K-pop phenomenon is mostly influenced by their previous perception formed by theirculturalandpeer groupcontext. Dominant reading occurs when theirpreviousperceptionsuits thevaluesand lifestylesin K-pop. Meanwhile, in negotiated reading the external factors that formed previous perception are more influental than the media itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dea Kartika Yazid Putri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8264
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This article aims to discuss various phase of po/icy formulation during President Megawati Soekarnoputri era for fighting against corruption in Indonesia. The research uses qualitative approach and shows that policy formulation on criminal matters in President Megawati Soekamoputri?s administration consisted of legislation and law made as seem sufficient and appropriate. The research suggests that production of legislation have to be implemented as soon as possible to measure up output and outcome of it."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>