Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Laelasari Yuningsih
"Studi ini dilakukan bertolak dari suatu anggapan bahwa masyarakat termasuk perempuan direpresentasikan dengan menggunakan perspektif patriarkal. Selain itu, untuk menjawab persoalan representasi perempuan yang dilukiskan dalam trilogi karya Y. B. Mangunwijaya, apakah cenderung mengukuhkan, mereinterpretasi, atau bersifat ambivalen terhadap ideologi yang berlaku dalam masyarakat Indonesia pada masa '80-an?
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reading as a woman ("membaca sebagai perempuan"). Pendekatan ini dipilih untuk membongkar prasangka dan ideologi patriarkal yang sampai sekarang diasumsikan masih mendorninasi penulisan dan pembacaan karya sastra. Selain itu, sosiologi sastra (berperspektif perempuan)' pun digunakan untuk memberi makna terhadap karya sastra, Suatu karya sastra, tentunya tidak bertolak dari kekosongan budaya. Pandangan, sikap, serta nilai yang tertuang dalam karya sastra pada dasarnya ditimba dari tata kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi perempuan yang ditampilkan dalam teks novel Roro Mendut (RM), Genduk Duku (GD), dan Lusi Lindri (LL) mereinterpretasi ideologi jender yang dianut oleh masyarakat Indonesia pada masa '80-an, yang telah merepresentasikan perempuan sebagai yang lain (other). Sementara itu, perempuan dalam ketiga teks novel itu ditampilkan sebagai subjek (self), yang marnpu mengenal dirinya, ikut menamakan, dan menemukan dunia untuk menentukan dirinya sendiri dalam dunianya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimba Tiani Noor Hidayah
"Penelitian ini mengkaji aspek ketubuhan dalam proses menjadi perempuan dalam tiga cerpen dari kumpulan cerpen Manifesto Flora karya Cyntha Hariadi. Penelitian ini bertujuan menjelaskan gambaran perempuan yang mengalami represi dalam mengekspresikan tubuhnya di masyarakat secara mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Pendekatan tersebut digunakan untuk mendeskripsikan cara kerja patriarki sebagai alat yang mendikte baik buruknya perempuan atas tubuhnya pada tokoh perempuan dalam ketiga cerpen. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk ketubuhan patriarkis yang berkaitan dengan mitos kecantikan, objektifikasi tubuh perempuan, dan fungsi reproduksi yang terdapat dalam kehidupan perempuan. Selain itu, ditunjukkan adanya dominasi patriarki dalam proses menjadi perempuan yang dialami oleh ketiga tokoh dalam cerpen serta perlu adanya rekonstruksi terhadap aspek ketubuhan perempuan yang feminis agar dapat mendukung proses menjadi perempuan tanpa dominasi maupun represi dari masyarakat patriarki.

This research examines the embodiment aspects in the process of becoming a woman in three short stories from Manifesto Flora by Cyntha Hariadi. This research aims to explain the description of woman who experience repression in expressing their bodies in society independently. The method used in this research is a qualitative method with a feminist literary criticism approach. The approach is used to describe how patriarchy works as a tool that dictates the good and bad of women over their bodies in the female characters in the three short stories. The results of this study show the forms of patriarchal bodies related to beauty myths, objectification of women's bodies, and reproductive functions found in women's lives. In addition, it shows the patriarchal domination in the process of becoming women experienced by the three characters in the short stories and the need for reconstruction of feminist aspects of women's bodies in order to support the process of becoming women without domination or repression from patriarchal society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saksono Prijanto
"Tulisan ini membahas sebuah trilogi Y.B. Mangunwijaya yang terdiri dari tiga novel, yaitu Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri. Trilogi ini melukiskan peristiwa pada masa kejayaan sampai dengan kejatuhan Kerajaan Mataram. Novel Roro Mendut (pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo), novel Genduk Duku (pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo), dan novel Lusi Lindri (pemerintahan Amangkurat I).
Analisis terhadap trilogi ini dimaksudkan untuk menemukan (1) persamaan struktur, (2) perkembangan struktur, dan (3) gagasan yang terkandung dalam trilogi. Karena trilogi merupakan karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya, metode yang dipilih ialah pendekatan semiotik menurut teori Ferdinand de Saussure, yang menganggap bahasa sebagai sistem tanda. Dengan pemilihan metode semiotika dan anggapan bahwa karya sastra memiliki sifat otonom, diterapkan teori sintaksis naratif (Greimas), teori semantik naratif (Todorov), dan teori isotopi (Greimas).
Hasil analisis membuktikan bahwa ketiga novel itu memiliki keutuhan sebagai sebuah trilogi, baik dari unsur sintaksis naratif maupun semantik naratif. Di samping itu, masing-masing novel secara tematis memiliki perkembangan gagasan. Pokok permasalahan novel Roro Mendut bersifat individual (konflik pribadi antara Roro Mendut dan Tumenggung Wiroguno). Pokok permasalahan novel Genduk Duku melukiskan penderitaan Genduk Duku, yang dapat dianggap sebagai metafor kaum kecil yang tidak berdaya). Pokok permasalahan novel Lusi Lindri mencerminkan idealisme Lusi Lindri terhadap situasi dan kondisi sekitarnya.

The following passage is aimed to get know about the three ideology (Trilogy) that is found in the novels of Y.B. Mangunwijaya's. These 3 novels are Roro Mendut, Genduk Duku, and Lusi Lindri. The Trilogy in these 3 novels illustrate the events which occured during the golden era of Mataram until the age of its collapse. The events happened during the goverment of Sultan Agung Hanyokrokusumo are ilustrated in Roro Mendut and Genduk Duku, meanwhile Lusi Lindri ilustrates the events during the government of Amangkurat I.
The study of these 3 novels is meant to analyze (1) its structural similarities its, (2) its development as well as, (3) Trilogy ideas. As Trilogy is a literature uses a language as a media semiotic approach is then used as the method (semiotic approach by Ferdinand de Saussure), in any case, semiotic approach regards a language a sign system. As semiotic method is picked out as the method, and as the literature creations have an otonom character, the theory of narrative syntax (Greimas), the theory narrative semantic (Todorov), and the theory of isotopi (Greimas) are then applied.
The last analyses indicate that these 3 novels have a whole criteria as a Trilogy either in the syntax narrative element or semiotic narrative, besides each novel systematically has developing ideas. Conflict in Roro Mendut has an individual character (conflict between Roro Mendut and Tumenggung Wiroguno) meanwhile, the main point in Genduk Duku describes the pain that Genduk Duku experiances, this is regarded a methapor of little people who is hopeless. The main point in Lusi Lindri is focused on her ideal towards the situations and conditions around.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adanurani
"Jurnal ini merupakan studi filosofis terhadap posisi subjek perempuan dalam sejarah Indonesia melalui teori semiotik Julia Kristeva. Minimnya representasi perempuan dalam sejarah diakibatkan dominasi patriarki dalam ruang simbolik sejarah objektif. Objektivitas sejarah lantas hanyalah subjektivitas yang terselubung dalam relasi kuasa gender. Untuk membuktikan hal tersebut, saya melakukan riset berbasis seni (arts-based research) terhadap video Dunia Wanita, yang mendekonstruksi arsip Gelora Indonesia melalui teknik penyuntingan. Kajian melalui metode semanalysis terhadap simbol-simbol perempuan dalam video tersebut mengungkapkan adanya bias gender dalam perspektif negara sebagai penentu sejarah objektif. Menantang makna objektif tersebut membutuhkan proses intertekstualitas, bahwa makna dalam teks terus-menerus berubah melalui pemaknaan subjek. Subjektivitas perempuan pun menjadi siasat bagi perempuan untuk memahami keberadaan dirinya di tengah arus sejarah, mendorong terjadinya emansipasi terhadap sejarah dan subjek perempuan.

This paper is a philosophical study on the position of the female subject in the Indonesian history through Julia Kristeva’s semiotic theory. The lack of women’s representation in history is related to the domination of patriarchy in the symbolic space of objective history. Therefore, historical objectivity is merely subjectivity, veiled underneath a network of gender power relation. In order to prove this thesis, I attempted an arts-based research towards Dunia Wanita, a video that deconstructed the archives of Gelora Indonesia through montage editing. A semanalysis study towards the symbolization of women in the video reveals a gender bias in the perspective of the state as the determinant of the objective history. In order to challenge the objective meaning, the process of intertextuality must take place; to continuously transform the meaning of the text through the subject’s signifying process. The female subjectivity becomes a strategy for women to identify their existence amidst the historical time, therefore emancipating the history and the female subject itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Fransiscus
"Pengeksplorasian sebuah fakta sejarah menjadi sebuah roman sejarah merupakan sebuah keniscayaan apabila sekat-sekat penulisan sejarah secara jujur dan profesional sudah tertutup. Mengingat hakekat sastra lebih terpusat pada unsur estetiknya maka wajar pulalah sebuah kisah sejarah yang menjadi bahan penulisan roman sejarah penuh dengan bias atau dramatisasi fakta. Bagi seorang yang mencintai dunia kusastraan, dramatisasi kisah sejarah itu bukanlah hal yang harus dicibir. Bagaimanapun seorang penulis roman sejarah yang baik bukanlah sekedar mendramatisasi kisah yang diambilnya. Roman sejarah yang ditulis tidaklah sekedar dicomot begitu saja dari hamparan fakta sejarah yang ada. Dalam kisah sejarah yang diambil oleh Mangunwijaya terdapat sebuah tendesi yang begitu jelas. Fenomena tentang terlihatnya hubungan yang jelas antara fakta masa kini dan masa lalu menjadi landasan bagi Mangunwijaya menetapkan sejarah Mataram II sebagai bahan penulisan romannya. Kekuasaan yang semena-mena, kemunafikan, pengingkaran hak azasi manusia, dan kekejaman yang luar biasa masa lalu ternyata masih berlangsung terus hingga di zaman yang kita klaim sebagai era modern ini. Mangunwijaya mendramatisasi fakta sejarah Mataram II itu dengan fokus cerita pada adanya perlawanan-perlawanan yang sangat radikal dari sosok-sosok yang melambangkan kekurangberdayaan, yaitu kaum wanita. Dengan cerdik dan sinis, Mangunwijaya mengambil contoh perlawanan yang dilakukan para wanita itu dan strata terbawah di masyarakat. Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri merupakan simbol perlawanan itu. Secara sinis Mangunwijaya memperlihatkan pada kita ternyata sikap ksatria itu bukan datang dari masyarakat yang mengakui mewarisi darah biru (para bangsawan). Sikap ksatria ternyata dapat dimiliki oleh siapa saja dan dari golongan masyarakat mama saja selama insan itu menyadari dan berani menyuarakan suara hati nuraninya. Sebab bukankah ada sebuah kalimat filosofis yang berbunyi, Cogito Ergo Sum? Saya berpikir maka saya ada."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviani Sabita
"Skripsi ini berisi analisis ketidak berdayaan tokoh Ninka dalam novel Novel Веселые Похороны/veselye poxorony/Pemakaman Ceria karya Lyudmila Evgen'evna Ulitskaya. Ketidak berdayaan Ninka sebagai seorang perempuan membuat suaminya merasa bertanggung awab. Suami Ninka beranggapan bahwa Ninka tidak dapat hidup tanpa dirinya. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif analitis data diperoleh melalui sumber-sumber literature, kemudian dikaitkan dengan teori Kritik sastra feminis dan feminisme eksistensialis.
Melalui penelitian ini penulis ingin memaparkan bagaimana suami Ninka memandang ketidak berdayaan Ninka di dalam kehidupan yang dijalaninya. Skripsi ini menjelaskan bagaimana Ninka dianggap sebagai perempuan yang lemah dan tidak berdaya sebagai pelengkap di dalam kehidupan Alik.

The focus of this study is the helplessness of Ninka, one of female character in the novel Novel Веселые Похороны/veselye poxorony/The Funeral Party by Lyudmila Evgen’evna Ulitskaya. Ninka’s helplessness made her husband felt that she is in his responsible. Ninka's husband feels that Ninka is just can’t live without him.
The purpose of this study is to analyse that how's Ninka's character from the feminism perspective. The feminism theory that I used is feminism existentialist and from that point of view, we can see if this novel is including in feminist literature or not because of Ninka’s character. This research is analytical descriptive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Sally Florins Karina
"Penelitian ini mencari gambaran perempuan ideal yang ditawarkan kepada tokoh ich sebagai seorang gadis imigran Turki dalam novel Ein schnelles Leben. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori analisis unsur intrinsik dan teori feminis multikultural. Teori feminis ini berfokus pada perjuangan perempuan non-eropa untuk terbebas dari diskriminasi dan stereotipe yang melekat pada dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan konflik dan reaksi tokoh ich terhadap beragam tawaran gambaran perempuan ideal. Gambaran perempuan ideal yang ditemukan dalam analisis antara lain perempuan yang tidak terkekang, berani, penurut, menghormati orangtua.

This bachelor thesis is seeking the images of ideal woman which are offered to ich figure as a Turkish immigrant girl in novel Ein schnelles Leben. The theories used in this thesis are the theories of intrinsic and feminist multiculturalism. This theory focuses on non-European women's struggle to be free from discrimination and stereotypes attached to them. The images of ideal woman founded in the analysis were woman who has freedom, brave, obedient and respect parents. In the analysis there are also conflict between offered images of ideal woman and what ich figure really want to be."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati
"Skripsi ini membahas peran kiai dan jawara Banten yeng terdapat dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Kiai dan jawara merupakan dua entitas yang penting dalam kebudayaan Banten. Peran kiai dan jawara Banten merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas karena keduanya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Banten. Hal tersebut pula yang menjadi benang merah dari novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Untuk menganalisis peran kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau, penulis menggunakan teori sosiologi sastra.
Melalui pendekatan sosiologi sastra, penulis akan membandingkan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan peran jawara dan kiai yang terdapat di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Selain itu penulis juga akan menganalisis bentuk pertentangan yang terjadi antara kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Hasilnya, penulis menemukan adanya kesamaan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan yang ada di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau.

This under graduate thesis discusses the role of kiai and jawara in Banten society based on Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. Kiai and jawara are two important entities in Banten culture. The role of kiai and jawara in Banten society is an interesting topic todiscuss because they are an inseparable part of Bantenese people. It also became the common thread of the Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. To analyze the role of kiai and jawara in Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel, the author uses the theory of literary sociology.
Authors will compare the role of kiai and jawara in the Banten society with kiai and jawara’s role which are present in the novel through approaching of sociology of literature. As the result, the authors found a common role of kiai and jawara in Banten society with existing in the Jawara Angkara di Bumi Karakatau’s novel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Anggara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlawanan Suzi Quatro terhadap
diskriminasi peranan gender di dalam musik glam rock yang terdapat pada lirik lagu
Get Back Momma, Primitive Love, dan Official Suburban Superman dalam album
Suzi Quatro (1973). Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan
melakukan dekonstruksi sebagai metode untuk mengkaji teks. Penulis melihat
bagaimana Suzi Quatro menuliskan liriknya yang mengangkat tema maskulinitas
perempuan untuk menjadikan lirik-lirik lagunya sebagai media perlawanan atas
konstruksi peranan antara kaum laki-laki dan perempuan dalam masyarakat
berbudaya patriarki. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan
mengapa Suzi Quatro menggunakan sosok maskulinitas untuk menegosiasikan
posisinya pada konstruksi gender dalam masyarakat. Penulis melihat bahwa sosok
maskulinitas yang digunakan oleh Suzi Quatro dalam beradaptasi di scene musik
glam rock bukan untuk mendukung dominasi patriarki tetapi untuk membuka celah
bagi para perempuan untuk ikut berperan dalam ranah publik.

ABSTRACT
This research aims to analyze Suzi Quatro’s rebellion against the discrimination in
accordance with gender role in glam rock which could be found in Get Back Momma,
Primitive Love, and Official Suburban Superman lyrics in Suzi Quatro (1973) album.
This research used qualitative methodology by utilizing deconstruction as a method
to analyze the lyrics. This research sees how Suzi Quatro wrote her lyrics as a media
to rebel against the gender construction between men and women in the patriarchal
society. Moreover, this research aims to find why Suzi Quatro used the concept of
male impersonator to negotiate her position towards gender construction in society.
This research finds that by being a male impersonator, Suzi used it merely to adapt in
glam rock and not to support the domination of patriarchy in the society but to open a
way for women to participate in that society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyninta Soerja Djanegara
"Mitos Ibu adalah prinsip-prinsip dasar motherhood dan bagaimana seharusnya perempuan secara insting merupakan ibu yang baik. Mitos tersebut masih hidup di masyarakat Jerman, bahkan terdapat istilah Rabenmutter untuk merendahkan ibu yang buruk. Skripsi ini menganalisis bagaimana mitos ibu direpresentasikan pada drama Ohne Moos nix los karya Jörg Isermeyer melalui dua tokoh ibu; Frau Wolff dan Frau Erdmann. Keadaan situasi seperti status sosial dari kedua tokoh tersebut akan dianalisis untuk dilihat pengaruhnya ke cara mereka mendidik anak. Skripsi ini juga menganalisis perilaku dan situasi anak-anak mereka untuk dilihat bagaimana pengaruh ibunya kepada mereka.

Motherhood mystique basically is the principles of motherhood and how a woman should instinctively be a good mother. This myth is still lives in the life of the German people today, there is even a term called Rabenmutter for a bad mother. This thesis analysed how mother mystique is showed in a Grips drama with title Ohne Moos nix los by Jörg Isermeyer through 2 characters; as mothers, Frau Wolff and Frau Erdmann. Their situation such as the social status of both characters were analysed to see how it influenced the way they educated their children. This thesis will also analyse their children behaviour and situation to see how the way their mother's upbringing effected them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>