Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddi Arno
"Ketika berbagai industri Amerika dan Eropah kalah bersaing dengan produk-produk buatan Jepang di pasaran dunia pada tahun 1980-an, terdapat dua hal yang sangat menarik didalam perkembangan iImu manajemen/bisnis. Pertama, adalah semaki n menguatnya perhati an terhadap ci ri khas manajemen Jepang, diantaranya adalah Just-In Time Production System. Kedua, adalah munculnya keinginan yang kuat untuk melakukan beberapa perubahan didalam Management Accounting, yang tujuan akhirnya ingin meraih kembali relevansi management accounting didalam proses pengambilan keputusan yang tepat.
Menurut berbagai literatur, ternyata bahwa Just-In Time bukanlah hanya sekedar teknik tapi juga sebuah filosofi bekerja yang berorientasi untuk menghilangkan berbagai aktifitas perusahaan yang sebenarnya merupakan pemborosan karena tidak meraTibah m'lai keparia prcdut'/jasa yen? dijual perusahaan. JIT juga bukan hanya untuk diterapkan pada sistsm produksi saja, tapi untuk seluruh aktifitas perusahaan. Hanya saja, si stem produksi merupakan 'focal point" dari penerapan JIT. sistem produksi menjadi titik awal penerapan JIT, sebelum diterapkan pada aktifitas perusahaan yang lain.
Untuk dapat berhasil JIT memerlukan beberapa syarat, dan yang paling utama adalah adanya komitmen dari semua pihak, terutama sekali pihak manajemen, untuk mau melakukan perbaikan terhadap sistem produksinya. JIT dilandasi oleh budaya kerja Jepang yang lebih mementingkan proses daripada hasilnya langsung. Oleh karena itu didalam menerapkan JIT tedapat beberapa teknik yang dianjurkan yaitu : lakukan stabilisasi proses produks sehingga arus produksi menjadi rata untuk semua tingkat proses, sederhanakan/perbaiki layout pabrik sehingga arus proses menjadi lancar dan non-value added activities menjadi hilang. Sal ah satu alat yang sangat bermanfaat didalam melakukan stabi1isasi proses dan mengidentifikasi non-value added activity tersebut adalah 'process value analysis.
Dengan menggunakan teknik penerapan JIT production system seperti diatas terhadap sistem produksi PT.Pershin, yang menghasiIkan produk sandal secara 'batch', ternyata dapat diperoleh berbagai manfaat yang sangat menguntungkan bagi PT.Pershin. Manfaat-manfaat tersebut meliputi; peningkatan persentase time value added activity sebesar 70% (dari 21% menjadi 92%), memperpendek manufacturing lead time (cycle time) sebesar 10756 (dari 9,3 detik menjadi 4,5 detik), penghematan jumlah tenaga kerja sebesar 42% , peningkatan produktifitas pekerja sebesar 262,54% (dari 20,77 unit sandal per-hari per-pekerja menjadi 75 sandal per-hari per-pekerja) serta penurunan unit cost sebesar 38% untuk tiap unit.
Sesuai dengan sifat dasar dari suatu management heaccounting system yang baik yaitu 'kontekstual', maka sistem akuntansi manajemen untuk sistem produksi PT.Pershin harus merupakan suatu sistem yang cocok dan mendukung pencapaian tujuan dari JIT production system. Dalam hal ini, sekali lagi digunakan teknik 'process value analysis' yang dikombinasikan dengan prinsip dari 'activity base costing'.
Pada tingkat awal, dilakukan lebih dahulu process costing; dimana setiap tingkat proses produksi dibebani dengan biaya menurut besarnya konsumsi sumber daya yang dilakukan tiap tingkat proses. Untuk kepentingan product costing, maka process costing ini dialihkan dari tingkat proses ke tingkat produk. Untuk performance measurement, maka dipilih beberapa indikator yang mempunyai kaitan dengan apa yang ingin dicapai oleh JIT, sedangkan untuk process control, digunakan direct process costing sebagai dasar untuk menentukan ruang lingkup tanggungjawab masing-masing tingkat proses.
Dengan menggunakan prinsip seperti diatas terhadap sistem produksi FT.Persin, set el ah spVkssi JIT production system, diketahui hasil product costing yaitu unit cost of production; sandal musim panas sekitar Rp. 470 per-unit, sandal musim dingin sebesar Rp. 883 per-unit. Kemudian, untuk performance measurement digunakan beberapa indikator yang merupakan "key point' didalam JIT production system yaitu ; manufacturing lead time (cycle time), meet daily schedule, persentase time value added activity, produktifitas rata-rata pekerja, serta efisiensi penggunaan material."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
"Dalam satu dasawarsa terakhir ini berbagai pendekatan produksi seperti sistem Kanban dan MRP yang merupakan sistem Produksi Just In Time, sering terdengar telah banyak bermanfaat dalam optimisasi produksi. P.T TAM sebagai salah satu industri otomotif terbesar di Indonesia telah menerapkan sistem kanban pada proses produksinya. Namun pada saat ini masih ditemukan beberapa masalah dalam pelaksanaanmya. Penelilian ini dilakukan untukk menanggulangi masalah yang ada pada pemesanan yaitu dengan cara menghitung stock minimum pada palet, membuat alat yang paraktis bagi pemesanan dan membuat alamat pada kanban."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Agustin
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan Just In Time Partnership metode Kanban di sebuah perusahaan farmasi ABC Penerapan Kanban menurut manajemen perusahaan belum optimal sehingga perlu dilaksanakan evaluasi dampak penerapan metode Kanban di ABC dalam hal tingkat persediaan biaya pemenuhan order dan kualitas Selain itu akan diteliti faktor apa saja yang membuat penerapan Kanban belum optimal serta memberikan saran untuk mengoptimalkan penerapan Kanban Hasil penelitian menunjukkan penerapan Kanban berdampak positif pada penurunan persediaan dan penurunan biaya penyewaan gudang Pelaksanaan Kanban berdampak negatif pada kualitas terlihat dari peningkatan tolakan akibat semakin tingginya frekuensi pengiriman namun kualitas pasokan belum stabil Kanban memberikan dampak meningkatkan pemenuhan order jumlah pengiriman tepat waktu meningkat dan tidak adanya lagi pengiriman yang datang lebih awal dari jadwal Namun jumlah pengiriman terlambat juga bertambah akibat tidak lancarnya komunikasi dan problem pada pemasok Penerapan Kanban belum optimal karena persentase material Kanban sangat kecil sehingga tidak berdampak besar bagi penurunan persediaan Jumlah Kanban sulit bertambah karena belum stabilnya kualitas material pemasok tidak bersedia menambah item Kanban karena rendahnya akurasi forecast tingginya fluktuasi permintaan sehingga mempersulit pemasok mensuplai dengan lancar Perusahaan perlu meningkatkan akurasi forecast menurunkan fluktuasi permintaan Kanban dengan menurunkan tingkat line stop dan berkolaborasi dengan pemasok untuk meningkatkan kualitas.

ABSTRACT
This research is aimed to evaluate the implementation of Just In Time Partnership using Kanban method on ABC a pharmaceutical company According to the company rsquo s management implementation of Kanban is not optimal so evaluation should be carried out to measuring the impact of Kanban implementation on the inventory levels costs order fulfillment and quality This research also examined factors that made the implementation of Kanban is not optimal and give advice to optimize it Kanban implementation showed a positive impact on inventory reduction and reduction on warehouse rental cost However implementation of Kanban has a negative impact on quality caused by significant growth on delivery frequency but the material quality was not stable Kanban also improve order fulfillment increase on time delivery and eliminate ealier delivery But late deliveries also increases due to communication problem and supplier delivery problem Kanban implementation is not optimal because the percentage of Kanban items compared with the total material items is still very few so is does not have a major impact on inventories reduction Total Kanban difficult to grow caused by material quality instability suppliers are unwilling to add items Kanban because low forecast accuracy the high demand fluctuations increase difficulties for vendors to supply smoothly Companies need to improve forecast accuracy decrease Kanban demand fluctuations by lowering the level of the stop line and collaborate with suppliers to improve quality.;This research is aimed to evaluate the implementation of Just In Time Partnership using Kanban method on ABC a pharmaceutical company According to the company rsquo s management implementation of Kanban is not optimal so evaluation should be carried out to measuring the impact of Kanban implementation on the inventory levels costs order fulfillment and quality This research also examined factors that made the implementation of Kanban is not optimal and give advice to optimize it Kanban implementation showed a positive impact on inventory reduction and reduction on warehouse rental cost However implementation of Kanban has a negative impact on quality caused by significant growth on delivery frequency but the material quality was not stable Kanban also improve order fulfillment increase on time delivery and eliminate ealier delivery But late deliveries also increases due to communication problem and supplier delivery problem Kanban implementation is not optimal because the percentage of Kanban items compared with the total material items is still very few so is does not have a major impact on inventories reduction Total Kanban difficult to grow caused by material quality instability suppliers are unwilling to add items Kanban because low forecast accuracy the high demand fluctuations increase difficulties for vendors to supply smoothly Companies need to improve forecast accuracy decrease Kanban demand fluctuations by lowering the level of the stop line and collaborate with suppliers to improve quality., This research is aimed to evaluate the implementation of Just In Time Partnership using Kanban method on ABC a pharmaceutical company According to the company rsquo s management implementation of Kanban is not optimal so evaluation should be carried out to measuring the impact of Kanban implementation on the inventory levels costs order fulfillment and quality This research also examined factors that made the implementation of Kanban is not optimal and give advice to optimize it Kanban implementation showed a positive impact on inventory reduction and reduction on warehouse rental cost However implementation of Kanban has a negative impact on quality caused by significant growth on delivery frequency but the material quality was not stable Kanban also improve order fulfillment increase on time delivery and eliminate ealier delivery But late deliveries also increases due to communication problem and supplier delivery problem Kanban implementation is not optimal because the percentage of Kanban items compared with the total material items is still very few so is does not have a major impact on inventories reduction Total Kanban difficult to grow caused by material quality instability suppliers are unwilling to add items Kanban because low forecast accuracy the high demand fluctuations increase difficulties for vendors to supply smoothly Companies need to improve forecast accuracy decrease Kanban demand fluctuations by lowering the level of the stop line and collaborate with suppliers to improve quality.]"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pungkas Raharjo
"PT X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengemasan fleksibel dirnana sistem keljanya menggunakan sistem job order (pesanan) Produk yang dihasilkan adalah produk kemasan Noodles, Jamu, Agar-agar dan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah bahan balcu lokal dan bahan baku impor (resin)- Bahan baku lokal terdirl dari berbagai jenis film (plastik), paper, tinta, solvent dan bahan baku lolcal kecil seperti tape, double tape, kain lap, sarung tangan dan Iain-lain.
Dalam menyusun skripsi ini penulls melakukan kegiatan pengamatan sistem suplai material dani pemasok ke gudang bahan baku. Kegiatan ini meliputi pengamatan langsnng proses penerimaan bahan di gudang bahan baku, proses pengiriman bahan dari gudang bahan baku ke lini produksi, penyimpanan bahan di glldang bahan baku, sarana dan prasarana yang `mendukLmg, proses administrasi penerimaan dan pengiriman bahan serta kegiatan di lini produksi. Masalahnya dibaiasi hmya umuk bahan baku lokal.
Proses penglriman material dilakukan dari Pemasok ke Gudang Bahan Baku PT X. Di tempat ini bahan baku tersebut diturnpuk sementara untuk pengambilan berikutnya dengan menggunakan sistem LIFO (Last in First Out) dan ke lini produksi yang membutuhkarmya. Kegatan arus material yang terjadi saat ini banyak kelemahannya seperti pemborosan dalam hal waktu kerja, banyaknya bahan yang terbuang akibat rnengalami kerusakan dalam produksi, tempat penyimpanan, biaya penyimpanan akibat barang banyak yang rusak, dan sering tezjadinya kesalahan perhitungan jumlah bahan yang ada di gudang bahan baku tersebut.
Usaha yang dilakukan untuk mengumngi kelemahan-kelemahan itu adalah membuat suatu rancangan sistem kanban pemasok dengan pendekatan just in time Rancanan ini meliputi rancangan sistem kanban dengan menggunakan kanban pemasok dan sarana-sarana yang mendukungnya seperti palet, rak penyimpanan, dan kelancaran arus infomrasi antar karyawan dan antara PT X dengan pihak pemasok dan alat transportasi yang memadai. Hasil yang diharapkan adalah menyediakan bahan pada Saat yang tepat ketika dibutuhlcan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan balk untuk bahan 1ol"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidiyantri Cholid
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S9199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastuti
"Pabrik Gaya Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan kendaraan bermotor, khususnya mobil. Bahan baku yang digunakan berupa komponen lokal maupun komponen CKD (Completely Knock Down).
Komponen lokal dibagi dalam dua kategori, yaitu komponen Iokal kecil dan komponen Iokal besar. Pengiriman komponen lokal dari pemasok ke pabrik Gaya Motor, meIalui'Gudang ll, yaitu gudang milik Agen Tunggat. Di sini barang-barang tersebut ditumpuk, menunggu sebelum dikirim ke ke gudang berikutnya. Untuk Komponen lokal kecil, pengiriman berikutnya ke Gudang Transit CKD, di mana komponen Iokal dan komponen CKD, yang berasal dari Gudang I, disalukan untuk dikirim ke Iini produksi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Setelah analisa temyata sistem suplai material dengan cara ini banyak mengandung pemborosan. Proses pemindahan barang yang berulang-ulang, proses penyimpanan dalam jumlah besar dan proses penggabungan komponen sebelum pengiriman ke Iini produksi nanya merupakan preses yang tidak mempunyai nilai tambah pada produk akhir. Karena itu dilakukan perbaikan pada sistem suplai, balk pada komponen lokal, komponen CKD maupun sarana-sarana yang digunakan.
Perbaikan dilakukan dengan pendekatan Just In 77me yang salah satu konsepnya adalah mengirim barang pada saat yang tepat ketika dibutuhkan, dalam jumlah yang sesuai dengan kebutunanuntuk komponen Iokal digunakan Sistim Kanban pada proses suplai dari pemasok ke pabrik Gaya Motor. Sedangkan untuk Komponen CKD digunakan Sistim Pemesanan'Kemba|i dan Gudang I ke Iini produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
"Just-In-Time (JIT) merupakan konsep atau kadangkala disebut juga sebagai falsafah produksi. Sebab rnanfaat JIT yang dirasakan lebih dari sekedar pengendalian produksi dan inventori, bahkan menerobos ke bampir seluruh aspek sistem manufaktur, baik pada sistem manufaktur yang bersifat repetitif rnaupun massal. Keberadaan pendekatan JIT barangkali dapat ditelusuri dari lingkungan dan kondisi alam Jepang yang serba sempit, laban yang terbatas, kurangnya sumberdaya alam, serta kondisi yang mendorong penolakan terhadap "llemborosan" (waste) pada masyarakat Industri Jepang. Singkatnya, JITadalah pendekatan yang mencari dan berupaya untuk menghilangkan semua sumber menyediakan kebutuhan komponen dan material secara tepat, pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat. Mengetahui bagaimana cara kerja dan implementasi JIT ini jelas akan sangat bermanfaat bagi peningkatan efisiensi, produktivitas dan pengembangan sistem manufaktur kita."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Anondo
"PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang komponen otomotif. Salah satu departemen yang terdapat pada parusahaan adalah Departemen Gasket yang memproduksi gasket untuk mesin mobil dan motor. Produksi dilakukan sesuai dengan permintaan dari distributor dan hasil produksi disalurkan kepada perusahaan perakitan, agen resmi dan pasaran umum. Masalah yang terdapat pada bagian produksi adalah tata letak dan pengaturan material yang kurang balk, yang serlng menyebabkan kelancaran proses produksi terganggu.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan sistim produksi dengan pendekatan sistim Just-In-Time, dimana akan direncanakan tata letak dengan sistim Group Technology dan penggunaan kartu kanban dalam usaha untuk memperbaiki kelancaran proses produksi dan penanganan material.
Group Technology marupakan tata letak pabrik dengan mengelompokkan mesin-mesin yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kelompok produk. Tata Ietak ini akan melancarkan aliran material karena Ietak mesin berdekatan dan perpindahan material memerlukan usaha yang minimum.
Sistim Kanban merupakan slstim kartu yang digunakan untuk mengendallkan persediaan material dan proses produksi. Tahapan yang diperlukan dalam merencanakan sistim ini adalah membuat kartu kanban yang diperlukan, menghitung jumlah kanban dan merencanakan alirannya. Dengan sistim Jus!-In-Time maka perusahaan hanya akan memproduksi apa yang dibutuhkan sesuai jumlah yang diperlukan pada saat dibutuhkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>