Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
499.221 STR (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, 1963-
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2000
499.25 SRY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
499.221 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmaniar Noor
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995
499.224 6 YUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1985
499.25 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, 1983
499.221 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kumanireng, Theresia Yosephine
"Bahasa Melayu dipakai dengan berbagai ragam di daerahdaerah pantai Semenanjung Melayu dan di Kalimantan, di bagian selatan dan tenggara Sumatra, dan hampir di semua pusat perdagangan di kepulauan Indonesia, termasuk di kepulauan Indonesia bagian timur (Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Bali dan Nusa Tenggara). Kenyataan membuktikan bahwa bahasa Melayu sudah menyebar ke seluruh Nusantara sejak masa pemerintahan Sriwiiaya (abad ke 7) dan sudah menjadi lingua franca di banyak tempat di Indonesia Bagian Timur. Sudah pada awal abad ke-16, bahasa Melayu merupakan bahasa perhubungan antaretnis di Maluku Utara, khususnya di daerah di bawah Ternate dan Tidore (Collins, 1983: vii). Di berbagai tempat, bahasa Melayu yang pada awalnya asing itu telah berakar dan menjadi bahasa ibu masyarakat setempat, sudah tersebar di berbagai tempat di Indonesia itu sampai berkembang menjadi bahasa-bahasa Melayu X tadi. Bahasa-bahasa itu agaknya sudah dipengaruhi bahasa daerah setempat dan atau bahasa asing tertentu, baik dalam kosakata maupun sintaksisnya. Walaupun begitu ke-melayu-annya tetap menonial. Namun, sampai sekarang belum diadakan penelitian komparatif untuk menentukan tingkat kesamaan antar variasi bahasa Melayu itu. Perlu ditambahkan pula bahwa tingkat keterpahaman (mutual intelligibility) antar variasi bahasa Melayu di Indonesia setahu saya, belum diteliti.
The Language Atlas of the Pacific Area (Wurm & Hattori, 1983), memperlihatkan pusat-pusat pemakaian bahasa Melayu di bagian timur Indonesia, sebagai berikut:
1. Peta 43: Manado (Melayu Manado).
2. Peta 45: Kota Labuhan di Bacan (Melayu Bacan), bahagian selatan Ambon, Haruku, Saparua, bahagian dari Nusa Laut, areal pantai sepanjang teluk Elpaputih di Seram barat dan kota Hula di Seram utara bagian timur (Melayu Ambon), di pulau-pulau Banda (Melayu Banda).
3. Peta 40: Kupang (Melayu Kupang), Larantuka (Melayu Larantuka), dan suatu permukiman tidak bernama di pantai timur pulau Flores.
4. Tidak diperlihatkan pada pets itu beberapa variasi bahasa Melayu di kota-kota yang lebih besar di Irian (cf. Suharno, 1983). Melayu Maluku utara (cf. Voorhoeve, 1983 dan Taylor, 1983) juga tidak ditunjuk tetapi menurut peta 45, bahasa itu dipakai di daerah Labuhan (tempat Melayu Bacan- juga dipakai), dan di Ternate.
Jika dibandingkan dengan variasi bahasa Melayu yang lain di Indonesia, khususnya di Indonesia Bagian Barat, bahasa-bahasa Melayu di Indonesia Bagian Timur belum banyak diteliti secara linguistis. Asal mula dan perkembangannya masih belum seluruhnya diketahui serta keberagamannya belum banyak diungkap. Penerbitan-penerbitan yang lebih tua (kira-kira 100 tahun yang lalu) tentang bahasa-bahasa Melayu di Indonesia Bagian Timur, pada umumnya, bersifat leksikografis, sedangkan yang dititikberatkan adalah unsur non-Melayunya, jadi kata-kata pungutan?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
D176
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 NOM (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlan Kadjia
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001
499.25 DAH m (1) ;499.25 DAH m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Sonya
"Masalah pokok yang diutarakan dalam skripsi ini adalah Filsafat Kebersamaan Gabriel Marcel (G.Marcel's Philosophy of Communion). Nenurut Marcel manusia itu berorientasi pada kebersamaan ontologis (ontological communion). Manusia akan merasa tidak lengkap atau utuh dan mengalami frustrasi bila disendirikan atau mengurung diri lepas dari keberbarengan dengan sesamanya. Ini adalah teristimewa nyata bagi manusia yang sadar diri, yang dalam dirinya terkandung tuntutan-tuntutan on_tologis akan pemenuhan, akan transendensi, akan keutuhan bersama. Namun manusia itu juga bebas dan karenanya bisa saja memilih menutup diri terhadap dorongan-dorongan dan harapan-harapan akan partisipasi intersubyektif dengan alam semesta, dengan sesamanya dan dengan Tuhan. Menurutnya berada itu berpartisipasi dalam keberadaan, atau Ada selalu berarti ada bersama (Ease est co-ease). Jadi pilihan yang dihadapi manusia adalah terpisah mengurung diri atau melibatkan diri, bercampur bersama dengan lainnya. Karena diri dan dengan siapa diri itu berpartisipasi tidak bisa dipisahkan, maka berarti manusia itu secara organik dengan alam dan begitu pula alam itu secara or_ganik dengan manusia. Dengan perkataan lain partisipasi adalah dasar bagi pengalaman eksistensi manusia. Kebersamaan (communion) merupakan kenyataan yang dinamis, dimana person-person dalam seluruh kehidupan konkritnya saling memberikan, saling mengisi, saling ada di dalam yang lain, se_hingga bersama mewujudkan realitas baru yang merupakan partisipasi dalam suatu kenyataan yang lebih tinggi; aku dan kau menjadi suatu kesatuan baru yang tidak bisa terpisah menjadi dua bagian. Kebersamaan (communion) adalah kehadiran (presence) yang tercapai sepenuhnya. Hanya karena manusia tetap terbuka bagi yang lain dan secara aktif tetap hadir baginya, kebersamaan (communion) bisa menjadi kenyataan. Dalam hal kebersamaan (communion) Marcel menjelaskan, bahwa penghalang utama bagi terpenuhinya kebersamaan adalah kecen_derungan untuk mengobyektivikasi, karena tindakan ini mengandung kekuatan yang memecah-mecah. Untuk mendalami ini diperlukan pengertian perbedaan antara problem dan misteri. Menurut Marcel problem itu dijumpai pada pertanyaan mengenai obyek yang eksterior bagiku dan tidak memperdulikan saya. Sedangkan misteri menyangkut perjumpaan dengan realitas yang mencakup subyek yang sedang mencari atau mempertanyakan. Kebersamaan bisa tercapai karena orang monghormati misteri. Filsafat Marcel adalah terbuka_ artinya seraya filsafat_nya mengarah ke kematangan dalam komunitas lewat kebersamaan asli. Filsafatnya itu mengharap mendapat kesempurnaan lebih lanjut dari dialektika cinta kasih dari atas yang mengalir dari Yang Absolut ke dalam manusia dan lingkungan manusia. Sesuai dengan sifatnya yang religius ia selalu berhasrat menolong masyarakat dari atomisasi dan kolektivitas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>