Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasbullah Thabrany
"Tarif rumah sakit merupakan suatu elemen yang amat essensial bagi rumah sakit yang tidak dibiayai penuh oleh pemerintah atau pihak ketiga. Rumah sakit swasta baik yang bersifat mencari laba maupun yang nirlaba harus mampu mendapatkan biaya untuk membiayai segala aktifitasnya dan untuk dapat terus memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitarnya.Rumah sakit pemerintah yang tidak mendapatkan dana yang memadai untuk memberikan pelayanan secara cuma-cuma kepada masyarakat juga harus menentukan tarif pelayanan. Di Indonesia praktis seluruh rumah sakit apakah itu RS umum ataupun RS perusahaan atau RS swasta harus mencari dana yang memadai untuk membiayai pelayanannya. Jadi semua rumah sakit di Indonesia harus mampu menetapkan suatu tarif pelayanan."
1999
JMAR-1-1-1999-5
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zachlul Adly
"Adanya krisis ekonomi, telah berlakunya undang-undang no. 22 dan undangundang no. 25 tahun 1999, subsidi pemerintah yang makin menurun, jumlah dan jenis pelayanan rumah sakit yang makin meningkat, demand masyarakat yang makin meningkat, bergesernya pola penyakit, tarif sekarang masih berdasarkan Perda No. 15 tahun 1995, adanya persiapan RSUD Pariaman menjadi rumah sakit unit swadana dan telah adanya rencana stratejik RSUD Pariaman tahun 2000-2004, berdasarkan hal-hal tersebut diatas dirasa perlu ditetapkan penetapan tarif yang rasional di RSUD Pariaman, yang dalam penelitian ini dibatasi dalam penetapan tarif di instalasi rawat jalan.
Dalam menetapkan tarif rasional di instalasi rawat jalan RSUD Pariaman dilakukan penelitian biaya di unit-unit penunjang dan unit-unit produksi RSUD Pariaman, meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Data berupa data sekunder dikumpulkan dari catatan/laporan kegiatan, pengelolaan data. dilakukan dengan cara double distribution method, dan kemudian dilakukan perhitungan yang menghasilkan biaya- total dan biaya satuan. Survai kemampuan membayar masyarakat (ATP) dilakukan pada pengunjung rawat jalan dengan wawancara berupa kuiesioner yang telah disiapkan.
Persepsi stakeholders yang terkait dengan penetapan tarif dilakukan dengan wawancara mendalam. Simulasi tarif dilakukan dengan berpatokan pada biaya satuan, tarif saat ini, ATP, persepsi stakeholders dan cost recovery rate, dengan demikian didapat tarif rasional instalasi rawat jalan untuk RSUD Pariaman berkisar antara Rp. 5.000,- - Rp. 12.500,-. Hasil penelitian ditetapkan tarif pada poli umum Rp. 5.000,- dengan CRR 107,8 %, poli gigi Rp. 10.000,- dengan CRR 18,99 % dan poli spesialis Rp. 12.500,- dengan CRR 342,84 %.
Rekomendasi dari penelitian ini dalam penetapan tarif hendaknya berdasarkan tarif yang rasional, pemerintah wajib memberi subsidi pada rumah sakit dan subsidi khusus pada orang miskin.

Determination of the Rational Pricing Out Patient Installation at District Hospital Pariaman in 1999/2000.The economic crisis and decentralization era (Undang-undang No. 22 and 25 /1999) make government subsided will be decreased. The other side quantity and kind of health services are increase, community demand increase, transition of epidemiologic, the pricing on RSUD Pariaman and to be prepared to charge with auto regulation on budgeting of health services and strategic plan of RSUD Pariaman (2000-2004), according to this planning to add health the rational pricing. In this research the rational pricing will be respected on out patient.
In determining the rational pricing out patient installation at RSUD (District Hospital) in Pariaman a research in conducted regarding cost in supporting units and production units of Pariaman RSUD that includes investment cost, operating cost and maintenance cost. The secondary data are collected from notes/activities report. And the data processing is done by double distribution method, and then calculation is done to find out total cost and unit cost. The research towards the people ability to pay (ATP) is done towards the out patient through interview by using questioner prepared previously.
The perception of stakeholders related to the determination of the pricing is done through in-depth interview. The pricing simulation is done with standard of unit cost at this time, ATP, perception of stakeholders and cost recovery rate. Therefore, the rational pricing of out patients can be obtained for Pariaman RSUD that range from Rp. 5.000 - Rp. 12.500 from the result of this research the pricing determined for general policlinic is Rp. 5.000.- with CRR 107.9 % dental policlinic is Rp. 10.000,- with CRR 118.99 % and specialist policlinic Rp. 12.500,- with CRR 34.84.
The recommendation of this research in determining the pricing is that it should be based on the rational pricing, therefore the government is necessary to subsidize the hospital and special subsidy for the need."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wachyu Sulistiadi
"Berbagai pengaruh dan perubahan yang terjadi dalam dunia perumahsakitan mengakibatkan industri jasa rumah sakit sudah mulai memperhatikan manajemen keuangan agar tetap bertahan, berlangsung terus dan terjadi peningkatan pelayanan. Salah satu upayanya adalah analisis biaya satuan yang kemudian dijadikan faktor utama dalam penetapan tarif yang wajar dan rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengembangkan faktor-faktor yang terkait dalam penetapan tarif dan memilih model penentuan tarif rawat inap yang optimum di Rumah Sakit ABC. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan metoda analisis biaya dan analisis penetapan tarif terhadap unit rawat inap. Data yang digunakan adalah data isian sekunder semua cost centers dan data primer diperoleh dengan wawancara terpimpin. Perhitungan biaya satuan didapatkan dari analisis biaya dengan metode double distribution. sedangkan analisis penetapan tarifnya dikembangkan dari beberapa model pentarifan yang dilakukan secara simulasi dan berulang-ulang. Penetapan tarif dilakukan dengan berbagai faktor yang tersedia di RS ABC baik internal maupun eksternal untuk disimulasikan pada beberapa model pentarifan rawat inap. Dari 4 model yang diujicobakan, diperoleh model penetapan tarif rawat inap optimum yang selanjutnya dikembangkan dengan berupaya mendapatkan kondisi surplus tanpa meninggalkan fungsi sosialnya. Tarif akomodasi rawat inap yang diterapkan periode tersebut sudah tidak layak dan sesuai untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan, akibatnya perlu diperbaharui dengan penyesuaian tarif.

The various influence and changes occurring in hospital world lead hospital service industry to start taking a care for financial management in order to survive and to improve service. One of the efforts is the unit cost analysis which is then considered as the principal factor in pricing properly and rationally. This research aims to identify and to develop factors involved in pricing policy and in choosing the model of inpatient pricing policy which is optimal in ABC Hospital. This research makes up analysis descriptive research with cost analysis method and analysis pricing policy of inpatient. The data used are secondary questionnaire data of all cost centers and the primary data can be reached by guided interview. The calculation of unit cost can be reached from cost analysis with double distribution method, while analysis of its pricing policy is derived from several pricing models which is done repeatedly and in simulation method. The pricing policy is carried out with several factors available in ABC Hospital from internal and external factors to be simulated at several models of inpatient pricing policy. From four models which are done experimentally, model of optimal inpatient pricing policy can be reached and then it is developed to get surplus condition without ignoring its social function. The inpatient accommodation price applied at the period is not feasible and suitable to equalize the expense, consequently, it must be improved with price adjustment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Pratanto
"Pricing Strategy of General Nursing Room at Bhakti Yudha General Hospital, Depok.Various changes at a hospital caused the health expense to increase. As a result, a certain effort is required to maintaining a hospital to survive. One of the efforts is to calculate the unit cost correctly. This calculation will be used to determine an optimum tariff for a hospital. This optimum tariff means that the tariff is affordable for consumers and will cover the hospital operation cost including a reinvestment program. Currently, the BOR of the superior class, first and second class have not indicated the optimum value including the tariff setting which is still changed every year. This-research is intended to have the unit cost of the general nursing room at RSUBY and the relationship to the optimum tariff setting concept by considering the tariff setting goal, ATPIWTP, competitors and marketing strategy.
The Unit cost calculated by double distribution method. The ATP/WTP analysis derived from the interview data on 185 respondents at general nursing room. Meanwhile, the competitors identification was performed by an observation. The unit cost calculation of RSUBY indicated that the purpose of cross subsidization from the superior class, first and second class to third class have not been successfully achieved. The 20% mark up for inflation anticipation and reinvestment also did not cover the deficit. This is because the tariff setting orientation has not figured the RSUBY future projection and the gradation index point was far away.
ATP analysis showed that the demand for the general nursing room has inelastic characteristic. This means that the setting price by RSUBY does not influent the consumer buying power. This analysis also denoted that the 1st class, 2nd and 3rd class patients were at deficit financing level that might create a potential bad debt. WTP analysis showed that some of 1st, 2nd and 3rd class patients did not agree with the existing tariff. This WTP indicates the patient's relatives payment capability. Since the nursing expense is patients' relatives responsibility (both nuclear or extended family), therefore, WTP is only a rough figure of patients' willingness based on perception of serving quality that they received.
The potential competitors of RSUBY are private medical physicians and 24 hours medical clinics locate at the surrounding. This is because that the patients who visited RSUBY were near and a lot of them recommended by those physicians. In this case, RSUBY needs to have join effort in a certain ethical degree with those private medical physicians. The RSUBY marketing strategy is to determine the target market for common community and give humanistic services. In performing promotion strategy, RSUBY is recommended to utilize direct contact method to the target market. In other hand, RSUBY requires to perform a tariff intervention.

Berbagai perubahan pada rumah sakit mengakibatkan peningkatan biaya kesehatan, sehingga diperlukan upaya tertentu agar rumah sakit dapat survive. Salah satu upaya tersebut adalah perhitungan biaya satuan yang benar sehingga dapat ditetapkan tarif yang optimal bagi rumah sakit, artinya terjangkau oleh konsumen dan rumah sakit mampu menutup biaya operasional serta reinvestasi. Saat ini BOR kelas Utama, I dan II belum menunjukkan angka yang optimal demikian pula tarif yang ditetapkan, masih mengalami perubahan setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya satuan kamar rawat inap umum RSUBY dan kaitannya dalam konteks proses penetapan tarif yang optimal, dengan mempertimbangkan tujuan penetapan tarif, ATP/WTP, pesaing dan strategi pemasaran.
Perhitungan biaya satuan menggunakan metode double distribution, sedangkan analisis ATP/WTP berasal dari data wawancara terhadap 185 responden di rawat inap umum. Identifikasi pesaing dilakukan berdasarkan observasi. Perhitungan biaya satuan RSUBY menunjukkan bahwa tujuan untuk subsidi silang dari kelas Utama, I dan II ke kelas III belum terpenuhi, demikian pula mark-up 20% untuk antisipasi inflasi dan reinvestasi tidak bisa berjalan. Hal ini disebabkan orientasi penetapan tarif belum mencerminkan proyeksi RSUBY ke depan dan penetapan gradasi index point yang terlalu jauh. Analisis ATP menunjukkan bahwa permintaan untuk rawat inap umum bersifat inelastic, jadi berapapun harga yang ditetapkan RSUBY akan tetap dibeli konsumen.
Analisis ATP menunjukkan bahwa pasien kelas I, II dan III berada pada tingkat deficit financing sehingga berpotensi menyebabkan bad debt. Analisis WTP menunjukkan pasien kelas I, II dan III sebagian menyatakan tidak setuju dengan tarif yang ada: WTP ini menunjukkan kemampuan keluarga pasien untuk membayar, tetapi karena biaya perawatan merupakan tanggungan keluarga pasien (baik inti maupun extended) maka WTP hanya merupakan gambaran kasar kemauan pasien berdasar persepsinya terhadap layanan yang diterima.
Pesaing RSUBY yang potensial adalah dokter praktek swasta dan klinik 24 jam yang berada disekitarnya, karena alasan pasien yang masuk RSUBY adalah dekat dan banyak yang direkomendasikan oleh dokter tersebut. Dalam hal RSUBY perlu melakukan kerja sama dalam batas-batas etis dengan dokter swasta tersebut. Strategi pemasaran RSUBY adalah pemilihan target pasar untuk masyarakat umum dan memberikan layanan yang bersifat humanistik. Dalam melakukan promosi RSUBY sebaiknya langsung 'menyentuh' target pasar. Disamping itu RSUBY perlu melakukan intervensi tarif."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Eka Nuryanto A.
"Penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisa biaya untuk memperoleh harga pokok jasa pelayanan kesehatan cuci darah di Unit Hemodialisa Rumah Sakit "X". Tujuan akhir yang hendak dicapai dari analisa biaya yang dilakukan adalah untuk membantu penetapan tarif jasa pelayanan kesehatan cuci darah di Unit Hemodialisa Rumah Sakit "X" sehingga penetapan tarif jasa pelayanan kesehatan cuci darah dapat dilakukan dengan lebih baik. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi langsung di lapangan. Yang menjadi objek penelitian dari penulisan ini adalah Unit Hemodialisa di Rumah Sakit "X". Tarif jasa pelayanan kesehatan cuci darah di Unit Hemodialisa selama ini ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Penulis melakukan analisa biaya volume laba atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan untuk membantu penetapan tarif yang lebih baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis menyimpulkan bahwa penetapan tarif jasa pelayanan kesehatan cuci darah di Unit Hemodialisa selama ini kurang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, dimana penetapan tarif tersebut kurang memperhatikan biaya untuk menghasilkan jasa tersebut. Penulis menyarankan agar pihak manajemen dalam mengusulkan penetapan tarif jasa pelayan cuci darah memperhatikan dengan baik besarnya biaya operasi Unit Hemodialisa sehingga tidak mengalami kerugian dalam operasinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianto Gunawan
"Kegiatan utama sebuah rumah sakit adalah memberikan jasa pelayanan kesehatan. Jasa ini juga merupakan sumber pendapatan bagi rumah sakit. Sehingga keputusan perhitungan dan penentuan tarif menjadi keputusan yang cukup penting. Obyek penulisan adalah tarif kamar perawatan, tarif kamar operasi dan tarif pemeriksaan laboratorium dimana ketiganya merupakan sumber pendapatan utama bagi Rumah Sakit Mata X tempat diambilnya data skripsi. Secara garis besar penulisan berkisar bagaimana ketiga tarif itu dihitung dengan mengacu pada teori-teori yang ada dalam beberapa buku ajar (text books) serta disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pembahasan lebih diarahkan pada segi biaya karena dalam komponen tarif unsur biaya menjadi komponen yang sangat menentukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Israny
"Rumah Sakit X mempakan salah satu Rumah Sakit Swasta Type C yang memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi Asuransi Kesehatan sejak tahun 1993. Adanya perbedaan selisih yang menyolok antara tarif operasi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit X dengan tarif operasi Askes yang berlaku menjadi permasalahan bagi Rumah Sakit. Selama ini Rumah Sakit X belum pernah melakukan analisis biaya satuan paket operasi Askes Sukarela secara akurat. Sedangkan pasien Askes yang dioperasi selama tahun 1999 mencapai ± 19 % dari total jumlah operasi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui gambaran apakah sejauh ini tarif operasi Askes Sukarela yang dibayarkan oleh P.T. Askes dapat menutupi biaya satuan yang ada. Dilakukan penelitian deskriptif yaitu dengan cara melakukan analisis biaya terhadap paket operasi peserta Askes Sukarela yang dioperasi selama periode. Januari 1999 - Desember 1999 dengan memakai metode Activity Based Costing. Dalam melakukan perhitungan analisis biaya tersebut diperlukan data sekunder tentang kegiatan operasi serta data biaya langsung unit kamar bedah dan biaya unit penunjang selama satu tahun. Untuk data primer dilakukan observasi selama 2 minggu dan wawancara dengan unit terkait dengan penelitian. Setelah dilakukan perhitungan biaya satuan dengan metode ABC, hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut : Biaya satuan operasi bedah besar dan bedah sedang semua jenis kelas perawatan untuk pasien Askes Sukarela lebih besar dari tarif paket operasi Askes Sukarela yang berlaku. Rumah Sakit X mengalami defisit sebesar Rp. 62.079.000 untuk operasi besar dan operasi sedang dari 104 pasien Askes Sukarela yang dioperasi selama periode tahun 1999.
Peneliti menyarankan (1) Perbaikan sistim informasi keuangan yang dapat menampilkan data biaya komponen-komnonen di unit penunjang. (2). Perlu ditingkatkan sistim akuntansi biaya secara terpadu disemua Unit Produksi. (3). Untuk mengurangi subsidi Rumah Sakit X terhadap pasien Askes Sukarela perlu diupayakan cara untuk menekan / mengefisiensikan pemakaian bahan medik agar mengikuti ketentuan Askes. (4) Perlu peninjauan ulang terhadap kesepakatan kerja sama antara P.T. Askes dengan Rumah Sakit X untuk dilakukan penyesuaian tarif paket operasi. (5). Menganalisis lebih lanjut tentang keuntungan dan kerugian sistim pembiayaan paket dibandingkan dengan pemberian discount yang disepakati. (6). Agar supaya P.T. Askes (Persero) Indonesia dapat segera melakukan penyesuaian Tarif Paket Operasi Askes Sukarela pada Rumah Sakit X.

X Hospital is a Private Hospital Type C, that has been providers services for Health Insurance Company (P.T. Askes) since 1993. The gap between the surgery cost and the reimbursement by the Askes become a potential problem for the hospital. X Hospital has never conducted the-accurate cost analysis particularly in the surgery unit. The total surgical treatments during 1999 has reached for about 19% of total operations. The research aim to know weather the surgical treatment reimbursement cost covered by P.T. Askes could recover the Unit Cost A descriptive analysis of surgical operation has been using the data for the period of January 1999 T December 1999 is undertaken the method of the analysis in the Activity Based Costing. The Source of information is the secondary data from the hospital. The primary data, has been assessed by an 2 week conducting observation interview with the units for the research is conducted. The research findings are as follow : The unit cost of mayor and moderate surgical interventions for Askes Sukarela patients are higher than the reimbursement cost from the Askes. The X Hospital suffered a deficit of Rp. 62.079.000,- for 104 patient (Voluntary Askes) during the period of 1999.
Finally the researcher suggest : 1. The improvement the financial information which could apply the expense of component data into a Supporting Unit. 2. A fused accountancy system in all production?units should be intensified. 3. To reduce the subsidy of the X Hospital for Askes Sukarela patients, should be decreased and efficiency of material cost which standardly by Askes. 4. A new working agreement should be reconsidered between Askes and X Hospital to fit a Surgical Package Cost. 5. To analysis further the profits and losses of package cost system compared with agreed discount. 6. So that P.T. Askes Indonesia would be able to adjust The Askes Operation Package cost in Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aspino Abusamah
"Tujuan studi ini untuk mendapatkan gambaran berapa tarif Rumah Sakit yang ideal dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat membayar dan tarif fasilitas kesehatan lain yang ada di Banda Aceh.
Hasil dari analisis biaya dalam rangka penetapan tarif ideal (tarif optimum dengan tetap mempertahankan pemerataan pelayanan) akan dapat memberikan gambaran mengenai intervensi-intervensi yang harus dilakukan oleh pimpinan Rumah Sakit dalam rangka pengendalian biaya Rumah Sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi biaya satuan aktual dan kemampuan masyarakat membayar serta tarif fasilitas kesehatan lain, sehingga akhirmya dapat ditentukan suatu tarif ideal di Poliklinik Penyakit Dalarn Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Dengan dilakukannya perhitungan analisis biaya, maka dapat disusun suatu perencanaan untuk penetapan tarif ideal sehingga tidak merugikan Rumah Sakit itu sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dengan Cara mengumpulkan data sekunder dari biaya operasional dan pemeliharaan, pengunjung di Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin serta tarif fasilitas lain yang ada di Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisis biaya ini didapat biaya satuan aktual Rp.4.941, ternyata bahwa tarif yang berlaku sekarang sangat kecil (Rp.1000,-) dibandingkan dengan tarif yang seharusnya, sehingga Rumah Sakit harus mensubsidi hampir 400%.
Untuk masa yang akan datang disarankan agar Rumah Sakit dapat melakukan pengendalian biaya operasional dan pemeliharaan seefektif mungkin dan menetapkan tarif ideal sesuai dengan kemampuan masyarakat membayar.

The Pricing Analisys at Internal Medicine Clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU Banda Aceh for Fiscal Year 1998-1999.The objective of this study is to obtain the description of ideal fees at hospital by considering the ability of finance and other health facility unit cost in Banda Aceh.
Cost analysis in determination of ideal fee (optimum fee but still maintaining even distribution of care) would provide the hospital staff to identify strategic intervention in case of controlling the hospital cost.
The purpose of this research is to generate the information of unit cost actual, community ability to pay and other health facility unit cost, so that the ideal fee structure can be formulated at internal medicine clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU.
By calculating the cost analysis, a plan for ascertaining the ideal fees can be formulated which would prevent financial problem for the hospital.
The study is a Cross Sectional study comprising the collection of secondary data on operational and maintenance cost, members of patients visit internal medicine clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU as well as other health facility unit cost in Banda Aceh.
The results of the cost analyzing, unit cost actual is getable Rp.4.941, indicates that the current unit cost is too cheap Rp.1.000; , comparing to the real unit cost, that makes the hospital has to subsidize almost 400% of insufficient cost.
It is suggested that the hospital should carry out operational cost control as effective as possible and establish the ideal fee in accordance with community ability to pay.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariatul Fadilah
"Penetapan tarif ruang rawat inap kelas III RSUD Palembang Bari selama ini belum memiliki keseragaman metode, sehingga dalam kebijakan penetapan tarif ruang rawat inap (ranap) kelas III untuk gakin memakai PPE sedangkan untuk pasien umum memakai Perda kota Palembang tanpa memperhitungkan dan menganalisa biaya satuan layanan. Bagaimana metode penetapan tarif ranap kls III di RSUD Palembang Bari bila dilihat dengan analisa biaya yang berbasis aktifitas, maka dilakukan suatu penelitian/studi tentang hal ini.
Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental (survey) yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari bagian keuangan dan catatan medis RSUD Palembang Bari dan data primer didapat dengan wawancara mendalam. Perhitungan dan analisis biaya satuan layanan dilakukan dengan metode pengalokasian biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing) sedangkan kebijakan tarif ruang rawat inap kls III ditetapkan sesuai dengan biaya satuan layanan.
Hasil penelitian menunjukkan penetapan tarif ruang rawat inap kls III di RSUD Palembang Bari (BOR 32.83 % tahun 2002) dengan menggunakan biaya satuan layanan yang berbasiskan aktifitas adalah tarif ranap kls III rata-rata sebesar Rp 77.938 dengan rincian tarif ranap kls III Anak sebesar Rp 62.540. tarif ranap kls III Kebidanan sebesar Rp 165.742 dan tarif ranap kls III Perawatan Umum sebesar Rp 61.000, hal ini lebih besar dari tarif yang ditetapkan pada ranap kls III sebesar Rp 10.000.
Sehingga untuk tahun 2002, Pemda Kota Palembang telah mensubsidi pasien yang menggunakan ranap kls III sebesar Rp 260.545.964, dimana sebesar Rp 107.981.610 diberikan pada pasien umum yang bukan gakin. Kesalahan pemberian subsidi ini akan meningkat bila disimulasikan dengan BOR 80 % (normatif, di isi semua oleh pasien umum) sebesar Rp 205.454.996.
Hasil penelitian ini diharapkan merupakan informasi awal dan dapat ditindaklanjuti oleh RSUD Palembang Bari, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, Walikota Palembang serta DPRD Kota Palembang.

Tariff Analysis for Poverty in In-Patient Unit at RSUD Palembang Bari, in 2002RSUD Palembang Bari has been applied various methods for coming to a decision for the in-patient tariff in class III. The hospital has been exercised Essential Service Package (PPE) for poverty group as well as for regular patient using local government policy without analyzing its unit cost. Due to the situation, this study is conducted in order to evaluate how tariff for the inpatient unit in RSUD Palembang Bari may be analyzed using unit cost analysis.
This non experimental (survey) research is descriptive using qualitative approach. Data provided is divided into two types: secondary and primary data. Secondary data is presented from hospital's financial department and medical record. Primary data is provided using in-depth interview. Unit Cost analysis employs activity based costing method, while tariff for class III will be analyzed based on unit cost per services.
Research has indicated that the inpatient unit should consider the average tariff for class III is Rp. 77.938,- including Rp. 62.540 for pediatric and Rp. 165.742,- for the obsgyn and Rp. 61.000,- . This number is more than the existing tariff which is Rp. 10.000,-.
This eventually causes high number of cost subsidizing the non poverty patient which is Rp. 107.981.610 out of Rp. 260.545.964 cost of services. Assuming 80% of BOR, government may subsidize the non poverty group of Rp. 205.454.969,-.
Hopefully, this research may become the initial information as well as following up decision by RSUD Palembang Bari, Dinas Kesehatan Kota Palmbang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, Walikota Kota Palembang and DPRD Kota Palembang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Supriyadi
"ABSTRAK
Asuransi Kesehatan ialah suatu sistem dalam pembiayaan kesehatan dimana dilakukan pengelolaan dana yang berasal dari iuran teratur peserta untuk membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan peserta.
Dalam pelaksanaannya Asuransi Kesehatan Pemerintah yang dikelola oleh PT (Persero) Askes dikenal ketentuan paket tarif perawatan untuk rawat jalan maupun rawat nginap di rumah sakit yang ditunjuk.
Rumah Sakit Kepolisian Pusat adalah fasilitas kesehatan ABRI yang mengikuti program pelayanan Askes. Sebagai Rumah Sakit ABRI maka pelayanan Askes disini juga dimanfaatkan oleh peserta Askes yang berasal dari mantan pejabat ABRI yaitu para Purnawirawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya selisih tarif untuk rawat nginap purnawirawan sehubungan dengan adanya perbedaan-perbedaan ketentuan antara lain tarif rumah sakit dibandingkan ketentuan tarif Askes.
Dengan dilakukan penelitian ini maka diketahuilah faktor-faktor yang berhubungan dengan selisih tarif tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang merupakan Cross-Sectional Study pada periode satu tahun (1992).
Dengan bantuan Analisis Statistik Parametrik dan Non Parametrik maka 3 variabel karakteristik pasien rawat nginap (purnawirawan) yang diduga secara teoritis berhubungan dengan terjadinya selisih tarif perawatan terbukti mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa selisih tarif rawat nginap Purnawirawan berhubungan dengan golongan Kepangkatan yang menentukan kelas perawatan, Kelengkapan Administrasi Tagihan Askes dan Jenis Pelayanan Medik.
Disarankan agar Rumah Sakit Kepolisian Pusat dapat mengambil langkah kebijaksanaan melalui instansi terkait secara berjenjang untuk mengusulkan kenaikan tarif Paket Askes, mengupayakan pengakuan PT. Askes terhadap ketentuan akomodasi kelas perawatan Purnawirawan seperti di Rumah Sakit Pemerintah lainnya, menetapkan petugas khusus dalam pelayanan administrasi Askes untuk menjamin kelengkapan berkas tagihan dan tetap menjaga mutu pelayanan medik paket Askes walaupun tarifnya jauh di bawah tarif rumah sakit.

ABSTRACT
The health insurance is the system of funding health where performed fund management which come from regular premium of participants for funding health care that needed the participants.
In its realization, government health insurance that performed by Health Insurance Ltd. (PT. Askes) known certainty set of health services rate for ambulatory services and inpatient services in hospital which indicated.
The Central Indonesian National Police Hospital (Rumah Sakit Kepolisian Pusat) is health care facility of Indonesian Armed Forces which follows health insurance program. As Indonesian Armed Force Hospital, so health insurance treatment here, it is also made use of participants who come from ex position of Indonesian Armed Forces Officers (Purnawirawan). This research is aimed to know how big the difference of rate for inpatient services of Purnawirawan relating to any difference of certainty like hospital rate compared with certainty of health insurance rate.
By making this research, so we know the factors that related to that the difference of rate.
A kind of this research is analytical survey research that forms Cross-Sectional Study in one period (1992).
By helping statistic parametric analyze and non parametric, so any 3 variables characteristic of inpatient services (Purnawirawan) who expected theoritically that related to any difference of treatment rate have signify relation statistically.
This research summarizes that the difference rate of inpatient services of Purnawirawan related to the group of rank that determine the treatment class accommodation, administration supplements of health insurance claim and a kind of medical care.
Suggested that the Rumah Sakit Kepolisian Pusat can take wisdom step through connected instance gradually for suggestion of set of rate increase of health insurance, strive for acknowledgement PT. Askes about certainty of treatment class accommodation of Purnawirawan like another government hospital, determine specific official in health insurance administration for guarantee a file of claim supplement and firmly to keep the quality assurance of medical care of set of health insurance although its rate is cheaper than hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>