Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti R. Hadi
"ABSTRAK
Tungau trombikulid mendapat perhatian karena mendapat perhatian karena perannya dalam penularan penyakit scrub typhus yang disebabkan oleh rickettsia tsutsugasushi.
Dari hasil survei dan penelusuran literatur, terdapat 128 jenis spesies trombikulid di Indonesia. Menurut distribusi geografisnya, tungau trombikulid yang ditemukan di Indonesia, dibagi ke dalam 5 kelompok: kelompok wilayah barat (30 spesies), wilayah timur (9 spesies), wilayah Sulawesi (20 spesies), wolayah barat dan timur (52 spesies), dan kelompok wilayah pegunungan Jawa (3 spesies)."
1989
D138
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti R. Hadi
"Tungau trombikulid mendapat perhatian karena mendapat perhatian karena perannya dalam penularan penyakit scrub typhus yang disebabkan oleh rickettsia tsutsugasushi.
Dari hasil survei dan penelusuran literatur, terdapat 128 jenis spesies trombikulid di Indonesia. Menurut distribusi geografisnya, tungau trombikulid yang ditemukan di Indonesia, dibagi ke dalam 5 kelompok: kelompok wilayah barat (30 spesies), wilayah timur (9 spesies), wilayah Sulawesi (20 spesies), wolayah barat dan timur (52 spesies), dan kelompok wilayah pegunungan Jawa (3 spesies)."
Universitas Indonesia, 1989
D653
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aman Evendi
"Penurunan kasus penyakit yang terjadi di masyarakat diperlukan berbagai upaya. Agar upaya yang tertuang dalam perencanaan program dapat berhasil guna dan berdaya guna perlu didukung oleh pelaksanaan manajemen yang baik. Indikasi pelaksanaan manajemen yang baik dapat dilihat dari pelaksanaan pengambilan keputusan berdasarkan fakta nyata pada masyarakat atau wilayah dimana program tersebut akan dilaksanakan. Begitu pula upaya penurunan kasus penyakit yang terjadi pada masyarakat perlu dukungan data/fakta yang ada dimana masyarakat itu berada dalam wilayahnya.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Laporan Bulanan Penyakit ( SP3-LBI) merupakan salah satu Instrument yang bisa dipakai untuk melihat fakta angka kejadian kasus penyakit yang ada di masyarakat. Namun sampai saat ini belum dapat memberikan konstribusi dalam membuat perencanaan program, yang dikarenakan berbagai sebab. Sehingga dalam upaya perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi program tidak didukung oleh data dan informasi.
SP3-LBI merupakan satu-satunya laporan yang banyak memuat jenis kasus penyakit, meskipun ada jenis laporan penyakit yang lain. Namun baru sekedar memberikan data berupa angka kasus penyakit dalam bentuk jumlah kumulatif tiap Puskesmas, sehingga belum bisa menghasilkan informasi sesuai kebutuhan. Karena bagaimanapun kejadian suatu penyakit dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Di era otonorni daerah, terjadi perubahan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dari technical control menjadi technical support. Dengan demikian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai wewenang dalam pengembangan upaya pembangunan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerahnya masing-masing. Untuk itu dalam rangka memperoleh informasi dengan cepat dari kasus penyakit yang diperoleh dari SP3-L131, perlu dikembangkan agar lebih sederhana dengan mengikutsertakan variabel-variabel yang kemungkinan mempunyai hubungan dengan kejadian kasus. Varibel-veriabel tersebut adalah jumlah penduduk, jumlah tenaga kesehatan teknis dan jumlah Puskesmas yang berada dalam wilayah masingmasing. Untuk itu dikembangkanlah Sistem Informasi Sepuluh Penyakit Terbanyak Berbasis Kecamatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.
Pengembangan dimulai dengan menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan sistem yang ada. Selanjutnya melakukan perencanaan sistem, menganalisa situasi, membuat rancangan, mendesain sistem/pembuatan prototype dan uji coba prototype. Dan hasii rancangan ini akan dihasilkan indikator output berupa gambaran sepuluh kasus penyakit terbanyak untuk tiap kecamatan dan total kabupaten dalam bentuk tabel dan grafik, rasio kasus terhadap jumlah penduduk, rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk dan rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Dengan adanya pengembangan tersebut diharapkan informasi akan bisa diperoleh dengan cepat, mekanisme feed back akan mudah dilakukan tiap bulan. Agar hal tersebut bisa berjalan optimal dibutuhkan minimal input hard ware Pentium III, soft ware Microsoft windows 98/2000, Acces 2000 dan brains ware minimum D III bidang informatika.
Daftar bacaan : 35 (87-2001)

Developing Information System of the Greatest Ten Diseases Subdistrict Basis in Health Official Indramayu Regency The descend of disease case that happen in society is needed many efforts. In order to get in planning program can get succeed and efficient which is supported by management implementation well. Implementation indication management which's good can be seen from taking decission implementation based on the real fact in society or area where the program will be done.
Registration system and reporting local government clinic/Puskesmas for reporting disease monthly ( SP3-LB1 ) is one of the instrument which can be used for seeing the number case of disesase in society. But it hasn't given contribusion in making program planning yet, because many reasons. So in planning, implementation, controlling, supervision ang evaluating program aren't supported by information and data.
SP3-LB1 is the wily one reporting that could accomadate kind of disease case, even there is a kind of other disease report, havever just giving data like the number disease case in cummulative total in every local government clinic, so hasn't got the information as needed yet. The disease could be caused by many factors.
In the otonomy area time, many charges function in health official regency/city from technical can too be come technical support. Thus, health official regency has outhority in developing health according to necessity and situation in the area. Getting information quickly from disease case which is obtained from SP3-LB1, neediry developed to make smple by including variables that has relation with the cases. The variables are the total population, the total medical technical worker and the total of local government clinic in every area. So it is developed information system for the greatest ten disease subdistrict basis in health official Indramayu regency.
Developing is started by analized and identification problem system. Doing system planning, analyzing situation, making design, design system/making prototype and the test of prototype. From this design result will be resulted output indicator like description of the greatest ten disease for every subdistrict and the total regency in table and graph, rasio case to the total population, rasio to medical worker to the total population and rasio to local government clinicfPuskesmas to the total population.
Developing is hoped information can be fast to get, the mechanism feed back will easy to do very month, In order to do optimally. It is needed minimal input hard ware pentium III, soft ware microsoft windows 98/2000, access 2000 and brains ware minimum D.]TI information subject.
Reference: 35 ( 1988 -- 2001 )"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Supriatna
"Penyakit menular merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi, meskipun saat ini ada pergeseran poly penyakit dari penyakit menular ke penyakit degeneratif. Penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia saat ini antara lain penyakit diare, campak, dan demam bedarah.
Untuk mengantisipasi terjadinya KLB perlu dilaksanakan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini). Namun dalam pelaksanaannya, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, menghadapi beberapa masalah. Masalah tersebut antara lain tidak semua puskesmas mengirimkan laporan tersebut secara rutin dan tepat waktu. Selain itu, data yang masuk tidak diolah dan dianalisis secara rutin, serta analisis yang dilaksanakan pun belum optimal, sehingga belum bisa memprediksi akan terjadinya KLB. Perangkat lunak pengolah data yang digunakan saat ini adalah lotus 123. Dalam operasionalnya ada beberapa kelemahan yang ditemui, baik dalam entri data, proses, maupun output. Selain aplikasi ini juga mempunyai kelemahan dalam penyusunan dan pengorganisasian data dalam file.
Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya sistem informasi laporan mingguan penyakit menular (Laporan Mingguan) dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2003. Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembngan sistem, dengan tahapan penelitian antara lain : penentuan entitas, analisis sistem, rancangan sistem, dan penentuan kriterja ujicoba prototype.
Dalam penelitian ini telah berhasil disusun; form input data sistem laporan mingguan penyakit menular potensial wabah dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta validitas dalam pemasukan data; Basis data (database) dalam sistem informasi laporan mingguan telah dinormalisasi, dan dibuat relasi antar tabel. Proses ini menjadikan .file-file menjadi terstruktur dan terorganisir dengan baik, sehingga menjadi efisien, serta akan mempermudah dalam memanggil dan meng-update data; Prototype aplikasi sistem informasi laporan mingguan telah diuji coba dan mengghasilkan keluaran yang dapat digunakan untuk kewaspadaan dini berupa absensi kinerja pengiriman laporan, distribusi penyakit menular potensial wabah, grafik trend penyakit menular potensial wabah, area neap trend penyakit menular potensial wabah.
Dengan tersusunnya prototype sistem informasi laporan mingguan penyakit menular yang telah berhasil diuji coba di laboratorium komputer, sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya segera mengimplementasikan sistem tersebut, karena sumber daya petugas maupun komputer di Seksi Pengamatan Penyakit, memungkinkan untuk pelaksanaannya. Meskipun secara struktur organisasi sistem informasi laporan mingguan telah terakomodir, agar sistem yang berjalan dapat terpelihara, sebaiknya kegialan ini dikuatkan dengan kebijakan dari Kepala Dinas secara tersendiri, misalnya berupa pembentukan kelompok kerja fungsional, sehingga kegiatan ini dapat berjalan optimal.
Pustaka : 21 (1984-2002)

Communicable disease is one of important challenges in health issues in Indonesia, although there is a shifted pattern from communicable diseases to degenerative diseases, but still remain high rate in morbidity and mortality. The most often diseases that caused outbreak are diarrhea, measles, and blood fever dengue.
To anticipate the outbreak it needs Early Warning System (EWS), but there are some problems that make this system not working properly, especially in District of Tasikmalaya, Province of West Java. There are some health centers do not deliver report regularly and timely. Also the data processing and analyzing for outbreak prediction did not working well, because this data processed by Lotus 123 which have some weaknesses, such as in data entry. processing and output, also in file organizing.
This study objective is to develop an Information System of Weekly Report of communicable Incidence in order to support EWS in Tasikmalaya Sub-district, Province of West Java year of 2003. The method using system development approach, determining entities, system analysis, system design, and determining the criteria of test drive prototype.
The prototype for information system development on weekly report has been build, computer based. This prototype presenting information of communicable diseases distribution, which potentially causing outbreak, based on type of disease, week of incidence, and the health center which is reporting, also with trend graphic and area map trend of diseases.
This prototype has been passed the test in computer lab and we recommend using this prototype in Health Office District of Tasikmalaya immediately. Although In organization structure this report have been accommodated, this activity should be supported by head of Health Office by establish functional work group , so this system could be working at it best.
Bibliography: 2I (1984-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The main cause of mortality among Indonesian pilgrims was circulatory diseases. The death was common among old pilgrims, especiallly due to heart failure...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Julitasari Sundoro
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor jenis pekerjaan yang berpengaruh terhadap infeksi Virus Hepatitis B (VHB). Sumber data untuk penelitian ini adalah data sekunder di Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan Puskesmas Kedung Halang, Cirimekar, Gunung Putri dan Citeureup, tahun 1991. Setelah melalui proses pembersihan data, diperoleh jumlah responder sebanyak 83 orang pada kelompok medis dan 71 orang pada kelompok non medis. Dari kelompok pertama sejumlah 83 orang yang melakukan praktek (berhubungan dengan alat suntik, produk darah, merawat pasien, menggunakan sarung tangan, riwayat tertusuk jarum) sejumlah 61 orang yang dianalisis lebih lanjut.
Dari hasil analisa data diperoleh hasil bahwa pemakaian jarum suntik daur ulang kemungkinan terinfeksi VHB adalah 11,24 kali dibandingkan dengan pemakaian jarum sekali pakai dan tingkat signifikan p = 0,007. Walaupun terdapat peningkatan pada variabel umur > 30 tahun, jenis kelamin pria, jenis pekerjaan (kelompok medis), riwayat terapi akupunktur dan lama kerja > 6,5 tahun, perbedaan tersebut secara statistik ternyata tidak bermakna.
Dalam upaya menurunkan kemungkinan terinfeksi VHB pada kelompok medis karyawan kesehatan maka yang panting adalah :
1. Pendidikan dalam perilaku pekerjaan sehari-hari, mengenali alat sekali pakai,
2. Menghimbau kepada DepKes untuk mengganti alat suntik daur ulang dengan sekali pakai,
3. Dan yang paling penting perlindungan untuk tenaga kesehatan dengan imunisasi terhadap hepatitis B."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Sickness presenteeism adalah suatu kondisi seseorang yang sakit fisik atau mental namun tetap masuk kerja. Penelitian ini memperoleh data prevalensi penyakit dan faktor penyebabnya di kalangan pekerja sektor formal di beberapa daerah di Indonesia. Studi cross-sectional dilakukan di beberapa daerah di Indonesia dengan jumlah responden 590 orang. Sickness presenteeism ditentukan oleh masalah kesehatan yang dialami selama satu bulan terakhir sebelum mengikuti penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresi logistik. Dari 590 peserta, prevalensi sickness presenteeism yang didapatkan adalah 26,1% (n=154). Mayoritas responden adalah tenaga kesehatan (33,9%) dan berasal dari Pulau Jawa (64,1%). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa umur (p=0.016), jenis kelamin (0.041), tingkat pendidikan (0.012), dan bidang pekerjaan (p=0.044) berpengaruh signifikan. Prevalensi sickness presenteeism pada pekerja sektor formal di beberapa daerah di Indonesia adalah 26,1%. Faktor yang paling relevan dengan kejadian penyakit adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan bidang pekerjaan.

Sickness presenteeism is a condition in which an individual who is physically or mentally ill still comes to work. We obtained the prevalence of sickness presenteeism and contributing factors among formal sector workers in several areas in Indonesia. A cross-sectional study was done in several areas in Indonesia with 590 participants. Sickness presenteeism was determined by the health problems experienced in the last month before the study. Data analysis was done using the chi-square bivariate test and the logistic regression multivariate test. Out of 590 participants, the prevalence of sickness presenteeism is 26.1% (n=154). The majority of the respondents were healthcare workers (33.9%) and from Java Island (64.1%). Multivariate analysis results showed that age (p=0.016), gender (0.041), education level (0.012), and area of employment (p=0.044) were significant. The prevalence of sickness presenteeism among formal sector workers in some areas of Indonesia was 26.1%. The most relevant factors to sickness presenteeism were age, gender, education level, and area of employment."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Resthie Rachmanta Putri
"Pendahuluan. Pencegahan dan pengendalian hiperlipoproteinemia tipe LDLsangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. Pemeriksaan laboratorium dari serum darah menjadi baku emas penegakan diagnosis hiperlipoproteinemia tipe LDL, namun harganya yang mahal dan tidak tersedia di semua layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan indikator rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan (LP/TB) sebagai alat untuk deteksi dini hiperlipoproteinemia tipe LDL di Indonesia.
Metode. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain potong lintang. Subyek penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas. Subyek dengan riwayat penyakit jantung koroner, stroke, hipertiroid, sedang hamil, atau menggunakan kontrasepsi oral diekslusi. Total subyek penelitian sebanyak 29.536 orang. Variabel independen adalah rasio LP/TB, usia, jenis kelamin, adanya hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, aktivitas fisik, pola diet, kebiasaan merokok, dan stress. Variabel dependen adalah ada tidaknya hiperlipoproteinemia tipe LDL (LDL ≥100 mg/dl).
Hasil. Prevalensi hiperlipoproteinemia tipe LDLdi Indonesia sebesar 73,48%. Dari analisis ROC didapatkan area under curve (AUC) rasio LP/TB untuk mengidentifikasi hiperlipoproteinemia tipe LDLsebesar 0,6355. Titik potong rasio LP/TB sebesar 0,45 pada laki-laki dan 0,49 pada perempuan menghasilkan sensitivitas sebesar 70,15%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara AUC rasio LP/TB dengan AUC indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang. Namun dengan menggunakan titik potong standar di Indonesia, sensitivitas IMT dan lingkar pinggang lebih rendah untuk mendiagnosis hiperlipoproteinemia tipe LDL (sensitivitas IMT: 31,27%, sensitivitas lingkar pinggang 30,16%). Variabel yang menjadi faktor risiko hiperlipoproteinemia tipe LDL adalah usia (POR: 1,03; 95% CI 1,030-1,034), wanita (POR: 1,12; 95% CI 1,05-1,19), hipertensi (OR: 1,34% 95% CI 1,12-1,59), dan diabetes mellitus tipe 2 (POR:1,75; 95% CI 1,37-2,23).Faktor protektif hiperlipoproteinemia tipe LDL menurut indikator rasio LP/TB adalah stress psikis (POR: 0,88, 95%CI: 0,08-0,98).
Kesimpulan. Rasio LP/TB ≥0,45 pada laki-laki dan ≥0,49 pada perempuan dapat digunakan untuk menjadi alat deteksi dini hiperlipoproteinemia tipe LDLdengan sensitivitas yang baik. Usia, wanita, diabetes mellitus tipe 2, dan hipertensi merupakan faktor risiko hiperlipoproteinemia tipe LDL.

Introduction. Detection of LDL type hyperlipoproteinemia is important for the prevention of cardiovascular diseases. Serum lipid testing as gold standard for LDL type hyperlipoproteinemia remains expensive and not available in every districts in Indonesia. We aimed to develop waist to height ratio (WTHR) as simple test to identify LDL type hyperlipoproteinemia among Indonesians.
Methods. This was a cross sectional study using data from Indonesia?s Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar) in 2013. A total of 19.536 participants aged 15 and above were included. Subject with history of stroke, ischaemic heart disease, hyperthyroid, in pregnancy, or using oral contraceptive were excluded. Dyslipidemia was defined as LDL≥100 mg/dl. Body weight, height, and waist circumference were measured following standard procedure. We compare validity of WTHR with body mass index (BMI) and waist circumference (WC) for identifying dyslipidemia, with serum lipid testing as gold standard. We also analyze whether age, sex, hypertension, type 2 diabetes, diet, physical activity, smoking habit, and physicological stress were associated with LDL type hyperlipoproteinemia. Data were analysed using logistic regression and areas under the receiving operating characteristic curves.
Results. Prevalence of LDL type hyperlipoproteinemia in Indonesia is 73,48%. AUC of WTHR is 0,6355. Wthr at cut off 0,45 in male and0,49 in female gives 70,15% sensitivity. There were no significant difference in AUCs of WTHR, BMI, and WC. But with standard cut-off point of BMI and WC, their sensitivity is lower than WTHR (sensitivity of BMI is 31,27%, sensitivity of WC is 30,16%). Risk factors of of LDL type hyperlipoproteinemia were age (POR: 1,03; 95% CI 1,030-1,034), female (POR: 1,12; 95% CI 1,05-1,19), hypertension (POR: 1,34% 95% CI 1,12-1,59), and type 2 diabetes (POR:1,75; 95% CI 1,37-2,23).Protective factor was physiological stress (POR: 0,86, 95%CI: 0,78-0,96).
Conclusions. WTHR≥0,45 in male and ≥0,49 in female may be used as tool for of LDL type hyperlipoproteinemia screening. Age, female, hypertension, type 2 diabetes were risk factors of of LDL type hyperlipoproteinemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Syiami Fitri
"Penyakit berbasis lingkungan salah satunya diare masih menjadi penyebab kematian pada balita di Indonesia dengan proporsi 25,2%. Tujuan riset ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare; menganalisis pengaruh status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM terhadap kejadian diare; dan mendapatkan model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru. Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi diare balita sebesar 38,6%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu dan status ekonomi keluarga dengan STBM dengan masing-masing sebesar 6,91% dan 9%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM dengan kejadian diare pada balita dengan masing-masing sebesar -2,25%, -0,16%, dan -24,7%. Terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ibu dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -13,07% dan pengaruh tidak langsung status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -14,91%. Model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru didapat Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y.

Environmental disease such as diarrhea becomes the cause of death on toddlers in Indonesia with a proportion 25,2%. The purpose of this research is to determine the frequency distribution of diarrheal; analyze the effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea; get structural model of diarrhea on toddlers in Johar Baru District. The research method used was quantitative. The research results show that diarrhea prevalence is 38,6%. There is a direct effect of mother's social standing and family's financial condition toward CLTS with 6.91% and 9%. There is a direct effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea with -2.25%, -0.16%, and -24.7%. There is an indirect effect of mother's social standing toward diarrhea through CLTS with -13.07% and there is an indirect effect of family's financial condition toward diarrhea through CLTS with -14.91%. Structural model of diarrhea on toddlers obtained Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah Boediardja
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
616.5 SIT m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>