Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meliyana Yustikarini
"Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Sebagai negara kesatuan, Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasan kepada daerah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah seluas-seluasnya. Kewenangan otonomi yang luas adalah keleluasan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang.
Sejalan dengan berlakunya undang-undang nomor 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 mengenai pemerintahan daerah, memberikan kewenangan daerah dalam hal ini masyarakat hukum adat telah memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri.
Indonesia yang terdiri dari beribu pulau dan suku, yang didalamnya terdapat sistem kemasyarakatan yang berbeda-beda dan sistem pemerintahan asli atau adat yang berbeda pula. Sehingga di era otonomi daerah ini kesatuan masyarakat hukum adat tersebut telah hidup kembali dengan berdasarkan UUD 1945 hasil Amandemen, yang mana telah diakui kedudukan dan peranan masyarakat hukum adat di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soepomo
"Apa yang dimuat didalam buku ini pada umumnya adalah sama dengan isi pidato pada tahun 1941. Pada tanggal 31 Maret 1941, penulis sebagai gurubesar Iuarbiasa di Fakultas Hukum di Jakarta menguraikan pidato permulaan (inaugurele rede) tentang Hubungan individu dan masjarakat dalam hukum adat. Pidato itu diucapkan dalam bahasa Belanda. Namun, risalah ini bukan salinan semata-mata dari pidato tersebut, melainkan disana-sini telah ditambah atau diubah."
Djakarta: Pradnja Paramita, 1970
K 340.57 SOP h
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Muthiara Wasti
"ABSTRAK
Indonesia mengakui eksistensi masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya di dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945. Salah satunya adalah lembaga perwakilan masyarakat adat yang
memperlihatkan nilai-nilai tradisional yang masih hidup hingga sekarang.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa belum sepenuhnya
mengakomodir nilai-nilai adat di setiap daerah terutama perwakilan adat di Nagari
Minangkabau. Oleh sebab itu, terdapat dua pokok permasalahan: Pertama,
kedudukan dan kewenangan lembaga perwakilan adat dalam struktur
pemerintahan nagari di Minangkabau dan Undang-Undang tentang Desa dan
Kedua, konsep ideal mengenai lembaga perwakilan adat di Indonesia. Analisis
dilakukan dengan menggunakan teori hukum tata negara adat karena memiliki
kaitan erat dengan nilai-nilai ketatanegaraan Indonesia yang diikuti dengan
penerimaan terhadap keberadaan adat yang lahir dari sebuah persekutuan hukum
dan memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, dilakukan perbandingan pengaturan
masyarakat adat di Amerika Serikat, Australia, Kamerun dan China. Kesimpulan
adalah lembaga perwakilan adat nagari belum sepenuhnya terakomodir dalam
Undang-Undang tentang Desa sehingga dibutuhkan sebuah pengaturan ideal
untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat adat nagari di Minangkabau terutama
dalam unsur keanggotaan, metode pemilihan dan kedudukan dan kewenangan dari
lembaga perwakilan adat tersebut. Untuk itu, diperlukan perubahan terhadap
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam hal pengaturan
mengenai desa adat yang dapat dibandingkan dengan negara lain yang lebih
mempunyai pengaturan dan perlakuan terhadap desa adat di negarannya seperti di
AS, Kamerun, RRC dan Australia.

ABSTRACT
Indonesia acknowledges the existence of indigenous law communities
along with their traditional rights in Article 18 of the Indonesian 1945
Constitution. One of these institution is the traditional people representatives that
embrace traditional values that lives up to the present. Law Number 6 of 2014 on
Villages have not fully accommodated tradition values that exists in the respective
regions, particularly the traditional representation in Nagar Minangkabau. As
such, there are two issues: the position and authority of traditional representative
institutions within the governance structure of nagari in Minangkabau and the
Village Law; and, secondly, the ideal regulation on traditional representative
institutions in Indonesia. The analysis is conducted using the theory of traditional
constitutional law as it bears close relation to Indonesia?s state constitutional
values followed by acceptance of the diversity of customs that arise from an
amalgamation of laws that have their own characteristics. Additionally, a
comparison is carried out as regards regulations that govern indigenous
communities in the United State, Australia, Cameroon, and China. The conclusion
is that the nagari indigenous representative institution is not fully accommodated
in the Village Law and thus an ideal regulatory instrument to accommodate the
need of the nagari indigenous community in Minangkabau, among others
membership, method of election and the position and authority of the indigenous
representative institution."
2016
T46631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahadi
Bandung: Binacipta, 1988
340.57 MAH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bushar Muhammad
Jakarta: Pradnya Paramita, 1983
340.57 BUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soekanto
Bandung: Alumni, 1981
340.57 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
H. Hilman Hadikusuma
Bandung: Alumni, 1980
340.57 HIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ridwan Halim, 1954-
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985
340.57 RID h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bushar Muhammad
Djakarta: Ichtiar, 1961
340.57 BUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soepomo
Jakarta: Pradnya Paramita, 1980
340.57 SOE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>