Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susilowati Hadisusilo
"ABSTRACT
Fermentasi susu kedelai dengan L.bulgarious dapat menurunkan kandungan asam fitat sampai 37%. Asam fitat dapat menghambat absorpsi Ca dengan membentuk Ca-fitat, suatu senyawa. yang tidak larut.
Pada penelitian pengaruh fermentasi susu kedelai pada absorpsi Ca ini, digunakan 31 tikus putih strain LMR, jantan berumur 2 bulan. Tikus-tikus ini dibagi kedalam dua kelompok, 10 tikus untuk kelompok pembandingan (kontrol) dan 21 tikus untuk kelompok percobaan. DIet makanan tikus adalah diet D-1 (standar dietyang diperkaya Ca), diet D-2 (diet D-1 + susu kedele) dan diet D-3 (diet D-1 + fermentasi susu kedele).
Perlakuan pada kelompok kontrol diberikan diet D-1 selama 6 minggu sedangkag kelompok percobaan secara berturut-turut diberikan diet D-1 (2 minggu), diet D-2 (2 minggu) dan diet D-3 (2 minggu). Absorpsi Ca pada tikus ditentukan dengan mengukur konsentrasi Ca dalam fesesnya. Pada hari ke 10, 24 dan 38 feses tikus diambil untuk dianalisis.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa absorpsi Ca nada tikus meningkat bila diet yang mengandung susu kedelai diganti dengan diet yang mengandung fermentasi susu kedelai."
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Jaka Gustiansyah
"Dalam dunia pengobatan, bahan alam dapat digunakan sebagai upaya preventif, promotif, maupun rehabilitatif. Diduga, kandungan isoflavon dalam susu kacang kedelai sebagai senyawa yang berkhasiat untuk menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan secara ilmiah efek pemberian susu kacang kedelai terhadap kadar asam urat darah tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia dengan kalium oksonat. Sejumlah 30 ekor tikus putih jantan Sprague-Dawley dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal dan perlakuan yang diberi larutan CMC 0,5% 3 mL/200 g bb tikus, kelompok pembanding yang diberi suspensi alopurinol 36 mg/200 g bb tikus, serta tiga kelompok bahan uji yang diberi susu kacang kedelai dengan dosis 1, 2, 3 berturut-turut yaitu 2,25 g, 4,5 g, dan 9 g kacang kedelai/200 g bb tikus/hari. Semua kelompok, kecuali kelompok kontrol normal, diinduksi kalium oksonat 50 mg/200 g bb tikus secara intraperitonial. Pengambilan sampel darah pada hari ke delapan dilakukan 2 jam setelah induksi. Pengukuran kadar asam urat dalam plasma dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kacang kedelai 2,25 g/hari dapat menurunkan kadar asam urat tikus (p < 0,05) dengan efektivitas sebesar 25,58%.

In therapeutics world, natural materials can be used as a preventive, promotive, and rehabilitative. Presumably, the content of isoflavones in soy milk as a nutritious compounds for lowering uric acid levels. The purpose of this study is to prove scientifically the effect of giving soy milk on blood uric acid levels of male white rats which made hyperuricemia by potassium oxonate. A number of 30 Sprague-Dawley male white rats were divided into 6 groups: normal control group and treatment control group were given 3 mL/200 g body weight (bw) of rat of 0,5% CMC solution, a comparison group who were given 36 mg/200 g bw of rat of allopurinol's suspension, and the three groups of test substance fed soy milk with a dose of 1, 2, 3 in a row 2,25 g, 4,5 g, and 9 g of soybean/200 g bw of rat/day. All groups, except the normal control group, induced by potassium oxonate 50 mg/200 g bw of rat via intraperitonial. Blood sampling was performed on the eighth day 2 hours after induction. Measurement of plasma levels of uric acid was done with the enzymatic colorimetric method performed with a spectrophotometer UV-Vis at 520 nm wavelength. The results showed that soy milk 2,25 g/day can reduce uric acid levels of rats (p < 0,05) with the effectiveness of 25,58%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42856
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Evennia
"Kacang kedelai merupakan sumber isoflavon terbanyak dan salah satu produk olahannya ialah susu kacang kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian susu kacang kedelai terhadap kadar glukosa darah mencit putih jantan galur ddY yang dibebani glukosa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 25 ekor mencit putih jantan galur ddY yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kontrol normal (CMC 0,5% 0,5 ml/20 g BB), kontrol pembanding (Metformin HCl 13 mg/20 g BB), dan 3 variasi dosis uji (0,325 g kedelai/20 g BB; 0,65 g kedelai/20 g BB; 1,3 g kedelai/20 g BB) yang diberikan dalam bentuk susu kacang kedelai. Mencit terlebih dahulu diukur kadar glukosa darah puasa, kemudian diberikan larutan uji. Tiga puluh menit setelah perlakuan, kadar glukosa darah diukur kembali, kemudian diberikan glukosa 2 g/kg BB per oral. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pembebanan glukosa. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan glukometer ACCU-CHEK® Active. Pemberian susu kacang kedelai dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan galur ddY yang dibebani glukosa pada semua dosis (0,325; 0,65; 1,3 g kacang kedelai/20 g BB mencit), namun penurunan kadar glukosa darah yang terbaik terlihat pada dosis 1 (0,325 g kacang kedelai/20 g BB mencit).

Soybean is most abundant source of isoflavones and one of soy products is soybean milk. This study was made to investigate the effect of soybean milk administration towards blood glucose level in glucose loaded male ddY mice. A completely randomized design was conducted using 25 male ddY mice that were divided into 5 groups; normal control (CMC 0,5% 0,5 ml/20 g b.w.), drug control (Metformin HCl 13 mg/20 g b.w.), and 3 different treatment doses (0,325 g soybean/20 g b.w.; 0,65 g soybean/20 g b.w.; 1,3 g soybean/20 g b.w.) which were given in soybean milk. Fasting blood glucose was measured and mice were treated based on their groups. Thirty minutes after treatment, blood glucose level was measured again and then mice were loaded glucose 2 g/kg b.w. orally. Blood glucose level was measured at 30, 60, 90, and 120 minutes postload glucose. Blood glucose level was measured by using ACCU-CHEK® Active meter. Administration of soybean milk lowered blood glucose level in glucose loaded male ddY mice treated with 0,325; 0,65; 1,3 g soybean/20 g b.w., but treatment with 0,325 g soybean/20 g b.w. showed the best reduction of blood glucose level."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haviani Rizka Nurcahyaningtyas
"Hiperlipidemia merupakan peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida atau kedua-duanya di atas batas normal yang menjadi penyebab utama aterosklerosis. Susu kacang kedelai telah diteliti memiliki efek antihiperlipidemia karena diduga mengandung senyawa isoflavon, protein, dan lesitin. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek susu kacang kedelai terhadap penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan peningkatan kolesterol LDL pada tikus putih jantan. Tikus diberi diit tinggi kolesterol dan lemak dengan komposisi kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebesar 15%, dan lemak hewan 5%. Tikus putih jantan galur Sprague dawley sebanyak 30 ekor dengan berat sekitar 200 g dibagi dalam enam kelompok yang terdiri dari kontrol normal (CMC 0,5%), kontrol perlakuan (diit tinggi kolesterol dan lemak), kontrol pembanding (simvastatin), dan kelompok uji yang diberi susu kacang kedelai dengan dosis 2,25 g/kg bb, 4,5 g/kg bb, dan 9 g g/kb bb. Setelah 56 hari perlakuan dilakukan pengujian terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kacang kedelai dengan dosis 9 g/kg bb dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL serta meningkatkan kadar kolesterol HDL paling baik dibandingkan dengan dosis 2,25 g/kg bb dan dosis 4,5 g/kg bb karena memberikan hasil yang tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol normal.

Abstract
Hyperlipidemia is elevated levels of cholesterol or triglycerides or both of them above normal limit that is a major cause of atherosclerosis. Soymilk have been studied for antihiperlipidemia effects because expected contain isoflavone, protein, and lecithin. This study aimed to determine effects of soymilk to decreased levels of total cholesterol, triglycerides, HDL cholesterol, LDL cholesterol and an increased in male white rats. Rats given high cholesterol and fat diet by composition of 80% yolk, 65% sucrose solution 15%, and 5% animal fat. Thirty white male rats Sprague dawley strain with body weight 200 gram were divided into 6 groups are normal control (CMC 0,5%), treatment control (high cholesterol and fat diet), comparator control (simvastatin), and test group who were given doses of soy milk with 2,25 g / kg body weight, 4,5 g / kg body weight, and 9 g / kg body weight. After 56 days, examination carried out on total cholesterol, triglycerides, HDL cholesterol, and LDL cholesterol. Result findings showed that soymilk with dose 9 g/kg body weight can reduced levels of total cholesterol, triglycerides, and LDL cholesterol and increased HDL cholesterol levels are best compared with a dose of 2,25 g / kg body weight and a dose of 4,5 g / kg body weight because it gives results that not significantly different compared with normal control."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amandanu Bramantya
"Latar Belakang: Nutrisi ibu diketahui memiliki peran dalam meningkatkan kualitas oosit yang dapat meningkatkan keberhasilan program IVF/ICSI. Kedelai (Glycine maxx (L.)Merr.) merupakan salah satu sumber nutrisi dan gizi potensial karena mengandung asam linoleat dan genistein yang dapat berperan dalam meningkatkan kualitas oosit dan perkembangan embrio.
Tujuan: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk melihat efek pemberian pakan kedelai terhadap kualitas perkembangan embrio pasca fertilisasi menggunakan IVF/ICSI.
Metode: Penelitian ini menggunakan hewan uji coba berupa mencit betina galur DDY usia 6-8 minggu yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok diberi kedelai di samping pakan standar (K) dan kelompok kontrol yang hanya diberi pakan standar (NK), serta mencit jantan galur DDY usia 12-15 minggu. Oosit dikoleksi dan kemudian difertilisasi menggunakan metode IVF/ICSI. Embrio yang dihasilkan diamati dengan mikroskop terbalik pada hari 1-3 pasca fertilisasi.
Hasil Penelitian: Pada kelompok dengan perlakuan pakan kedelai terdapat peningkatan jumlah dan kualitas oosit sehingga terjadi peningkatan jumlah perkembangan embrio dengan kualitas baik. Pada hari pertama pasca fertilisasi didapat NK= 63,75% baik, 36,25% buruk; K= 61,08% baik, 39,92% buruk . Pada hari ketiga pasca IVF/ICSI ditemukan NK = 26,25% baik, 73,75% buruk; K= 22,17% baik, 77,83% buruk. Namun, Uji Chi Square NK vs K hari pertama (p = 0,678; OR =1,120), dan ketiga (p = 0,465; OR 1,250).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa kedelai dapat meningkatkan jumlah embrio dengan kualitas perkembangan yang baik, namun tidak meningkatkan atau menurunkan proporsi jumlah embrio baik maupun buruk pada prosedur IVF/ICSI.

Background: Nutrition is thought to play a role to increase oocyte quality and increases the success of IVF/ICSI. One particular food, Soybean (Glycine maxx (L.)Merr) is a known source of high nutrition and potential benefit because it contains linoleic acid and genistein that it is thought to increase the quality of oocyte and therefore improves embryo development quality.
Aim: This research is an experimental study to observe the effect of soybean feed on the development quality of mice embryo post fertilization using IVF/ICSI.
Method: This research uses female DDY strain mice age 6-8 weeks which are divided into two groups, soybean fed alongside standard pellet (K) and control with only standard pellet fed (NK), and male DDY strain mice age 12-15 weeks, as animal models. The female mice are also given hormonal stimulus to induce superovulation. The oocytes are then fertilized using IVF/ICSI method and the embryo are then observed on day 1-3 post fertilization. 
Result: Result of this study shows an increase in the number and quality of oocyte in the soybean fed (K) group.  On day-1 embryo observation, NK= 63,75% good, 36,25% bad; K= 61,08% good, 39,92% bad . On day-3, NK = 26,25% good, 73,75% bad; K= 22,17% good, 77,83% bad. However, the study also shows that there is no significant difference in the percentage or proportion of good versus bad embryos in both groups on day-1 (p = 0,678; OR =1,120),  and day-3 (p = 0,465; OR 1,250).
Conclusion: This study concludes that soybean can increase the number of embryos with good development quality but does not increase nor decrease the proportion of good versus bad embryo in an IVF/ICSI procedure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ari Nugrahaningrum
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian fortifikan NaFeEDTA dalam tepung tempe dan susu kedelai terhadap kadar natrium plasma darah tikus (Rattus norvegicus L.) jantan galur Sprague Dawley. Sebanyak 25 ekor tikus dibagi ke dalam 5 kelompok: kelompok kontrol 1 (KK1) yang diberi CMC 0,5%, kelompok kontrol 2 (KK2) yang diberi tepung tempe atau susu kedelai, dan tiga kelompok perlakuan (KP1, KP2, KP3) yang diberi tepung tempe atau susu kedelai dengan fortifikan NaFeEDTA dosis 1,35 mg Fe/ kgBB; 2,7 mg Fe/ kgBB; 5,4 mg Fe/ kgBB selama 21 hari berturut-turut. Penentuan kadar natrium plasma dengan alat AES (Atomic Emission Spectroscopy). Hasil uji Anava satu arah (P > 0,05) menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pemberian fortifikan NaFeEDTA dalam tepung tempe dan susu kedelai terhadap kadar natrium antar kelompok perlakuan. Kadar natrium plasma pada T21 dengan bahan uji tepung tempe dan susu kedelai tetap berada pada rentang normal antara 0,456 mg/ml -- 0,586 mg/ml.

The effect of NaFeEDTA fortificant inserted in tempeh flour and soy milk intake on plasma sodium concentration in male Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.) had been studied. Twenty five rats were divided into five groups: control group 1 (KK1) was administered with CMC 0.5%, control group 2 (KK2) was administered with tempeh flour or soy milk; three treatment groups (KP1, KP2, KP3) were administered with tempeh flour or soy milk added with fortificant NaFeEDTA 1.35 mg Fe/kgBw; 2.7 mg Fe/kgBw; 5.4 mg Fe/kgBw consecutive for 21 days. Plasma sodium concentration was measured by AES (Atomic Emission Spectroscopy). One way Anova test (P > 0.05) showed there is no significant effect of fortificant NaFeEDTA inserted in tempeh flour and soy milk intake on plasma sodium concentration in all treatment groups. Plasma sodium concentration on T21 which was administered with tempeh flour and soy milk remains in normal range between 0.456 mg/ml ? 0.586 mg/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Octavia
"ABSTRAK
Isoflavon merupakan metabolit sekunder yang terdapat dalam kedelai. Manfaat isoflavon diantaranya mengurangi resiko kanker, gangguan sistem pembuluh darah, osteoporosis, gejala menopause, dan penyakit jantung. Isoflavon umumnya terkonjugasi dengan senyawa gula, sedangkan senyawa aktif yang berperan besar dalam kesehatan adalah dalam bentuk aglikon. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan daidzein, genistein, dan faktor-2 dalam susu kedelai melalui pemilihan bakteri asam laktat yang paling unggul selama 48 jam fermentasi pada temperatur 370 C dengan kecepatan pengocokan 200 rpm. L. plantarum, L. pentosus, dan L. casei Shirota strain digunakan sebagai inokulum untuk berlangsungnya proses hidrolisis ikatan ß-glukosida isoflavon menghasilkan bioaktif isoflavon. Pengukuran pertumbuhan bakteri menggunakan metode total plate count (TPC), perubahan keasaman diukur dengan pH meter, dan analisis isoflavon menggunakan metode KCKT pada panjang gelombang 260 nm. L. plantarum merupakan bakteri yang paling cocok untuk fermentasi susu kedelai dengan konsentrasi daidzein 14,17 μg/mL, genistein 14,17 μg/mL, dan faktor-2 13,33 μg/mL pada jam ke-24 yang merupakan waktu inkubasi terbaik untuk memperoleh isoflavon yang tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huditami Ajeng Widanti
"Susu sapi dan kedelai mempunyai kandungan mineral yang berbeda dan hal ini mempengaruhi proses remineralisasi pada gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam susu sapi dan susu kedelai setelah demineralisasi. Dua puluh satu spesimen gigi premolar atas manusia diukur kekerasannya sebelum perlakuan, dan didemineralisasi dengan jus jeruk. Gigi dibagi ke dalam tiga kelompok (n=7) kemudian direndam dalam aquades, susu sapi dan susu kedelai. Semua kelompok menunjukkan peningkatan nilai kekerasan yang bermakna (p<0,05). Susu sapi memberikan peningkatan kekerasan email paling tinggi diantara ketiga kelompok, namun belum dapat mengembalikan kekerasan email seperti semula.

Cow’s milk and soy milk have different mineral content an this can affects the tooth remineralization process. The aim of this study is to determine effect of immersed teeth in bovine and soy milk after demineralization. Twenty one specimens of human maxillary premolar enamel hardness measured before intervension, and then demineralized with orange juice. Tooth were divided ito three groups (n=7) then immersed in distilled water, cow’s milk and soy milk. There is significant increase of enamel hardness in all groups (p<0,05). Cow’s milk provide highest increase in enamel hardness among the three groups, but has not been able to restore the enamel hardness as before."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>