Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Hendranata
"This study aims (1) to construct an Econometric Input-Output Model for Indonesia, that emphasizes the linkage between sectors, and (2) to analyze the impact of budget allocation on development expenditure to Indonesian's economy in 2002.
The model, constructed by combining the advantages of an input-output model and an econometric model, is called the Indonesian Econometric Input-Output Model or "Model Input-Output Ekonometrika Indonesia" (MIENA). MIENA consists of 112 dynamic simultaneous equations which utilize secondary data from 19SO-20UO. The equation parameters are estimated by using a combination of three estimation methods: (1) Ordinary Least Squares, (2) First Order of Autoregressive and (3) Second Order of Autoregressive. The model is validated by the Gauss-Siedel Method, it is then used for protections and policy impact analysis simulations on budget development expenditure and world economic conditions.
The study finds that the impact of budget reallocation for development expenditure (final demand, output, income, and sectoral employment) is better than the budget allocation for development expenditure in the National Budgetary Plan (RAP3N) for 2002. The plantation sector contributed the most to supporting output multiplier and high income. The food, beverages, and tobacco industries contributed the most to yield a high employment multiplier.
"
Economics and Finance in Indonesia, 2004
EFIN-52-3-Des2004-231
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Greene, William H., 1951-
Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 2000
330.15 GRE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper investigates the theoretical impacts of the government procurement policy on rice producer price in Bangladesh agriculture
.."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mustafa Edwin
"Dalam sistem moneter yang berbasis syariah, target-target kebijakan moneter yang berhasil adalah yang dipusatkan ke arah tercapainya stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan salah satu indikator berupa kestabilan pergerakan agregat moneter yang hanya berfungsi sebagai alat transaksi, dan juga dalam kegunannya sebagai instrumen kebijakan moneter. Hal tersebut hanya dapat tercapai melalui konsistensi dengan aturan yang berlaku dalam ajaran Islam Penelitian ini adalah sebuah percobaan untuk menganalisis, mengevaluasi dan juga membuktikan keabsahan dari keefektifan dan kestabilan instrumen-instrumen moneter syariah. Hasil penelitian dengan melihat velositas agregat moneter dan terutama metode pendekatan kointegrasi dan error-correction mechanism, menunjukkan bahwa Otoritas Moneter dalam hubungannya dengan kebijakan pengaturan tingkat harga besar-besaran moneter yang telah mengandung bunga. Pada sisi lain jangka panjang, permintaan agregat moneter bebas bunga akan relatif lebih stabil sehingga gangguan yang bersifat jangka pendek akan tereduksi untuk kembalo ke keseimbangan jangka panjangnya."
2006
JEPI-VI-2-Jan2006-29
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Budi Prananto
"Peningkatan kebutuhan domestik, peningkatan harga Bahan Bakar Minyak BBM di tingkat internasional, dan harga BBM jenis tertentu yang tetap, meningkatkan beban belanja subsidi BBM dalam APBN. Subsidi BBM yang berlebihan menimbulkan dampak negatif, sehingga perlu dilakukan upaya reformasi subsidi BBM jenis tertentu, salah satunya adalah kebijakan pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM jenis tertentu melalui peningkatan harga BBM bersubsidi. Studi ini bertujuan menghitung potensi beban belanja subsidi yang dapat diturunkan/dialihkan dari upaya perbaikan kebijakan subsidi BBM dan memperkirakan dampak dari pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM terhadap perekonomian nasional, baik terhadap output, pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat, maupun tenaga kerja. Hasil studi menunjukkan bahwa, pada tahun 2012, setiap 1 persen pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM jenis tertentu, maka harga BBM bersubsidi akan meningkat sebesar 0,6 persen secara rata-rata, dan konsumsi BBM bersubsidi akan menurun sebesar 0,06 persen.
Dengan menggunakan analisis Tabel Input-Output I-O Indonesia tahun 2012 yang di-update dengan metode RAS dari Tabel IO Indonesia tahun 2008, menunjukan bahwa pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM pada tahun 2012 yang menurunkan konsumsi BBM sebesar 6 persen dan apabilat dialokasikan ke bidang infrastruktur, sektor industri non migas atau sektor pertanian, ternyata mampu meningkatkan output, nilai tambah atau PDB, pendapatan masyarakat, dan lapangan kerja dalam perekonomian nasional. Output perekonomian dan pendapatan rumah tangga nasional akan maksimal apabila pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM tersebut dialokasikan untuk investasi di bidang infrastruktur. Nilai tambah bruto PDB dan penyerapan tenaga kerja akan maksimal jika pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM dilakukan untuk investasi di sektor pertanian. Sedangkan investasi di sektor industri non migas dari pengalihan alokasi anggeran subsidi BBM tidak dapat mengoptimalkan dampaknya terhadap perekonomian nasional.

The increase in domestic demand, increase in international prices of fuel oil and fixed price of certain types of subsidized fuel, causing the increase of national budget APBN expenditure in certain types of fuel subsidy. Excessive fuel subsidies has a negative impact, so it is necessary to reforms several fuel subsidy, one of the policy is saving certain types of fuel subsidy through increased prices of subsidized fuel. This study aims to calculate the potential cost of subsidy that can be derived reallocate from the fuel subsidy policy reform and estimate the impact of the fuel subsidy savings to the national economy, both on output, economic growth, incomes, and employment. The study shows that in 2012 every 1 percent reallocations in certain types of fuel subsidy, the subsidized fuel prices will increase by 0,6 percent on average, and the consumption of subsidized fuel will decrease by 0,06 percent.
By using analysis Input Output I O Table of Indonesia in 2012 which is updated with the RAS method from I O Table of Indonesia in 2008, it shows that 100 percent reallocations in fuel subsidies in 2012 that lowered fuel consumption by 6 percent and the savings are allocated to the infrastructure sector, non oil industrial sector or the agricultural sector, was able to increase output, value added or GDP, incomes, and employment in the national economy. Economic output and household national income would be maximized if the fuel subsidy savings allocated for investment in infrastructure. Gross Domestic Product GDP and employment would be maximized if the fuel subsidy savings allocated for investment in the agricultural sector. While investment in non oil sector of the allocated fuel subsidy savings cannot optimize its impact on the national economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T47082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofwatun Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2011 dengan mempertimbangkan keterkaitan spasial antar kabupaten/ kota yang ada. Data yang digunakan adalah data panel dengan pendekatan spatial econometric. Model yang terpilih adalah spatial error with fixed effect.
Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi antara satu kabupaten/ kota dengan kabupaten/ kota tetangganya cukup tinggi di Jawa Timur yaitu sebesar 0,470 dari rentang nilai 0 hingga 1. Adanya interaksi spasial ini berdampak terhadap ketimpangan pendapatan di Jawa Timur. Dampak spasial yang terjadi dapat dilihat pada variasi nilai intercept. Dengan mempertimbangkan aspek spasial, maka faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap indeks ketimpangan pendapatan di Jawa Timur adalah faktor tenaga medis, dana perimbangan, dan UMR. Sedangkan faktor tenaga kerja industri ternyata berpengaruh negatif terhadap indeks ketimpangan di Jawa Timur.

This study aims to analyze the factors which impact income gap in East Java for four years (2008-2011) by giving attention for spatial dependence between the regions. The data used in this study is panel data with spatial econometric approach. The model chosen is spatial error with fixed effect.
The result shows that the interaction between regions is about 0,470 (the value is ranged between 0 until 1). This spatial interaction impacts to income gap in East Java. The impact of spatial aspect to income gap in East Java can be seen from intercept variation value. By giving attention for spatial aspect can be known that the factors which have positive impact to income gap are medical personnel, balanced budget, and wage policy. And the factor which has negative impacts to income gap in East Java is industry labors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Awaludin Muharam
"Pulau Sulawesi bagian Utara memiliki manifestasi sumber daya emas dengan tipe endapan emas sedimen-hosted di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang menjadi tempat lokasi penelitian. Tipe endapan tersebut dikontrol oleh kondisi litologi dan struktur. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kondisi geologi bawah permukaan dan geokimia yang berhubungan dengan mineralisasi emas. Metode eksplisit dan implisit digunakan untuk membuat model geologi 3D bawah permukaan yang terdiri dari litologi dan struktur, sedangkan analisis lito-geokimia digunakan untuk menganalisis alterasi dan mineralisasi emas di prospek X. Pemodelan bawah permukaan menghasilkan tiga satuan litologi (Satuan PIR, Satuan INT, dan Satuan LMS) dan enam struktur sesar. Analisis lito-geokimia menunjukkan adanya enam alterasi (dekalsifikasi, dolomitisasi, pengayaan Fe, silisifikasi, oksidasi, dan alterasi lempung) dan unsur jejak berupa As, Sb, dan Tl yang berhubungan dengan mineralisasi emas. Tingkat mineralisasi emas paling tinggi terjadi dalam batugamping yang telah terdolomitisasi dan tersilisifikasi di sekitar struktur sesar normal S4 dan S6 dengan tiga tahapan pembentukan mineralisasi emas.

The northern part of Sulawesi Island hosts gold resources with sediment-hosted gold deposit types located in Ratatotok District, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi, which serves as the research location. This type of deposit is controlled by lithological and structural conditions. The aim of the study is to analyze the subsurface geological and geochemical conditions related to gold mineralization. Explicit and implicit methods were used to create a 3D subsurface geological model consisting of lithology and structures, while litho-geochemical analysis was employed to analyze alteration and gold mineralization in the X prospect. The subsurface modeling identified three lithological units (VOL Unit, INT Unit, and LMS Unit) and six fault structures. Litho-geochemical analysis revealed six types of alteration (decalcification, dolomitization, Fe enrichment, silicification, oxidation, and clay alteration) and trace elements such as As, Sb, and Tl associated with gold mineralization. The highest level of gold mineralization was found in dolomitized and silicified limestone near the S4 and S6 normal fault structures with three stages of gold mineralization formation. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam permasalahan ekonomi sering ditemukan fenoma bahwa variabel-variabel ekonomi memiliki hubungan dua arah yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Hubungan seperti ini disebut sebagai hubungan simultan. Namun, model simultan memiliki beberapa kendala dalam penentuan variabel endogen dan variabel eksogen. Vector Autoregression (VAR) merupakan metode yang dapat menjawab permasalahan pada model simultan karena seluruh variebel dianggap sebagai variabel endogen. Selain itu, VAR juga merupakan metode yang sangat berguna dalam memahami adanya interrelationship (hubungan timbal balik) antar variabel dalam analisis. Tugas akhir ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat interrelationship (hubungan timbal balik) antara pertumbuhan PDB dengan pertumbuhan kesempatan kerja untuk periode 1977?2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kesempatan kerja mempengaruhi pertumbuhan PDB, sedangkan pertumbuhan PDB tidak mempengaruhi pertumbuhan kesempatan kerja. Maka disimpulkan bahwa tidak terdapat interrelationship antara pertumbuhan PDB dan pertumbuhan kesempatan kerja. "
Universitas Indonesia, 2007
S27734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Amalia
"Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah dengan kekayaan sumber daya alam tak terbarukan yang melimpah khususnya batubara, minyak bumi dan gas alam. Perekonomian Sumatera Selatan ditopang oleh investasi di sektor pertambangan migas sebagai sektor andalan. Sebagai non-renewable natural resources atau sumber daya alam tak terbarukan, cadangan migas terus mengalami deplesi sehingga mengharuskan Sumatera Selatan mencari sumber-sumber investasi di sektor lain sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Sumber daya dan cadangan batubara yang melimpah di Sumatera Selatan dapat dijadikan dasar pijakan untuk pengembangan industri pendukung, antara lain melalui pembangunan PLTU Batubara. Pembangunan PLTU batubara merupakan salah satu upaya memanfaatkan energi primer selain bahan bakar minyak. Selama ini pemenuhan kebutuhan listrik di Sumatera Selatan dirasakan masih kurang. Dengan sumber daya batubara yang cukup besar kurang lebih 11,54 Milyar ton, sudah sepatutnya potensinya diarahkan sebagai modal pembangunan dalam bentuk sumber energi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari pembangunan PLTU batubara terhadap perekonomian Sumatera Selatan, mulai dari saat konstruksinya sampai dengan setelah PLTU batubara berdiri. Dengan menggunakan analisa model input-output, akan dapat diketahui efek multiplier yang terdiri dari angka pengganda output, pendapatan dan lapangan kerja. Elastisitas permintaan listrik Sumatera Selatan data tahun 1995 ? 2009 diperkirakan 1,96 yang merupakan indikator yang menunjukkan laju konsumsi listrik lebih besar dari pertumbuhan ekonomi. Dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan mencapai 6% di tahun 2023 dan kapasitas produksi listrik yang telah ada di Sumsel berkisar 724,65 MW , maka kapasitas produksi yang perlu disediakan sebesar 1.020 MW untuk mengatasi defisit listrik sampai dengan tahun 2023.
Melalui analisa model Input-Output, disimpulkan bahwa dengan adanya PLTU batubara 1.020 MW di Sumatera Selatan melalui permintaan akhir di sektor konstruksi selama 5 tahun (2009-2013), batubara dan listrik pada tahun 2013 akan dapat menstimulir pertumbuhan perekonomian Sumatera Selatan yang ditandai dengan terciptanya output di seluruh sektor perekonomian menjadi sebesar Rp. 174,3 Triliun, peningkatan total pendapatan masyarakat menjadi sebesar Rp. 24,56 Triliun dan penyerapan tenaga kerja yang meningkat sebanyak 110.954 tenaga kerja di tahun 2013. Saat PLTU mulai beroperasi tahun 2013, terjadi peningkatan nilai output di sektor batubara sebesar Rp. 2,26 Triliun, pendapatan naik Rp. 0,546 Triliun dan terciptanya lapangan kerja baru pada sektor batubara sebanyak 3.372 lapangan kerja jika dibandingkan dengan dampaknya selama PLTU batubara dibangun tahun 2009-2013. Dengan dibangunnya PLTU batubara 1.020 MW diharapkan peranan batubara ke depan sebagai penyedia energi dapat ditingkatkan sejalan dengan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

South Sumatra Province is an area with a wealth of abundant a non-renewable natural resources, especially coal, petroleum and natural gas. South Sumatra's economy is sustained by oil and gas investment in the mining sector as the leading sectors. As a non-renewable natural resources, oil and gas reserves continue to depletion, thereby necessitating the South Sumatra to find sources of investment in other sectors as the support of economic growth. The resources and coal reserves are so abundant in South Sumatra can be used as the foundation for supporting industry development, one through the construction of coal power plant. Development of coal power plant is one of the efforts to utilize the primary energy than fuel oil. During this time, the meeting of electricity demand in South Sumatra felt still lacking. With coal resources are large enough to approximately 11.54 billion tonnes, should be directed their potential as development capital in the form of an energy source.
The purpose of this study was to determine the impact of coal power plant construction to the economy of South Sumatra, from the time of construction until after the coal power plant stands. By using input-output analysis model, will be known multiplier effect which consists of multiplier output, income and employment. The elasticity of electricity demand in South Sumatra 1995 - 2009 is estimated to 1.96 which is an indicator that shows the rate of electricity consumption is greater than economic growth. Assuming that economic growth reached 6% in 2023 and electricity production capacity that has existed in South Sumatera 724.65 MW range, then the production capacity of 1020 MW should be provided to overcome the power deficit until the year 2023.
Through analysis of the Input-Output model, concluded that the 1020 MW coal power plant in South Sumatra through the final demand in the construction sector for 5 years (2009-2013), coal and electricity in 2013 will be able to stimulate economic growth in South Sumatra which is characterized by the creation of output in all sectors of the economy to Rp. 174.3 trillion, an increase in total income to Rp. 24.56 trillion and employment increased to 110,954 workers in 2013. When the plant started operating in 2013, there is increased output of coal sector amounted to Rp. 2.26 Trillion, revenue rose to Rp. 0.546 trillion and new employment in the coal sector as many as many as 3372 workers if compared with its effects during coal power plant was built during the years 2009-2013. With the construction of 1020 MW coal power plant is expected in the future role of coal as an energy provider can be increased in line with Presidential Decree No. 5 Year 2006 on National Energy Policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29336
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bierens de Haan, J. D. (Johannes Diderik), 1866-1943
Singapore: NJ World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., 2017
330.015 BIE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>