Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. F. Ina Jusuf
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keikatan guru SD pada organisasi, seberapa jauh hubungan tersebut, dan hubungan keikatan guru SD pada organisasi dengan niat untuk meninggalkan organisasi. Faktor-faktor yang dimaksud di atas (selanjutnya disebut anteseden) adalah karakteristik pribadi (usia, masa kerja, tingkat pendidikan, status pernikahan, motivasi berprestasi, perasaan tentang konpetensi), persepsi tentang karakteristik peran (ruang-lingkup pekerjaan, ketaksaan peran/role ambiguity), persepsi tentang lingkungan pekerjaan (keterandalan organisasi, perasaan dipentingkan oleh organisasi, realisasi harapan individu, persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi, persepsi tentang gaji, persepsi individu terhadap perilaku atasan). Sedangkan keikatan pada organisasi dibedakan menjadi kgikatan afektif, keikatan berkesinambungan, dan keikatan normetif.
Penelitian ini bersifat Ex Post Facto, dengan disain "One-Shot Case Study". Subyek penelitian berjumlah 91 orang guru SD. Pengukuran menggunakan skala sikap model Likert, dengan skala 1 sampai dengan 6. Teknik analisis yang dipakai adalah Regresi Berganda (Multiple Regression) pada taraf signifikansi a = D,05. Hasil penelitian keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara 14 anteseden tersebut (secara bersama) dengan ketiga jenis keikatan guru SD pada organisasi. Anteseden yang mampu memberi sumbangan signifikan kepada :
- keikatan afektif adalah persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi, realisasi harapan individu, motivasi berprestasi
- keikatan berkesinambungan adalah persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi keterandalan organisasi, persepsi tentang gaji
- keikatan normatif adalah persepsi tentang sikap sejawat terhadap organisasi, persepsi tentang gaji, motivasi berprestasi, usia.
Hasil penelitian mengenai hubungan ketiga keikatan (secara bersama) dengan niat untuk meninggalkan organisasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan. Setelah diseleksi, ternyata keikatan yang berhubungan negatif signifikan dengan niat untuk meninggalkan organisasi adalah keikatan berkesinambungan dan keikatan normatif. Saran-saran penelitian ini tentulah tidak benar-benar tuntas, maka untuk memberi gambaran yang lebih jelas disarankan untuk :
1. Mengadakan penelitian longitudinal
2. Hengadakan penelitian yang lebih luas di organisasi pen
didikan lain maupun jenis organisasi lain
3. Untuk organisasi pendidikan umumnya : hal-hal yang meru pakan anteseden perlu diperhatikan dan diusahakan perwujudannya, supaya keikatan pada organisasi berkembang ke arah positif. Hal ini tentunya dilaksanakan sesuai dengan prinsip, situasi, dan kondisi masing-masing organisasi pendidikan.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisarizka Virgina
"Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan sebuah tantangan bagi guru karena guru harus dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan dukungan emosional guru, serta memeroleh gambaran dukungan emosional guru di SD Negeri inklusif Depok N = 40.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan MATIES VI dan kuesioner dukungan emosional, sedangkan metode kualitatif dengan observasi melalui rekaman video.
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan dukungan emosional guru. Diketahui pula bahwa perilaku dukungan emosional guru yang lebih sering muncul yaitu pada dimensi iklim positif.

The implementation of inclusive education creates challenges for teachers who have to be able to accommodate learning needs of students with and without special educational needs SEN . The aims of this study were to investigate the correlation between teachers rsquo attitudes towards inclusive education and their emotional supports and to obtain the overview of teachers rsquo emotional supports on public primary inclusive schools in Depok N 40.
This study were conducted by quantitative and qualitative methods. Quantitative method using the MATIES VI and the emotional supports scale, and qualitative method using observation with video recording.
This study revealed that teachers rsquo attitudes towards inclusive education were related to their emotional supports. It was also found that teachers more frequently provide emotional supports on positive climate dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Asta Desintia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas motivasi pada siswa kelas 1 sekolah dasar n=5 pada keterampilan kesadaran fonologi. Kemampuan motivasi dan kesadaran fonologi siswa kelas 1 satu sekolah dasar diukur dan dibandingkan sebelum dan setelah intervensi dengan menggunakan uji statistik wilcoxon non parametric. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa skor kemampuan motivasi dan kesadaran fonologis saat post test lebih besar dibandingkan pre test dengan signifikansi motivasi 0,042 dan kesadaran fonologi 0,04 . Penelitian ini menunjukkan pentingnya intervensi faktor motivasi bagi pembaca pemula dalam meningkatkan kemampuan keaksaraan.Kata Kunci : motivasi, literasi, kesadaran fonologi, pelatihan

ABSTRACT
This study examined the effects of phonological awareness on children 39 s motivational levels n 5 , and how motivation may influence the effect of the intervention on phonological awareness. The achievement and motivation levels before and after the intervention of first grade students were compared using statistic Wilcoxon non parametric. Results of this study found that the score of motivation and phonologicall awareness was associated with greater avarege levels of post test than pre test with the significancy of motivation 0,42 and phonological awareness 0,04 . This study showed that intervention on students rsquo motivational level of beginner readers was important to the literacy acquisition.Keywords motivation, literacy, phonological awareness, teaching "
2016
T47359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Maulia
"Pendidikan inklusif menuntut guru untuk berinteraksi tidak hanya dengan siswa reguler namun juga siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan manajemen kelas, serta mendapatkan gambaran manajemen kelas seperti apa yang dilakukan guru di kelas inklusif. Sejumlah 40 guru kelas dari delapan Sekolah Dasar Negeri Inklusif di Depok terlibat dalam penelitian ini. Sikap guru terhadap pendidikan inklusif diukur menggunakan MATIES-VI dan manajemen kelas diukur melalui alat ukur manajemen kelas. Untuk melihat perilaku manajemen kelas guru, dilakukan observasi melalui video rekaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan manajemen kelas dengan nilai korelasi r sebesar 0,475 ? < 0,01 . Sementara hasil observasi memperlihatkan bahwa perilaku manajemen kelas guru lebih sering muncul pada dimensi format pembelajaran.

Inclusive education requires teachers to interact not only with regular students but also special educational need SEN student. This study aims to determine whether there is a relationship between the teachers rsquo attitudes towards inclusive education and classroom management, and also get an overview about classroom management that teachers actually do in inclusive classroom. 40 teachers from eight Inclusive Public Primary School in Depok has been willing to engage in this research. The attitude of teachers towards inclusive education is measured using the MATIES VI and classroom management is measured by classroom management instrument. To view the teachers rsquo classroom management, observations was done through the video footage.
The results showed that there is a significant relationship between the teachers rsquo attitude towards inclusive education and classroom management with a value of correlation r of 0,475 at 0,002 significance 0,01 . While the results of observations show that teachers rsquo classroom management behavior occurred more frequently in learning format dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlinah
"ABSTRAK
Latar Belakang. Stres dapat menimpa berbagai profesi dan pekerjaan. Guru sekolah dasar merupakan salah satu profesi yang rentan terhadap stres. Stres ini dapat berpengaruh terhadap kinerja guru, oleh karena itu stres harus diatasi. Salah satu cara untuk menurunkan stress adalah relaksasi dengan terapi musik. Bagian dari terapi musik adalah Guided Imagery and Music GIM . Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi GIM terhadap stres guru sekolah dasar di kabupaten X, Kalimantan barat.Metode. 40 orang responden guru diikut sertakan dalam penelitian ini melalui cluster random sampling. Desain penelitian menggunakan metode quasi eksperiment pre-post dengan kontrol grup. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik individu dan masa kerja, stresor kerja menggunakan kuesioner SDS dan stres guru menggunakan kuesioner SCL-90 . Relaksasi GIM diberikan sebanyak 5 sesi dalam waktu 20 menit setiap sesi selama 1 minggu.Hasil. 77.5 responden memiliki tingkat stres sedang pada stresor beban pekerjaan kualitatif berlebih. Penilaian awal stres didapatkan 77.5 responden mengalami gejala psikopatologi dengan gejala terbanyak adalah obsesi-kompulsif 27.5 . Terdapat penurunan rerata stres yang bermakna pada guru SD yang mendapat relaksasi GIM dengan perbedaan mean 3.00 6.29 p=0.046 dan perbedaan mean kontrol -1.45 7.72 p=0.412 , namun tidak didapatkan perbedaan mean yang bermakna antara kelompok intervensi dengan kontrol p>0.05 Simpulan. Terdapat penurunan stres yang bermakna pada guru SD yang menjalani relaksasi GIM namun tidak berbeda bermakna dibandingkan kontrol.

ABSTRACT
Background. Stress is a common hazard in a lot of professions. Primary school teachers are prone to work stress. One of the ways to alleviate teacher rsquo s stress is relaxation by musical theraphy. In this study, we use Guided Imagery and Music GIM relaxation theraphy. The purpose of the research is to know the influence of GIM relaxation method on stress level of primary school teachers.Methods. 40 teachers participated in this research and were chosen by cluster random sampling method. The study design was pre post quasi experiment with control group. The collected data included respondents rsquo individual characteristics and length of employment, work stressors using SDS questionnaire and teachers rsquo stress using SCL 90 questionnaire . GIM relaxation method was provided in 5 sessions where conducted for 20 minutes during the period of one week.Result. 77.5 respondents had medium stress rsquo levels which were excessive qualitative workloads stressors. In early stress assessment, 77.5 respondent showed psychopatology symptoms, where the most frequent symptom was obsessive compulsive 27.5 . This study concludes that there is a significant decrease of stress levels in the primary school teachers who received the GIM relaxation with mean difference 3.00 6.29 p 0.046 and mean difference control 1.45 7.72 p 0.412 , however a significant difference was not found between intervention group and control group p 0.05 .Conclusion. There was a decrease in stress rsquo level in primary school teachers who received the GIM relaxation theraphy but not significantly different from control group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Bramantyo
"ABSTRAK
Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar wajib di Indonesia, sehingga para guru dituntut untuk berinovasi dalam pengajaran dan lingkungan kerjanya untuk mewujudkan perkembangan baru dan bermanfaat. Sebuah studi korelasional dilakukan untuk menguji apakah orientasi tujuan pembelajaran dan pengembangan profesional secara bersamaan memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku inovatif guru adalah perilaku inovatif yang dikembangkan pertama kali oleh Messmann dan Mulder (2012) (α = 0,94), sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur orientasi tujuan pembelajaran adalah instrumen orientasi tujuan yang pertama kali dikembangkan oleh VandeWalle (1997). ). ) (α = 0,80). Peserta berjumlah 243 guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Analisis data menggunakan regresi berganda yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut secara bersamaan memprediksi perilaku inovatif guru. Secara khusus, semakin tinggi keinginan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilannya, maka semakin tinggi pula kecenderungan guru untuk berperilaku inovatif. Temuan ini akan dibahas lebih lanjut.

ABSTRACT
Elementary school is compulsory basic education in Indonesia, so that teachers are required to innovate in their teaching and work environment to realize new and useful developments. A correlational study was conducted to test whether learning goal orientation and professional development simultaneously predict teacher innovative behavior. The instrument used to measure the teachers innovative behavior is the innovative behavior that was first developed by Messmann and Mulder (2012) (α = 0.94), while the instrument used to measure the orientation of learning goals is a goal orientation instrument first developed by VandeWalle ( 1997). ). ) (α = 0.80). Participants totaled 243 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, Depok and Bekasi. The data analysis used multiple regression which showed that the two variables simultaneously predict the innovative behavior of teachers. In particular, the higher the desire of teachers to improve their competence and skills, the higher the tendency for teachers to behave innovatively. These findings will be discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangerang: PPIM UIN Jakarta, 2020
371.1 PEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumawijaya
"Sebagai negara yang sangat kaya sumber daya alam, pendidikan harus diprioritaskan agar mampu menggali dan memanfatkannya untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Kekurangan sandang dan pangan yang sangat mengenaskan dialami oleh hampir sebagian besar penduduk Indonesia akibat- krisis moneter, salah satunya diakibatkan oleh sikap ketergantungan terhadap produk negara lain.
Di era reformasi ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memulai pemberdayaan kekayaan alam yang maksimal, yaitu dengan menata sistem pendidikan agar sumber daya Indonesia ahli dan profesional.
Menengok ke belakang pemberdayaan pendidikan di era ORBA sudah dilakukan namun tidak tuntas, yaitu hanya sebatas mencanangkan SD masuk desa kalaupun tanpa menitikberatkan pada kwalitas. Sesuatu yang sudah dimulai sekarang harus dituntaskan dimana orientasi pendidikan dan pengajaran mencetak lulusan yang berkwaliatas.
Lulusan yang berkwalitas sangat tergantung oleh faktor internal dan faktor eskternal. Faktor internal yaitu: guru SD tidak merata, bangunan gedung dan sarana belajar tidak memadai bahkan rusak parah, kurikulum dalam KBM kurang berjalan dengan baik. Faktor Eksternal, yaitu: peran masyarakat kurang dalam mendukung kemajuan pendidikan.
Dalam upaya mewujudkan ketahanan, yang paling mendasar adalah menciptakan ketahanan berlapis dengan mengkondisikan ketahanan individu, ketahanan keluarga dan ketahanan sekolah, dengan tiga ketahanan tersebut akan tercipta ketangguhan, dengan demikian ketahanan Masyarakat dan Ketahanan Nasional akan terwujud."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T11050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Susilowati
"Pengembangan perumahan tidak akan terlepas dari pengembangan fasilitas yang akan memenuhi tiga kebutuhan pokok konsumen perumahan yaitu tempat belanja kebutuhan sehari-hari, tempat ibadah dan sekolah. Bagi konsumen perumahan, terutama keluarga muda atau keluarga yang memiliki anak usia sekolah dasar, pemilihan lokasi perumahan akan mempertimbangkan keberadaan sekolah dasar di lingkungan perumahan dan sekitarnya. Kondisi ini terjadi karena kemampuan jangkauan anak usia sekolah dasar masih relatif rendah atau tidak jauh dari tempat tinggalnya. Oleh karena itu sekolah dasar yang balk diharapkan berada dalam lingkungan perumahan, apalagi Iingkungan perumahan tersebut sengaja direncanakan oleh pengembang Di Kecamatan Kelapa Gading saat ini berkembang 37 sekolah dasar yaitu 17 sekolah dasar negeri (SDN) dan 20 sekolah dasar swasta (SDS), yang jika ditinjau lebih dalam terdapat beberapa perbedaan antara SDN dan SDS yaitu perbedaan distribusi lokasi, daya tampung siswa, jenjang akreditasi dan biaya pendidikan. Perbedaan antara SDN dan SDS yang disebutkan di atas, menyebabkan persaingan antar sekolah yang akan menambah perbedaan atau variasi antar sekolah dan akan mengurangi kesamaan akses terhadap pendidikan. Di sisi lain perkembangan SDS menimbulkan beberapa penyimpangan penggunaan lahan karena pemilihan lokasi SDS yang mempertimbangkan pasar sehingga perlu memperluas jangkauan pelayanan. Konsekuensinya lokasi yang dipilih seringkali tidak sesuai dengan kriteria lokasi SD. Hal ini mendorong munculnya pertanyaan penelitian yang perlu dijawab yaitu `Bagaimana penyediaan sekolah dasar di Kecamatan Kelapa Gading?', `Apakah penyediaan sekolah dasar sesuai dengan kebutuhan masyarakat (efektif)?', dan `Bagaimana penerapan kriteria penyediaan sekolah dasar di Kecamatan Kelapa Gading?'.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka akan dilakukan beberapa analisis dengan beberapa metode yaitu analisis deskriptif, perbandingan, non parametrik, faktor dan keruangan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah penyediaan SD 1) selaras dengan perkembangan perumahan walaupun menimbulkan kesenjangan antar SD dan penyimpangan penggunaan lahan, 2) melibatkan multistakeholder, 3) terutama SDS, didorong oleh permintaan masyarakat yang cukup tinggi terutama masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi, penawaran pelayanan pendidikan yang kurang memadai, keterbatasan pemerintah serta dukungan pemerintah bagi swasta untuk lebih berperan dalam penyelenggaraan pendidikan, 4) efektif atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat, 5) didasari oleh penerapan kriteria penyediaan SD mencakup perhitungan kebutuhan SD dan lingkup pelayanan SD, 6) tidak didasari oleh penerapan kriteria penyediaan SD mencakup alokasi lahan dan distribusi Iokasi, 7) terkait dengan distribusi lokasi SD, dipengaruhi oleh perkembangan perumahan, status sekolah dasar, kualitas sekolah dan penggabungan SD dengan jenjang sekolah lainnya. Kesimpulan ini diduga tidak hanya berlaku di Kecamatan Kelapa Gading, tetapi berlaku juga di wilayah lain yang memiliki karakteristik serupa.
Adapun rekomendasi penelitian ini adalah pemerintah harus menerapkan integrated and multi-stakeholders approach dalam penyediaan SD di Kecamatan Kelapa Gading (dan kasus lain yang serupa, mengkaji kembali kriteria penyediaan SD, membentuk format dan program kemitraan, dan pembenahan legal adminstratif penggunaan lahan dan perijinan pembangunan; pengembang harus merencanakan fasilitas perumahan yang memadai dan sesuai kebutuhan masyarakat sejak awal pengembangan perumahan dan sebagai bagian dari perencanaan pengembangan perumahan dengan mempertimbangkan rencana kota secara keseluruhan; yayasan pendidikan dan pemerintah harus mempertimbangkan berbagai hal dalam pemiiihan lokasi, dari faktor lokasi, perkembangan perumahan, status dan kualitas sekolah, penggabungan sekolah dan rencana kota secara keseluruhan; melakukan beberapa kajian lanjutan karena adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, mengenai kesenjangan SDN dan SDS, keterlibatan multi-stakeholder dalam penyediaan terkait dengan format dan program kemitraan antar stakeholder, penerapan kriteria penyediaan SD dengan kasus lain dan integrasi perencanaan fasilitas dengan perencanaan kota.

Facilities development in a housing development is inevitable and shall be able to provide three basic needs of housing consumer they are shopping places for common goods, worships places and schools. Housing consumer, typically young couples or a family with primary school-age children would consider chosen a housing complex by considering the presence of primary school in the neighborhood. This consideration was based on the limited mobility of primary school-age children to go to school. In this case, parents expecting that there will be good primary school in their neighborhood, especially when the neighborhood was planned/ designed by the housing developer, In Kecamatan Kelapa Gading currently established 37 primary schools consisting of 17 public schools (Sekolah Dasar Negeri - SDN) and 20 private schools (Sekolah Dasar Swasta -- SDS). Based on further review it was found out that there are few differences between them, such as location distribution, school capacity, accreditation level and tuition fee. These differences create higher school competition that will lead to school variation and decreasing equal access to education. In the other side the development of private primary school introduced few discrepancies in the land use implementation, since the private school's location is mainly selected based on market demands and the need to increase service area. As consequences of this selection, the chosen location usually not complies with the primary school location criteria.
Above facts triggered research questions, that will be answered in this research such as "How is the provision of primary school in Kecamatan Kelapa Gading?, 'Did the primary school provision meet the consumer needs (effective)?', and 'How does the implementation of primary school provision criteria in Kecamatan Kelapa Gading?'.
To answer above questions there are few analysis will be conducted by utilizing various analysis methods such as descriptive analysis, comparative analysis, non-parametric analysis, factorial analysis and spatial analysis. The conclusions of those analysis are 1) the provision of primary school is aligned with housing development even it's caused gap among primary schools and discrepancies in the land use, 2) the provision of primary school involves multistakeholders, 3) the provision of primary school, especially private primary school, is influenced by demand of consumer whose high social economic level, inadequate education service supply, Iimitations of government and supports from government for private sector to be involved in education service production 1 provision, 4) the provision of primary school met the consumer needs, 5) the provision of primary school is based on implementation of primary school provision criteria including calculation of primary school need and primary school service area, 6) the provision of primary school isn't based on implementation of primary school provision criteria including land classification and distribution of location, 7) the provision of primary school, especially primary school location distribution, influenced by housing development, school status, school quality and combination of primary school with other school level in one location. These conclusions are assumed to be applicable not merely in Kecamatan Kelapa Gading, but in other area that have similiar condition with Kecamatan Kelapa Gading.
Recommendations from this study are government must implement integrated and multi-stakeholders approach in primary school provision especially in Kecamatan Kelapa Gading (and other similar area), review the primary school provision criteria, create partnership format and program, and improve legal administrative approach in land use and building permit sector; ensure that developer must plan housing facilities as part of housing development plan with consideration to the entire of urban plan; education institution and government must consider some factors in location selection (location factors, housing development trend, status and quality school, and urban plan); conduct various further study, due to limitation of this study, related to the gap between private - public primary school, multi-stakeholders involvement in primary school provision in regards to the partnership format and program among stakeholders, the implementation of primary school provision criteria in another case and the integration of facilities planning into urban planning."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Paramita
"ABSTRAK
Tesis ini adalah hasil penelitian mengenai pengaruh pengalaman sosialisasi gender guru sekolah dasar dalam lingkup keluarga dan institusi pendidikan formal terhadap sikap mengajar. Penelitian kualitatif ini mengumpulkan data dengan dua metode, yaitu survei dengan angket terbuka di kalangan guru di KKG Gugus 3 dan wawancara dengan empat orang guru. Analisis dititikberatkan pada pengalaman sosialisasi gender para guru dan hubungannya dengan sikap mengajar mereka saat ini. Penelitian ini menemukan pengalaman-pengalaman di keluarga dan di sekolah membentuk pandangan normatif para guru yang melatari sikap mereka saat mengajar. Pandangan tersebut termanifestasi dalam sikap-sikap mengenai penyusunan organisasi kelas, bentuk dan kualitas hukuman, serta penggunaan bahasa oleh guru. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap memang pada umumnya dilandasi oleh pengetahuan dan pandangan guru atas sesuatu hal. Namun, sikap yang ditunjukkan guru tidak selalu merepresentasikan pandangan normatif yang sebenarnya mengenai gender.

ABSTRACT
This thesis focusing on elementary school teacher?s experiences on gender values socialization in their family and formal education institution relating with their attitude. This qualitative research use two methods for collecting data : survey with open forms as instrument which involve all teachers in KKG Gugus 3 and deeper interview with four teachers. The analysis focus on teachers? socialization experiences and the relation with their present teaching attitude .This research found that the socialization experiences in family and school really influence in shaping teacher?s normative perception on gender. The perception influence teacher on their attitude when dealing with class organization, punishment, and the use of language.In conclusion, it its common teacher?s knowledge and perception influence their teaching attitude but in practice, the attitude shown by teacher is not always indicating their gender perception which shaped by experiences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>