Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181094 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Fahmi Irawan
"Musik rock disebut sebagai bentuk dari budaya popular yang mengglobal,yang diidentikkan dan diperuntul-:kan bagi anak muda. Bahkan sekarang musik rock telah rnenjadi sebuah bagian dari identitas dan gaya hidup yang tak terpisahkan dari anak muda (pnda generasi atau zamannya) yang diterima dan eksis di belahan bumi mana pun. Fenomena tersebut muncul seiiring dengan berkembangnya aliran musik rock n roll kurang iebih 50 tahun yang lalu. Fenomena tentang musik rock sebagai musiknya anak muda hingga kini masih terus dipahami keterkaitannya dan melekat satu sama lain. Oleh karena itu daiam penelitian ini, dengan melihat kaitannya dengan kehadiran media rnassa, perrnasalahan yang muncul dan akan dijawab adalah bagaimana musik rock direpresentasikan oleh media cetak di Indoensia dalam icurun waktu 1977 - 2002.
Adapun tujuan yang ingin dicapai daiam penelitian ini, setelah melihat bagaimana media massa mewacanakan pemberitaan tentang musik rock dan budaya anak muda, adalah juga berupaya untuk menguak ideologi apa yang berada di balik musik rock yang dari tahun 1950-an hingga kini masih digandrungi, digemari, dan bahkan menjadi identitas bagi anak muda.
Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah dengan menggunakan dua pendekatan atau perspektif yaitu cultural studies, berasal dari Birmingham School dan critical studies, berasal dari Frarzlgurt School, yang sama-sama berakar dari aliran Marxian. Dua pendekatan itu akan mengkaji dan menganalisis musik rock sebagai sebuah bentuk dari praktik budaya popular, budaya massal dan budaya industri yang telah mengglobal. Praktik-praktik budaya tersebut haruslah dihubungkan dengan hadimya media massa, yang dalam kacamata cuirurai studies dan crirical studies, ikut beroran mengkonstruksi pemaknaan musik rock dan budaya anak muda lewat konsep ideologi, hegemoni, dan wacana.
Paradigrna penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analyisis, yang melakukan texr anaivsis dan multi-level analysis secara inrertextuol. Adapun theoretical framework yang digunakan adalah berdasarkan pemikiran-pemikiran Raymond Williams, Theodore W. Adamo, Louis Althusser, Antonio Gramsei, dan Stuart Hall. Sedangkan analythical framework yang dipergunakan mengacu pada critical discourse analysis-nya Norman Fairclough yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu, makro-struktur (sociocullurai pracrice), meso-struktur (discourse practice) dan mikro-struktur.
Kesimpulannya bahwa musik rock dalam pemberitaannya pada media cetak di Indonesia dalam kurun Waktu 1977 - 2002 selalu dikonstruksi dan direpesesentasikan ke dalam makna sebagai sesuatu yang dinamis, penuh dengan jiwa perlawanan, pemberontakan dan sebagai bentuk dari gerakan anti~kemapanan atau counrer-cuirure. Media cetak dalam kurun waktu tersebut disimpulkan telah berhasil melanggengkan hubungan yang identik antara musik rock dan anak muda secara sistematis dan terstruktur. Musik rock yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, oleh media cetak di Indonesia dalam kurun waktu 1977 - 2002, dipandang sebagai bentuk dari perlawanau ideologis yaitu perlawanan terhadap penguasa politik. Pada akhirnya, ideologi yang bisa direpresentasikan oleh pemberitaan media cetak tersebuf adalah ideologi perlawanan terhadap "kekuasaan"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Biancahya Oktavianto
"Penelitian yang berjudul Giant Step dan Musik Rock Progresif di Indonesia 1970-1985 berusaha mengkaji sejarah perkembangan musik rock progresif di Indonesia pada tahun 1970 hingga 1985 yang ditandai dengan hadirnya grup musik Giant Step. Penelitian tersebut dikembangkan dengan metode sejarah. Tahap pertama yang dilakukan adalah heuristik kemudian verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Aliran musik rock progresif mulai populer di Indonesia pada periode 1970-an. Kepopuleran aliran musik progresif rock mulai pudar pada periode 1980-an seiring berakhirnnya grup musik Giant Step. Grup musik Giant Step merupakan salah satu pelopor yang memberikan pengaruh terhadap dunia musik Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah penulis mengangkat perjalanan grup musik Giant Step yang memperkenalkan sekaligus mempopulerkan aliran rock progresif di dalam perjalanan sejarah dunia musik Indonesia.

This research is using historical method Giant Step and Rock Progressive Musik in Indonesai 1970 1985 is try to review the progress of progressif rock music in Indonesia history in 1970 to 1985 era which is marked by the exsistence of a music group called Giant Step. This research is develop using historical method. The progressive rock genre became popular in the 1970 rsquo s era. Unfortunately, this popularity come to an end along with the end of the Giant Step group. The Giant Step is one of the breakthroughs artist in the progressive rock genre and very influential in Indonesia music history. The result of this research is the Giant Step as one of the artist progressive rock is success to introduce and popularized the progressive rock genre in the Indonesia music history. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malm, Krister
London: Routledge, 1992
780.03 MAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Aaron
"Popularitas musik independen Indonesia dalam beberapa tahun terakhir melesat akibat semakin terdigitalisasinya musik Indonesia. Pemasaran musik di Indonesia juga menjadi semakin kreatif dengan memanfaatkan platform digital. Salah satu cara pemasaran melalui media sosial adalah transmedia storytelling yang memanfaatkan berbagai media untuk menceritakan satu narasi yang utuh. Salah satu grup musik Indonesia yang memanfaatkan transmedia storytelling dalam pemasarannya adalah Feast. Dengan narasi Multisemesta, Feast menggabungkan album-albumnya ke dalam satu semesta, kemudian dipecah ke dalam beberapa dunia yang disebut sebagai Earth. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah qualitative content analysis. Album Feast yang paling berhasil menerapkan transmedia storytelling dalam pemasaran media sosialnya adalah album Beberapa Orang Memaafkan dengan jumlah diputar sebanyak 78.227.353 per Oktober 2022 karena mengedepankan user-generated content atau prinsip performance yang mendorong partisipasi audiens. Peneliti menemukan bahwa dengan menggunakan transmedia storytelling yang mengedepankan prinsip performance, maka audience dapat membentuk makna baru dari produk utama, dalam kasus ini lagu, yang kemudian diproduksi ulang ke dalam bentuk konten lain sehingga dapat membantu penyebarluasan musik, mendorong keberhasilan promosi terutama melalui media sosial yang memiliki prinsip content-sharing dan interaction yang sangat kuat.

The popularity of Indonesian independent music in recent years has accelerated due to the increasing digitalization of Indonesian music. Music marketing in Indonesia is also becoming more creative by utilizing digital platforms. One way of marketing through social media is transmedia storytelling, which uses various media to tell a complete narrative. One of the Indonesian music groups that uses transmedia storytelling in its marketing is Feast. With the Multiverse narrative, Feast combines its albums into one universe, then it is divided into several worlds called Earth. Methodology used in this research is qualitative content analysis. The Feast album that has most successfully implemented transmedia storytelling in its social media marketing is the album Some People Forgive, with a total of 78,227,353 views as of October 2022, because it prioritizes user-generated content or performance principles that encourage audience participation. The researcher found that by using transmedia storytelling that puts forward the principle of performance, the audience can form new meanings from the main product, in this case, the song, which is then reproduced into other forms of content so that it can help spread music and encourage successful promotions, especially through social media that uses social media. It has very strong content-sharing and interaction principles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Devi Sulistyaningtyas
"Dalam organisasi khususnya yang berkecimpung dalam bidang bisnis, kekuatan persaingan dalam menembus pasar bukan ditentukan dari menarik tidaknya peluang pasar. Lebih jauh lagi titik beratnya ada pada kapabilitas organisasi yang diperoleh melalui informasi yang dapat diakses dan dipahami oleh masyarakat. Kapabilitas dalam gambaran masyarakat kemudian melekat dan membentuk suatu penilaian berupa reputasi, yang pada gilirannya akan berimplikasi kembali kepada organisasi. Harapan mengenai rreputasi yang sengaja diciptakan oleh organisasi kadangkala tidak sejalan dengan penilaian yang muncul pada persepsi publik.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai reputasi PT Djarum yang terdapat dalam pemberitaan media cetak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana peneliti menaruh perhatian besar pada proses dan makna yang dimiliki masyarakat. Paradigma yang digunakan adalah interpretif dimana konsep struktur organisasi ditempatkan sebagai suatu rangkaian yang kompleks, hubungan semi otonomi yang mempengaruhi interaksi antar manusia. Dokumentasi berupa kumpulan berita di media eetak mengenai PT Djarum dipergunakan sebagai fokus utama pengumpulan data, selain wawancara dan observasi. Untuk mengurai makna terhadap issue pemberitaan di media cetak, peneliti menggunakan pendekatan semiotika.
Berdasarkan dokumen yang dimiliki oleh PT Djarum, maka peneliti memperoleh berita-berita mengenai PT Djarum sejak tahun 2002 sampai 2004 dengan muatan berita yang bcragam. Pada tahap denotasi, peneliti memaparkan makna denotasi dcngan mengkatekorikan berita dalam masing-masing tahun. Tahun 2002 dari 14 berita yang diperoleh penulis, hanya memuat 2 issue utama.Tahun 2003 terdapat 33 berita dan 2 surat pembaca, yang memuat 7 issue utama. Dan tahun 2004 terdapat 13 berita ditainbah 2 surat pembaca dengan 6 issue utama. Dari keseluruhan issue tersebut, terlibat khalavak atau kelompok publik yang akan mempengaruhi perkembangan dan kcmajuan PT Djarum. Kelompok publik tersebut adalah karyawan, pemerintah, konsumen, petani, pengecer, LSM, komunitas lokal, kelompok independen, dan masyarakat luas. Pada tataran berikutnya, berita-berita yang telah dikategorisasikan menurut issue yang berhubungan dan menghadirkan kelompok publik potensial dalam tiap-tiap issue tersebut kemudian diinterpretasikan.
Kesimpulan yang diperoleh dari basil penelitian tentunya menjawab tujuan penelitian. (1) Kategorisasi issue, yaitu : (a) Issue Iklan PT Djarum, (B) Issue Serikat Buruh, (c) Issue Tanggung jawab social, (d) Issue lobbying PT Djarum dengan Pemerintah, (e) Issue Inovasi Produk Rokok PT Djarum (f) Issue prestasi PT Djarum (g) Issue bauran pemasaran dan komunikasi. (2) masing-masing publik membentuk reputasi yang berbeda, dimana dalam organisasi reputasi yang dibentuk bergantung pada pengalaman masing-masing publik. (3) Reputasi berdasarkan pemaknaan terhadap kategori issue di media cetak, yaitu : (a) Nilai-nilai dasar organisasi menjadi akar reputasi yang baik, (b) Performa tiap brand merupakan implementasi bauran pemasaran dan komunikasi, (c) Inovasi merupakan keunggulan bersaing, (d) Terjebak dalam iklan kreatif yang bertentangan dengan tats cara clan tats krama periklanan, (e) Issue bunch yang negati f ketika di blow up oleh media akan berdampak buruk bagi reputasi.
Adapun implikasi penelitian adalah (I) Implikasi akademis yaitu pergeseran konsep organisasi bisnis, menjadi konsep kapitalistik yang humanis, dan sensitivitas publik yang mudah berubah tidak dapat didefinisikan secara bake sebagai suatu sistem yang permanen. (2) Implikasi praktis yaitu riset tehadap media untuk memperoleh gambaran kualitas organisasi bisnis. Sedangkan rekomendasi penelitian adalah (1) Rekomendasi akademis yaitu pentingnya strategi teknis yang konkrit bagi upaya pembentukan reputasi organisasi, (2) Rekomendasi praktis yaitu (a) program yang konsisten nilai-nilai dasar organisasi, (b) Program komunikasi yang terbuka terhadap publiknya dan (c) Perlu banyak perhatian dan kemampuan ekstra dalam mengelola reputasi organisasi.
Secara keseluruhan hasil penelitian, oleh peneliti dinyatakan telah memenuhi tujuan penelitian. Dan akhirnya, disadari atau tidak bahwa pengelolaan reputasi akan melibatkan kualitas dan adanya interaksi antara organisasi, publik internal dan ekstemal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyanti Syas
"Penelitian ini mencoba melihat konsistensi peranan media massa dalam mengkritisi kinerja pemerintahan yang berkuasa. Seperti diketahui, setelah jatuhnya rezim Orde Baru (Orba) kehidupan media massa mengalami perubahan drastis terutama dari segi isi teks yang disajikannya. Apa yang tabu dibicarakan pada masa Orba menjadi hal yang lumrah diperbincangkan. Penggunaan Bahasa dengan eufemismenya dimasa Orba, kini disajikan dengan hujatan oleh sebagian besar media massa. Kekritisan dan ketajaman analisis yang disampaikan media jauh dari apa yang pernah dilakukan pada masa Orba.
Melalui analisis framing yang digunakan dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana dinamika atau konsistensi media massa dalam mengkritisi kinerja pemerintahan setelah lengsernya Soeharto, Sejauh mana ideologi politik media mempengaruhi dinamika framing yang dikemas dalam berita-berita yang disajikannya dari sudut pandang ekonomi politik media.
Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemberitaan tentang kinerja pemerintahan Presiden BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid dengan perspektif ekonomi politik. Pemberitaan yang diangkat adalah mengenai kebijakan pemerintah BJ Habibie mengenai penyelesaian masalah Timtim dan kebijakan pemerintahan Abdurrahman Wahid yang akan membuka hubungan dagang dengan Israel.
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kritis dengan menerapkan analisis framing dan analisis intertekstual. Analisis framing dilakukan terhadap isi teks, dan analisis intertekstual dilakukan terhadap produksi dan konsumsi teks serta analisa terhadap praktek sosial budaya khususnya mengenai perkembangan kehidupan pers di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai proses produksi isi media.
Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga bingkai yang digunakan Republika dalam menilai kebijakan Presiden Habibie dalam mengatasi masalah Timtim, yaitu Human Right, Universalitas dan Nasional Interest. Sedangkan dalam pemberitaan tentang kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid, Harian Republika membingkai kasus tersebut dengan : Konstitusi dan HAM, Disintegrasi dan economic Interest. Lebih lanjut di temukan bahwa, pemberitaan tentang kebijakan Presiden Habibie dikemas Harian Republika dengan memberikan positive representation dan memberikan negative representation terhadap kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid.
Positif representation terhadap kebijakan Habibie dikemas Republika dengan menggunakan catchphrase; pilihan terbaik, prestasi terbaik Habibie. dan tindakan Habibie sebagai penghormatan terhadap hak rakyat Timtim. Sedangkan depiction yang digunakan adalah; keberanian Habibie, sikap kenegarawanan, dan dosa sejarah portugal. Negative Representation yang diberikan pada kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid dikemas Republika dengan menggunakan retorika yang mendelegitimasi kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid. Kebijakan ini dinilai melalui metaphora yang digunakannya seperti; basa-basi diplomatik, tindakan yang gegabah, sikap arogan pemerintah serta menyakiti hati umat. Sedangkan depiction yang digunakan antara lain; tindakan brutal, pelecehan konstitusi, hubungan RI Israel adalah hubungan yang mubazir.
Lebih ekstrim lagi, jika kebijakan ini dijalankan, maka Republika memberikan consequences berupa; munculnya parlemen jalanan, tumbuhnya polarisasi dalam masyarakat, serta terganggunya hubungan dengan negara Arab lainnya. Sedangkan secara ekonomis efek yang ditimbulkan jika hubungan ini terealisasi adalah; timbulnya kerugian yang sangat besar di pihak Indonesia dan perbankan Yahudi akan memakan sebagian BUMN Indonesia.
Berdasarkan analisis framing yang dilakukan terhadap teks bahwa pada masa pemerintahan Presiden BI Habibie, Republika cenderung memberi bingkai positif terhadap kebijakannya. Sedangkan pada masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid, Republika memberikan bingkai negatif dan cenderung mendelegitimasi kebijakan pemerintah, terutama mengenai akan dibukanya hubungan RI - Israel.
Hal ini, secara politis bisa dijalankan, bahwa antara Republika dengan BJ Habibie sebagai presiden pada waktu itu memang ada unsur kedekatan, dimana BJ Habibie adalah Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), organisasi yang melatarbelakangi lahirnya Republika. Jadi bisa dipahami apabila pembingkaian berita tentang kasus Timtim yang dibuat Republika adalah positif.
Pada masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid, Republika lebih bersikap kritis. Dalam kebijakan mengenai hubungan RI-Israel, Republika sangat gencar memberitakan permasalahan ini dengan mengambil bingkai mendelegitimasi kebijakan presiden. Secara politis dapat dipahami, bagaimana hubungan antara Presiden dengan Harian Republika yang kurang harmonis. Sedangkan dari segi ideologis, apa yang menjadi kebijakan Abdurrahman Wahid memang bertentangan dengan garis ideologi Republika sebagai koran yang berideologi Islam Modernis. Dalam hal ini Republika mendukung suara mayoritas masyarakat muslim yang tidak menginginkan adanya hubungan RI-Israel dalam bentuk apapun. Ini dikarenakan, Israel adalah negara yang telah sering melakukan penghinaan dan penindasan terhadap bangsa Palestina dan ingin menjadikan wilavah suci umat muslim ini sebagai wilayah kekuasaannya.
Secara ekonomis, pembingkaian Republika di kedua kasus ini diharapkan dapat meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia internasional. Sehingga kepercayaan mereka terhadap Indonesia kembali pulih dan secara tidak langsung akan memulihkan perekonomian Indonesia yang selanjutnya berdampak pada perkembangan industri media massa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukosono
"Pokok masalah dalam penelitian ini adalah wacana media tentang pengadobsian dan perdagangan anak-anak Aceh korban bencana. Tujuan penelitian untuk mengetahui makna yang tidak terungkap di balik teks berita dan keperpihakan, serta ideologi yang dianut harian media Indonesia.
Kerangka pemikiran yang dipakai adalah teori interpretasi, Hans Georg Gadamer.
Prinsip utama teorinya adalah bahwa orang selalu memahami pengalaman dari perspektif praduga. lnterpretasi terhadap suatu teks melibatkan pengamatan terhadap makna teks yang menyatu dengan Iinguistik. Studi analisis wacana ini menggunakan pendekatan teori-teori hegemoni terutama dari Antonio Gramsci, dimana dalam teorinya menekankan bagaimana penerimaan keiompok didominasi oleh kehadiran kelompok dominan. Media dapat menjadi sarana dimana satu kelompok mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakakan pendekatan analisis model Norman Fairclough. Konteks penelitian akan difokuskan pada teks berita dari berbagai kategori berita, yaitu: hard news, soft news, developing news, dan continuing news. Metode pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan menyeleksi berita pasca peristiwa gempa bumi dan tsunami di Surat Kabar Harian (Skh) Media Indonesia yang terbit dari 27 Desember 2004 - 27 Januari 2005. Unit analisis penelitian ini dilakukan dalam level mikro. Analisa akan dilakukan pada level teks berita, yaitu untuk melihat koherensi dan kohesivitas, melihat bagaimana antar kata atau kalimat digabungkan sehingga membentuk suatu pengertian pengertian. Dalam perspektif ini, akan melihat bagaimana bahasa digunakan sebagai praktek kekuasaan dan bagaimana pengguna bahasa membawa ideologis tertentu.
Sedang teknis analisis yang dipakai adalah model Nomian Fairclouch. Pendekatan ini melihat dan menitikberatkan perhatian pada bagaimana teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Teks dianalisis seoara linguistik, dengan melihat kosa kata, semantik, dan tata kalimat, serta bagaimana antar kata kalimat tersebut digabung sehingga membentuk pengertian.
Hasil analisis menunjukkan, pemakaian bahasa oleh para tokoh menimbulkan penafsiran makna yang berbeda-beda. Pernyataan yang disampaikan para tokoh sering menggunakan gaya bahasa eutimisme. Gaya bahasa ini dipergunakan untuk mengganti kata lain dengan tujuan menghaluskan arti yang sesungguhnya. Namun, di sisi lain hal ini dapat menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat.
Media Indonesia melakukan keperpihakannya terhadap salah satu kelompok rnasyarakat tertentu, walaupun tetap menampilkannya dengan kemasan yang seolah independen. Pengambilan berbagai tokoh sebagai nara sumber berita hanya dari satu kelompok masyarakat atau tokoh golongan tertentu, menunjukkan keperpihakan media tersebut. Penelitian ini memberikan pembenaran atas teori Antonio Gramsci, bahwa penerimaan kelompok didominasi oleh kehadiran kelompok dominan dan media massa menjadi sarana satu kelompok untuk mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Di dalam isu ini terlihat jelas adanya pertarungan ideologi dalam masyarakat, khususnya golongan Islam dengan Kristen."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatul Choiri Fauzi
"Peristiwa bom Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002, yang memakan banyak korban membuat hampir seluruh media memunculkan pemberitaan peledakan Bali tidak hanya sebagai berita utama tetapi menjadi berita di halaman satu selama beberapa hari bahkan hampir tiga minggu. Ini menunjukkan bahwa media memiliki perhatian yang tinggi terhadap peristiwa peledakan bom di Bali. Namun masing-masing media memberitakan tentunya sesuai dengan visi dan misinya. Kecenderungan pemberitaan sebuah media bisa terlihat dari frame yang dibawa.
Untuk itu kemudian penulis mengambil dua harian yang terkemuka yaitu Republika dan Kompas. Selanjutnya penulis membuat dua pertanyaan besar bagaimana frame yang digunakan oleh kedua harian tersebut dan apa yang melatar belakangi perbedaan frame di kedua harian tersebut.
Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemberitaan tentang peledakan bom di Bali. Secara metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan menerapkan analisa tekstual yang terdiri dari analisa kuantitatif dan analisa kualitatif berupa analisa framing. Selain itu penelitian ini juga menggunakan analisa intelektual yang meliputi analisa produksi teks dan sosial budaya dengan menggunakan analisis framing Pan & Kosicki sebagai alat analisisnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya frame yang berbeda antara Harian Kompas dan Republika dalam melihat peristiwa peledakan bom di Bali. Harian Republika menggunakan wacana terorisme stigmatik ideology (bahwa teror itu dilakukan oleh kelompok yang memiliki misi suci agamanya) dan wacana terorisme hegemonik politis (bahwa teror dilihat dengan adanya sikap hegemoni negara besar atas negara kecil} dalam melihat peristiwa peledakan bom di Bali. Frame yang dibawa oleh Republika adalah bahwa Peledakan bom Bali merupakan rekayasa asing, artinya ada keterlibatan pihak asing dalam peristiwa tersebut, kalau belum bisa disebutkan sebagai pelakunya. Frame Republika ini terlihat dari berita-berita yang diturunkan. Frame Republika dalam penelitian ini terlihat bagaimana Republika dalam pemilihan sumber berita, penekanan pada kesalahan-kesalahan pihak asing atau Amnerika juga penekanan pada hal-hal yang erat kaitannya dengan Amerika seperti jenis bom yang biasa digunakan oleh militer Amerika. Selain itu Republika juga memblow up tuduhan Amerika terhadap kelompok Islam tentunya dengan maksud untuk membangkitkan semangat beragama para pembacanya yang sebagian besar adalah kelompok Islam.
Berbeda dengan Republika, Kompas memunculkan frame humanisme atau kemanusiaan. Kompas dalam melihat peristiwa peledakan bom di Bali ini dari sisi kemanusiaannya, sesuai dengan visi dan misinya. Kompas tidak mengarahkan pemberitaan kepada pihak atau kelompok tertentu tapi lebih memusatkan pemberitaan pada aspek investigatif yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Siapapun pelaku dari pengeboman ini harus diproses secara hukum tanpa melihat latar belakang suku, agama dan latar belakang lainnya. Siapapun pelakunya adalah teroris yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan. Wacana teroris yang dibawa Kompas adalah menekankan sisi humanisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T1767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Murama
"Studi ini memfokuskan diri pada majalah khusus pria. Masa kebebasan Pers saat ini, menimbulkan eforia bagi media. Kebebasan tersebut membuat kemunculan beraneka ragam media massa seperti tabloid, surat kabar, sampai majalah-majalah lokal dan majalah yang berwaralaba dari luar negeri.
Keterbukaan dan kebebasan Pers tersebut menghadirkan media dengan segmen tertentu, seperti majalah ME (Male Emporium) yang terbit pada Februari 2001 dan ditujukan khusus untuk laki-laki dewasa yang sudah mapan usia 25 - 35 tahun. Dengan pemaparan isi yang dipenuhi artikel dan foto-foto tentang perempuan. Dengan penampilan dan gaya busana-busana yang seksi. Sepertinya hal tersebut menjadi cara yang paling sering dipakai oleh kaum kapitalis untuk mendorong konsumen agar membeli produknya. Demikianlah yang diasumsikan pada majalah Male Emporium ini.
Majalah ME merupakan majalah khusus laki-laki yang memfokuskan diri pada hal-hal yang berhubungan dengan laki-laki seperti otomotif, karier, hiburan, kesehatan, dan lain-lain. Penulisan artikelnya ringan dan mudah dimengerti tapi padat berisi, seperti yang menjadi slogannya : "bacaan pria berisi".
Penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan, yaitu: pertama, bagaimana konsep mejalah ME terhadap tubuh perempuan? Dan kedua, ideologi seperti apa yang dimiliki oleh majalah ME? Penemuan mengenai konsep dan kandungan nilai-nilai ideologi yang menyertainya dilakukan dengan analisis wacana fairclough, sedangkan analisis teks dengan menggunakan analisis framing yang dikemukan oleh Pan dan Konsicki.
Paradigma penelitian yang adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analysis yang melakukan text analysisi dan multilevel analysis secara intertekstual. Adapun analythical framewarknya mengaacu pada Norman fairclough yang terbagi atas 3 dimensi yaitu analisa text, analisa discourse practice, dan analisa Sociocultural.
Penelitian dilakukan terhadap 12 majalah ME yang terbit dari Januari sampai Desember 2004 dengan pengambilan sampel secara random. Pertimbangan karena pada itu sedang hangatnya eforia kebebasan pers yang dinikmati oleh media pada saat itu, dan adanya edisi khusus dalam rangka menyambut 3 tahun berdiri majalah tersebut.
KesimpuIan yang dapat dilihat dari penelitian ini adalah bahwa majalah ME adalah majalah yang cenderung menjadi agen kapitalis yang menjadikan tubuh perempuan sebagai komoditi kepada para konsumennya, yang dalam hal ini adalah kaum laki-laki.
Representasi tubuh perempuan dalam majalah Male Emporium, menguatkan stereotif bahwa perempuan adalah kelompok yang tersubordinasikan, terpinggirkan di dalam kehidupan masyarakat yang cenderung patriarkis. Di sini dibutuhkan sikap bijak dan kritis dari masyarakat, pemerintah dan para pekerja media utnuk tidak terjebak pada kebutuhan yang diciptakan oleh kaum kapitalis dan lebih bersikap seimbang dalam pemberitaan tentang perempuan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"Selama kampanye Pemilu 1999 umumnya media massa Indonesia mengkonstruksikan partai politik ibarat grup musik; dan menjadikan para tokohnya sebagai selebritis. Pada masa itu, koran-koran nasional menggambarkan partai politik sebagai alat pengumpul massa. Sementara fungsi parpol sebagai perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide (clearing house of ideas) dalam kehidupan berdemokrasi tidak terlihat dalam pengkonstruksian tersebut. Menariknya, hal itu terjadi dalam kondisi dimana setiap media memiliki motivasi yang berbeda-beda, entah itu ideologis, idealis, politis, ataupun ekonomis, dalam membuat berita politik.

During the 1999-campaign period generally the mass media in Indonesia constructed political parties like a music group; and present the politicians acts as celebrities. At that time, national newspapers describe political parties as the instrument to harvested masses. Meanwhile the political party functions, as broker within the clearinghouse of ideas in the democratic lives didn?t appear within the political party?s discourse. In spite of the media have different interests one each other in news making the political parties, such as ideological, idealism, political, and economic or market factors."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>