Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yana Meliana
"Aspal merupakan material yang dipergunakan secara luas, terutama dimanfaatkan sebagai pelapis jalan raya. Hal ini disebabkan karena aspal mempunyai sifat Sebagai bahan perekat dan nempunyai ketahanan yang cukup haik terhadap cuaca, pengaruh kimia ataupun radiasi. W Pada kondisi lalulintas dan temperatur normal aspal pelapis jalan raya biasanya menunjukkan sifat mekanik yang baik. Akan tetapl aspal mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu sangat tergantung pada temperatur lingkungannya, yaitu pada temperatur tinggi aspal merupakan material yang mudah menjadi lunak dan pada temperatur rendah aspal merupakan bahan yang rapuh. Oleh karena sifat tersebut, perkembangan teknologi di bidang modifikasi aspal dengan polimer semakin pesat.
Aspal yang telah dimodifikasi dengan polimer mempunyai sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan aspal dasarnya. Dalam penelitian ini dibuat material campuran aspal dan Styrene Butadiene Rubber (SBR), dengan perbandingan 95% dan 5% dan dilihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pencampurannya, yaitu temperatur dan waktu pencampuran. Kedua taktor tersebut sangat mempengaruhi terhadap pembentukan sistem dispersi aspal dan SBR. Penelitian ini dimulai dengan mengkaji Pblymer Mbdified Asphalt (PMA) produk impor, dan diikuti dengan percobaan pencampuran aspal dengan SBR, serta menguji sifat mekanik dan sifat fisiknya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa material campuran aspal dan SBR mempunyai sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan aspal dasarnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Anagi
"Bahan aditif BNA-R dan Zeolit dapat mempengaruhi kekesatan permukaan pada campuran aspal hangat, terutama pada bagian permukaan aspal sebelum terlintasi dan sesudah terlintasi sebanyak 7560 lintasan dengan menggunakan Wheel Tracking Machine. Pengujian skid pada penelitian ini menggunakan alat British Pendulum Tester yang telah dimodifikasi agar dapat dilakukan pengujian dengan temperatur yang diinginkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BNA-R dapat meningkatkan nilai skid pada awalnya, namun BNA-R tidak dapat mempertahankan kenaikan nilai skid tersebut setelah campuran aspal dilintasi sebanyak 7560 lintasan. Untuk bahan tambah zeolit terbukti bahwa aditif tersebut dapat meningkatkan nilai skid dan menaikkan ketahanan aspal terhadap temperatur.

BNA R and zeolite additives can affects the skid resistance of warm mix asphalt, especially on the surface of the asphalt before it passes through and after 7560 as many passes through the track by using the Wheel Tracking Machine. This study used a British Pendulum Tester, which has been modified in order to be tested with the desired temperature.
The results showed that the BNA R can increase the value of skid at first but BNA R can not sustain the increase in the value of the skid after the asphalt is crossed by as much as 7560 tracks. For added zeolite material is proven that such additives can increase the value and increase skid resistance versus asphalt temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S68142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atur Riga Sasongko
"ABSTRAK
Karet alam merupakan salah satu komoditas terbesar di Indonesia. Besarnya produksi karet mentah dalam negeri belum diimbangi dengan pengembangan teknologi pengolahan yang memiliki daya saing terhadap produk karet luar negeri. Riset ini dilakukan untuk mengamati efek ukuran partikel carbon black dan jumlah
phr carbon black terhadap sifat mekanik berupa kekuatan tarik (tensile strength), abrasi (abrasion) dan kekerasan (hardness) dari produk karet alam dan untuk mengetahui kondisi optimum yang dapat diperoleh dari formulasi kompon yang digunakan. Jumlah carbon black diamati pada 30,40,50 phr dengan penggunaan jenis carbon black tipe N220, N330, N550 dan N660. Penguatan sifat kuat tarik optimal dengan nilai 273,66 Kg/cm2 dihasilkan pada penambahan carbon black tipe
N220 sejumlah 30 phr, sifat abrasi optimal sebesar 104,33% dihasilkan pada penambahan carbon black tipe N220 sejumlah 40 phr dan kekerasan optimal sebesar 72,4% dihasilkan pada penambahan carbon black tipe N330 sejumlah 50 phr. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum partikel yang lebih kecil memberikan efek penguatan yang lebih besar pada kekuatan tarik
(tensile strength), abrasi (abrasion), dan kekerasan (hardness). Penambahan jumlah yang lebih besar secara linear akan meningkatkan sifat kekerasan produk karet alam.

ABSTRACT
Natural rubber is one of the largest commodities in Indonesia. Domestic production of raw natural rubber haven?t equalized with processing technology development to get product that competitive with foreign. This research investigated the effect of particle size and amount of carbon black on tensile strength, abrasion, and hardness
and to investigate optimum condition from various sample compound. Amount of carbon black investigated at 30, 40, 50 phr with carbon black type N220, N330, N550 and N660. Optimum reinforcement of tensile strength investigated in adding 30 phr N220 carbon black type with quantity is 273,66 Kg/cm2, optimum abrasion quantity is 104,33% resulted in adding of 40 phr N220 carbon black type, and
optimum hardness quantity is 72,4% resulted in adding of 50 phr N330 carbon black type. Result from this research concluded that the smaller particle size will give greater reinforcing effect on the tensile strength, abrasion, and hardness. Greater amount of carbon black will give greater reinforcing effect on the hardness of the natural rubber product."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara proses penggilingan karet dan karakteristik vulkanisasi karet alam. Analisis
karakteristik vulkanisasi dilakukan dengan merancang formula karet alam yang dimastikasi dan digiling, kemudian diikuti dengan pengamatan reaksi vulkanisasi. Ada empat metode mastikasi yang masing-masing metode diikuti oleh empat urutan proses pencampuran karet. Metode pertama, karet dimastikasi selama 5 menit dan kemudian diikuti penambahan bahan kimia karet dan carbon black
N 330 secara simultan. Metode kedua dan ketiga, karet dimastikasi
selama 1 menit kemudian carbon black dan bahan kimia karet ditambahkan secara simulan tetapi menggunakan bahan mengisi dengan tipe yang berbeda. Metode keempat, karet dimastikasi selama 3 menit dan kemudian carbon black ditambahkan dahulu lalu diikuti dengan penambahan bahan kimia karet. Penambahan bahan kimia karet dan carbon black ke dalam karet dibedakan atas urutan dan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing proses pencampuran.
Carbon black ditambahkan dalam dua kali, yang pertama 10 phr ditambahkan kemudian sisa carbon black 40 phr ditambahkan kemudian bersamaan dengan penambahan minyak. Metode yang lain, nisbah penambahan carbon black (penambahn pertama dan penambahan kedua bersamaan dengan minyak) adalah 20:30, 30:20, dan 40:10. Hasilnya menunjukkan bahwa proses penggilingan karet mempengaruhi perubahan karakteristik vulkanisasi. Ini dipengaruhi oleh metode penambahan carbon black. Suhu penggilingan juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi, di mana semakin
tinggi suhu penggilingan, semakin rendah waktu dan laju vulkanisasi. Suhu vulkanisasi juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi dengan semakin tinggi suhu vulkanisasi, semakin rendah waktu vulkanisasi dan semakin tinggi laju vulkanisasi. Selanjutnya, ukuran partikel carbon black juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi di mana semakin
kecil ukuran partikel, semakin rendah waktu vulkanisasi dan semakin tinggi laju vulkanisasi.

Abstract
This research is aimed at studying the relationship between rubber mixing processes and curing characteristics of natural rubber. The curing characteristic analysis was carried out through a natural rubber formula having been masticated and mixed, followed by curing
. As many as four mastication methods were finely applied; each respected four sequences of rubber mixing process. In the first method, rubber was masticated for 5 minutes and then rubber
chemicals and carbon black N 330 were simultaneously added. In the second and the third methods, rubber was masticated for 1 minute and then carbon blacks and rubber chemicals were also simultaneously added but using different type of fillers. In the fourth method, rubber was masticated for 3 minutes and then rubber chemicals and
carbon black were subsequently added. The additions of rubber chemicals and carbon blacks to the masticated rubber
were distinguished by the sequence and time allocated for
each mixing process. The carbon blacks were added in two
stages by which 10 phr was added first and the remaining 40 phr was added later along with oil. In another method, ratios of the carbon blacks addition (as done in the first and the second stages) were 20:30, 30:20, and 40:10. The examination results showed that rubber mixing process gave an impact on the changes of curing characteristics. They were much affected by the method of carbon black addition. The mixing temperature also had an effect on both curing time and curing rate in which the higher the mixing temperature, the lower the curing time and curing rate. Vulcanization
temperature also affected the curing time and curing rate in which the higher the vulcanization temperature, the lower the curing time and the higher the curing rate. Lastly, particle size of carbon black also gave an impact on the curing time and curing rate in which the smaller the particle size, the lower the curing time and the higher the curing rate."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang. Departemen Teknik Kimia], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawati G. Siswanto
"ABSTRAK
Penelitian ini pada khususnya menelaah sifat-sifat permukaan dari karet alam pada perbatasan karbon hitam/karet alam di dalam komposit. Polarisasi pada daerah batas yang disebabkan adanya penambahan tegangan di daerah tersebut di atas yang penting artinya secara industri telah dianalisa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperjelas mekanisme konduksi listrik dart komposit-karbon hitam - karet alam.
Penambahan karbon hitam kedalam karet alam, akan menghasilkan komposit karbon hitam-karet alam yang mempunyai konduktivitas listrik (σ) yang lebih tinggi, dibandingkan dengan konduktivitas karet alam itu sendiri. Karet alam adalah isolator (σ<10-13 n-1 m-1), sedangkan konduktivi tas dari karbon hitam adalah dalam daerah semikonduktor (σ = 103 n-1 m-1). Konduktivitas makroskopik dari komposit ternyata dapat dibuat sesuai kebutuhan, dari isolator sampai pada daerah konduktivitas dari semikonduktor, tergantung secara primer pada macam dan konsentrasi karbon hitam yang ditambahkan. Selain daripada itu, harga konstanta dielektrik (K) dari komposit ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan harga K dari karet alam maupun karbon hitamnya (sifat sinergestik).
Konduktivitas arus searah diukur dalam kurun temperatur 77 K sampai 373 K. Sifat-sifat ac, khususnya konduktivitas dan kapasitas telah diukur dalam kurun frekwensi 10 Hz sampai 10 M Hz dalam kurun temperatur 284 K sampai 373 K. Pada penelitian ini dipakai kontak yang bersifat ohmik pada setiap sampel, yang merupakan komposit yang mengandung berbagai macam karbon hitam, yaitu HAF, Vulcan P, Vulcan XC 72 atau Black Pearls 2000.
Penelitian material dengan mikroskop elektron (SEM) dan metoda difraksi sinar X von Lauc untuk kristalisasi karena tarikan, menunjukkan bahwa secara submakroskopik (mikroskopik orde pertama), komposit tersebut tidak homogen, terdiri dari partikel/agregat karbon hitam yang terdispersi dalam matrix vulkanisat karet alam. Selain daripada itu, ditunjukkan bahwa pada daerah batas antara kedua bahan tersebut timbul tambahan tegangan (enhanched stress).
Dua buah model telah dilakukan untuk mencoba menginterpretasikan sifat-sifat konduktivitas dc sebagai fungsi dari temperatur dan konsentrasi karbon hitam dan juga sifat-sifat dispersi dari besaran-besaran ac, disebabkan karena keadaan secara makroskopik maupun subffakroskopik (mikroskopik orde pertema).
Model yang pertama berdasarkan kepada sifat inhomogenitas secara submakroskopik dari komposit. Komposit tersebut dipandang sebagai suatu media inhomogen Maxwell-Wagner dua fasa, yaitu karbon hitam sebagai penguat konduktip dan matrix vulkanisat karet alamnya, dimana terjadi tambahan tegangan pada daerah batas dari kedua bahan tersebut, Pembahasan diberikan berdasarkan polarisasi pada daerah batas dan terjadinya lapisan dipol dalam karet di daerah batas, sebagai akibat adanya tegangan tersebut di atas. Model ini ditunjang dengan data harga kapasitans dan perhitungan harga koefisien dielektrik K dari komposit yang sangat tinggi (sinergetik). Dalam model ini, secara analitis, komposit dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan seri dari susunan-susunan paralel dari elemen-elemen mikro RC.
Model yang lain adalah membahas sifat-sifat listrik, dimana kompositnya dianggap homogin, yang berarti bahwa efek dari kedua bahan dalam komposit hanya dideteksi dalam besaran-besaran listrik makroskopik. Karakteristik arus tegangan (I-V) yang dapat diterangkan dengan sifat arus terlimitasi muatan ruang (space charge limited current) dengan adanya perangkap (trap), menunjukkan bahwa elektron adalah pembawa muatan utama untuk transport-elektrik dalam komposit tersebut dalam kurun temperatur yang diteliti. Studi dengan resonansi spin elektron (ESR) menunjang adanya tingkat-tingkat energi perangkap yang terlokalisir dalam celah energi dari struktur pitta, disebabkan karena lapisan dipol yang bertindak sebagai perangkap untuk transport elektron. Distribusi dari tingkat energi perangkat elektron ini tergantung pada macam karbon hitam yang dipakai. Spektra ESR dari komposit adalah sangat nyata, dengan bentuk kurva yang tergantung macam karbon hitam. Harga g dari komposit adalah dekat dengan harga g elektron dan tidak tergantung macam karbon hitam maupun temperatur, Tambahan pula, mobilitas yang diukur dengan efek Hall van der Pauw dalam kurun temperatur 294 K sampai 373 K adalah rendah dan bertambah dengan temperatur. Pengukuran konduktivitas sebagai fungsi frekwensi menunjukkan hubungan: σ ac (w) σn, dimana 0,5 < n< 1, tergantung pada temperatur. Hasil-hasil ini sesuai untuk suatu model transport elektron secara lompatan, dengan tingkat-tingkat energi perangkap memegang peranan yang penting.

ABSTRACT
This work is concerned with surface properties of the natural rubber at carbon black/natural rubber interface in the composite. The interfacial polarization that is due to enhanced stress in this domain, which has several industrial importances, has been analyzed. The main goal of this study is to clarify the electrical conduction mechanism for carbon black natural rubber composite.
The introduction of carbon black into natural rubber will produce a carbon black reinforced natural rubber composite with enhanced electrical conductivity (σ) in comparison to the conductivity of natural rubber alone. Natural rubber is inherently an insulator (σ < 10-15 a-lm-1), while the conductivity of carbon beck is in the range of a semiconductor (σ = 103 n-1 m-1), The macroscopic conductivity of the composite can be tailored according to the need, from insulator to semiconductor ranges, depending primarily on type and loading concentration of the carbon black. Moreover, the relative dielectric constant (K) of the composite is much higher than the K value of both natural rubber and carbon black alone, which means a possible synergistic effect. Electrical properties namely the ac and dc conductivities and capacitance of carbon black reinforced natural rubber have been investigated. The dc conductivity of the composite has been measured over temperature range 77 K to 373 K. The ac properties have been measured over the frequency range 10 Hz to 10 MHz in the temperature range 284 K to 373 K. Ohmic contact was used for all samples, filled with a series of carbon black types, namely the HAF, Vulcan P, Vulcan XC 72 and Black Pearls 2000.
Materials studies by Scanning Electron Microscope and von Laue X-ray Diffractometry of Strain Induced Crystallization have been performed to investigate the sub macroscopic morphology of the composite. It is shown that the composite is not homogeneous, consisting of carbon black particles/aggregates dispersed in the natural rubber vulcanizate matrix. It is also indicated the existence of enhanced stress in the interfacial region between these two constituent substances.
Two models have been put forward to interpret the dc conductivity behavioral function of temperature and loading concentration, and the dispersion of ac properties, brought about by the macroscopic and sub macroscopic (first order microscopic) behaviors.
The first model is based on the sub-macroscopically inhomogeneous nature of the composite. It is regarded as a two phase Maxwell-Wagner inhomogeneous media, the carbon black as conducting filler and the rubber as the matrix, wherein the interaction of the constituent substances and the interfacial region are examined. A discussion is given concerning the interfacial polarization and the formation of dipole layer in the natural rubber, due to the enhanced stress, at the interface. Support for this model is given by the capacitance data 'and the calculated remarkably high value of dielectric constant. In this model, analytically, the system could be represented as a series of parallel RC microelements.
Another model is to interpret the electrical behavior, wherein the composite is presumed macroscopically homogeneous and the effects of the constituent substances are detected only as averaged apparent electrical observable. I-V characteristics that can best be described as space charge limited current behavior with the existence of electron trap energies indicate the electron is the main charge carrier for electrical transport over the temperature range studied. Electron Spin Resonance Study indicates the existence of localized trapping energy states, due to dipole layer that may act as traps for electronic transport. Different electron trap energy distribution has been identified, defending on the type of carbon black filler. Electron Spin Resonance spectra of the composites are very pronounced, with line shape also depending on the type of car-bon black used. Observed g-values are close to that of the free electron, and do not vary with carbon black type or temperature. Furthermore, the mobility is low and temperature activated, as measured by the van der Pauw modified Hall effect measurement in the temperature range 294 K to 373 K. Observed dependence of the macroscopic conductivity, could be described by: σ ac (w) σ n, where: 0,5 < n < 1, depending upon temperature. These results are consistent with a model of electron hopping transport, with traps playing a prominent role.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D314
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Y. Helmi
Djakarta: Tintamas, 1954
678.2 ALF i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Melinda Dwi Rahmawati
"Seiring dengan perkembangan jaman dan tingginya jumlah penduduk, maka akan disertai meningkatnya sarana dan prasarana transportasi. Karet banyak digunakan dalam bidang transportasi, sebagai contoh digunakan untuk bahan baku ban kendaraan. Limbah karet banyak menumpuk dipembuangan dan baru sebagian kecil yang dimanfaatkan. Sisa limbah karet bekas yang melimpah akan menjadi sia-sia dan menjadi sampah lingkungan. Oleh sebab itu pengolahan ban bekas menjadi isu penting untuk diangkat sebagai cara untuk mengurangi limbah karet bekas. Crumb Rubber merupakan salah satu hasil pengolahan (parutan) limbah ban bekas. Crumb Rubber sebagai bahan tambah aspal pengikat yang nantinya digunakan sebagai bahan pengikat aggregat perkerasan. Aspal dengan campuran partikel karet merupakan cara yang efektif untuk menggunakan kembali produk karet bekas dan dapat meningkatkan mutu aspal. Penelitian ini, crumb rubber yang digunakan pada campuran aspal merupakan crumb rubber berukuran nano yang selanjutnya disebut Aspal Nano Crumb Rubber (ANCR).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat ANCR dari uji fisik dasar dan uji meknistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR) serta pengaruhnya terhadap campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Langkah yang dilakukan yaitu diawali dengan pembuatan aspal modifikasi dengan kadar additive ANCR 5%, 10%, 20%, 30%, dan 40% yang berturut-turut dinamai ANCR 5, ANCR 10, ANCR 20, ANCR 30, dan ANCR 40. Selanjutnya dilakukan mix design dengan menggunakan campuran AC-WC dan kemudian didapatkan campuran pada kadar aspal optimum (KAO). Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak kadar nano crumb rubber pada suatu campuran akan mempunyai viskositas yang semakin tinggi. KAO pada campuran ANCR 5 berada pada 6,5% dan KAO pada campuran ANCR 10 berada pada 7%.

Along with the changing times and high population, it will accompanied by increased transportation facilities and infrastructure. Rubber is widely used in transportation for example, it is used as raw material for vehicle tires. Many rubber wastes accumulate in the disposal, and only a small portion is utilized. The abundant waste of used rubber waste will become useless and become an environmental waste. Therefore, the processing of used tires is an important issue to be appointed as a way to reduce the waste of used rubber. Crumb Rubber is one of the results of processing (grated) waste of used tires. Crumb Rubber as an asphalt binder added material that will be used as a pavement aggregate binder. Asphalt with a mixture of rubber particles is an effective way to reuse used rubber products and can improve the quality of asphalt. In this study, crumb rubber used in asphalt mixes is nano-sized crumb rubber, from now on referred to as Asphalt Nano Crumb Rubber (ANCR).
This study aims to determine the nature of ANCR from basic physical and mechanistic tests with a Dynamic Shear Rheometer (DSR) tool and its effect on the Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) mixture. The steps taken are starting with the making of modified asphalt with additive levels of ANCR 5%, 10%, 20%, 30%, and 40%, respectively named ANCR 5, ANCR 10, ANCR 20, ANCR 30, and ANCR 40.  Furthermore, a mix design carried out using a mixture of AC-WC, and then the mixture was obtained at optimum asphalt content (KAO). The results showed that the more levels of nano crumb rubber in a mixture, the higher the viscosity. KAO in the ANCR 5 mixture was at 6.5%, and KAO in the ANCR 10 mixture was at 7%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwanul Halim
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja laboratorium campuran beraspal Asphalt Concrete Wearing Course AC-WC menggunakan bahan tambah serbuk ban bekas crumb rubber sebanyak 5, 10, dan 15. Hasil analisa Marshall menunjukkan peningkatan Kadar Aspal Optimum seiring dengan bertambahnya crumb rubber. Nilai stabilitas Marshall terbesar pada penambahan 5 crumb rubber yaitu 1287 kg. Pengujian perendaman Marshall menunjukkan bahwa Indeks Kekuatan Sisa IKS terbesar yaitu 93,91. Hasil pengujian Modulus Resilien menggunakan UMATTA menunjukkan nilai Modulus Resilien terbesar pada penambahan 5 crumb rubber yaitu 2656 MPa pada suhu 25°C, dan nilai Modulus Resiliennya mengalami penurunan sebesar 21,01 akibat perendaman.

The aim of this research is to investigate the performance of lab mix Asphalt Concrete Wearing Course AC WC using 5, 10, and 15 crumb rubber as additional material. The result of Marshall analysis showed that optimum asphalt level was increasing along with the increasing of crumb rubber. The highest Marshall stability value of 1287 kg was found on 5 additional crumb rubber. Marshall immersion value showed that the highest residual strength index was 93,91. The results of Resilient Modulus testing using UMATTA showed that the highest Resilient Modulus on 5 additional crumb rubber was 2656 MPa on 25°C temperature, and its Resilient Modulus value was decreasing up to 21,01 because of the immersion. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belle Kristaura
"Karet merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berlimpah dan memiliki potensi yang besar di negara Indonesia. Konsumsi karet di Indonesia sendiri kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur yang sebagian besar dikonsumsi oleh industri ban kendaraan. Karet alam memiliki modulus kekakuan yang rendah, sedangkan pada ban, dibutuhkan karet yang memiliki kekakuan dan kekuatan yang baik. Untuk memperbaiki sifat tersebut dibutuhkan penguat sebagai pengisi pada karet. Penguat yang digunakan pada penelitian ini adalah serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) karena karbon hitam dan silika yang biasanya digunakan sebagai penguat memiliki harga yang sangat mahal dan sulit ditemukan di Indonesia. Namun, diperlukan coupling agent hibrida lateks-pati untuk meningkatkan kompatibilitas antarmuka karet alam dengan serat TKKS dikarenakan perbedaan kedua sifat permukaan antara karet dan serat. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh penambahan coupling agent terhadap kompatibilitas karet alam dengan serat TKKS serta sifat mekanik sehingga menghasilkan komposit dengan kekuatan dan kekakuan yang terbaik. Hal tersebut dapat dilihat dari pengujian Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy dan UTM. Variasi komposisi yang divariasikan adalah coupling agent sebesar 0, 1, 2 dan 3 phr coupling agent dengan 10 phr serat TKKS. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan coupling agent dapat meningkatkan kompatibilitas karet alam dengan serat TKKS serta dengan kekuatan dan kekakuan tinggi adalah pada variasi coupling agent 3 phr.

Natural rubber is one of the most abundant resources and have a great potential in Indonesia. Rubber consumption in Indonesia itself is mostly by manufacturing industry, such as the wheels industry. Natural rubber has a low stiffness modulus, whereas in wheels, rubber with high strength and stiffness is needed. To enchance those properties, we need reinforcement as a filler within the rubber. Reinforcement that are used in this research is Hybrid Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) Fiber because of the carbon black and silica that are usually used as reinforcements that have very expensive price and are hard to found in Indonesia. But, latex-starch hybrid coupling agent is required to increase the compatibility of the interface between the natural rubber and the OPEFB Fiber because of the differences in surface properties of the two compounds. The purpose of this research is to observe the influence of adding coupling agent into the compatibility between natural rubber and OPEFB fiber and also into the mechanical properties, so that it resulted in the best strength and stiffness of the composite. The result can be observed with several tests, such as Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy and UTM. The coupling agent’s variation of the composition were 0, 1, 2 and 3 phr coupling agent, with 10 phr of OPEFB Fiber. The result showed that coupling agent addition can increase the compatibility between natural rubber and OPEFB Fiber, and also the best composition for a high strength and high stiffness is in the 3 phr coupling agent variation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>