Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizal Bachrun
"Rumah Sakit XYZ adalah rumah sakit swasta yang terletak di kawasan Jakarta Utara, dengan kapasitas 225 tempat tidur dan rata-rata tingkat human 70,2 % . Rumah sakit yang sudah beroperasi selama delapan tahun ini, sudah eukup sibuk melayani pelanggannya.
Angka pengunduran diri perawat selama tiga tahun terakhir menunjukkan kenaikan, yaitu 10%,12,15 % dan 13,71% dari total perawat. Indikator yang 1a adalah angka biaya pemeliharaan kesehatan perawat perorang selama tahun 2003, 2004 dan 2005 terus meningkat. Dari basil wawancara keluar yang tercatat di Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia RS XYZ, temyata a!asan pengunduran diri yang terbanyak dikemukakan oleh perawat adalah karena masalah pribadi. Padahal pada kurun waktu tiga tahun tersebut keluhan pelanggan perihal pelayanan perawat cenderung meningkat. Masalahnya pada perawat timbul gejala kekeringan emosi, tidak mempunyai empati, sikap sinis terhadap orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. Terkesan ada gejala yang lazim disebut sebagai burnout pada perawat.
Penulis mencoba membuat analisa effektifitas organisasi dengan kerangka 7-S McKinsey, ditemukan masalah pada unsur Skill dan Staff. Untuk mengatasinya penulis mengajukan Employee Assistance Programs sebagai alternatif pemecahan masalah burnout pada perawat. Dengan program pendampingan dan konseling yang teratur dan baik, diharapkan kualitas hidup dari perawat dapat ditingkatkan. Dengan demikian mereka mampu mengatasi beban kerja yang berat, sebagai akibat semakin berkembangnya tuntutan pelanggan untuk memperoleh pelayanan yang baik di rumah sakit."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyowati
"Dokumenlasi keperawatan merupakan bukti pelayanan keperawatan yang profesional. Karena dengan dokumentasi, semua aspek baik pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh lim kesehatan tertulis dengan teratur sehingga dapat membuatkan gambaran kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Masalah utama dalam penelitian tentang dokumentasi ini adalah belum dilaksanakannya pendokumentasian keperawatan secara optimal di rumah sakit, khususnya di rumah sakit Ranker "Dharmais ", Uji coba penggunaan model dokumentasi keperawatan yang dimodifikasi dengan dokumen keperawatan rumah sakit Dharmais merupakan suatu penelitian yang diharapkan dapat memecahkan masalah di alas. Penelitian ini merupakan study pre experimental one group pre & post treatment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan efisiensi dan efektifitas pendokumentasian keperawatan dengan penggunaan model dokumentasi modifikasi tersebut. Terjadi peningkatan pengetahuan perawat tentang dokumentasi serta ketrampilan perawat terhadap kelengkapan dan ketepatan pendokumentasian setelah penggunaan model modifikasi tersebut. Kelemahan studi ini antara lain penelitian tidak dilakukan terhadap hubungan antara karakteristik perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian.

Nursing documentation is the evident to improve the nursing services. The whole progress of the patient health conditions can be detected in the nursing documents. In addition, nursing documentation is also a legal evident for patient, family and nursing team. The research problem is that the nursing documentation has not been done perfectly in all hospital, especially in "Dharmais " cancer hospital. This research has been conducted in inpatient wards. The research subject is limited to the nursing process documentation & nursing "cardex".
The result showed an increasie in efficiency and effectiveness of nursing "modification document model", and also increasie in the nurses knowledge and skill in moving the documentation. Some recommendation for the hospital as well as for the researchers have been recommended such as nursing documentation training, improving the supervision.
"
1998
JJKI-II-5-Oktober1998-147
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Yeti Prawasti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T38308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windayanti
"Perawat dituntut dapat menjadi figur yang dibutuhkan oleh pasiennya, dapat bersimpati kepada pasien, selalu menjaga perhatiannya, fokus, dan hangat kepada pasien (P.A. Parker & Kulik dalam Taylor, 1999). Banyaknya tanggung jawab dan tuntutan yang harus dijalani oleh perawat, menunjukkan bahwa profesi perawat rentan sekali mengalami burnout terhadap pekerjaannya. Burnout merupakan suatu kondisi penurunan energi mental atau fisik setelah periode stres kronik yang tidak sembuh-sembuh berkaitan dengan pekerjaan, terkadang dicirikan dengan pekerjaan atau dengan penyakit fisik (Perry & Potter, 2005).
Burnout menurut Maslach dan Jackson (dalam Sarafino, 2002) memiliki tiga komponen, yaitu emotional exhaustion, depersonalization, dan perceive inadequacy of professional accomplishment. Burnout bersumber dari lingkungan kerja dan individu (Caputo, 1991). Lingkungan kerja dalam hal ini adalah lingkungan rumah sakit yang terbagi atas status yang berbeda yaitu rumah sakit pemerintah dan swasta yang dapat membuat perawat cenderung mengalami burnout.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan menggunakan accidental sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Subjek penelitian berjumlah 160 orang perawat dari empat rumah sakit, yang terdiri dari 80 orang perawat rumah sakit pemerintah dan 80 perawat rumah sakit swasta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dimensi emotional exhaustion diperoleh t-hitung sebesar 0,842; p>0,05, pada dimensi depersonalization diperoleh t-hitung sebesar 1,139; p>0,05, dan pada dimensi perceived inadequacy of professional accomplishment diperoleh t-hitung sebesar 1,567; p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada perawat rumah sakit pemerintah dan perawat rumah sakit swasta terhadap dimensi burnout.

The nurse is claimed be able to be a figure who be needed by her patient, can to be sympathy to patient, always keep her attention, focus and hospitality to her patient (PA Parker and Kulik in Taylor 1999). There are so many responsibility and claim that be run by the nurse, show that the profession of nurse is very easy in getting burnout to her job. Burnout is mental or physic creasing condition after chronic stress period which can not treatment related to the job, sometime be classified with the job or with physic disease (Perry & Potter, 2005).
According to Maslach and Jackson (in safarino), burnout have three component namely emotional exhaustion, depersonalization and perceive inadequacy of professional accomplishment. The sources job environment and individual (Caputo, 1991) In this matter talking about the job environment is the hospital environment that consist of different status, namely government hospital and private hospital that can make the nurse tends to get burnout.
The research is done by using quantitative approach and accidental sampling as sample intake technique. Research subject is about 160 nurses from four hospitals, which consist of 80 nurses of government hospital and 80 nurses of private hospital.
This result of research show that emotional exhaustion is taken t-account is about 0,842; p>0,05, in depersonalization dimension is taken t- account is about 1, 139 p> 0,05 and in perceived inadequacy of professional accomplishment is taken t-account is about 1,567; p>0,05. This matter show that there are not significant differences in the nurse if government hospital and private hospital to burnout dimension."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nabeela
"Burnout sering terjadi di kalangan tenaga kesehatan, terutama pada perawat. Pekerjaan perawat, yang membutuhkan tenaga, perhatian, serta waktu yang banyak, rentan menyebabkan work-family conflict (WFC). Penelitian ini bertujuan melihat peran work-family conflict (WFC) terhadap burnout pada perawat di Rumah Sakit Kelas A di Jakarta. Subjek penelitian didapatkan sebanyak 124 dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Work Family Conflict Scale (WAFCS) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis dilakukan menggunakan SPSS v.25 dan hasil menunjukkan bahwa terdapat peran work-family conflict (WFC) terhadap burnout. Dapat disimpulkan bahwa work-family conflict (WFC) memprediksi terjadinya burnout pada perawat di Rumah Sakit Kelas A di Jakarta.

Burnout is often observed among healthcare professionals, particularly nurses. The demanding task of nursing requires significant energy, attention, and time, which can lead to work-family conflict (WFC). This study aims to examine the role of work-family conflict (WFC) in burnout among nurses at a Class A Hospital in Jakarta. A total of 124 subjects were recruited using convenience sampling. The measurement tools used were the Work Family Conflict Scale (WAFCS) and the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Analysis was conducted using SPSS v.25, revealing a significant relationship between work-family conflict (WFC) and burnout. It can be concluded that work-family conflict (WFC) predicts the occurrence of burnout among nurses at a Class A Hospital in Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butsaina Safira Haq
"

Sebagai respons dari stress yang dirasakan di dalam pekerjaannya, perawat berisiko tinggi mengalami perasaan lelah secara emosional atau yang kerap disebut burnout. Pencegahan burnout pada perawat dapat dilakukan melalui beberapa mekanisme koping, di antaranya melalui peningkatan kesejahteraan spiritual. Penelitian ini menggunakan teknik regresi linear sederhana untuk melihat peran kesejahteraan spiritual terhadap burnout pada perawat dan teknik regresi linear berganda untuk melihat peran kedua dimensi kesejahteraan spiritual terhadap perawat. Penelitian ini melibatkan 126 orang perawat dari salah satu rumah sakit di Jakarta dengan rentang usia 22–53 tahun serta menggunakan Spiritual Well-Being Scale untuk mengukur kesejahteraan spiritual dan Oldenburg Burnout Inventory untuk mengukur burnout. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesejahteraan spiritual secara signifikan dapat menjelaskan 14.2% varians burnout pada perawat (β = -.386, p < .001). Kedua dimensi dapat menjelaskan 19% varians burnout pada perawat, namun hanya dimensi kesejahteraan eksistensial yang secara signifikan berpengaruh terhadap burnout pada perawat (β = -.553, p < .001). Dimensi kesejahteraan religius ditemukan tidak berpengaruh terhadap burnout pada perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan eksistensial yang baik pada perawat agar dapat melindungi mereka dari dampak negatif dari praktik keperawatan.


As a response to the stress they experience in the workplace, nurses are at high risk of developing burnout, which is a state of emotional exhaustion. Burnout can be prevented through employing various coping mechanisms, among which is increasing one’s spiritual well-being. This study used simple linear regression to examine the role of spiritual well-being on burnout and multiple linear regression to examine the role of both dimensions of spiritual well-being on burnout. The participants of this study were 126 nurses aged 22 to 53 years old working in a hospital in Jakarta. It used Spiritual Well-Being Scale to measure spiritual well-being and Oldenburg Burnout Inventory to measure burnout. Spiritual well-being was found to significantly explain 14.2% of the variance in the nurses’ burnout (β = -.386, p < .001). Both dimensions collectively explained 19% of the variance in burnout, but only existential well-being was able to significantly predict burnout in nurses (β = -.553, p < .001). Religious well-being was not found to have a significant effect on the nurses’ burnout. This study’s findings highlight the importance of good spiritual well-being and existential well-being in protecting nurses from the adverse effects of the nursing practices.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Donovan Hariyanto
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi peran perceived social support pada burnout terhadap perawat di rumah sakit X kelas A di Jakarta. Penelitian ini mengolah data dari 124 partisipan yang berstatus perawat berusia 22-53 tahun, bekerja di rumah sakit X kelas A di Jakarta, dan durasi lama bekerja dari 1 hingga lebih dari 10 tahun. Pengukuran tingkat perceived social support  dan burnout dilakukan dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) keduanya dalam bentuk short form. Hasil analisis korelasi (r=-0.203, p<0.05) dan regresi (r=-0.203, p<0.05) terbukti bahwa terdapat peran perceived social support secara signifikan pada burnout. Dengan kata lain, makin tinggi perceived social support maka akan makin rendah tingkat burnout yang dialami oleh perawat. Pada penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi dari perceived social support yang paling berpengaruh pada burnout adalah dimensi keluarga (p=0.003), jika dibandingkan dengan kedua dimensi yang lainnya, seperti teman (p=0.650), dan sosok yang spesial (p=0.610). Dengan demikian, hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa perceived social support memiliki peran protektif terhadap burnout.

The objective of this study is to explore the role of perceived social support on burnout among nurses at Class A Hospital X in Jakarta. This research processes data from 124 participants who are nurses aged 22-53 years, working at Class A Hospital X in Jakarta, with a working duration ranging from 1 to over 10 years. The measurement of perceived social support and burnout levels was conducted using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), both in short form. The results of the correlation analysis (r=-0.203, p<0.05) and regression analysis (r=-0.203, p<0.05) showed that perceived social support has a significant role in burnout. In other words, the higher the perceived social support, the lower the level of burnout experienced by nurses. This study also found that the dimension of perceived social support that most influences burnout is the family dimension (p=0.003), compared to the other two dimensions, such as friends (p=0.650), and significant others (p=0.610). Thus, these results are consistent with previous research indicating that perceived social support has a protective role against burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elok Dwi Oktaviana
"Burnout pada perawat mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat. Faktor fisik dan psikologi perawat selama bekerja perlu menjadi perhatian bagi penyelenggara kesehatan. Laporan kasus ini menjelaskan mengenai burnout pada perawat di lingkungan kerja. Penilaian burnout dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara, dan survey dengan menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI) yang membahas tiga dimensi burnout, dimensi kejenuhan mental, dimensi depersonalisasi, dimensi pencapaian diri. Kuesioner terdiri dari 22 pernyataan dengan rentang nilai 0 – 10 dan dikategorikan menjadi empat kategori ringan (0 – 2), sedang (3 – 5), tinggi (6 – 8) dan sangat tinggi (9 – 10). Penelitian dilakukan pada 22 perawat di ruangan Healthcare Unit. Hasil observasi partisipatif menunjukkan bahwa perawat mengalami kelelahan secara fisik karena adanya beban kerja yang cukup padat. Hasil wawancara didapatkan bahwa perawat merasa lelah dengan banyaknya beban kerja yang didapat, Namun nyaman dengan lingkungan kerja sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik. Hasil analisis deskriptif dari kuesioner didapatkan mean dari dimensi kejenuhan mental 3,2 kategori tingkat burnout sedang, dimensi depersonalisasi 1,1 kategori tingkat burnout rendah, dan dimensi pencapaian diri 3,3 kategori tigkat burnout sedang.  Secara umum, tingkat burnout perawat di ruangan yaitu kategori tingkat sedang. Evaluasi tingkat beban kerja dan skrining burnout secara berkala diharapkan mampu mengurangi tingkat kejadian burnout pada perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.

Burnout on nurses affects the performance of nurses in providing nursing care in the ward. The physical and psychological factors of nurses during work need to be a concern for health providers. This case report describes burnout in nurses in the work environment. Burnout assessment is carried out by participatory observation, interviews, and surveys using the Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnaire which discusses the three dimensions of burnout, the dimension of mental saturation, the dimension of depersonalization, and the dimension of self-morality. The questionnaire consists of 22 statements with a value range of 0-10 and the contents are divided into four categories of mild (0-2), moderate (3-5), high (6-8) and very high (9-10). The study was conducted on 22 nurses in the Healthcare Unit room. Participatory observation results show that nurses experience physical fatigue due to a fairly heavy workload. The results of the interviews showed that nurses felt tired with the amount of workload they received, but were comfortable with the work environment so that nurses were able to provide good care. The results of the descriptive analysis of the questionnaire obtained an average of the dimensions of mental saturation 3.2 categories of moderate burnout levels, depersonalization dimensions 1.1 categories of low burnout levels, and self-selling dimensions 3.3 categories of moderate burnout levels. In general, the burnout level of nurses in the room is the medium level category. Periodic evaluation of workload levels and burnout screening is expected to be able to reduce the incidence of burnout in nurses so as to improve the quality of nursing care provided."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Tri Handayani
"Stres kerja merupakan reaksi negatif dari seseorang terhadap tekanan yang dibebankan kepada mereka dari adanya tuntutan, hambatan atau peluang. Burnout syndrome adalah proses yang disebabkan oleh stres pekerjaan yang tidak teratasi sehingga menyebabkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian serta penurunan pencapaian pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara tingkat stres kerja dengan Burnout Syndrome juga dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan kesehatan jiwa tenaga keperawatan. Metode penelitian menggunakan metode Cross Sectional kepada 165 perawat di RSUD Jati Padang dan Rumah Sakit Fatmawati. Pengukuran tingkat stres kerja dengan menggunakan kuesioner OSI-R (Occupational Stres Inventory-Revised) dan Burnout Syndrome diukur dengan kuesioner MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat termasuk dalam tingkat stress kerja sedang dan Burnout Syndrome sedang. Uji korelasi antara tingkat stres kerja dengan Burnout Syndrome diukur menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p 0,001 < ɑ). Hasil ini menunjukkan bahwa jika tingkat stres kerja semakin tinggi, maka perawat mengalami burnout syndrome tinggi juga, begitu pula sebaliknya. Peneliti selanjutnya dapat menganalisa setiap komponen stres kerja dan Burnout Syndrome, serta mengindentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres kerja dan juga Burnout Syndrome.

Job stress is a negative reaction from a person to the pressure imposed on them from demands, obstacles, or opportunities. Burnout syndrome is a process caused by unresolved work stress that causes emotional exhaustion, personality changes, and decreased personal achievement. This study aims to obtain an overview of the relationship between work stress levels and Burnout Syndrome which can also be a guide for improving the mental health of nursing staff. The research method used the Cross-Sectional method to 165 nurses at Jati Padang Hospital and Fatmawati Hospital. Measurement of work stress level using the OSI-R (Occupational Stress Inventory-Revised) questionnaire and Burnout Syndrome measured by the MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey) questionnaire. The results showed that most of the nurses included in the level of moderate work stress and moderate Burnout Syndrome. The correlation test between the level of work stress and Burnout Syndrome measured using the Chi-Square test showed that there was a significant relationship (p 0.001 < ɑ). These results indicate that if the level of work stress is higher, then nurses experience high burnout syndrome as well, and vice versa. The next researcher can analyze each component of work stress and Burnout Syndrome, and identify the factors that cause."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>