Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186421 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desmaliza
"Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang tidak hanya berkembang di daerah pedesaan namun juga telah berkembang cukup fenomenal di daerah perkotaan. Tak mengherankan bila pesantren menjadi alternatif lembaga pendidikan yang banyak dipilih orang tua untuk anaknya agar dapat mempelajari ilmu agama sekaligus ilmu umum. Pendidikan di pesantren tak terlepas dan prestasi belajar santri sebagai ukuran keberhasilan selama beberapa periode tertentu belajar di pesantren. Kenyataannya, prestasi belajar santri secara umum belum memadai. Padahal, bila dilihat dari kondisi pesantren, maka seharusnya lingkungan pesantren sangat menunjang dalam membantu santri untuk berprestasi lebih baik. Karena itu, faktor iklim sekolah penting diteliti guna melihat lebih jauh hubungannya dengan peningkatan dan penurunan prestasi belajar santri di pesantren. Adapun self efficacy sebagai faktor internal juga dianggap penting karena merupakan mediasi pada diri santri untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) membuktikan apakah iklim sekolah sebagai faktor eksternal santri berhubungan dengan prestasi belajar santri di pesantren, 2) membuktikan apakah self-efficacy sebagai faktor internal santri berhubungan dengan prestasi belajar santri di pesantren dan 3) membuktikan bahwa apakah iklim sekolah dan self efcacy santri secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi belajar santri di pesantren, serta 4) membuktikan apakah ada perbedaan prestasi belajar santri, iklim sekolah dan self efficacy antara santri putra dan santri putri.
Penelitian ini dilakukan terhadap 141 orang santri putra dan santri putri kelas II Tsanawiyah di pesantren Darunnajah. Alat ukur yang digunakan adalah skala iklim sekolah yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi afektif iklim sekolah dari Pintrich dan Schunk (1996). Skala self-efficacy disusun berdasarkan sumber-sumber self-efficacy dari Bandura (1986). Sementara prestasi belajar santri dilihat berdasarkan nilai raport Tsanawiyah kelas II semester tiga. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik korelasi parsial, multiple regression dengan metode backward dan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari tiga dimensi iklim sekolah yaitu dimensi a sense of community and belongingness dan warmth and civility in personal relations memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar santri, sementara dimensi feelings of safety and security temyata tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar santri di pesantren. Selain itu, dimensi warmth and civility in personal relations memiliki hubungan yang signifikan namun negatif dengan prestasi belajar santri. Pada dimensi self efficacy, dimensi kinerja yang dicapai (enactive attainment) dan dimensi keadaan fisiologis (physiological state) ditemukan memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar santri, sedangkan dimensi pengalaman orang lain (vicarious experience) ternyata memiliki hubungan yang negatif namun signifikan dengan prestasi belajar santri. Pada dimensi persuasi verbal (verbal persuasion) ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar santri. Dengan demikian, tidak semua variabel iklim sekolah dan self-efficacy secara bersama-sama berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar santri. Antara santri putra dan santri putri juga ditemukan perbedaan prestasi belajar dan iklim sekolahnya sedangkan pada self efficacy tidak ditemukan perbedaan sama sekali antara santri putra dan santri putri.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan untuk melakukan penelitian yang melibatkan subyek dari beberapa pesantren agar hasilnya dapat digeneralisir untuk populasi yang lebih luas. Saran utama yang diajukan kepada pengelola pesantren adalah memberikan perhatian pada penciptaan iklim sekolah yang positif dan membantu santri meningkatkan self-efficacy-nya guna mendorong meningkatnya prestasi belajar santri di pesantren."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Peningkatan kualitas Sekolah Islam di Indonesia bisa dilihat dari semakin meningkatnya jumlah pondok pesantren yang berdiri setiap tahunnya. Pesantren masa kini bukanlah pesantren yang hanya mengajarkan kitab kuning ataupun pengajian belaka, karena selain pelajaran agama diimbangi dengan kurikulum yang mengacu kepada kurikulum pendidikan nasional. Sehingga saat ini kualitas pesantren bisa disejajarkan dengan sekolah umum lainnya. Hasil belajar yang tinggi merupakan dambaan setiap anak; terlebih lagi bagi para orangtua. Ada beberapa faktor internal yang bisa mempengaruhi prestasi belajar, seperti, inteligensi, sikap siswa, bakat, minat dan motivasi. Serta beberapa faktor eksternal seperti, para guru, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Hubungan antara murid dan guru, sikap-sikap yang dirasakan oleh murid bisa berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Pesantren menggunakan metode belajar mengajarnya selama duapuluh empat jam dengan sistem asrama, interaksi antara guru dan murid mempunyai frekuensi yang tinggi dengan segala pengaruhnya bagi santri. Terlihat dari jadwal kegiatan harian dan peraturan-peraturan yang diterapkan di pesantren, disiplin yang mengikat santri selama duapuluh empat jam merupakan pengganti pola asuh yang diterapkan pesantren pada para santrinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi masuk pesantren dan poia asuh di pesantren dengan prestasi belajar santri pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alas ukur berupa kuesioner yang diberikan kepada 65 responden, disamping itu dilakukan pula metode kualitatif berupa wawancara dengan metode focus group discussion (diskusi kelompok terfokus) pada sebagian kecil dari sampel untuk melengkapi basil penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif yang akan dipakai untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah multiple correlation untuk melihat hubungan antar variabel dengan menggunakan SPSS 12.0 for windows. Sedangkan untuk metode kualitatif menggunakan analisis isi.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi masuk pesantren dengan prestasi belajar santri di pesantren.
2. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh di pesantren dengan prestasi belajar santri di pesantren.
3. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi masuk pesantren dan pola asuh di pesantren secara bersamaan dengan prestasi belajar santri di pesantren.
Selain hipotesis diatas, dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan pada dimensi pola asuh otoriter dan memberikan pengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar santri. Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil analisis yang ada, peneliti memberikan saran kepada berbagai pihak terkait akan pentingnya motivasi masuk pesantren bagi santri dan pola asuh yang diterapkan di pesantren bagi para santri. Dengan pola asuh yang baikakan Iebih meningkatkan prestasi belajar santri.

The increasing of Islamic School quality in Indonesia can be seen from the growing of the pesantren amount every year. Nowadays, Pesantren is not only teaching ancient book or how to pray. Because. beside religion lessons there is curriculum which relate to national curriculum. So the quality of Pesantren can be with other public school. Hight achievement is every child dreams more over to parents. There are internal factors which influence student achievement, such as: intelligences, student attitude, talent, motivation and enthusiasm. And also some external factors such as: teacher and classmates who able to influence the spirit of student. The relation between teacher and pupil, attitudes felt by pupil can influence to their achievement. Pesantren use method of learning and teaching for twenty four hour by hostel system. which have high frequency with its influence to the student. It can be seen from daily activity schedule and applied regulations in pesantren, obligatory discipline of student during twenty four hour represent substitution of parenting style which is applied by pesantren to their student.
This research aim is to know pesantren entrance motivation and pesantren parenting style with student achievement of pesantren Darunnajah Ulujami, South Jakarta. This Research use quantitative approach by using measuring instrument in the form of passed to Questioner 65 sample, is despite fully done also method qualitative in the form of interview with method of focus discussion group in part a small than sample to equip result of quantitative research. The Quantitative method to wear to process data in this research is multiple correlation to see the relation between each variable by using SPSS 12.0 for windows. While for method qualitative use content analysis.
Result of research shall be as follows:
1.There is no relation which are positive and significant between pesantren entrance motivation with student achievement in pesantren
2.There is no relation which are positive and significant between pesantren parenting style with student achievement in pesantren
3.There no relation which are positive and significant between pesantren entrance motivation and pesantren parenting style concurrently with student achievement in pesantren.
Besides the hypothesis above in this research is found by the existence of relation which is significant at dimension of authoritarian style and give influence to lowering of student achievement. Pursuant to result of existing analysis result and conclusion, researcher give suggestion to various related parties for the importance of pesantren entrance motivation to parenting. style of which is applied in pesantren to all student with good pesantren parenting style will improve student achievement.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farouk Azam
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25342
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munayah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum koleksi perpustakaan pesantren dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembinaan koleksi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana evaluasi bagi perpustakaan terutama mengenai koleksi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif-kualitatif. Sedangkan data dikumpulkan melalui wawancara, data tertulis dan pengamatan. Untuk pengolahan data digunakan teknik komparasi. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ternyata baik perpustakaan Darunnajah maupun Assyafi'iyah, kondisi koleksi perpustakaannya masih jauh dari yang dianjurkan dalam standar yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara umum perpustakaan Darunnajah sedikit lebih baik dari perpustakaan Assyafi'iyah baik dari segi jumlah koleksi maupun segi pengelolaannya. Mengenai keseimbangan koleksi, perbandingan koleksi fiksi dan non-fiksi dari kedua perpustakaan masih belum seimbang. Sementara dari segi pengadaan, kedua perpustakaan masih lebih banyak mengandalkan pada sumbangan. Hal ini sebetulnya tidak menjadi masalah asal perpustakaan menetapkan suatu kebijakan mengenai koleksi sumbangan hingga tidak terjadi duplikasi yang berlebihan. Kebijakan yang ditetapkan perpustakaan Darunnajah untuk buku-buku sumbangan sudah cukup baik. Masalah pembinaan koleksi adalah hal penting. Karena itu harus mendapat dukungan dan perhatian yang lebih serius dari semua pihak yang terlibat. Usaha dari pihak perpustakaan saja tidak cukup maka kerja sama dengan semua pihak yang terlibat sangat diperlukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S15309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Hamalia Daud
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Wulan
"Penelitian ini mengkaji hubungan antara iklim kelas belajar aktif dan gaya belajar dengan kreativitas. Iklim kelas belajar aktif adalah kondisi yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif baik intelektual, emosional, maupun fisik dalam belajar. Iklim kelas mencerminkan kondisi psikologis dari lingkungan kelas sebagai tempat pembelajaran, sebagaimana yang dipersepsikan oleh individu di dalamnya. Oleh karena itu, iklim kelas berkenaan dengan suasana belajar yang tercipta, yang banyak ditentukan oleh interaksi antara guru dan siswa.
Gaya belajar adalah kecenderungan siswa dalam mengadaptasi strategi tertentu dalam belajar, melalui proses internalisasi dan konsentrasi hingga menemukan pendekatan yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas atau sekolah, serta tuntutan mata pelajaran. Menurut DePorter dan Hemacki (1992), ada tiga macam gaya belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Kreativitas adalah kemampuan melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk aptitude maupun non-aptitude, baik karya baru maupun kombinasi hal-hal yang sudah ada, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas dalam penelitian ini diukur melalui Tes Kreativitas Figural (TKF) dengan hasil berupa skor CQ (Creativity Quotient).
Penelitian ini merupakan kajian lapangan dengan tipe non-eksperimental korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive accidental sampling, dengan 34 siswa untuk pengujian item dan 55 siswa untuk pengujian hipotesis, yang berasal dari tiga kelas. Kriteria responden adalah siswa kelas III sekolah dasar dari sekolah dasar yang menerapkan belajar aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif, yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh siswa, tes kreativitas, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, iklim kelas belajar aktif memiliki korelasi yang cukup signifikan dengan kreativitas. Namun, gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik tidak memiliki korelasi dengan kreativitas. Demikian pula, iklim kelas belajar visual dan kinestetik tidak berkorelasi dengan kreativitas. Namun, iklim kelas belajar aktif dan gaya belajar auditori memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan kreativitas ketika dilihat secara bersama-sama.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan mempertimbangkan heterogenitas tingkat inteligensi (IQ) siswa serta homogenitas sampel berdasarkan kemampuan akademik siswa melalui nilai rapor. Selain itu, disarankan menggunakan alat ukur gaya belajar yang dapat memberikan hasil identifikasi beserta skor kuantitatifnya, sehingga hasil identifikasi dapat dikonversikan ke dalam angka dengan standar baku. Penelitian selanjutnya juga sebaiknya menggunakan ilustrasi gambar yang lebih baik, memperluas usia subjek penelitian, serta melakukan analisis data variabel gaya berpikir untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim kelas belajar aktif dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas III sekolah dasar. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendidik, baik orang tua maupun guru, untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, yaitu dengan menciptakan iklim kelas belajar aktif. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki gaya belajar yang unik atau berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Oleh karenanya, dalam rangka meningkatkan kreativitasnya, siswa harus diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan kreatif yang sesuai dengan gaya belajarnya, sehingga kreativitas siswa akan berkembang secara optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lufiana Harnany Utami
"Kepercayaan pribadi adalah salah satu komponen yang harus ada pada individu seorang guru yang oleh Bandura diterjemahkan sebagai self efficacy guru. Self efficacy guru merupakan keyakinan guru akan kemampuannya untuk mengelola tugasnya secara profesional dalam proses pembelajaran, menjalankan peran-perannya sebagai seorang guru serta menghadapi tuntutan lugas lainnya dalam berbagai situasi yang terjadi Penelitian ini adalah mengenai self-efficacy guru di Sekolah Madania.
Tujuan penelitian ini ialah
(1) membuktikan apakah trait kepribadian sebagai faktor pribadi berhubungan dengan self-efficacy guru dan memberikan kontribusi pada pembentukan self-efficacy guru di Madania
(2) membuktikan apakah iklim psikologis sekolah sebagai faktor
lingkungan berhubungan dengan self-efficacy guru di Madania dan
(3) membuktikan bahwa apakah trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah secara bersama-sama berhubungan dengan self-efficacy guru serta melihat mana yang lebih besar kontribusinya pada pembentukan self-efficacy guru di Madania.
Sampel penelitian ini adalah 120 orang guru yang ada dalam tahun ajaran 2003/2004 di Sekolah Madania. Alat ukur yang digunakan adalah skala NEO big five yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae, skala self efficacy guru yang dikembangkan oleh Bandura serta angket iklim psikologis sekolah yang disusun bcrdasarkan dimensi iklim psikologis organisasi dari James dan Sells. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lrair kepribadian dengan self-efficacy menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan. Dari kelima trait kepribadian yang ada, ternyata trail kepribadian extraversion consctentionsnes dan openness yang memberikan kontribusi sccara signifikan dalam pembentukan self-qiicacy sedangkan trair kepribadian neuriticsm dan agreeableness terlihat tidak signifikan kontribusinya. Iklim psikologis sekolah dengan self-efficacy juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan Demikian pula dengan variabel trait kepribadian dan iklim psikologis sekolah yang secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap self-efficacy secara signifikan.
Saran utama yang diajukan kepada Madania adalah memberikan perhatian pada penciptaan iklim psikologis sekolah yang positif guna mendorong meningkatnya self-efficacy guru. Berdasarkan hasil penelitian yan didapat, disarankan untuk melakukan penelitian yang melibatkan subyek dari beberapa sekolah agar hasilnya dapat digeneralisir untuk populasi yang lebih luas. Sebaiknya dibedakan pula self-efficacy guru secara umum seperti yang dilakukan pada penelitian ini dengan self-efficacy yang terfokus pada pengajaran di kelas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahmadani
"Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang belajar di kelas reguler semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi guru dalam mananjemen kelas agar dapat memenuhi kebutuhan dan karakter siswa yang semakin beragam. Pada konteks pendidikan, fungsi kelas tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat siswa melatih kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Faktor yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan inklusif adalah self efficacy yang guru miliki untuk mempraktikkan inklusif. Di sisi lain, manajemen kelas yang dilakukan guru dapat ditinjau sebagai suatu performa yang dipengaruhi oleh sejauh mana guru terlibat dalam pekerjaannya atau teacher engagement. Menggunakan replikasi model job demand resource, penelitian kuantitatif korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah teacher engagement menjadi mediator dalam hubungan self efficacy dalam praktik inklusif dan manajemen kelas guru. Sebanyak 250 guru sekolah dasar inklusif se-DKI Jakarta mengisi mengisi kuesioner self report. Hasil menunjukkan bahwa self efficacy yang guru miliki untuk menerapkan pendidikan inklusif berperan sebagai personal resource. Analisis regresi Hayes menunjukkan bahwa teacher engagement secara signifikan berperan sebagai mediator. Hasil penelitian juga menunjukkan guru memiliki keyakinan yang rendah dalam hal kolaborasi, khususnya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang mendukung pembelajaran, seperti psikolog, guru pendamping khusus, dan terutama orangtua.

The number of students with special needs who study in regular classes is increasing every year. It brings consequences for teachers in classroom management in order to meet the diverse needs and characteristics of students. The contributing factor to the successful of inclusive education is the self efficacy that teachers have for practicing inclusive education. On the other hand, classroom management by teachers can be viewed as a performance which is influenced by the extent to which teachers are involved in their work or teacher engagement. Using replication model of job demand resource, this quantitave correlational study aims to determine whether teacher engagement acts as mediator in the relationship of self efficacy in inclusive practice and classroom management. A total of 250 teachers of inclusive primary schools in DKI Jakarta fill out a self report questionnaire. The results show that self efficacy that teachers have for implementing inclusive education plays as a personal resource. Hayes regression analysis showed that teacher engagement significantly acts as mediator. The results also show teachers have low confidence in collaboration, especially collaboration with related parties, such as psychologists, special teachers, and especially parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anry Umar
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan perbandingan tingkat usia, pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan dengan tingkat pengetahuan santri tentang pencegahan penyebaran parasit Sarcoptes scabiei sebelum dan sesudah penyuluhan. Para santri pesantren X di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk kuesioner pretest, selanjutnya diberi penyuluhan tentang pencegahan scabies, dan kemudian diberi kuesioner posttest setelah penyuluhan. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam komputer kemudian diuji dan dianalisa dengan program SPSS 21. Subjek penelitian ini didominasi oleh siswa SD/Imtihan dan SMP/tsanawiyah (89%), berusia ≥17 tahun (81%), mendapat informasi dari ≤3 Sumber (90%), dan informasi berasal dari petugas kesehatan/dokter (68%). Dari variabel-variabel yang dinilai dalam penelitian ini (usia, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan), terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan sumber informasi paling berkesan berasal dari petugas kesehatan dengan non petugas kesehatan (p=0,004), serta terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan jumlah sumber informasi >3 dan ≤3 (p=0,032). Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tentang pencegahan Sarcoptes scabiei pada para santri di pondok pesantren X di Jakarta Selatan dinilai cukup efektif.

This study was conducted to determine the distribution and comparison of age, education, number of information resources, and the most impressive information resources about the prevention of scabies before and after counseling in the student of pesantren X at South Jakarta. The students were collected to be given pretest questionnaire, then counseling of scabies prevention, and posttest questionnaire after counseling. The data obtained were entered into a computer and then tested and analyzed with SPSS 21. The subjects of this study were dominated by elementary school/Imtihan and junior high school/Tsanawiyah students (89%), aged ≥17 years (81%), being informed from ≤3 sources (90%), and information derived from the health officer (68%). Of the variables assessed in this study, there are level of knowledge differences about the prevention of scabies in pretest among a sample with the most memorable information from health officers and non-health officers (p=0.004), and there were level of knowledge differences about the prevention of scabies in posttest between samples with a amount of information resources >3 and ≤3 (p=0.032). There were significant knowledge differences between pretest and posttest (p=0.000). Education about prevention awareness against Sarcoptes scabiei to the student of pesantren X in South Jakarta was quite effective."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>