Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zamzani
"Alat tes psikologi untuk mengukur kepribadian yang dipakai selama ini kebanyakan hasil adaptasi dari luar negeri. Mengembangkan alat tes dengan cara mengadaptasi alat ukur dari luar negeri memang lebih menguntungkan dan efisien karena tidak membutuhkan waktu lama untuk menyusunnya, namun pengaruh faktor budaya tempat alat ukur berasal tidak dapat dihilangkan. Sehingga pengujian secara lebih cermat perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji psikometrik terhadap salah satu alat tes psikologi yaitu State-Trait Anger Expression Inventory (STAXI) yang disusun oleh Spielberger, yang telah di adaptasi. Uji psikometrik yang dilakukan adalah pengujian validitas item dan reliabilitas. Selain itu pada penelitian ini akan dilihat bagaimana profil STAXI antara kelompok perwira calon penerbang dengan pasukan komando TNT Angkatan Udara.
Pengujian reliabilitas dan validitas item dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan teori tes klasik dan teori tes modern atau sering dikenal dengan sebutan Item Response Theory (IR7). Software yang digunakan untuk menganalisis data dengan pendekatan klasik adalah program ITEMAN dan SPSS, sedangkan pendekatan modem dengan program LISREL dan QUEST.
Jumlah subyek pada penelitian ini adalah 1.313 orang namun seteiah dibersihkan datanya terambil 1.282 orang sebagai sampel penelitian. Ditinjau dari kepangkatan militer sampel dalam penelitian ini terdiri dari; 362 Perwira, 117 Bintara dan 834 Tamtama. Sedangkan ditinjau dari klasifikasi dan korps sampel pada penelitian ini terdiri dari; 576 orang calon minter, 110 orang calon penerbang, 203 orang calon siswa paradasar, 137 orang pasukan komando, 30 orang pasukan bravo, 43 orang calon siswa free fall dan 214 orang calon siswa Sekkau (Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara).
Hasil analisis menunjukkan dengan program SPSS kesemua item pada STAX1 terbukti valid dengan taraf signifikansi p > 0.01 dan dengan program ITEMAN kesemua item termasuk item yang baik karena memiliki nilai Item-Total Correlations > 0.4.
Analisis dengan LISREL terbukti kesemua item pada STAN memiliki nilai t muatan faktor (factor loading) di atas nilai kritis, yakni > 1.96 atau > 2, sehingga kesemua item termasuk valid. Selanjutnya hasil uji model yang dilakukan dengan LISREL ternyata menunjukkan Goodness of Fit Statistic masing-masing konstruk yang memenuhi persyaratan kecocokan atau fit, yaitu P >0.05; RMSEA <0.05; CFA >0.90; dan GFI X0.90_ Adapun hasil perhitungan statistiknya adalah sebagai berikut; skala state anger ; chi-square =28.43, df=19, P-value = 0. 07556, RMSEA =C.020_ skala trait anger; ch i-square =3 1. 72, df=22, P-value=0.08224, RMSEA=0.019., subskala anger temperament; chi-square=0.44, df=1, P-value =0.50826, RMSEA 0.0000., subskala anger reaction; chi-square =2.63, df 2, P-value =0.268 779, RMSEA =0. 016 , skala anger-in; chi-square=15.05, df=14, P-value =0. 3 7469, RMSEA =0.008, skala anger-out; chi-square=18.89, df=14, P-value=0.16921, RMSEA=0.017., dan skala anger-control; chi-square=22.883, df=15, P-value =0.08682, RMSEA=0.020.
Sedangkan dengan pendekatan IRT menggunakan program QUEST ditemukan 1 (sate) item tidak fit (tidak valid) yaitu item nomor 6 (enam) konstruk State Anger, karena item tersebut pada diagram plotnya tidak berada pada rentang nilai 0.75 std 1.30.
Pengujian reliabilitas menggunakan tiga program yakni; ITEMAN, SPSS dan LISREL menghasilkan koetisien alpha yang relatif sama, yakni; 0.81 skala State Anger, 0.78 skala Trait Anger, 0.68 subskala Anger Temperament, 0.62 subskala Anger reaction, 0.57 skala Anger-in, 0.7 skala Anger-out, dan 0.85 skala Anger-control.
Hasil perbandingan profit STAXI antara kelompok calon penerbang dengan pasukan komando TNT AU, ternyata kelompok calon penerbang secara keseluruhan memiliki nilai persentil antara 25 std 75, dunana termasuk dalam kategori wajar atau normal. Sedangkan pada kelompok pasukan komando TNI AU nampak cenderung tinggi pada State Anger, Trait Anger, Anger Temperament dan Anger-out, yakni dengan nilai persentil > 75. Profit STAXI pada kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa pasukan komando memiliki emosi marsh lebih tinggi daripeda calon penerbang dan cenderung diekspresikan keluar. Dilihat dari pengendalian terhadap ekspresi emosi marah (Anger-control); nilai persentil calon penerbang = 71 dan pasukan komando = 41, berarti calon penerbang lebih kuat dalam hal pengendalian terhadap ekspresi emosi marah namun demikian keduanya masih termasuk dalam kategori baik (wajar) karena skor Anger-control kedua kelompok tersebut berada diantara persentil 25 ski 75.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa alat ukur STAXI termasuk valid dan reliable untuk populasi talon militer dan militer, sehingga dapat disarankan untuk dipakai untuk seleksi dan klasifikasi di lingkungan TNI Angkatan Udara."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Juhartini
"Pada umumnya, sekolah-sekolah swasta melakukan tes masuk atau tes seleksi siswa baru untuk menentukan siswa yang diterima pada tahun ajaran baru. Tes tersebut biasanya menggunakan tes akademik (dalam hal ini tes prestasi belajar) dan psikotes. Namun, apakah butir soal tes akademik yang digunakan sudah cukup representatif untuk menjaring siswa yang sesuai dengan keinginan suatu lembaga pendidikan? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas butir soal yang digunakan dalam tes matematika pada soal seleksi penerimaan siswa baru di sebuah SMP swasta di Jakarta Selatan dan hubungannya dengan prestasi belajar matematika pada semester satu di kelas satu SMP. Tujuan utama analisis soal adalah pengujian mute soal yang dapat memberikan informasi tentang karakteristik internal, yaitu balk buruknya suatu soal berdasarkan analisa kuantitaif (Depdikbud,1998:9). Data yang digunakan berupa data sekunder selama empat tahun, yaitu data respon jawaban peserta tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005, balk data awal (seluruh peserta yang mengikuti tcs seleksi sebanyak 879 calon siswa ) maupun data respon jawaban dari peserta yang diterima dan data nilai rapor matematika semester satu di kelas satu SMP sebanyak 475 siswa, Soal-soal dianalisis dengan metode Item Response Theory (IRT) menggunakan program QUEST yang dibuat oleh Raymond J Adams dan Siek-Toon Khoo. Model logistik parameter yang digunakan adalah model satu parameter (model Rasch). Untuk melihat hubungan antara basil tes seleksi dengan prestasi belajar matematika digunakan analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 160 butir soal yang tersebar dalam empat paket soal (tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005), hanya satu soal yang menunjukkan tidak fit terhadap tes. Tingkat kesulitan soal yang diolah perpaket berkisar antara -2,9 sampai dengan 4,5, sementara tingkat kesulitan soal yang diolah dengan cara digabung berkisar antara - 3,3 sarnpai dengan 5,8. Tingkat kemampuan peserta tes pada soal yang diolah perpaket berkisar antara -1,5 sampai dengan 4,5, sedangkan pada soal yang diolah secara gabungan berkisar antara -1,7 sampai dengan 4,5. Antara basil tes matematika dengan basil belajar matematika pada semester satu di kelas sate SMP mempunyai korelasi positif dengan koefisien korelasi sebesar 0,620 (2002), 0,675 (2003), 0,723 (2004), 0,669 (2005), dan 0,598 (paket gabungan). Hasil regresi menunjukkan bahwa dari dua prediktor, yaitu hasil tes matematika dan hasil psikotes, hanya hasil tes matematika saja yang memberikan kontribusi signifikan (p < 0,001) terhadap nilai rapor matematika semester satu di kelas satu SMP, kecuali pada tahun 2004 (kedua prediktor memberikan kontribusi yang signifikan)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T 17811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engel, Baverly
New Jersey: John Wiley & Sons, 2004
152.47 ENG h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Latifa
"Humor sebagai bagian dari kualitas insani memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan dan sores individu, meningkatkan kesehatan mental, serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian matang. Perhatian ahli-ahli ilmu sosial, khususnya psikologi, terhadap fenomena humor ternyata juga cukup besar. Terlihat dan adanya berbagai teori dan penelitian tentang humor dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Termasuk penelitian mengenai pengembangan alat ukur rasa humor guna menelusuri tingkat dan jenis rasa humor yang terdapat pada individu.
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan alat ukur rasa humor ini adalah penelitian Thorson & Powell (1991) yang mencoba menggabungkan berbagai konsep dan definisi rasa humor dari penelitian terdahulu, sehingga dihasilkan konsep yang multidimensional dalam memaknai rasa humor. Konsep Thorson & Powell ini dituangkan pada sebuah alat ukur rasa humor yang diberi nama Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Dalam perjalanannya, alat ukur ini sudah digunakan secara Iuas oleh banyak peneliti di seluruh dunia serta menunjukkan angka reliabilitas dan validitas yang sangat baik.
Penelitian ini ingin mengetahui: (1) Koefisien reliabilitas dan validitas hasil adaptasi item-item Multidimensional Sense of Humor Scale pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (2) Gambaran tingkat sense of humor pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berdasarkan kategori penormaan yang dibuat.
Sampel diambil dengan cara accidental pada beragarn responden yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sejumlah 210 orang.
Hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0.8674 (N of cases = 210, N of items = 24). Hasil uji validitas per item didapatkan skor validitas di atas 0.2 pada tiap item. Hanya terdapat 2 item yang memiliki skor < 0.2 yakni item nomor 19 dan 20.
Berkaitan dengan kategori penormaan, terdapat sejumlah 27 orang subyek yang skornya berada antara 28 - 53 dikategorikan pada kelompok yang memiliki tingkat rasa humor yang rendah, 124 responden yang rasa humomya berada pada taraf sedang (rentang skor 54-70), 59 responden dikategorikan memiliki tingkat rasa humor yang tinggi dengan rentang skor antara 71 sampai 96.
Hasil adaptasi alat tes ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti aslinya (Thorson & Powell, 1993). Dan penelitian terhadap 426 orang di Nebrasaka didapatkan penyebaran skor dari nilai 31 hingga 96, sementara pada penelitian ini (N = 210) skornya terdistribusi secara normal dari angka 28 hingga 96. Sementara itu, berkaitan dengan data kontrol, Thorson & Powell juga tidak menemukan perbedaan siginfikan pada tingkat usia dan jenis kelamin (Thorson & Powell, 1993), sama halnya dengan hasil pada penelitian ini. Mengenai 2 item yang memiliki validitas rendah (item nomor 19 dan 20) yakni kemungkinan karena tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya (keterbatasan kosa kata Bahasa Indonesia). Keterbatasan sebuah hasil adaptasi skala memang banyak dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan jenis kosa kata dari masing-masing negara tempat suatu alat tes diadaptasikan. Hal ini pernah terjadi saat Thorson & Powell (1991) melakukan adaptasi skala Svebak's Sense of Humor Questionnaire. Hasilnya menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas yang sangat rendah (0.512), yang menurut penelitian Thorson & Powell tak lain disebabkan karena alat ukut ini tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson & Powell, 1991). Salah satu dimensi dari alat ukur ini (uses of humor for coping) terbukti cukup baik untuk mengaitkan humor dengan kemampuan menghadapi situasi sulit dalam hidup dan selanjutnya dapat berperan untuk setting klinis (Thorson & Powell, 1991).
Untuk penelitian lebih lanjut dapat dicermati pengalihbahasaan secara lebih teliti dan menghindari ambiguitas makna pada tiap-tiap item, gunanya untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas skala. Pada data kontrol, ada baiknya jika pilihan rentang usia dipersempit guna melihat ragam karakteristik usia yang lebih spesifik. Saran praktis: skala ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi rasa humor pada klien dengan gangguan klinis. Rasa humor ada kaitannya dengan kepribadian matang, dan jika diketahui adanya rasa humor pada klien, maka dapat berguna bagi perkembangan kepribadian klien selanjutnya, terutama juga berguna dalam menangani masalah yang sedandihadapinya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gagar Asmara Sofa
"Metafora konseptual emosi marah berupa ANGER IS THE HOT OF A FLUID IN A CONTAINER diklaim oleh Kovecses (2003: 22) sebagai metafora konseptual yang berlaku umum di setiap masyarakat bahasa. Temuan tersebut direvisi oleh Kövecses (2005: 38) menjadi the ANGRY PERSON IS A PRESSURIZED CONTAINER setelah mempertimbangkan studi Yu (1995) pada masyarakat bahasa Cina yang memahami emosi marah bukan hanya sebagai cairan, akan tetapi juga udara panas. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat metafora konseptual emosi marah pada penutur bahasa Indonesia beretnis Jawa, sekaligus menguji temuan Kövecses (2003; 2005). Penelitian ini merupakan studi kasus dengan melibatkan 6 informan (3 laki-laki; dan 3 perempuan). Terdapat dua studi, pertama, dilakukan dengan meminta informan untuk menuliskan pengalaman emosi marah yang dirasakan paling intens untuk memancing ungkapan metaforis; kedua, dilakukan dengan wawancara mendalam untuk mengonfirmasi dan mengonseptualisasi ungkapan metaforis yang terdapat pada studi pertama. Hasil penelitian turut mendukung temuan Kövecses (2003; 2005) dan Yu (1995). Di samping itu, terdapat keunikan metafora konseptual emosi marah pada penelitian ini yang belum terumuskan oleh peneliti sebelumnya yaitu emosi marah yang dipahami sebagai objek berupa benda padat yang menyebabkan rasa tidak nyaman di dalam dada.

The conceptualization of anger as metaphor ANGER IS THE HOT OF A FLUID IN A CONTAINER claimed by Kovesces (2003: 22) as conceptual metaphor which generally applied in linguistics society. The finding then was revised by Kovesces (2005: 38) as THE ANGRY PERSON IS PRESSURIZED CONTAINER after taking Yus study (1995), about people
whom speaking chinese which perceive anger as emotion as, not only fluid, but also hot air, into consideration. The purpose of this study was to see the conception of anger in emotion as metaphor in Bahasa Indonesia speaking people with Javanese ethnicity, while also testing Kovesces (2003; 2005) findings. The research held as study case involving 6 participants (3 males and 3 female). There are two studies. The first one was done by asking informan to write about the most intense anger experience to induce metaphorical phrases. The second one was done by conducting in-depth interviews to confirm and conceptualize metaphorical phrases emmited during the first study. Research result supports findings by Kovesces (2003; 2005) and Yu (1995). Besides, there is uniqueness in the conceptualization of anger as metaphores which has not been found on previous research, where anger as emotion was understood as solid object which cause uncomfortable feeling in the chest.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiky Nindita
"Tesis ini membahas mengenai efektivitas dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) ketika diterapkan untuk menangani masalah pengelolaan rasa marah (anger management) pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian dengan subjek tunggal. Subjek merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki kesulitan dalam mengelola rasa marah. Sebelum intervensi, subjek mengekspresikan rasa marah dengan sering menampilkan perilaku seperti berteriak, menangis dan berdiam diri di dalam kamar. Tingkat marah subjek juga tergolong sangat tinggi jika diukur menggunakan anger meter, sementara berdasarkan CBCL tampak bahwa ranah aggressive behavior yang berada pada area klinis. Subjek memiliki false belief bahwa lingkungan tidak menyayanginya ketika keinginannya tidak terpenuhi atau ketika ia tidak dilayani kebutuhannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengelola rasa marah dan perubahan kesalahan berpikir pada anak. Hal tersebut terlihat dari menurunnya tingkat marah saat diukur menggunakan anger meter dan nilai CBCL yang menurun, terutama ranah aggressive behavior yang berada pada area normal.

This study focuses on the effectivity of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in anger management for the child. This study is single-case study. Subject of this study is a nine years old boy who has difficulty in managing anger, often yelling, crying and withdraw to stay in his room. He has 10 level of anger based on anger meter and clinical range for aggressive behavior based on Child Behavior Checklist (CBCL). His false belief is whenever his needs and wishes are not fulfilled or granted then no one cares for him or he is not loved.
The result of this study showed that CBT is effective in managing anger and changing client's cognitive distortion. This showed by the reduction of anger meter level and also the range of aggressive behavior that become normal.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Ilona
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan marah dengan pendekatan kognitif perilaku pada penderita nyeri kepala tegang Tension Type Headache . Ditemukan bahwa penderita nyeri kepala tegang memliki kecenderungan menahan emosi marah secara berlebihan. Selain itu, ditemukan bahwa para penderita nyeri kepala tegang berpotensi mengalami penurunan produktivitas dan waktu untuk bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi- eksperimental dalam bentuk within-subject design, dengan satu kelompok partisipan yang terdiri dari 6 subyek. Masing-masing partisipan mengikuti sesi sebanyak lima kali, disertai satu kali pra-sesi dan satu kali sesi post test. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dan kualitatif dari hasil pre-test dan post-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan emosi marah dengan pendekatan kognitif dapat mengurangi gejala nyeri kepala pada penderita Tension Type Headache. Seluruh partisipan menunjukkan pengurangan perilaku menahan marah Anger Expression-In dalam STAXI-2 dan penurunan gejala nyeri kepala secara frekuensi, durasi dan intensitas.

ABSTRACT
The purpose of this research is to the effect of anger management by using cognitive behavioral approach in Tension Type Headache TTH sufferers. Tension Type Headache sufferers tend to suppress their anger exceedingly. Tension Type Headache also can decreased productivity and amount of time to work the individual who has Tension Type Headache. This research is a form of quasi experiment, one group consists of six participants. Each participants attended five sessions, followed by one pre session and one post test session. After that, the analysis will be done by comparing quantitative and qualitative data from the result of the pre test and post test session. Results suggest that anger management by using cognitive behavioral approach reduced symptoms in Tension Type Headache sufferers. All participant reduced their Anger Expression In STAXI 2 and reported a decreasing in the frequency, intensity and duration of their headaches. "
Lengkap +
2017
T47514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Ilona
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan marah dengan pendekatan kognitif perilaku pada penderita nyeri kepala tegang Tension Type Headache . Ditemukan bahwa penderita nyeri kepala tegang memliki kecenderungan menahan emosi marah secara berlebihan. Selain itu, ditemukan bahwa para penderita nyeri kepala tegang berpotensi mengalami penurunan produktivitas dan waktu untuk bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi- eksperimental dalam bentuk within-subject design, dengan satu kelompok partisipan yang terdiri dari 6 subyek. Masing-masing partisipan mengikuti sesi sebanyak lima kali, disertai satu kali pra-sesi dan satu kali sesi post test. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dan kualitatif dari hasil pre-test dan post-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan emosi marah dengan pendekatan kognitif dapat mengurangi gejala nyeri kepala pada penderita Tension Type Headache. Seluruh partisipan menunjukkan pengurangan perilaku menahan marah Anger Expression-In dalam STAXI-2 dan penurunan gejala nyeri kepala secara frekuensi, durasi dan intensitas.

ABSTRACT
The purpose of this research is to the effect of anger management by using cognitive behavioral approach in Tension Type Headache TTH sufferers. Tension Type Headache sufferers tend to suppress their anger exceedingly. Tension Type Headache also can decreased productivity and amount of time to work the individual who has Tension Type Headache. This research is a form of quasi experiment, one group consists of six participants. Each participants attended five sessions, followed by one pre session and one post test session. After that, the analysis will be done by comparing quantitative and qualitative data from the result of the pre test and post test session. Results suggest that anger management by using cognitive behavioral approach reduced symptoms in Tension Type Headache sufferers. All participant reduced their Anger Expression In STAXI 2 and reported a decreasing in the frequency, intensity and duration of their headaches. "
Lengkap +
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Bagaskara
"

Peran emosi dalam performa mengemudi mulai mendapat perhatian khusus dalam studi mengenai perilaku mengemudi dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mengingat bahwa pengalaman emosional, terutama marah, memiliki hubungan dengan perilaku mengemudi berisiko, yang merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan. Melalui pendekatan afek heuristik dan appraisal tendency framework, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara emosi marah (disposisional/trait dan situasional/state) dengan memperhitungkan peran sikap pro risiko sebagai mediator. Disertasi ini terdiri dari dua studi. Studi pertama meggunakan metode survei yang melibatkan 202 pengemudi mobil; studi kedua menggunakan metode eksperimental terhadap 100 pengemudi berusia 19-25 tahun. Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa emosi marah, baik dalam perspektif trait maupu state memengaruhi munculnya perilaku mengemudi berisiko. Secara lebih spesifik, pengemudi dengan trait driving anger tinggi dan pengemudi yang merasakan pengalaman emosi marah menunjukkan perilaku mengemudi berisiko yang lebih sering. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa pengaruh state marah terhadap perilaku mengemudi berisiko terjadi secara independen dari peran trait driving anger. Artinya, situasi yang membangkitkan state marah pengemudi mampu meningkatkan munculnya perilaku mengemudi berisiko, terlepas dari tingkat trait driving anger yang dimiliki pengemudi. Analisis mediasi menemukan bahwa hubungan antara emosi marah dan perilaku berisiko tersebut dimediasi oleh sikap positif terhadap risiko. Dengan kata lain, pengemudi yang pemarah ataupun dalam keadaan marah cenderung membentuk sikap yang positif terhadap perilaku mengemudi berisiko, yang pada akhirnya mendorongnya untuk menampilkan perilaku mengemudi berisiko. Temuan-temuan ini berimplikasi pada pentingnya pemahaman dan pengelolaan dampak emosi marah terhadap keselamatan berlalu-lintas. Sejumlah intervensi perlu dikembangkan dalam upaya meminimalisasi dampak negatif dari emosi negatif terhadap performa mengemudi.


The role of emotions in driving performance began to receive special attention in studies of driving behavior in recent years. This is considering that emotional experience, especially anger, has a fairly strong relationship with risky driving behavior, which is one of the main causes of accidents. Utilising heuristic affect and appraisal tendency framework approaches, this study aims to examine the relationship between anger (both dispositional/trait and situational/state) by taking into account the role of pro-risk attitudes as the mediator. This dissertation consists of two studies. The first study used a survey method involving 202 car drivers; the second study used an experimental method for 100 drivers aged 19-25 years. The results of the two studies show that anger, both in the perspective of trait and state, influence the risky driving behavior. More specifically, drivers with high trait driving anger and those who experience anger while driving show risky driving behavior more frequently. The results of this study also show that the influence of state anger on risky driving behavior occurs independently of the role of driving anger trait. That is, situations that elicit the drivers anger state is able to increase the likelihood of risky driving behavior, regardless of the level of drivers trait driving anger. Mediation analysis found that the relationship between anger and risky behavior was mediated by positive attitude towards risk. In other words, drivers high on trait driving anger or those who experience high anger while driving tend to form positive attitudes towards risky driving behaviors, which in turn encourages them to engange risky driving behavior. These findings have implications for the importance of understanding and managing the effects of anger on traffic safety. A number of interventions need to be developed in an effort to minimize the negative impact of negative emotions on driving performance.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
D2781
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulinar Preselia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari regulasi emosi marah dalam konteks pacaran terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 407 partisipan dengan kriteria berusia 16-21 tahun dan sedang menjalani hubungan pacaran. Pengukuran kekerasan dalam pacaran menggunakan alat ukur The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) sementara pengukuran regulasi emosi marah dalam konteks pacaran menggunakan alat ukur The Anger Management Scale (AMS) Short Version (Stith & Hamby, 2002).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari regulasi emosi marah dalam konteks pacaran terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja (F=86.656, p<0.01, R2=0.176). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aspek regulasi emosi marah dalam konteks pacaran yang paling berkontribusi terhadap kekerasan dalam pacaran pada remaja adalah aspek escalating strategies.

This research examined whether anger regulation in dating context significantly effected dating violence in adolescents. This research was a quantitative study involving 407 participants with the criteria of aged 16-21 years old and currently in a dating relationship. Dating violence was measured using The Conflict in Adolescent Dating Relationships Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and anger regulation in dating context was measured using The Anger Management Scale (AMS) Short Version (Stith & Hamby, 2002).
The result showed that anger regulation in dating context significantly effected dating violence in adolescents (F=86.656, p<0.01, R2=0.176). The result also revealed that the most contributing aspect of anger regulation in dating context towards dating violence in adolescents was escalating strategies.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>