Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Susanto
"Obligasi sudah menjadi salah satu pilihan investasi utama di pasar modal di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir sampai dengan tahun 2005 penerbitan obligasi korporasi kembali marak setelah sempat terhambat perkembangannya oleh krisis ekonomi. Peningkatan investasi pada surat berharga obligasi mencerminkan perubahan preferensi atas tingkat risiko dan imbal hash (return) yang ingin dicapai investor. Investor dan para manajer investasi berupaya untuk memperbaiki kinerja investasi dengan mengoptimalkan return yang bisa diperoleh dengan suatu tingkat risiko yang terukur.
Kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh investor obligasi korporasi disebut credit premium dan besarannya disebut credit spread. Di pasar obligasi, credit spread biasanya dihitung melihat selisih antara yield obligasi korporasi dengan yield obligasi pemerintah yang berjangka waktu sama. Credit spread seringkali disamakan dengan default spread, yakni premium yang diberikan untuk mengkompensasi risiko default yang ditanggung oleh pemegang obligasi. Padahal, pada kenyataannya risiko default hanyalah salah satu risiko yang dihadapi oleh pemegang obligasi korporasi.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk credit spread dan kemungkinan penggunaan pendekatan option untuk memprediksi kejadian default dan teori penentuan harga obligasi dalam rangka memahami pergerakan credit spread di pasar sekunder obligasi.
Pemodelan credit risk ini menggunakan data yield obligasi korporasi yang bertipe fixed dan tenmasuk ke dalam kategori non-callable bonds. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah hampir seluruh data perdagangan obligasi korporasi yang tercatat pada Bursa Efek Surabaya dalam kurun waktu 51 bulan dari bulan April 2002 sampai dengan Juli 2006. Selanjumya, data perdagangan yang digunakan di dalam tulisan ini dibatasi hanya obligasi korporasi dengan rating yang berada dalam golongan investment grade, artinya obligasi karporasi yang memiliki profil risiko yang layak untuk dijadikan investasi. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Bursa Efek Surabaya, sclama 51 bulan diperolch sebanyak 3.178 hari data transaksi obligasi yang diobscrvasi dengan rating BBB- sampai dengan AAA.
Penghitungan credit spread dilakukan setelah diperoleh data yield masing-masing obligasi dan tingkat bunga risk free yang memiliki jatuh tempo yang sama dengan obligasi yang akan dihitung credit spread-nya. Sedangkan penghitungan default spread menggunakan formula yang dikembangkan oleh Delianedis and Geske (1999), yang mengaplikasikan pendekatan option model Merton (1974) sebagai dasar teori. Setelah diperolch credit spread dan default spread langkah selanjutnya adalah menghitung residual spread dengan Sara menghitung selisih antara credit spread dengan default spread. sampai dengan tahap ini, penulis memperoleh data credit spread, default spread dan residual spread.
Regresi kemudian dilakukan alas residual spread dan variabel-variabel yang diduga merupakan penentu residual spread bertujuan menjelaskan faktor apa Baja yang membentuk credit spread obligasi korporasi, selain faktor default spread. Pada awalnya pemodelan dengan prosedur regresi mencoba memasukkan 18 variabel bebas yang terdiri dari faktor-faktor fitur obligasi korporasi dan variabel makroekonomi yang berpengaruh terhadap harga obligasi. Residual spread merupakan variabel tak bebas. Penulis perlu menekankan bahwa karya ilmiah ini tidak dimaksudkan untuk membuat model yang digunakan untuk memprediksi residual spread di masa datang, namun lebih dimaksudkan untuk mencari faktor-faktor yang menerangkan komponen -pembentuk credit spread.
Setelah melakukan tiga tahap regresi dan kemudian pengujian statistik atas hasil regresi, penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang menerangkan terjadinya perbedaan antara credit spread dan default spread di pasar obligasi Indonesia terbagi dalam dua kelompok variabel. Kelompok pertama adalah yang berkaitan dengan fitur obligasi itu sendiri yakni; rating obligasi, kupon dan jangka waktu jatuh tempo obligasi (term-tomaturity). Kelompok kedua berkaitan dengan variabeI-varibel makroekonomi yang mempengaruhi yield yang diinginkan investor obligasi (required yield) terdiri dari suku bunga SBI I bulan, inflasi, volume perdagangan pasar obligasi dan return pasar saham.
Dari tujuh variabeI di atas, SBI, inflasi dan rating obligasi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi pergerakan credit spread. Variabel kupon juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan kepada credit spread. Sedangkan volume perdagangan pasar obligasi, term-to-maturity dan return pasar saham memiliki pengaruh kecil kepada pembentukan credit spread."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Darmawan
"Latar belakang penelitian ini adalah perkembangan pasar Obligasi pemerintah yang sangat menarik untuk diamati. Seiama kurun Iima tahun ke belakang volume perdagangan Surat Utang Negara atau obi igasi pemerintah menunjukkan peningkatan signifikan. Menurut data Bursa Efek Surabaya, untuk tahun berjalan 2005 frekuensi rata-rata perdagangan harian obligasi pemerintah mencapai 2926, jauh di atas frekuensi obligasi korporat sebesar 141 transaksi per hari. Kapitalisasi pasar oleh obligasi pemerintah mencapai Rp 404.768 triliun sedangkan obligasi korporat sebesar Rp 58.363 triliun. Bahkan mungkin peran Obligasi Pemerintah akan semakin dominan dalam menggerakkan perekonomian. Menurut proyeksi dari Majalah Investor edisi 1151VII12005 emisi Surat Utang Negara tersebut akan terserap oleh Perusahaan Dana Pensiun,Asuransi, jugs Manajer Investasi pengelola Reksa Dana.
Walaupun Obligasi Pemerintah dinilai cukup aman (tanpa risiko gagal bayar) namun tetap merupakan aset yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Oleh karena itu menarik untuk diamati sejauh mana faktor pasar (suku bunga) memberi eksposur risiko pasar terhadap suatu komposisi Obligasi Pemerintah.
Dengan melihat banyaknya Obligasi Pemerintah serf FR, untuk dapat memperoleh suatu komposisi optimal dilakukan pembentukan komposisi portofolio Obligasi Pemerintah dengan metode efficient frontier. Pada sepanjang garis kurva efisien yang diperoleh tersebut diambil satu komposisi portofolio optimal yang ditentukan dengan menggunakan rasio Sharpe. Dengan demikian diperoleh portofolio dengan rasio risk-return optimal.
Hasilnya diperoleh suatu komposisi portofolio Obligasi Pemerintah yang berisi 11 Obligasi Pemerintah :
- seri FR 0011 dengan bobot (weight) 10,6% dari nilai total portofolio
- seri FR 0012 dengan bobot (weight) 0,52% dari nilai total portofolio
- seri FR 0014 dengan hobo'. (weight) 0,34% dari nilai total portofolio
- seri FR 0018 dengan bobot (weight) 0,25% dari nilai total portofolio
- seri FR 0019 dengan bobot (weight) 10,8% dari nilai total portofolio
- seri FR 0020 dengan bobot (weight) 14,61% dari nilai total portofolio
- seri FR 0022 dengan bobot (weight) 13% dari nilai total portofolio
- seri FR 0023 dengan bobot (weight) 0,03% dari nilai total portofolio
- seri FR 0024 dengan bobot (weight) 14,9% dari nilai total portofolio
- seri FR 0025 dengan bobot (weight) 12,7% dari nilai total portofolio
- seri FR 0026 dengan bobot (weight) 11,8% dari nilai total portofolio
Dengan demikian telah diperoleh komposisi portofolio optimal Obligasi Pemerintah yang akan diukur besaran risiko pasar-nya. Kemudian dilakukan tes statistik untuk menentukan penggunaan jenis volatilitas yang akan diikutsertakan dalam estimasi VaR aset maupun portofolio Obligasi Pemerintah. Market risk factors -nya adalah suku bunga yang mempengaruhi masing-masing proyeksi anus kas (cashflow) kupon, yaitu JIBOR 1 mo, 3mo, 6mo,12mo, IGSYC l yr, 2yr, Syr, 4yr, Syr, 6yr, Tyr, 8yr, 9yr,10yr). Diambil hingga IGSYC IOyr karena maturitas terlama dalam komposisi portofolio adalah 10 tahun. Dari langkah tersebut dapat ditentukan item yang mana saja dari faktor risiko pasar (market risk factors) yang menggunakan standar deviasi ataukah volatilitas EWMA sebagai nilai besaran volatilitasnya. Hal ini sangat penting dilakukan karena nilai volatilitas tersebut dipergunakan dalam proses estimasi VaR. Hasilnya adalah 5 dari 13 faktor risiko memakai volatilitas EWMA (yaitu JIBOR Imo, 3mo, bmo, 12mo, dan IGSYC 9yr) sedangkan sisanya memakai nilai standar deviasi sebagai besaran volatilitasnya. Proses estimasi volatilitas EWMA menggunakan decay factor 0,94 dan confidence level 95%.
Langkah terakhir adalah melakukan estimasi VaR portofolio Obligasi Pemerintah. Dalam estimasi ini dilakukan penghitungan korelasi antar market risk factors, yang digabungkan dengan pemetaan arcs kas kupon (lama jatuh tempo) terhadap hari pengamatan diperoleh nilai DeaR (Daily Earning at Risk) atau VaR horison 1 hari untuk masing-masing aset dalarn portofolio_ Hasil VaR untuk masingmasing aset, dengan horison 1 hari, dan confidence level 95%:
- seri FR 0011 besar nilai DEaR : Rp. 44,776 dari eksposurnya Rp 106,032,100
- seri FR 0012 besar nilai DEaR : Rp. 22,075 dari eksposumya Rp 52,650,300
- seri FR 0014 besar nilai DEaR : Rp. 14,720 dari eksposurnya Rp 34,117,200
- seri FR 0018 besar nilai DEaR : Rp. 1,762 dari eksposurnya Rp 25,780,000
- seri FR 0019 besar nilai DEaR : Rp. 151,213 dari eksposumya Rp107,900,500
- seri FR 0020 besar nilai DEaR : Rp. 204,809 dari eksposumya Rp146,133,700
- seri FR 0022 besar nilai DEaR : Rp. 40,233 dari eksposurnya Rp 130,241,900
- seri FR 0023 besar nilai DEaR : Rp. 1,208 dari eksposumya Rp 3,071,200
- seri FR 0024 besar nilai DEaR : Rp. 60,886 dari eksposur Rp 148,773,400
- seri FR 0025 besar nilai DEaR : Rp. 46,753 dari eksposur Rp 126,893,900
- seri FR 0026 besar nilai DEaR : Rp. 80,847 dari cksposur Rp 118,405,800
Kemudian nilai tersebul dipergunakan dalam perhitungan estimasi VaR portofolio. Total nilai DEaR aset menghasilkan VaR undiversified horison 1 hari sebesar : Rp. 669,286.-terhadap nilai eksposur portofolio sebesar Rp 1,000,000,000. (=0,067% terhadap nilai portofolio). Sedangkan nilai VaR diversified horison 1 hari (dengan memasukkan besar korelasi antar aset dalam estimasi) adalah sebesar Rp. 312,739.-(=0,0313% terhadap nilai portofolio). Nilai volatilitas return portofolio (volatilitas EWMA) sebesar 0.0145%. Terlihat perbedaan signifikan antara dimasukkannya faktor korelasi antar aset yang membantu estimasi VaR tidak berlebihan.
Nilai VaR portofolio diversified horison 5 hari adalah sebesar Rp. 699,306.-. Dan basil estimasi VaR portofolio diversified horison 10 hari adalah sebesar Rp. 988,968. Setelah nilai VaR diperoleh dilakukan backtesting dan validasi dengan Kupiec Test untuk mengetahui apakah model termasuk valid atau konvensional. ]umlah overshoot 9 buah pada confidence level 95 % (nilai non rejection antara 6 dan 21) menunjukkan bahwa model digolongkan valid.
Dan penelitian diperoleh 2 kesimpulan yang dapat menjawab pokok permasalahan yang dilontarkan, yaitu:
1. Komposisi portofolio optimal Obligasi Pemerintah serf FR pada rentang waktu pengamatan terdiri dad 11 aset dengan komposisi yang telah disebutkan sebelumnya.
2. Diperoleh besaran nilai VaR untuk portofolio optimal dengan besaran seperti telah disebutkan di atas. Nilai VaR portofolio Obligasi Pemerintah terlihat kecil dibandingkan besaran eksposur keseluruhan. Namun hal ini menunjukkan bahwa Obligasi Pemerintah tidak lepas dari risiko pasar yang bukan tidak mungkin bila diabaikan akan menyebabkan kerugian dalam skala besar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitriani Ulfah
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial CSR dan aspek-aspek CSR terhadap credit spread obligasi korporasi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel berupa obligasi yang diterbitkan periode 2012-2016 dan laporan tanggung jawab sosial perusahaan penerbit dalam periode yang sama. Penilaian pengungkapan tanggung jawab sosial pada penelitian ini menggunakan Global Reporting Initiative GRI tahun 2013 sebagai panduan penilaian komponen pada pengungkapan aspek-aspek tanggung jawab sosial berupa lingkungan, ketenagakerjaan, tanggung jawab produk, dan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tanggung jawab sosial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap credit spread obligasi korporasi Indonesia. Selain itu, aspek tanggung jawab sosial berupa lingkungan hidup memiliki hubungan negatif tidak signifikan dengan credit spread obligasi korporasi Indonesia. Aspek ketenagakerjaan memiliki hubungan negatif signifikan dengan credit spread obligasi korporasi Indonesia. Aspek tanggung jawab produk memiliki hubungan negatif signifikan dengan credit spread obligasi korporasi Indonesia. Sedangkan aspek masyarakat memiliki hubungan positif tidak signifikan dengan credit spread obligasi korporasi Indonesia.

The purpose of this research is to find empirical evidence on the effect of Corporate Social Responsibility CSR Disclosure and CSR Aspects on Credit Spread of Corporate Bond in Indonesia. This research takes bonds that issued in 2012 ndash 2016 and corporate social resposibility report in the same period. The scoring for corporate social responsibility disclosure is based on Global Reporting Initiative GRI 2013 as guidance for assessing components in CSR aspects environment, employment, product, and communities. As results from this research, there is evidence that corporate social responsibility has negative correlation with credit spread. Another result is environment aspect has negative correlation and not significant with credit spread of corporate bond in Indonesia. Employment aspect has negative correlation and significant with credit spread of corporate bond in Indonesia. Product aspect has negative correlation and significant with credit spread of corporate bond in Indonesia. Meanwhile communities aspect has positive correlation and not significant with credit spread of corporate bond in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frilasari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah karakteristik dari obligasi yaitu yield to maturity, duration, dan rating dapat mempengaruhi tingkat return dari obligasi. Penelitian ini mengambil sampel berjumlah 43 obligasi yang terdaftar selama periode Desember 2003 sampai Desember 2007. Pengolahan data menggunakan dengan data panel dan pendekatan fixed effect model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield to maturity, dan duration mempunyai pengaruh yang signifikan dengan return obligasi. Sementara variabel rating tidak mempunyai pengaruh yang signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Husnelly
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dana masyarakat pada Bank Syariah, yaitu volatilitas tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga SBI, selisih antara tingkat suku bunga SBI dengan tingkat bagi hasil, jumlah outlet, dan jumlah investor deposito. Model yang digunakan adalah model analisis regresi liner ganda distributed lag dan autoregressive.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dana masyarakat (deposito mudaharabah) pada bank syariah adalah selisih suku bunga SBI dengan effective rate bagi hasil serta jumlah deposito periode sebelumnya (b) selisih antara return pasar (suku bunga SBI) dengan return instrumen investasi (tingkat bagi hasil deposito mudharabah) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah investasi dana masyarakat (deposito mudharabah) pada bank syariah, (c) tingkat bagi hasil deposito maupun suku bunga SBI secara sendirisendiri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah deposito yang dapat dihimpun bank syariah, (d) jumlah outlet dan jumlah nasabah tidak berpengaruh nyata terhadap penghimpunan dana deposito bank syariah.
Implementasi hasil penelitian menyarankan (a) bank syariah perlu selalu memantau pergerakan return investasi di pasar dan menghasilkan return yang bersaing dengan return pasar, untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan dana investasi masyarakat di bank syariah, (b) variabel selisih tingkat suku bunga SBI dengan effective rate bagi hasil deposito mudharabah periode sebelumnya serta variabel jumlah deposito mudharabah periode sebelumnya, dapat dijadikan acuan dalam pengukuran risiko likuiditas di bank syariah.

Analysis On Factors Affecting Private Owned Investments On Islamic Bank (A Case Study On Bank Syariah Mandiri)The aim of this study is to analyze factors affecting private-owned investments on Islamic Bank, namely volatility of revenue sharing rate, interest rate of Central Bank of Indonesia Certificate (SBI), the different between SBI rate and revenue sharing rate, the number of outlet, and the number of time deposit investors. The model that used in this study is multiple linear regression analysis, distributed lag and auto-regressive.
The main findings of this study pointed out that (a) factors affecting private-owned investment (mudharabah time deposit) on Islamic Bank is the different between previous SBI rate and previous revenue sharing rate, and the amount of previous time deposit, (b) the different between market return (SBI rate) and return of investment instrument (revenue sharing rate of mudharabah time deposit) has a significant influence on the amount of private-owned investment (mudharabah time deposit) on Islamic Bank, (c) revenue sharing rate of mudharabah time deposit and SBI rate have not a significant influence on the amount of private-owned investment (mudharabah time deposit) individually, (d) the number of outlets and time deposit investor have not a significant influence on the amount of private-owned investment (mudharabah time deposit).
Implementation of this study suggested that (a) Islamic Bank should monitor the movement of market return and make a competitive return with market return for maintaining and increasing private-owned investments on Islamic Bank, (b) the variable different between previous SBI rate and previous revenue sharing rate of mudharabah time deposit, and the variable amount of previous time deposit, could be used as a reference for measurement of liquidity risk on Islamic Bank.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francisca Wijayanti Kusuma Wardhani
"Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian surat obligasi Amerika Serikat oleh Cina pada tahun 2008-2009. Penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian, Mengapa China membeli obligasi Amerika Serikat (U.S Treasury Bond) pada tahun 2008 hingga 2009? Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan antara Cina dan Amerika Serikat sehingga Cina bersedia membeli surat obligasi Amerika Serikat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi didalam hubungan kerjasama ekonomi dan politik antara China dengan Amerika Serikat. Kemajuan ekonomi Cina mampu menempatkan Cina sebagai negara dengan cadangan devisa tertinggi di dunia. Sementara itu, Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi sehingga terjadi defisit anggaran. Untuk membayar defisit anggarannya, maka Amerika Serikat mengeluarkan surat obligasi jangka panjang yang kemudian dibeli oleh Cina.
Ditemukan bahwa sekarang ini ada interdependensi antara Cina dan Amerika Serikat dimana Cina mau bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. Akan tetapi perbedaan pandangan politik antara Cina dan Amerika Serikat terkadang menimbulkan ketegangan diantara keduanya sehingga diketahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi Cina dalam pembelian surat obligasi Amerika Serikat.

This thesis is intended to understand the factors that influence the purchase of U.S Treasury Bond by China in the year 2008-2009. This research is made to answer the question, Why is China buying U.S Treasury Bond in 2008 to 2009? This research aims to obtain an explanation of the relationship between China and the United States, that China is willing to buy U.S Treasury Bond.
The Research method used was qualitative descriptive method that is done by indentifying the problems that occur in economic cooperation and political relations China and the United States. China's Economy progress is able to put China as the country with the highest reserves in the world. Meanwhile, the United States experienced the economic crisis that resulted in budget deficit. In order to pay its budget deficit, the United States issued a long-term bonds that bought by China.
Found that today, there is interdependence between China and the United States in which China willing to cooperate with the United States in facing the economic crisis that occurred in the United States. However, the political differences between China and the United States sometimes cause tension between them so that know what factors are affecting China in the U.S. Treasury bonds purchases."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27996
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sipangkar, Harry
"P2P Lending merupakan perpaduan antara inovasi keuangan dan teknologi. Mengingat pesatnya perkembangan pasar P2P Lending, ada kebutuhan untuk memahami niat investasi awal calon investor pada platform P2P Lending. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh masing-masing faktor terhadap kepercayaan awal dan persepsi risiko dan kemudian menghubungkannya kembali dengan niat investasi. Faktor-faktor dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu faktor individu yang didalamnya terdapat selera risiko dan kecenderungan untuk percaya, dan faktor platform yang didalamnya terdapat persepsi kemudahan penggunaan, persepsi keamanan, persepsi reputasi, persepsi lembaga legalitas, maka kedua faktor tersebut. dimediasi oleh kepercayaan awal dan risiko yang dirasakan dan kemudian memberikan penjelasan tentang niat untuk berinvestasi di P2P Lending. Penelitian ini mengumpulkan data menggunakan kuesioner dengan teknik purposive sampling dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 dan SMK Universitas Indonesia sebanyak 203 mahasiswa Universitas Indonesia yang sudah mewakili seluruh fakultas yang ada. Temuan penelitian ini adalah niat investasi akan meningkat secara signifikan jika dipengaruhi oleh persepsi keamanan dan reputasi melalui kepercayaan awal pada P2P lending.

P2P Lending is a blend of financial and technological innovation. Given the rapid development of the P2P Lending market, there is a need to understand potential investors' initial investment intentions on the P2P Lending platform. The purpose of this study is to explain the effect of each factor on initial belief and risk perception and then relate it back to investment intention. The factors in this study are divided into two, namely individual factors in which there is an appetite for risk and a tendency to trust, and platform factors in which there are perceptions of ease of use, perceptions of security, perceptions of reputation, perceptions of legality institutions, then these two factors. mediated by initial trust and perceived risk and then provides an explanation of the intention to invest in P2P Lending. This study collects data using a questionnaire with purposive sampling technique in collecting the required data. The samples used in this study were undergraduate and vocational students at the University of Indonesia as many as 203 students from the University of Indonesia who already represented all existing faculties. The findings of this study are that investment intentions will increase significantly if it is influenced by perceptions of security and reputation through initial trust in P2P lending."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Surya Lesmana
"Penelitian ini adalah penelitian tentang Obligasi Beragun Aset. Penelitian ini menggunakan Simulasi Monte-Carlo sebagai pengganti data expected recovery rate yang datanya tidak tersedia di Indonesia Sehingga dapat diprediksi Obligasi Beragun Aset dari originator 14 Bank yang telah Go Public di Indonesia mana saja dan pada pemberian kredit pada sektor ekonorni mana saja yang layak untuk diterbitkan, pada tingkat expected recovery rate berapa Obligasi Beragun Aset tersebut layak untuk diterbitkan, dan baga!mana karakteristik dari Obligasi Beragun Aset di Indonesia sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Penelitian ini menghasilkan 3 proposisi tentang Obligasi Beragun Aset, yaitu: 1.) Obligasi Beragun Aset yang lebih disukai adalah Obligasi Beragun Met yang merniliki probabilitas default pada kredit yang disekuritisasikan yang lebih besar. 2.)Semakin besar default probability la-edit yang disekuritisasikan dalam suatu Obligasi Beragun Aset maka semakin besar sensitivitas perubahan harga terhadap perubahan expected recovery ratenya 3.)Perubahan harga suatu Obligasi Beragun Met, berbanding lures atau positif dengan perubahan expected recovery ratenya.
Proposisi pertama konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Blume, Keim, dan Patel (1991), Penelitian dalam tesis ini adalah untuk Efek Beragun Met yang memberikan kupon tetap kepada pemiliknya atau disebut sebagai Obligasi Beragun Aset Pendapatan Tetap dan sama sekali tidak menyinggung Efek Beragun Aset yang berbentuk saham dan Obligasi Beragun Aset Bunga Mengambang.

This study is concerning the Asset Backed Bonds. The research uses the Monte-Carlo Simulation as a substitute for the expected recovery rate data which is not available in Indonesia. Consequently, it can be predict which sector credit of originator 14 Go Public Banks that can be issued as Asset Backed Bonds and at what expected recovery rate and how the characteristic of Asset Backed Bonds in Indonesia uses this calculation.
This research produces 3 propositions regarding Asset Backed Bonds: 1). The most preferable Asset Backed Bonds is the one that has larger default probability in its securitized credit. 2.) The bigger default probability of securitized credit, its price changes becoming more sensitive to its expected recovery rate. 3.) The price changes of Asset Backed Bonds are positively related to the changes of its expected recovery rate.
The first proposition is consistent with the results found by Blume, Kelm, and Patel (1991). The research in this thesis only discuss the Mortgage Backed Securities which give fixed coupon rate to its owner, also known as the Fixed Rate Asset Backed Bonds and doesn't mentioning the Mortgage Backed Securities in stocks form and Floating Rate Asset Backed Bonds.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nastiti Danarsari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis selisih imbal hasil antara obligasi korporasi dan obligasi pemerintah pada kategori peringkat dan sisa waktu jatuh tempo (time to maturity) yang berbeda-beda. Tahapan-tahapannya adalah, pertama, menghitung rata-rata selisih imbal hasil aktual antara obligasi korporasi dan obligasi pemerintah. Kedua., membuat estimasi selisih imbal hasil yang dihitung dengan memasukkan faktor ekspektasi gagal bayar. Ketiga, membandingkan antara selisih imbal hasil aktual dan selisih imbal hasil estimasi dan menghitung selisihnya. Keempat, menyelidiki apakah selisih imbal hasil yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor ekspektasi gagal bayar tersebut memiliki sensitivitas lerhadap faktor-faktor yang mempengaruhi premi risiko pada pasar saham dengan menggunakan regresi berganda pada data time series. Temuan pada selisih imbal hasil aktual adalah bahwa peringkat yang terbaik tidak selalu memiliki selisih imbal hasil yang lerkecil, sementara pada estimasi selisih imbal hasil menunjukkan hal yang konsisten, yaitu peringkat lerbaik memiliki estimasi selisih imbal hasil yang terkecil dan peringkat terburuk memiliki eslimasi selisih imbal hasil terbesar. Estimasi selisih imbal hasil memiliki kontribusi sekitar 7%-66% dari selisih imbal hasil aktual. Pada tingkat keyakinan 95%, sebagian besar hasil regresi tidak secara signifikan membuktikan bahwa selisih imbal hasil yang tidak dapat dijelaskan oleh fakotr ekspektasi kerugian akibat gagal bayar akan memiliki sensitivitas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi premi risiko pada saham. Lebih lanjut, faktor-faktor yang mempengaruhi premi risiko pada pasar saham hanya mampu menjelaskan 0.7%-21% dari sisa selisih imbal hasil yang tidak terjelaskan oleh faktor ekspektasi kerugian terhadap gagal bayar. Dengan demikian, faktor ekspektasi kerugian akibat gagal bayar memiliki kontribusi yang lebh besar dibandingkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi premi risiko dalam selisih imbal hasil antara obligasi korporasi dan obligasi pemerintah. Dan yang terakhir, terlepas bahwa sebagian hasil regresi tidak signifikan, ditemukan bahwa kategori peringkat yang terbaik ternyata tidak memiliki premi risiko terendah.

The purpose of this article is to explain the spread between yield on corporate and govemment bonds over different rating class and time to maturity. First to be determined is the actual yield spread, and then the estimated yield spread considering expected default loss. We make comparison between actual spread and estimated spread and examine whether the difference is related to factors that we commonly accept as explaining risk premium for common stocks. On actual spread calculation we find that the higher-rated bonds do not consistently have lower yield spread. However, estimated spread calculation showed the consistent result, which are the higher-rated bonds always have lower yield spread, and lower-rated bonds have higher yield. We show that expected defaults account for 7% - 66% of the total actual spread. Most of our time series regression result can not significantly prove that the remaining part of the yield spread is related to factors that explaining risk premium for common stock. Risk premium factors for common stock only accounts for 0.7% - 21% of total unexplained spread. This result implies that expected default loss accotmts for bigger part on the yield spread than risk premium factors do. And fmally, regardless the insignificances on the regression result, this paper show that the higher-rated bonds do not consistently have smaller risk premium."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Kurnia
"Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung sektor industri manufaktur di Indonesia. Hal lain yang dibahas adalah prioritas alternatif strategi yang dapat ditempuh dalam upaya penciptaan daya tarik bagi investasi asing di sektor tersebut. Kajian data dilakukan dengan menggunakaan Proses Analisis Hirarki (PAH). Metode PAH adalah proses pembandingan langsung antara beberapa variabel tertentu yang mempengaruhi aktifitas penanaman modal asing langsung di Indonesia khususnya sektor industri manufaktur.
Dengan melakukan proses perbandingan terhadap beberapa variabel tertentu yang dianggap panting yang didapat dari hasil pengisian kuesioner oleh para ahli yang dianggap benar-benar memahami dan terkait langsung pada masalah pembinaan PMA dan pengembangan sektor industri manufaktur di Indonesia. Dari hasil perhitungan dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas penanaman modal asing khususnya sektor industri manufaktur dan alternatif strategi yang dapat ditempuh dalam upaya penciptaan daya tarik bagi para investor asing di Indonesia.
Untuk keberhasilan upaya penciptaan daya tarik investasi tersebut perlu diupaya kerjasama antara instansi pemerintah terkait, industri domestik , lembaga keuangan, perguruan tinggi , lembaga penelitian dan riset dan pihak terkait lainnya. Kerjasama dapat dilakukan dalam upaya menciptakan daya tarik investasi asing yang lebih kompetitif dibandingkan dengan negara - negara pesaing lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>