Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Zainurramadhani
"Belakangan ini sektor penerbangan terutama di Indonesia mengalami turbulensi yang cukup besar. Dari mulai banyak perusahaan besar bertumbangan sampai dengan banyaknya pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh maskapaimaskapai nakal. Terlepas dari itu semua ada satu hal yang perlu diberi sambutan hangat yaitu hadirnya beberapa maskapai baru yang menawarkan harga tiket yang sangat murah untuk jasa transportasi yang mereka sediakan. Para maskapai ini kemudian dikenal dengan istilah budget airlines.
Dilihat dari bisnis model yang mereka usung sudah seharusnya mereka mengawasi dan menutup berbagai macam pos-pos pemborosan yang biasa terjadi disebuah airlines demi untuk memberikan fasilitas mewah kepada para penumpangnya. Dampak hal ini dapat dilihat dari tidak adanya makanan selama perjalanan bahkan untuk beberapa maskapai mereka tidak lagi menggunakan tiket. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah biaya advertising khususnya sales promo.
Sampai saat ini ada dua tipe sales promo yang sering digunakan oleh budget airlines, sweepstakes dan discounting. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa benar keputusan perusahaan untuk menggunakan sales promo sebagai sarana komunikasi tidak sia-sia, dan mencari bentuk sales promo mana dari kedua tipe yang populer yang paling efektif untuk budget airlines.
Tipe diskon memang memiliki kelebihan karena sesuai dengan konsep budget airlines yaitu memberikan harga yang serendah-rendahnya kepada konsumen. Akan tetapi tipe ini sudah sexing diberikan oleh reguler airlines selama ini. Dilain pihak tipe sweepstakes menawarkan suatu bentuk baru dari sebuah sales promo di maskapai penerbangan. Dengan menawarkan hadiah yang besar tentunya dapat merangsang konsumen untuk menggunakan jasa yang ditawarkannya.
Dalam melakukan penelitian digunakan dua maskapai yang merepresentasikan kedua bentuk sales promo yaitu Indonesia Air Asia dan Lion Air.

In the past few years aviation sector especially in Indonesia has experience a huge turbulence. It was started from the fall down of many company to a number of violation that have been done by rebellious airlines. Regardless the negative side of aviation evolution, the presence of new airlines which offer low price tickets should be welcomed. This kind of airlines is known as budget airlines.
From the business model point of view, they should supervise and reduce many Luxurious facility for their passengers. The effect of this kind of policy is a flight without frills such as food and beverages or even a flight without seat numbers. For some airlines they use electronic registration to reduce the using of flight tickets. Other thing budget airlines should notice is an advertising budget especially sales promo.
There are two popular types of sales promo that often used by budget airlines; sweepstakes and discounting. This research is conducted to prove that sales promo are the best decision to be taken and to find which sales promo is the most effective to be executed by budget airlines.
The discount type is in line with the budget airlines' concept which is to provide the lowest price for the customers. But this type is already done by regular airlines. On the other side, sweepstakes give a new kind of value of sales promo in the airlines company. By giving the customers a chance to win a Lot of prizes, sweeptakes can stimulate customers to use the budget airlines services.
This research is using two budget airlines companies which will be representing two kinds of sales promo. The airlines are Indonesian Air Asia and Lion Air.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Kumala Sari, Author
"Dalam upaya untuk memenangkan pangsa sangat diperlukan strategi pemasaran jasa yang efektif ke tangan konsumen. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran yang terpadu adalah Bauran Pemasaran. Merupakan strategi perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen yang merupakan sasaran pasarnya (Kottler, 1993). Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana memperkenalkan produk ataujasa kepada eaton konsumen agar mereka mengetahui produk atau jasa perusahaan. Sebab dengan penerapan bauran pemasaran yang tepat, maka konsumen dapat mengetahui produk perusahaan dengan baik. Disamping itu komunikasi yang efektifkepada konsumen menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
Mengamati hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui persepsi bauran pemasaran jasa serta pengaruhnya terhadap pemilihan jasa angkutan udara maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Lion. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menghubungkan satu atau Jebih variabel dengan variabel lain untuk memahami obyek yang diteliti. Dimana populasi penelitian yakni pengguna jasa kedua maskapai yang berjumlah masing-masing 100 penumpang. Pengambilan sample dilakukan secara convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
Dari hasH analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara umum bauran pemasaran Garuda Indonesia Jebih unggul dibandingkan Lion Air, akan tetapi pada aspek promosi baik Lion maupun Garuda sama kuatnya. Sedangkan hasil statistik komparatif menunjukkan bahwa selain harga dan promosi lima aspek bauran pemasaran jasa lainnya seperti produk, place, proses, people dan bukti fisik menujukkan adanya perbedaan signifikan.
Sementara hubungan bauran pemasaran jasa dengan kepuasan di Garuda Indonesia semuanya berpengaruh signifikan. Begitu pula antara bauran pemasaran jasa dengan repurchase. Sementara hubungan bauran pemasaran jasa dengan reference hanya dengan place saja yang tidak signifikan. Untuk hubungan dan pengaruh kepuasan dengan bauran pemasaran jasa pada Lion Air yang signifikan adalah price, people dan proses. Hubungan dan pengaruh bauran pemasaran jasa dengan repurchase hanya price, people dan process yang signifikan. Seuangkan hubungan bauran pemasaran jasa dan pengaruhnya dengan reference hanya price saja yang signifikan.
Atas dasar hasil penelitian tersebut, maka ada empat saran yang perlu dipertimbangkan. Pertama, untuk Garuda sebaiknya terus mempertahankan ketepatan waktu (OTP), karena respon atas waktu cukup tinggi. Sementara Lion harus terus dijaga promosinya, sambil terus melakukan perbaikan internal perusahaan. Kedua, Untuk Garuda dapat dikatakan instrumen kepuasan, repurchase dan reference tidak berpengaruh terhadap aspek bauran pemasaran, oleh sebab itu yang harus dilakukan adalah tetap mempertahankan layanan yang ada dan menambah rute penerbangan berjadwal untuk meningkatkan pendapatan. Sementara Lion karena aspek kepuasan, repurchase dan reference mempunyai pengaruh signifikan terhadap bauran pemasaran, maka sudah sepantasnya Lion terus berupaya memberi kepuasan dengan instrumen bauran pemasaran yang ada. Ketiga, penambahan rute bagi Garuda harus memperhatikan aspek harga ini dalam rangka persaingan. Keempat, Garuda perlu memperhatikan pendekatan secara rasional pula seperti keamanan, ketepatan waktu, jaminan layanan maupun promosi yang lebih rasional. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani Malihatun
"Berdasarkan teori pada umumnya perusahaan penerbangan komersial hanya akan menerbangi suatu rute kalau rute tersebut memang potensial, maksudnya adalah terdapat permintaan masyarakat akan jasa transportasi udara. Maka dari itu seperti yang terjadl saat ini banyak airlines-airlines baru yang menerbangi rute-rute gemuk karena di rute gemuk tersebut masyarakat pengguna jasa transportasi udara jumlahnya banyak dibandingkan dengan rute lainnya sehingga menyebabkan terjadinya penurunan harga yang sangat murah sehingga menimbulkan perang tarif karena untuk merebut market share yang ada.
Dengan kondisi adanya perang tarif ini persaingan antar maskapai penerbangan nasional pada dasarnya timbul karena adanya reformasi di bisnis penerbangan menyebabkan terjadinya perlombaan mendirikan perusahaan penerbangan sehingga memicu situasi persaingan yang sangat tajam, dan berhimpunnya maskapai penerbangan yang beroperasi pada rute gemuk, karena rute tersebut memiliki demand angkutan yang besar. maka timbul persaingan untuk memperebutkan penumpang. Sejauh persaingan dilakukan secara sehat oleh maskapai penerbangan maka tidak akan timbul hal-hal yang justru akan merugikan perusahaan, tapi yang tampak pada saat ini sudah menjurus pada persaingan yang tidak sehat yaitu "perang tarif".
Dampak adanya perang tarif bagi airlines yang tidak dapat bertahan pada rute gemuk adalah: Pertama, memindahkan rute penerbangannya dari rute gemuk ke rute alternatif. Kedua, mengurangi frekuensi penerbangan di rute gemuk. Ketiga, buka rute tambahan dengan melakukan penerbangan rute panjang, seperti Jakarta-Surabaya-Bali. Jadi maskapai penerbangan tidak hanya melakukan penerbangan tik tok, yaitu Jakarta-Surabaya, Jakarta-Yogyakarta. Keempat, meminimumkan biaya operasional sehingga bisa efisien, Seperti gaji karyawan yang tidak besar, pesawat yang tepat, maintenance dan asuransi yang tidak mahal. Kelima, mengganti armada pesawatnya yang harganya murah dan bahan bakarnya pun irit. Seperti yang dilakukan oleh Lion Air sebelumnya rnenggunakan Airbus akhirnya memilih pesawat MD 82, karena harga sewanya yang jauh lebih murah, bahan bakarnya Iebih irit, dan bisa masuk ke semua rute penerbangan.
Berdasarkan hasil akhir matrix pay off dari Lion Mentari Air VS Indonesia Airlines untuk rute Jakarta - Surabaya, maka strategi yang terbaik bagi Lion Mentari Airlines maupun Indonesia Airlines adalah harga dan SDM dengan nilai matrix pay off sebesar (0,098 ; 0,086), karena nilai terbesar bagi kedua airlines tersebut terletak pada SDM dan harga, dan apabila Lion Mentari Airlines memilih strategi harga maka sebaiknya Indonesia Airlines memilih strategi SDM.
Hasil akhir matrix pay off dari Garuda Indonesia VS Lion Mentari Air untuk rute Jakarta - Medan, maka strategi yang terbaik bagi Garuda Indonesia maupun Lion Mentari Airlines adalah kualitas dan harga dengan nilai matrix pay off sebesar (0,133 ; 0,083), karena nilai terbesar bagi kedua airlines tersebut terletak pada harga dan kualitas, dan apabila Indonesia Airlines memilih strategi kualitas maka sebaiknya Lion Mentari Airlines memilih strategi harga untuk mengurangi tingkat kerugian yang besar dibandingkan dengan strategi-strategi lainnya.
Sedangkan hasil akhir matrix pay off dari Indonesia Airlines VS Garuda Indonesia untuk rute Jakarta - Yogyakarta, maka strategi yang terbaik bagi Indonesia Airlines maupun Garuda Indonesia adalah SDM dan kualitas dengan nilai matrix pay off sebesar (0,062 ; 0,148), karena nilai terbesar bagi kedua airlines tersebut terletak pada SDM dan kualitas, dan apabila Indonesia Airlines memilih strategi SDM maka sebaiknya Garuda Indonesia memilih strategi kualitas karena merupakan strategi terbaik dlbandingkan dengan strategi-strategi lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T11380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syapira
"ABSTRAK
Maskapai penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carriers (LCC) saat ini tengah menjadi primadona ditambah di dengan penetrasi internet dan e-commerce yang terus mengalami perkembangan signifikan, konsumen digital Indonesia pun sangat menikmati belanja online terutama jika menyangkut tentang berpergian travelling. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sekaliguas membandingkan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi intensi penggunaan Website Low Cost Carrier dalam pembelian tiket secara online dengan mengaplikasikan the unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT 2) yang menggunakan variabel dasar seperti performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, hedonic motivation, habit, consumers? innovativeness, trust (information qualiy, perceived security, perceived privacy), dan price value. Penelitian ini menggunakan dua studi kasus yakni Air Asia dan Lion Air Indonesia. Responden merupakan orang-orang yang pernah melakukan pembelian secara online melalui kedua website tersebut dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir. Metode pengolahan data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kedua website sama-sama memiliki pengaruh yang signifikan pada variabel performance expectancy, trust (information quality dan perceived security) serta habit untuk website Air Asia dan price saving untuk website Lion Air.

ABSTRACT
Low budget airlines or low cost carriers (LCC) has now become a new sensation plus the significant development of internet penetration & e-commerce, digital consumers in Indonesia are really enjoying to purchase online espescially to purchase travelling things. The aim of this research is to analyzing and also comparing factors which affect the use intention of low cost carrier website on online ticket purchasing by applying the unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT 2) which use primary variables such as performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, hedonic motivation, habit, consumers? innovativeness, trust (information qualiy, perceived security, perceived privacy), and price value.This research use two study cases, Air Asia and Lion Air Indonesia. The respondents are people who had been using Air Asia or/and Lion Air website for purcahsing ticket during the last six months. Structural Equation Modelling (SEM) is used to process the data. The results of this research shows that both Air Asia and Lion Air website has positive effects on performance expectancy, trust (information quality dan perceived security) also habit for Air Asia website only and price saving for Lion Air website only;"
2016
S65652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadia Andini
"Riset ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi komunikasi krisis dari Boeing dan pengaruhnya terhadap reputasi perusahaan pada kasus kecelakaan Lion Air JT 610. Analisis ini merujuk kepada situational communication theory (SCCT) oleh Coombs (1995) yang bertujuan untuk memahami bagaimana respon stakeholder dari strategi manajemen krisis yang telah diimplementasikan oleh Boeing. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah penelitian sekunder dengan menggunakan sumber data dari beberapa jurnal akademik terkait komunikasi krisis perusahaan, artikel pemberitaan di media daring terkait Boeing 737-MAX maupun kecelakan Lion Air JT-610, film “Downfall: The Case Against Boeing”, dan website Boeing. Berdasarkan hasil temuan dari riset ini, dapat disimpulkan bahwa Boeing menggunakan gabungan 2 jenis strategi respon krisis primer berupa strategi penolakan (deny) dan strategi pengurangan (diminish) dengan 1 jenis strategi respon krisis sekunder berupa strategi penguatan (bolstering). Penggabungan strategi tersebut terbukti tidak efektif dalam merespon kasus kecelakaan Lion Air dan justru memperkuat evaluasi negatif stakeholders terhadap perusahaan Boeing sehingga berdampak buruk bagi reputasi perusahaan serta krisis yang berkelanjutan.

This research aims to examine communication strategy of The Boeing Company and the effects on their reputation in the case of the Lion Air JT 610 incident. This analysis refers to situational communication theory (SCCT) by Coombs (1995), which aims to understand how stakeholders respond to the crisis management strategy implemented by Boeing. The method used in this research is secondary research by using data sources from several academic journals related to corporate crisis communication, news article on online media related to the Boeing 737 MAX or the Lion Air incident, the film “Downfall: The Case Against Boeing,” and the Boeing website. Based on the findings in this research, it can be concluded that Boeing uses a combination of 2 types of primary crisis response strategies, denial strategies and diminish strategies, with 1 type of secondary crisis response strategy, bolstering strategies. The combination of these strategies proved ineffective to respond the Lion Air incident and strengthened the negative evaluation of stakeholders of The Boeing Company. Therefore, it harmed the company’s reputation and generated an ongoing crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Sherly Fajrina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Adiguna
"Kepuasan pelanggan merupakan hasil yang dirasakan pelanggan atau pembeli dari kinerja perusahaan yang memenuhi harapan mereka. Pelanggan akan puas apabila harapan mereka dipenuhi dan bahagia bila harapan mereka dilebihi. Pelanggan yang puas akan setia lcbih lama, membeli lcbih banyak, kurang sensitif pada harga dan memberikan komentar baik tentang pemsahaan. Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, Lion Air mengclola rantai nilai mereka dan sistem pengantaran nilai dengan cara yang berpusat pada pclanggan (customer ccnfer way). Tujuan Lion Air tidak hanya mendapatkan pelanggan tetapi lcbih peming lagi mempertahankan pelanggan (Kotler et all ;2002). Apabila Lion Air menetapkan harga terlalu rendah, Lion Air mungkin akan memuaskan pelanggan yang membeli/ memesan tiketnya tetapi gagal menarik konsumen dalam jumlah besar. Sebaiknya apabila Lion Air menaikkan harapan atau harga terlalu tinggi, kemungkinan pembeli merasa tidak puas (Kotler and Amsmmg ; 1996).
Dengan meningkatnya intensitas persaingan di industri penerbangan domestik, maka tak ada pilihan lain bagi pcrusahaan penerbangan selain menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi untuk mempertahankan eksistensinya. Agar hal ini dapat direalisasikan, maka perusahaan penerbangan pcrlu mcngctahui aspck - aspck yang rclevan dengan kepuasan pclanggan. Dalam industn penerbangan, layanan rnencalcup tiga kategori, yaitu layanan sebelum, selama, dan sesudah penerbangan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis akan rnengkaji atribut - atribut dalam ketiga kategori layanan tersebut yang menurul pelanggan penling dan bcrpcngaruh dalam pemilihan altematif perusahaan domestik.
Berdasarkan lalar bclakang permasalahan diatas penulis akan mencliti mengenai apakah kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan penerbangan, dengan mengamati melalui lima dimensi kualitas jasa yaitu : bukti tisik Qrcmgibies), kehandalan (reliahiliry), daya tanggap (responsiver1e::s),jaminan (cwszn-ance`), dan empati (errrplrary). Unit analisis adalah pengguna jasa Lion Air yang dikelompokkan dalam lzecngv user, yaitu responden/penumpang yang terbang lebih dari 3 kali, dan light user yailu penumpang yang tcrbang dengan Lion Air kurang dari 3 kali, dengan jumlah responden sebanyak 142 orang responden dari 200 orangresponden yang direncanakan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1) Untuk mengelahui apakah pelayanan yang dibcrikan Lion Air dapal memenuhi keinginan dari pelanggan atau pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diterima.
2) Mcngkaji kcpuasan kualitas pclayanan yang dibcrikan olch Lion Air kepada pelanggan heavy user dan Iigh! user.
3) Mempelaiari apakah para pelanggan (dari segmen bisnis, Iiburan, mengunjungi sahabat/'kerabat dan relasi) memiliki ekspresi yang berbeda dalam kepuasan atau ketidakpuasan masing - masing.
Penelinan dibatasi pada pelanggan atau responden yang menggxmakan Lion Air, yang dilaksanakan dengan mcnyebarkan kuesioner kepada calon penumpang Lion Air di bandara, di kantor - kantor pemenntahan depanemen dan BUMN, dan untuk ibu - ibu rumah tangga di kompleks perumahan. Pengumpulan data dilakukan dengan alat penelitian berupa kuesioner yang mengacu pada penelitian Parasuraman and Berry (1997). Pengukuran variabel penelitian dengan kuesioner dilakukan dengan skala likert (metrik) dan kategori (non metrik) Pada penelitian ini, pengolahan data menggunakan analisis Uji Chi - Square untuk mcngetahui nilai statistik secara signitikan dalam pengumpulan data pada tabulasi silang (Malhothra 1 1999). Selain itu Uji Chi - Square digunakan untuk membahas membahas apakah ada hubungan antara dua variabcl atau tidak serta mengukur seberapa jauh hubungan terscbut (Santoso dan Ciptono : 220). Hasil pcnelitian menunjuklcan bahwa sebagian besar pcnumpang Lion Air menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan dan menilai baik kualitas jasa Lion Air tersebut karena responden puas dengan harga tiket yang terjangkau selain itu ada pu1a konsumen atau penumpang yang tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Lion Air disebabkan karena ada beberapa harga likct pesawat yang tidak standard sehingga sebagian ada beberapa penumpang yang beralih ke perusahaan penerbangan lain yang harganya re\atif lebih murah. Beralihnya pelanggan yang disertai rasa tidak puas terhadap pekayanan yang diberikan kepada Lion Air akan bcrdampak buruk pada pclanggan lainnya. Oleh karena itu Lion Air tidak perlu menghambat peianggan yang akan pindah ke pemsahaan penerbangan lain, namun Lion Air perlu menggali informasi untuk mengatahui alasan yang sebenarnya serta mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pada perusahaan penerbangan tersebut.

Competitive intensity have been increasing at domestic airline industiy. So that, there is no choice for domestic airline except to create best or invent customer satisfaction, to preserve existence. To realize its above mentioned, the airlines must to knowing relevan aspects in relation with the customer satisfaction (Kotler and Amstrong ; 1996).
Customer satisfaction has resulting that customer was felt or buyer from company?s performance that its expectation was fuliilled. Customer have will be satisfy if their expectation was fulfilled and feel happy if they have talking more than expectation. Customer satisfied will be loyal for a long time, to buy more, insensitive with price and gave goods comment about company, to creating customer satisfaction- The airline much be manage their value chain and value of delivery system, with customer central way.The aim of airline not just get the customer, but more of important thing preserve the customer (Kotler et all ; 2002), If the airline have defined the price too low. Its possnnle to satisfied customer that bought or reserve the ticket, but failed took customer for the greater part. ln the airline industry, services have to snactch at three category, such as ;pre flight, in flight, and post flight. That?s way in this research I will examine atributs of three service category. 'l`hat accompanied with customer opinion have been important and influenced at alternative choice ofdomcstic airlines- Based on the background problem above mentioned, l will examineabout what customer satisfaction against services that that gave by airline, with have notice to under go tive dimention of service quality, such as : tangibles, reslibility, responsiveness, assurance, and emphaty. The analysis unit is that grouping the users Lion Air into heavy user, that the passenger/respondent who are uscdflly more than three timcs, and light user that the passenger/respondent who used less than three times, with the total 142 respondent from 200 respondent targeted.
Objectives of these research, are 2
l) To know about the services of Lion Air how can fullilled of customers wants or customer can will feel satisfy with the accepted services.
2) To examine service quality satisfaction hom Lion Air especially to heavy user and light user.
3) To study the customer (from business segment, vacation, to visit a friend/family and relation), have ditlerent expression in satisfaction or each nnsatisfaction
The research have limited by thc customer or respondent used the Lion Air, to accomplish by spreading the quetionaire to applicant passengers of Lion Air in airports, government offices or department, state company, and for wifehouses at resident complex. Gathering data to with research requirements such as quetionaire to refer a research by Parasuraman and Berry (1997). To measure research variable with questionaire to do with l0"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Utami
"Pada saat perusahaan menghadapi dengan sebuah krisis, yang terbaik dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan manajemen krisis agar krisis dapat tertangani dengan baik, cepat dan tepat. Pelaksanaan manajemen krisis ini dilakukan agar situasi krisis tidak mengarah kepada situasi yang memburuk dan berakibat fatal pada citra perusahaan di masyarakat.
Untuk mengetahui apakah perusahaan telah melakukan manajemen krisis dengan baik dan efektif, salah satunya dapat dilihat dari persepsi khalayak terhadap perusahaan pasca penanganan krisis. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis berita-berita pembentuk opini khalayak yang berhubungan dengan krisis tersebut dan dimuat dalam media cetak surat kabar apakah sudah sesuai dengan pedoman penanganan krisis manajemen.
Sehingga rumusan permasalahan yang ada menjadi, isu-isu apa saja yang ada di surat kabar sehubungan dengan kecelakaan pesawat komersial Lion Air? Dan bagaimana persepsi khalayak terhadap isu-isu yang tampil di media dan dampaknya pada citra?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan isu-isu yang ada di surat kabar sehubungan dengan kecelakaan pesawat komersial Lion Air. Mengetahui dan menganalisis persepsi khalayak terhadap isu-isu yang tampil di media serta dampaknya pada citra perusahaan.
Konsep kerangka pemikiran di sini berpusat pada public relations dan crisis management beserta turunannya, selain itu terdapat pula teori komunikasi beserta prilaku konsumen.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis pemberitaan surat kabar serta melakukan diskusi kelompok terarah dengan pemilihan peserta berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Temuan yang menarik dari penelitian ini adalah isu manajemen yang menjadi perhatian besar peserta diskusi selain daripada isu alam dan isu teknis. Isu manajemen ini pada dasamya dapat di hindari, yaitu dengan melakukan beberapa langkah pada manajemen isu yang merupakan bagian dari manajemen krisis.
Rekomendasi praktis dari penelitian ini adalah perusahaan sebaiknya mempersiapkan sebuah manual untuk menangani krisis jauh had sebelumnya. Agar pada saat krisis terjadi, perusahaan lebih terkoordinasi dan sistematis dalam mengatasinya, sehingga krisis tidak berkelanjutan dan teratasi dalam waktu singkat.
Pada saat krisis terjadi, perusahaan lebih terkoordinasi dan sistematis dalam mengatasinya, sehingga krisis tidak berkelanjutan dan teratasi dalam waktu singkat. Sedangkan rekomendasi akademis untuk penelitian selanjutnya agar melakukan pendekatan kepada perusahaan sehingga dapat mengetahui dengan pasti strategi apa saja yang dilakukan perusahaan Lion Air pada saat penanganan krisis. Sehingga dapat dilakukan referensi silang untuk mengetahui apakah seluruh strategi yang telah dilakukan perusahaan berhasil atau tidak. Rekomendasi akademis lainnya adalah dengan menggunakan metode yang berbeda dengan metode diskusi kelompok terarah. Metode yang dapat digunakan adalah dengan melalui metode survey lewat pendekatan kuantitatif atau dengan menggunakan kombinasi metode lainnya. Sehingga hasil yang telah dicapai dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi Iebih sempurna."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Hendra Pramudya
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived value terhadap kepuasan, kepercayaan, komitmen, dan loyalitas yang berada dalam ranah relationship quality yang ada pada industri penerbangan dengan kasus maskapai penerbangan LCC Lion Air. Penelitian ini menggunakan 220 responden pengguna penerbangan Lion Air dalam kurun waktu 1 tahun terakhir sebagai sampel.
Data diperoleh melalui metode survey dengan kuisioner yang merupakan adaptasi dari penelitian yang sudah pernah diaplikasikan di industri penerbangan Eropa. Analisis data dilakukan melalui dari uji pendahuluan penelitian yang mencakup uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah instrumen penelitian dinyatakan sudah lolos uji, dilakukan analisis struktural menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived value memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan, kepuasan berpengaruh positif terhadap kepercayaan, kepercayaan berpengaruh positif terhadap komitmen, dan komitmen berpengaruh positif terhadap loyalitas. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived value dan relationship quality secara keseluruhan.

The aim of this research is to analyze and test the effect of perceived value on satisfaction, trust, commitment, and loyalty in relationship quality point of view. This research was tested on airline business case and Lion Air Low Cost Carrier (LCC) was selected for the research. The research itself involved 220 respondents which has flied by Lion Air during last 1 year as sample with primary data obtained by survey, based on similar research which held on Europe.
Data analysis procedure was done by preliminary studies involving validity and reliability test. After research instrument passed the reliability and validity test, structural analysis was done by Structural Equation Modeling (SEM).
The result of this research showed that perceived value has positve effect on satisfaction, satisfaction has positive effect on trust, trust has possitive efffect on commitment, and finally commitment has positive effect on loyalty. So that it can be conclude that there is significant relationship between perceived value and relationship quality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Tidak terima perlakuan diskriminatif tersebut, Ridwan layangkan gugatan perbuatan perdata kepada Lion Air. Selain itu, Ridwan juga mengugat PT Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan di pengadilan. Bagaimana pengaturan terhadap pelayanan maskapai penerbangankepada konsumen yang memiliki keterbatasan fisik (cacat) di Indonesia, serta Apakah putusan No. 231/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst. sudah sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada di Indonesia, untuk menjawab permasalahan tersebut dengan menggunakan metode penelitian normatif, yang menekankan pada penggunaan data sekunder atau berupa norma hukum tertulis. Dengan menggunakan bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat pada masyarakat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah undang-undang serta peraturan dibawahnya serta bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang memberikan informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi bahan hukum primer serta implementasinya, yaitu bulu, makalah, skripsi, laporan penelitian, dan artikel hukum, sehingga dapat diketahui Indonesia sudah memiliki beberapa instrumen peraturan perundang-undangan yang memberikan perlindungan hukum terhadap penumpang pesawat udara, antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan, Keputusan Menteri No. KM 48 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

No thank those discriminated against, Ridwan layangkan civil action lawsuit to Lion Air. In addition, Ridwan also mengugat PT Angkasa Pura II and the Ministry of Transportation in court. How regulation of airline services penerbangankepada consumers who have physical limitations (disability) in Indonesia, and this decision No.. 231/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst. is in conformity with the provisions of the existing regulations in Indonesia, to address these problems by using normative research, which emphasizes the use of secondary data or the form of a written legal norms. By using primary legal materials are materials that have the force of law binding on society and the materials used in this study are the laws and regulations under it as well as secondary legal materials are materials that provide information or other matters relating to the content of the material primary law and its implementation, the feathers, papers, theses, research reports, and articles of law, so as to know Indonesia already has several instruments of legislation that gives legal protection to passenger aircraft, including law No. 1 Year 2009 on Flights, Government Regulation. 70 year 2001 about airport affairs, Ministerial Decree. KM 48 of 2002 on the Implementation of Public Airport and Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>