Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dharyagitha Rizal
"Globalisasi dunia yang semakin menunjukkan penet[asinya, semakin
meluas membawa konsep-konsep modernisasi ke negara-negara
berkembang, seperti halnya Indonesia. Dampak globalisasi yang membawa
pengaruh modernisasi semakin terasa di kota-kota metropolitan seperti
halnya Jakarta, yang pada akhimya tumbuh ke arah terbentuknya global
city. Yaitu, kota yang tumbuh dan sangat dipengaruhi secara Iangsung oleh
arus derasnya globalisasi, sehingga memunculkan perubahan-perubahan
sosial yang sangat berarti. _
Perubahan sosial yang terjadi salah satunya adalah, muncuinya
kelas sosial yang disebut dengan ?kelas menengah baru". Yaitu golongan
masyarakat yang elemen utamanya dibentuk oleh kaum profesional dan
eksekutif. Di Jakarta kelompok ini sering disebut sebagai kaum esmuaL
yuppies (young executive) yang selalu berpenampilan glamorous, dan
sebagai generasi yang Iebih oocok diasosiasikan dengan kafe, mal,
intemet_ Dengan kata Iain memiliki gaya hidup (hfestyfe) sebagai komunitas
yang menurut masyarakat awam diidentikkan orang modern, dan sebagai
generasi yang suka berbelanja, we!! educated well informed, memiliki
mobilitas vertikal dan sangat rasional, kosmopolit dan pro-aktif terhadap
wawasan masa depan.Penelilian ini adalah untuk menyimak pola konsumsi dalam gaya
hidup golongan masyarakat kelas menengah baru di Jakarta, khususnya di
era pasca krisis. Dimana pemasalahan utamanya adalah, apakah ada
pergeseran-pergeseran yang cukup berarti dalam gaya hidup (lifestyle)
kelas menengah baru di Jakarta di era pasca krisis ?
Berdasarkan temuan penelitian, gaya hidup (lifestyle) kelas
menengah baru di Jakarta, antara sebelum krisis berlangsung dan pasca
krisis, teridentifikasi dari hasil penelitian tidak mengalami perubahan. Jenis-
jenis aktivitas-aktivitas yang terkait dengan gaya hidup (lifestyle) mereka
relatif tetap. Yang mengalemi perubahan atau pergeseran adalah
?intensitasnya? dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dalam arti;
ada yang bertambah intensitasnya, dan ada yang berkurang intensitasnya.
Seperti halnya datam mengisi leisure time, kebutuhan akan pengetahuan,
pola konsumsi terhadap basic needs, dan Iainnya. Dimana pergeseran
yang terjadi Iebih disebabkan oleh faktor pendapatan riil (real income) yang
nilainya menurun akibat adanya krisis yang terjadi.
Khusus untuk kebutuhan akan penampilan pribadi (self
performance), ada keoenderungan Iebih memiiih performance yang
sederhana. Akan tetapi citra penarnpilan tetap elegan dan exelence.
Pergeseran ini Iebih disebabkan faktor kebutuhan keamanan pribadi (self
security needs) terhadap ancaman tindakdindak kriminal akibat adanya
krisis yang _me|anda_ U
Pemilihan terhadap jenis-jenis konsumsi secara menyeluruh, mulai
dari barangljasa yang bersifat bask: needs hingga ke barangdasa yang
bersifat non-basic needs, Iebih didasarkan pada;
(1) Konsumsi barang-barang atau jasa-iasa yang memberikan mereka
sifat-sifat yang mengarah pada membantu aktivitas dan kegiatan
mereka menjadi Iebih efektif dan efisien. Daiam arti bahwa dengan waktu, tenaga, biaya yang sama, kegiatan dan aktivitas yang mereka
Iakukan memberikan hasil kepuasan dan kegunaan (utditas) yang
tinggi atau maksimal.
Pertimbangan ?opportunity cost" yang ditekan seminimum mungkin.
Yaitu pertimbangan berapa kerugian yang akan diderita dalam
melakukan suatu kegiatan tertemu yang lebih menguntungkan, jika
hafus melakukan kegiatan Fainnya.
Lebih pada pertimbangan kemanfaatannya atau kegunaannya dan
memang menjadi skala kebutuhannya, bukan Iagi berorientasi pada
faktor "gengsi"."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Harrys Argaditya
"Kelas menengah adalah kelompok mayoritas dari masyarakat di dunia yang banyak berkontribusi terhadap perputaran ekonomi di dunia. Meskipun mayoritas penduduk di dunia maupun di Indonesia adalah kalangan menengah, namun kebijakan yang berlaku masih banyak yang belum mewadahi kalangan menengah ini, termasuk dalam aspek perumahan. Hunian adalah suatu kebutuhan primer, namun nyatanya meskipun begitu masih banyak orang yang kesulitan untuk bisa memiliki rumah pribadi. Dalam mendefinisikan kelas menengah dengan konteks Jakarta perlu dilihat dari beberapa perspektif salah satunya adalah dari pendapatan dan juga pengeluaran seseorang serta aset yang dimiliki. Tentunya hal-hal tersebut tidak dapat mendefinisikan secara jelas posisi seseorang dalam sebuah spektrum kelas menengah, namun dapat menjadi acuan dalam menentukan housing attributes yang tepat baginya. Housing attributes adalah aspek-aspek yang melekat dengan suatu hunian dan dapat berupa atribut internal dan eksternal, dan hal-hal inilah yang akan memengaruhi preferensi seseorang ketika ingin memilih suatu hunian, selain menjadi preferensi juga bisa menjadi restriksi. Sehingga dengan konteks yang ada dan restriksi yang berlaku, muncul pertanyaan apakah ada hunian yang layak bagi kalangan menengah di Jakarta? Untuk kalangan bawah sudah ada rumah subsidi dari pemerintah, kalangan atas tentu tidak memiliki permasalahan dalam membeli hunian. Dari analasis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kalangan menengah paling menengah di Jakarta belum bisa memiliki hunian dengan status kepemilikan pribadi karena adanya ketimpangan yang terlalu jauh antara pendapatan bulanan dengan harga hunian di Jakarta.

Middle class is a group of people that contributes the most to the world’s economy. Despite that, they’re often overlooked and the policy rarely accomodate them, including in the context of housing. Housing is a primary need, but in reality there’s a lot of people that struggle to have their own private residence. In defining the middle class with the context of Jakarta, it needs to be seen from multiple perspectives such as income, outcome, and also assets. Those things wouldn’t be able to define a person’s position in a spectrum of middle class, but can be a reference in determining the right housing attributes for them. Housing attributes are aspects that stick close to a housing and be in an internal or external form, these kinds of things that’ll affect someone's preference when they’re looking for a new house, other than preference it also can be a restriction. With the existing context and restrictions, it generates a question of is there any proper housing that fits the middle class in Jakarta? For the lower class there’s already subsidized housing from the government, the upper class surely doesn’t have the same struggle. From the theoretical and contextual analysis, it’s been found that the ultimate middle class in Jakarta won’t be able to have a private owned housing because of the imbalance of the monthly income compared to the housing prices in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glen Felix
"Penelitian ini menjelaskan bahwa bahasa Inggris pada era Globalisasi ini bukan hanya sekedar pengetahuan saja. Seiring perkembangan teknologi, lembaga-lembaga pendidikan bahasa Inggris tampil dalam bentuk yang lebih eksklusif. Akibatnya, munculnya fenomena-fenomena sosial baru, yaitu seseorang tidak hanya untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggrisnya (pengetahuan), akan tetapi sudah menjadi sebuah gaya hidup. Lokasi penelitian ini adalah Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris Wall Street Institute di Pondok Indah Mall 1. Metode penelitian adalah studi kasus, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah pengamatan terlibat (Participant Observations), wawancara (Interviews), dan dokumentasi (Documentation). Hasil penelitian adalah Wall Street Institute telah menyediakan gaya hidup kelas menengah seperti fasilitas, pelayanan jasa, ruang yang nyaman, dan metode belajar yang modern, cepat, dan fleksibel.

The study explains that the English language in the era of globalization was not merely knowledge. As the development of technology, institutions of English language appeared in the form of the more exclusive. As a result, the emergence of new social phenomena, that a person not only to enhance the mastery of the English language (knowledge), but it has become a lifestyle. The location of the research is language education Institute United Kingdom Wall Street Institute in Pondok Indah Mall 1. Research methods are case studies, using a qualitative approach. Data collection techniques are the participant observations, interviews, and documentation. The research is Wall Street Institute provides a middle class lifestyle such as facilities, services, confident rooms, and modern learning methods, fast, and flexible."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di Indonesia.Analisis akan di fokuskan untuk daerah perdesaan dengan pertimbangan bahwa proporsi jumlah penduduk Indonesia sebagian besar berada di perdesaan sejak tahun 2002...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fahmi Priyatna
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep, pengukuran, dan determinan millennials berada pada kelas menengah, dengan studi kasus Indonesia. Penelitian ini menggunakan model logit dan menetapkan objek penelitian pada level rumah tangga di tiga kohort generasi yang berbeda, yaitu rumah tangga yang dikepalai oleh Millenials, Gen X, dan Baby Boomer. Dengan melakukan komparasi determinan pada kohort generasi yang berbeda, maka penelitian ini dapat memastikan estimasi yang tepat sesuai karakteristik masing-masing generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentu utama rumah tangga millennials berada pada kelas menengah adalah: (i) pendidikan (setidaknya lulus pendidikan sekolah menengah atas), (ii) pekerjaan (memiliki pekerjaan penuh waktu, bekerja pada sektor sekunder atau tersier, serta memiliki status sebagai wirausahawan atau karyawan formal), dan (iii) memiliki akses terhadap fasilitas dan layanan (akses terhadap sanitasi, akses terhadap internet, dan akses terhadap keuangan). Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan determinan kelas menengah antara rumah tangga millennials dengan generasi pendahulunya yang dibahas lebih lanjut pada paper ini.

This study aims to examine the concepts, measurements, and determinants of millennials in the middle class, a case study of Indonesia. This study uses a logit model and sets the object of research at the household level in three different generation cohorts, namely households headed by Millenials, Gen X, and Baby Boomers. By comparing the determinants of different generations, this study can ensure the precise estimatation that match the unique characteristics of each generation. The results show that the main determinants of millennials households in the middle class are: (i) education (at least graduating from high school), (ii) employment (having a full-time job, working in the secondary or tertiary sector, having an entrepreneur or a formal employee status), and (iii) having the access to amenities and services (access to sanitation, access to internet, and access to finance). The estimation results also show that there are several differences in the determinants of staying in the middle class between millennials households and their predecessors which are discussed further in this paper."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Indrayono Mahar
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Amirah
"Penulisan ini disusundalam penjabaranatas penelitian di Pasar Tanah Abang terkait pungutan liar yang telah membudaya, dianalisis secara kriminologis, dan bertujuan agar dapat memberikan pemahaman mengapa permasalahan tersebut sulit untuk diatasi. Asumsi awal penulis bahwa analisis dapat dilakukan melalui enam focal concernsdari teori budaya kelas menengah ke bawah oleh Walter Miller. Namun, ditemukan bahwa selain enam focal concerns, permasalahan ini terjadi karena adanya hubungan kekeluargaan, informative function of reinforcement, gangguan internal, dan gagalnya pemolisian komunitas.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer, penulis mewawancarai beberapa warga kawasan Pasar Tanah Abang sebagai pihak yang memahami dan terlibat langsung dengan pungutan liar serta melakukan pengamatan di kawasan tersebut agar dapat memberikan penjelasan yang komprehensif. Hingga pada akhirnya setelah memahami mengapa pungutan liar sulit diatasi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan saran yang tepat dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut dengan efektif.

This study is compiled in a form ofelucidation of field research in The Tanah Abang Market, discussed about extortion or illegal payments that has been entrenched, criminology analyzed, and aims to provide an understanding why the problem is difficult to overcome. The initial assumption is the analysis can be done through the six focal concerns of middle-class cultural theory by Walter Miller. However, it was found that in addition to the six focal concerns, this problem occurs because of the ties of kinship, informative function of reinforcement, internal disturbance, and the failure of community policing.
By using primary data collection techniques, the author interviewed several residents around Tanah Abang Market area as the parties who understand and engage directly with the extortion and observed around the region in order to provide a comprehensive explanation. Ultimately, after understanding why the extortion difficult to overcome, this study is expected to be useful in providing the right advices in order to get over these problems effectively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Komala Dewi
"Tesis ini membahas tentang strategi Brian Jackson (tokoh utama), seorang mahasiswa berlatarbelakang kelas pekerja, untuk dapat diterima di ruang sosial kelas menengah di universitas ?elite? di Inggris pada novel Starter for Ten (2007) karya David Nicholls. Tesis ini juga membahas tentang perspektif pengarang (David Nicholls) terhadap sistem elite pendidikan tinggi di Inggris yang tercermin di dalam novel ini. Teori unsur intrinsik dalam novel dan Teori Arena dari Pierre Bourdieu yang meliputi arena, kapital, habitus, dan strategi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini. Analisis dari data menunjukkan bahwa Brian melakukan beberapa strategi untuk dapat diterima di ruang sosial kelas menengah tersebut. Peningkatan tingkat intelektualitas dan peniruan attitude dari temantemannya yang berasal dari kelas menengah seperti gaya hidup dan perbaikan penampilan fisik dilakukan untuk meraih kapital budaya dan sosial. Mengikuti dan memenangkan kuis University Challenge menjadi strategi penting yang Brian lakukan dalam meraih kapital simbolik di universitas. Dinamika strategi yang ia lakukan membuatnya memiliki rintangan dan mengalami penerimaan yang berbeda dari teman-temannya. Narasi dari novel ini menunjukkan kritik Nicholls terhadap sistem ?elite? pendidikan tinggi di universitas. Ia menggambarkan sebuah fakta bahwa kompetensi intelektualitas tidak menjadi satu-satunya syarat bagi mahasiswa untuk mendapatkan posisi di arena universitas. Sebuah kepemilikan atttitude dari kelas sosial yang lebih tinggi menjadi faktor dominan bagi seorang mahasiswa untuk mendapatkan posisi dan bertahan di arena universitas.

The thesis discusses the strategy of Brian Jackson (main character), a working-class student, who is trying to fit in the social space of middle-class society in a Britain elite university in the novel Starter for Ten (2007) by David Nicholls. The thesis also discusses the perspective toward system of education in an elite university in Britain reflected in the novel. The framework of basic elements of a novel and concept by Pierre Bourdieu which consists of field, capital, habitus, and strategy are employed to answer the research questions. The findings reveals that Brian conducts several strategies in order to have a position among his middle-class friends. Brian does lots of efforts in improving his intelligence and also imitating the attitude of middle-class students to have cultural as well as social capital. Furthermore, the involvement of Brian in the University Challenge show makes him gain the symbolic power. The dynamism of the strategies brings Brian to the various responses frompeople around him. The narattion in this novel shows Nicholls? criticism about the essence of education in a university. Having a great intelligence is not the only factor in determining someone?s success in a university. The legitimate attitude from a higher social class is needed for a student to have a position in a university."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dawam Rahardjo, 1942-
Jakarta: LP3ES, 1999
297.63 RAH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widni Nispu Pratiwi
"Pengembangan sistem kelistrikan di Kepulauan Seribu, direncanakan terinterkoneksi antar pulau melalui kabel laut 20 kV atau 150 kV. Pengembangan tersebut cenderung mempertimbangkan pasokan (dan tidak memperhitungkan pemakai akhir rumah tangga secara individu . Di sisi lain, pemanfaatan pulau yang ada di Kepulauan Seribu memiliki fungsi yang beragam. Adanya perbedaan fungsi pulau diharapkan dapat memperhatikan pola kebutuhan yang tercermin dari pola konsumsi serta karakteristik rumah tangga dalam rencana penambahan transmisi listrik kedepan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola konsumsi listrik rumah tangga berdasarkan perbedaan fungsi pulau, serta mengetahui hubungan antara karakteristik rumah tangga terhadap pola konsumsi listrik rumah tangga di Kepulauan Seribu. Karakteristik rumah tangga meliputi pendapatan, luas bangunan, jumlah anggota rumah tangga, dan fungsi bangunan. Variabel pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis spasial deskriptif dan analisis asosiasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi listrik pada pulau permukiman penduduk yang memiliki fungsi wisata lebih tinggi daripada pulau permukiman penduduk yang tidak memiliki fungsi wisata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada pulau permukiman yang memiliki fungsi wisata, variabel pendapatan dan fungsi bangunan merupakan karakteristik rumah tangga yang memiliki hubungan dengan konsumsi listrik. Sedangkan pada pulau permukiman yang tidak memiliki fungsi wisata, hanya variabel fungsi bangunan yang memiliki hubungan dengan konsumsi listrik.

Development of the electricity system in the Seribu Islands is planned to interconnect among islands for 20 kV or 150 kV through sea cable. These developments tend to consider supply and not calculate the total consumption (demand) of each household. On the other hand, the utilization of islands in the Seribu Islands has various functions.  The difference in functions of island is expected that in the future, planning to increase electricity transmission can be more focused on the pattern of needs as reflected in consumption patterns and household characteristics. Therefore this study was aimed to determine the pattern of household electricity consumption based on differences in island function, and also to find out the relationship between household characteristics and household electricity consumption patterns in the Seribu Islands. The characteristics include household income, building area, number of household members, and building functions. The variables in this study were analyzed using the descriptive spatial analysis and spatial association analysis. The results of the study showed that the electricity consumption pattern on the function of the island a residential area in the tourism category was higher than the one in the non-tourism category. The results of statistical tests showed that on residential island tourism categories income variables and building functions represent households that have a relationship with electricity consumption. While on the island of a residential non-tourism category the function of the household building has a relationship with electricity consumption."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>