Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Runturambi, Arthur Josias Simon
"Tesis ini membahas jaringan sosial pekeija dan penggunaannya dalam resistensi rerhadap pihak otoritas, sebagai alcibat keterbatasan secara fisik, rnaupun terhadap berbagai aturan ketanagakerjaan yang memihak pihak pengusaha atau pemilik modal, dalam rangka survival dan meningkatkan kesejahteraannya_ berdasarkan studi terhadap pekeija manufaktur di kawasan industli Pulogadung di Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan jaringan sosial yang memandang struktur dalam masyarakat adalah jaringan sosial itu sendiri, dan hubungan-hubungan yang berlangsung didalamnya digambarkan seperti suatu proses sosial.
Jaringan sosial pekelja terwujud dalam jalinan hubungan intemal dan ekstemal, dan mendasari hubungan-hubungan yang lebih khusus dalam resistensi pekezja khususnya dalam mendapatkan dukungan massa pekeija dan narasumber (pelindung), berbentuk jaringan hubungan kekuasaan, pertemanan, dan patron lclien, yang dalam kenyataannya sukar dibedakan satu dengan lainnya. Jaringan sosial menjadi seperanglcat model atau pengetahuan yang mcnuntun para pekclja memahami, mengorganisasikan tuntutan dan mengatasi keterbatasan yang mereka alami.
Jaringan hubungan ini merupalcan strategi atau pilihan bagi pekerja, dan menjadi bagian darl upaya memberdayakan surnber-sumher budaya lolcal yang dimiliki, dalam menghadapi ketidalcsetaraan struktur dengan pihak pengusaha, diikuti oleh perluasan hubungan melalui pemeliharaan hubungan dalam pertemuan-pertemuan formal, arisan, pcngajian bersama dan kegiatan-kegiatan lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Adib
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang jaringan sosial pada kegiatan usaha Intako (Industri Tas dan Kopor) di Kawasan Intako Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Jaringan sosial itu diciptakan, dikembangkan, dan digunakan dalam kegiatan usaha mereka, yang kemudian saya temukan dan saya analisis dalam penelitian ini.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan jaringan social kualitatif yang mengutamakan pemahaman tentang substansi dari hubungan-hubungan sosial dalam suatu jaringan. Informan penelitian ini terdiri dari para perajin, tukang, pedagang, SPG (Sales Promotions Girl) show room, dan perangkat desa di Kawasan Intako, serta pejabat pemerintah dari Dinas Perindustrian Daerah. Data diperoleh dari informan dengan kegiatan wawancara dan observasi, Tujuan penelitian ini menghasilkan teori.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa mekanisme yang berubah dalam kegiatan ekonomi sebagai akibat dari krisis moneter menyebabkan keterbatasan modal dan kelangkaan bahan baku, Melalui jaringan yang mereka ciptakan, kembangkan, dan gunakan, keterbatasan modal itu dapat diatasi dengan kegiatan produksi yang kreatif dengan cara mengurangi kuantitas dan menambah kualitas barang, Adapun kelangkaan bahan baku dalam kegiatan produksi diatasi dengan menggabung-gabungkan bahan yang dimiliki dan memanfaatkan bahan-bahan baku yang dijual oleh pemilik pabrik sepatu besar yang bangkrut di luar Kawasan Intako sebagai akibat krisis moneter. Untuk memperoleh bahan-bahan tersebut mereka menggunakan jaringan sosial pemasok bahan, baik yang berada di dalam maupun di luar Kawasan Intako. Mendasarkan pada kegiatan produksi semacam itu maka terpaan krisis moneter yang berlangsung hampir dua tahun ini dirasakan oleh mereka sebagai tidak ada pengaruhnya, yang ditandai dengan tetap berlangsungnya kegiatan usaha dan tidak adanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Bentuk jaringan sosial yang saya temukan adalah jaringan sosial vertikal dan jaringan horisontal. Jaringan vertikal mengandung unsur patronklien yang terdiri dari jaringan kekerabatan. Jaringan sosial horisontal mengandung unsur kesepadanan yang terdiri dan jaringan kekerabatan dan jaringan kekerabatan--pertemanan. Fungsi jaringan sosial dapat menciptakan rasa aman dan nyaman serta memberikan kepastian dalam melakukan kegiatan usaha.
Di antara teori yang saya kemukakan pada bagian kesimpulan tesis adalah bahwa adanya sumber daya yang semakin langka, pada saat yang sama semakin banyak orang yang membutuhkan, maka semakin lemah aturan-aturan yang menggunakan standar formal-birokratis, Pada kondisi tersebut semakin suburlah jaringan sosial. Jaringan sosial juga tumbuh subur pada lahan yang padat konflik dan persaingan yang ketat, sebagai implikasi dari perebutan sumber daya. Kebudayaan dalam jaringan sosial merupakan sesuatu yang implikatif. Kebudayaan merupakan strategi untuk menentukan perilaku atas dasar pilihan-pilihan rasional. Penggunaan kekerabatan dalam jaringan sosial mensiratkan adanya kebudayaan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Depriani
"Penelitian ini membahas tentang bagaimana siswa yang akan menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas bersiap untuk menghadapi tantangan melanjutkan pendidikan ke PTN dengan melihat seberapa besar pengaruh dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga maupun peer group; kemudian akan dilihat pula bagaimana pengaruhnya jika variabel kontrol yaitu jenis sekolah diikutsertakan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survei yang dilakukan di SMAN 3 Cibinong dan SMA Dwiwarna Boarding School. Total sampel dalam penelitian ini sebesar 130 dengan masing-masing jumlah sampel di SMAN 3 Cibinong berjumlah 100 sedangkan jumlah sampel di SMA Dwiwarna berjumlah 30. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial keluarga dan dukungan sosial peer group berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke PTN dengan kekuatan hubungan cukup kuat. Berdasarkan penghitungan analisa multivariat, menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial keluarga dengan minat melanjutkan pendidikan ke PTN yang dikontrol dengan variabel jenis sekolah mengalami model elaborasi spesifikasi. Begitu pula dengan variabel dukungan sosial peer group dengan minat melanjutkan pendidikan ke PTN yang dikontrol dengan variabel jenis sekolah, juga mengalami model elaborasi spesifikasi.

This study discusses how students who will completed their study on Senior High School were prepared to face the challenges of continuing education to Higher Institution and for seeing how the big influences of social support were given from their family and their peer group; and also for seeing how they affect if control variable such as type of school was involved.
This study uses quantitative methods with survey techniques in grade XI classes at SMAN 3 Cibinong and SMA Dwiwarna Boarding School. The number of sample in this study is 130 which consists of number sample in SMAN 3 Cibinong is 100 and number of sample in SMA Dwiwarna is 30. Technique sampling using a stratified random sampling.
The result of this study indicate that the variable social support family and social support peer group influence the interest of continuing education in public college with the strength of strong enough ties. In addition, based on the results of the multivariate analysis calculation, indicate that the variable of social support family with the interest of continuing education in public college which is controlled by origin school variable, experienced in elaboration models specifications. Likewise with variable of social support peer group with the interest of continuing education in public college which is controlled by orgin school variable, experienced also in elaboration models specifications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fifi Ambarwati
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial keluarga dan dukungan sosial teman dengan aspirasi karir mahasiswi. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah kuantitatif dengan sampel 100 mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Pengukuran dukungan sosial keluarga dilakukan dengan alat ukur Career-Related Parent Support Scale CRPSC Turner, Brissett, Lapan, Udipi, Ergun, 2003 sedangkan pengukuran aspirasi karir mahasiswi menggunakan Career Aspiration Scale Revised CASR Gregor, 2015 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan aspirasi karir mahasiswi dan ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman dengan aspirasi karir mahasiswi. Penelitian ini juga menunjukkan dukungan sosial teman lebih berpengaruh terhadap aspirasi karir mahasiswi.

ABSTRACT
The purpose of this research is to explain the relationship between family social support and friend social support towards female student 39 s career aspirations. It is a quantitative approach research with survey techniques using 100 respondents form Faculty of Social and Political Science University of Indonesia. The family social support was measured using a modification instrument named Career Related Parent Suport Scale CRPSS Turner, Brissett, Lapan, Udipi, Ergun, 2003 and Career Aspiration was measured using a modification instrument named Career Aspiration Scale Revised CASR Gregor, 2015 . The results suggest that there is a positive relationship between family social support and friend social support towards female student 39 s career aspirations. Finally, it also suggest that friend social support is giving more impact to female student rsquo s career aspirations."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinny Sausanti Havi
"Dalam situasi bencana, resiliensi komunitas menjadi aspek fundamental yang membantu anggota komunitas untuk dapat bangkit kembali. Untuk membangun resiliensi komunitas, dukungan sosial menjadi sumber daya penting untuk mengurangi dampak negatif yang dirasakan anggota komunitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial (perceived social support) dan resiliensi komunitas pada tipe komunitas berbasis minat dan kegiatan di Jabodetabek selama masa pandemi COVID-19. Total partisipan sebanyak 164 partisipan. Pengukuran resiliensi komunitas dilakukan menggunakan CCRAM-28, sedangkan pengukuran perceived social support (PSS) menggunakan F-SozU K-14. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara PSS dan resiliensi komunitas (r= 0.594, p < 0.001). Artinya, semakin tinggi PSS pada anggota komunitas maka semakin tinggi tingkat resiliensi komunitas mereka.

In disaster situations, community resilience is a fundamental aspect of encouraging community members to bounce back. In order to build community resilience, social support as an important resource can decrease the negative impacts that community members suffer. This study was conducted to determine the relationship between perceived social support and community resilience in the community of practice and interest in Jabodetabek during pandemic COVID-19. There are 164 participants in total. Community resilience measurement was carried out using CCRAM-28, whereas perceived social support (PSS) measurement was carried out using F-SozU K-14. The result showed that there was a significant and positive relationship between PSS and community resilience (r= 0.594, p < 0.0001). That is, the higher the PSS in community members, the higher their community resilience would be."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Susilo
"Tesis ini mengkaji tentang Jaringan Sosial yang diaktifkan khususnya oleh pimpinan pondok pesantren, baik di lingkungan intern maupun di lingkungan ekstern. Pondok pesantren yang dimaksud adalah PP. Tebuireng, Jombang Jawa Timur yang termasuk salah satu Pondok pesantren tertua, terbesar dan terkenal di Indonesia. Pondok pesantren tersebut telah mengalami perubahan-perubahan fisik dan non fisik, sehingga bisa tetap eksis atau bertahan sampai sekarang dan telah berumur 100 tahun.
Perubahan fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari luas tanah dan bangunan-bangunan di dalamnya yang permanen, perubahan luas tanah yang pada awal berdirinya hanya 200 m2, sekarang telah menjadi 25 ha, dan dari sebuah bangunan teratak sederhana sekali menjadi 25 buah bangunan permanen.
Perubahan non fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari dua macam, yaitu: (1) perubahan sistem pengajaran dan kurikulum dari sistem Sandongan, Sorogan dan Tahassus (diskusi) yang tidak mengeluarkan ijazah; (2) Sistem kepemimpinan Tunggal tanpa akte notaris menjadi sistem kepemimpinan Kolektif berakte notaris dibawah naungan sebuah yayasan yang bernama Yayasan KH.A Hasyim Asy'ari; (3) bertambahnya hak pemilikan pribadi menjadi hak pemilikan pribadi dan wakaf khususnya dibidang tanah.
Perubahan fisik ekstern disekitar PP. Tebuireng dapat dilihat dari beberapa macam jumlah bangungan yang berfungsi sesuai dengan fisik bangunannya, seperti rumah makan, tempat binatu, wartel, penyewaan komputer, toko kelontong, baik tempat mangkal penjaga keliling makanan kecil (baso, nasi goreng, lontong tahu, kacang hijau, es sirup dan sebagainya) dan pakaian serta alat-alat sholat dan perlengkapan lainnya berupa sandang.
Perubahan non fisik ekstern dapat dilihat dari berapa sendi kehidupan sehari-hari, seperti perubahan pandangan hidup, nilai-nilai dan norma-norma pergaulan sehari-hari serta kebiasaan prilaku seseorang yang hidup di masyarakat sesuai dengan keberadaan PP. Tebuireng yang bernafaskan ajaran agama Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Intensitas tekanan-tekanan sosial-ekonomi dan kemiskinan yang membawa akibat pada kesulitan-kesulitan rumah tangga pandhiga di Desa Pesisir dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Dari tahun ke tahun tingkat.pendapatan pandhiga semakin menurun dan tidak pasti. Salah salu faktor yang secara dominan menyumbang terhadap proses akselerasi permasalahan sosial tersebut adalah kebijakan motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap. Rumah tangga-rumah tangga nelayan mengembangkan strategi adaptasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan-tekanan sosial-ekonomi yang datang setiap saat.
Strategi-Strategi adaptasi yang umum dilakukan adalah memobilisasi peranan perempuan (isteri) dan anakanak mereka untuk mencari nafkah dan nelayan melakukan diversifikasi pekerjaan untuk memperluas sumber-sumber penghasilan yang lain. Karena berbagai faktor, kedua strategi adaptasi ini pun sangat terbatas untuk bisa diakses oleh rumah tangga pandhiga. Oleh sebab dalam rumah tangga pandhiga di Pesisir, sesuai dengan kondisi struktur sumber daya sosial-ekonomi lokal, jaringan sosial merupakan pilihan strategi adaptasi yang sangat signifikan untuk mengakses sumber daya yang semakin langka. Sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.
Adanya bentuk-bentuk jaringan vertikal pada rumah tangga kasus mencerminkan intensitas kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketergantungan akan sumber daya di kalangan rumah tangga pandhiga den masyarakat nelayan di Pesisir. Jaringan sosial merupakan potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan-tekanan ekonomi setiap saat. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan kesulitan kehidupan yang secara intensif dihadapi oleh rumah tangga pandhiga tidak direspons dengan tindakan-tindakan sosial yang bersifat revolusioner atau eksplosiĀ£ Sekalipun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial tersebut masih bersifat karitatif dan bukan merupakan solusi substansial untuk mengatasi berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga pandhiga secara mendasar. Karena faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau kemiskinan di kalangan nelayan cukup kompleks, maka upaya-upaya mengatasinya tentu saj a bukan p ekerj aan yang mudah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Emilia Erningwati Akoit
"ABSTRAK
Keberhasilan perilaku perawatan diri penyandang Diabetes Melitus tipe 2 dipengaruhi
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri penyandang DM
tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, melibatkan 112 penyandang
DM tipe 2 di RS. A di Jakarta. Alat ukur yang digunakan: Social Support for Self Care in
Middle Aged Diabetes (S4-MAD), Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA),
Diabetes Knowledge (DKN) Scale dan The Diabetes Management Self Efficacy Scale
(DMSES). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara dukungan
sosial dengan perilaku perawatan diri (p value = 0.002). Analisis multivariat
menunjukkan bahwa dukungan sosial menjadi faktor yang paling berkontribusi terhadap
perilaku perawatan diri setelah dikontrol oleh efikasi diri (p value = 0.004). Peningkatan
dukungan sosial dapat dilakukan melalui pemberian asuhan keperawatan dengan
melibatkan keluarga sebagai support system. Selain itu menganjurkan penyandang DM
terlibat dalam kelompok sosial (PERSADIA) sehingga lebih banyak terpapar informasi
tentang DM yang akan berdampak pada peningkatan perilaku perawatan diri.

ABSTRACT
The success of self - care behaviors in type 2 diabetes melittus patients influenced by
various factors, one of them is social support. This study aims to identify the relationship
between social support and self care behavior in type 2 diabetes patients. This research
used cross-sectional design, recruited 112 tipe 2 diabetes patients in Hospital A in
Jakarta. The questionaire used in this study including Social Support for Self Care in
Middle Aged Diabetes (S4-MAD), Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA),
Diabetes Knowledge (DKN) Scale dan The Diabetes Management Self Efficacy Scale
(DMSES. The result showed there was significant correlation between social support and
self care behaviour (p value=0.002). Multivariat analysis showed social supporrt was the
most predictor after controlling by self efficacy (p value = 0.004). Improving social
support can be achieved by involving family member as support system. Additionally,
encouraging type 2 diabetes patients joined up in social group (PERSADIA), could be
better since they gain more information about diabetes will result in improved self care
behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>