Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thomas, Richard
Brisbane: Element, 1994
R 616.12 THO n
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Grasella Angelika Putri
"Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab utama mortalitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi PJK semakin lama semakin meningkat di negara berkembang. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan risiko mayor PJK. Modifikasi faktor risiko tersebut memerlukan peran pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai penyakit jantung koroner. Kelompok remaja dan dewasa menjadi sasaran yang tepat untuk pencegahan PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan, sikap, dan perilaku penyakit jantung koroner pada kelompok remaja dan dewasa di Jakarta Pusat sebagai bentuk upaya pencegahan penyakit.
Penelitian menggunakan desain potong lintang. Sampel penelitian terdiri dari kelompok remaja dan dewasa di daerah Rawasari, Jakarta Pusat. Jumlah sampel penelitian 102 orang, yaitu 51 kelompok remaja dan 51 kelompok dewasa yang diambil melalui kuesioner. Dari data yang telah dikumpulkan, didapatkan 43,1% remaja dan 25,5% dewasa memiliki tingkat pengetahuan kurang, sebanyak 3,9% remaja memiliki sikap yang kurang, serta 3,9% remaja dan dewasa memiliki perilaku yang kurang. Selain itu, didapatkan pula bahwa pengetahuan dan sikap tidak memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pada kelompok remaja dan dewasa. Walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku, perbaikan pengetahuan, sikap, dan perilaku sangat dibutuhkan karena masih banyak kelompok remaja dan dewasa yang belum memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku baik.

Coronary heart disease is amongst mortality in the world, including Indonesia. The prevalence of coronary heart disease is increasing in Indonesia. It is caused by increasing risk factors, especially the major risk factor. Knowledge, attitude, and practice have important parts to minimize the risk factor of coronary heart disease. Adolescent and adult group are the important group to prevent the disease. This research aims to know the knowledge, attitude, and practice about coronary heart disease in adolescent and adult groups at Central Jakarta for preventing the disease.
This research use cross sectional design and the sample is 102 people, including 51 adults and 51 adolescents group in Rawasari, Central Jakarta. The results show that 43.1% adolescents and 25.5% adults have poor knowledge, 3.9% adolescents have poor attitude and 3.9% adolescents and adults have poor practice. There is no relation between knowledge, attitude, and practice both in adolescent and adult group in this research (p > 0.05). However, it is needed to improve knowledge, attitude, and practice in adult and adolescent group because of poor knowledge, attitude, and practice .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widdy Winarta
"Penyakit jantung koroner merupakan penyakit berbahaya dengan berbagai faktor risiko. Penelitian ini pun bertujuan untuk meneliti tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok remaja dan dewasa di Jakarta Selatan agar nantinya dapat dijadikan acuan dalam upaya pencegahan penyakit jantung koroner. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross sectional analitik yang dilakukan pada kelompok remaja dan dewasa di Jakarta Selatan dengan jumlah total sampel 104 orang yang terdiri atas 52 orang remaja dan 52 orang dewasa. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya sebelum pengambilan data dilakukan. Hasil dari penelitian memperlihatkan rerata usia kelompok remaja dan dewasa adalah 16,85 dan 45(±8,197). Selain itu terdapat 27 laki-laki dan 25 perempuan pada kelompok remaja serta 24 laki-laki dan 28 perempuan pada kelompok dewasa. Dari hasil penelitian, didapatkan data bahwa persentase remaja dengan pengetahuan dan perilaku baik hanya 36,5%. Pada kelompok dewasa, didapatkan pengetahuan baik sebesar 34,6% dan perilaku baik sebesar 67,3%. Selain itu, pada kedua kelompok didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku. Dengan demikian, upaya perbaikan perlu dilakukan dengan fokus utama pada pengetahuan dewasa dan remaja serta perilaku remaja.

Coronary heart disease is a serious health problems which has many risk factors related to it. This research aims to study the level of knowledge, attitude and practice of adults and adolescents towards coronary heart disease in South Jakarta for future implementation of its result on prevention of coronary heart disease. A cross-sectional study was performed on 104 people of South Jakarta which encompass 52 adolescents and 52 adults. The questionnaire which has been tested for its reliability and validity were used for data collection. Mean scores of the adolescents and adults age were 16.85 and 45(±8.197) respectively. There were 27 men, 25 women; and 24 men, 28 women respectively in adolescents and adults group that participated in this research. Main problem that was obtained from this research is a low level of good knowledge and attitude of the adolescent group which is only 36.5%. Besides that, a problem was also seen in adults group which level of good knowledge and practice is 34.6% and 67.3% respectively. In both groups, relationship between knowledge, attitude and practice is not significant. In conclusion, improvements in knowledge and practice of adults and adolescents is necessary because low percentage was seen in each group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Maulana
"Penyakit jantung koroner adalah penyakit dengan risiko multifaktorial. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok dewasa dan remaja di Jakarta Timur agar kedepannya dapat dijadikan pedoman untuk upaya pencegahan penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional analitik yang dilakukan pada kelompok dewasa dan remaja di Jakarta Timur dengan jumlah total sampel sebanyak 110 orang yang terdiri atas 55 orang remaja dan 55 orang dewasa. Sampel penelitian adalah 24 laki-laki dan 31 perempuan pada kelompok remaja serta 26 laki-laki dan 29 perempuan pada kelompok dewasa Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dilakukan pengambilan data. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan rerata usia kelompok dewasa dan remaja adalah 39,69 dan 17,02 tahun. Pada kelompok dewasa dengan pengetahuan kurang hanya sebanyak 32,7%. Hasil yang diperoleh pada kelompok remaja jauh dibawah dewasa yaitu sebanyak 46,2% memiliki pengetahuan kurang. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa pada kelompok dewasa, pengetahuan dan sikap tidak berhubungan dengan perilaku dengan nilai p masing-masing adala 0,346 dan 0,927. Pada kelompok remaja, pengetahuan dan sikap juga tidak berhubungan dengan perilaku dengan nilai p masing-masing adalah 0,997 dan 1,000. Dengan demikian, perlu adanya upaya perbaikan dengan fokus utama pada pengetahuan dewasa dan remaja serta perilaku remaja.

Coronary heart disease is major health problems nowadays which has multifactorial risk related to it. Thus this research goal to study the level of knowledge, attitude and practice of adolescents and adults towards coronary heart disease in East Jakarta for future implementation of its result on prevention of coronary heart disease. A questionnaire-based survey which has been tested for its reliability and validity was carried out with 55 adolescents and 55 adults, selected randomly from population in East Jakarta as research subject. There were 26 men and 29 women in the adults group while in adolescents group there were 24 men and 31 women which participated in this research. The mean scores of the adults age were 39,69 while for the adolescents group were 17,02. The results showed that 46,2% adolescent group with poor knowledge. While in adults groups showed better result with 32,7% with poor knowledge. In adults group, the level of knowledge and attitude is not correlated to the level of practice. Same result were also seen in adolescents group where the level of knowledge and attitude did not correlate to the level of practice. In conclusion, improving knowledge and practice of adults and adolescents is necessary because low percentage was seen in each group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadim Marchian Tedyanto
"Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian besar di Indonesia. Salah satu upaya pencegahan PJK primer yang dilakukan adalah intervensi perubahan gaya hidup. Intervensi dilakukan pada aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait PJK. Target intervensi utama adalah kelompok remaja dan dewasa. Metode dan tingkat keberhasilan intervensi ditentukan pula oleh karakteristik awal masyarakat. Oleh sebab itu, perlu diketahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat untuk menentukan metode intervensi yang efektif. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang. Data primer diambil dengan kuisioner. Total responden berjumlah 508 warga Jakarta, masing-masing 254 remaja dan 254 dewasa.
Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik hanya ditemukan pada 163 subjek (32,09%), tingkat sikap baik ditemukan pada 374 subjek (73,62%), dan tingkat perilaku baik ditemukan pada 270 subjek (53,15%). Studi menemukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan perilaku terkait PJK pada kedua kelompok dengan p remaja dan p dewasa masing-masing 0,7 dan 0,1. Hubungan antara sikap dengan perilaku juga dibuktikan tidak signifikan dengan p masing-masing 0,1 untuk remaja dan 0,6 untuk dewasa. Berdasarkan hasil penelitian ini, metode intervensi yang cocok bagi masyarakat Jakarta adalah intervensi perilaku secara langsung, baik bagi remaja atau dewasa.

Coronary heart disease is one of Indonesia’s major causes of death. One of the primary prevention effort to be done is by changing the community’s lifestyle in knowledge, attitude, and practice. The main intervention targets are adults and adolescents group. As community characteristics can affect the intervention method and success rate, there is a need to evaluate the knowledge, attitude, and practise regarding coronary heart disease in order to come up with an effective intervention method. The study design used is cross-sectional. Primary data is collected using questionnaire form. Total participants are 508 Jakarta people. There are 204 adults dan 204 adolescents.
Study shows that only 163 respondents (32.09%) have a good result in knowledge, 374 respondents (73.62%) has a good result in attitude, and only 270 respondents (53.15%) has a good result in practice. This study also found that there are no significant association between knowledge and practice in both groups with p 0.7 and 0.1 for adolescent and adult respectively. Association between attitude and practice are also found to be nonsignificant with p for adolescent and adult, 0.1 and 0.6 respectively. In conclusion, the best prevention method for Jakarta people is direct behaviour intervention, both for adults and adolescents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarto Jaya Pangestu
"Penyakit jantung koroner (PJK) memiliki prevalensi dan mortalitas yang tinggi. Selain itu, kerugian dari segi ekonomi yang ditimbulkannya pun tidak sedikit. Sayangnya perilaku berisiko terkait PJK pada kelompok pada remaja dan dewasa menunjukkan tren yang semakin meningkat. Sebagai landasan program intervensi perilaku berisiko tersebut, diadakan penelitian untuk mencari tahu gambaran dan hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja dan dewasa terkait PJK. Studi potong lintang ini dilakukan di Jakarta Utara tahun 2012 pada 51 orang remaja dan 51 orang dewasa.
Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan pengetahuan baik pada kelompok remaja dan dewasa, secara berturut-turut, hanya 25% dan 33%. Meskipun populasi dengan tingkat sikap baik pada kedua kelompok mencapai 73% dan 75%, kelompok remaja perlu mendapat perhatian khusus karena hanya 31% remaja yang memiliki perilaku baik. Tidak ditemukan keterkaitan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku, sehingga diperlukan strategi intervensi yang menargetkan langsung pada aspek perilaku.

In Indonesia, coronary heart disease (CHD) has grown to be one of the most prominent health problem, considering its high prevalence and mortality rate. Furthermore, the disease has caused an enormous amount of financial loss. Unfortunately, trend shows that unhealthy behavior related to CHD is increasing. Therefore, we held a study about knowledge, attitude, and practice regarding CHD in Jakarta Utara in 2012, as the basis of intervention program to this risky behavior. It used cross-sectional design and involved 51 adolescences and 51 adults.
The study shows that there were only 25% and 33% subjects in adolescent and adult group, respectively, who have good knowledge. Adolescent should be put on concern because only 31% subjects in adolescent group had good practice, although the attitude was good. There was no significant association between the knowledge, attitude, and practice in this study. Thus, an intervention directly targeting community practice should be developed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aterosklerosis sebagai penyebab terjadinya PJK merupakan proses multifaktorial karena banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkannya dengan mekanisme yang saling terkait. Saat ini proses aterosklerosis dianggap sebagai proses inflamasi. Inflamasi terbukti berperan penting pada inisiasi, progresi maupun destabilisasi plak aterosklerosis. High sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) merupakan salah satu petanda inflamasi yang penting pada penyakit jantung koroner (PJK) yang berhubungan dengan tingkat keparahan aterosklerosis, iskemi miokardium dan nekrosis miokardium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan kadar hs-CRP pada pasien sindroma koroner akut (SKA), PJK kronik dan bukan PJK, serta untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kadar hs-CRP dengan kadar enzim CKMB pada pasien infark miokard akut (IMA). Penelitian bersifat observasional deskriptif dan analitik dengan pendekatan potong lintang. Dilakukan pemeriksaan kadar hs-CRP dengan metode chemiluminescent pada 21 pasien SKA, 20 pasien PJK kronik dan 20 bukan PJK. Didapatkan kadar hs-CRP rerata pada pasien SKA, PJK kronik dan bukan PJK sebesar 8,40 (SD 5,53) mg/l, 2,81 (SD 2,09) mg/l dan 1,07 (SD 0,81) mg/l. Analisis statistik didapatkan perbedaan kadar hs-CRP yang bermakna antara pasien SKA, PJK kronik dan bukan PJK (p 0,000). Kadar hs-CRP mempunyai korelasi positif yang bermakna dengan kadar enzim CKMB pada pasien IMA (p 0,004). Sebagai kesimpulan, kadar hs-CRP pada pasien SKA secara bermakna lebih tinggi dibanding PJK kronik dan bukan PJK. Terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan kadar hs-CRP dengan peningkatan kadar enzim CKMB. (Med J Indones 2004; 13: 102-6)

Coronary heart disease (CHD) due to atherosclerosis is a multifactorial process with multiple interdependent factors. At present time, atherosclerosis is considered to be an inflammatory process. It has been proven that inflammation plays a mayor role in the initiation, progression as well as the destabilitation of the atherosclerosis plaque. High sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) is one of the most important inflammatory marker in CHD and directly related to the extent and severity of atherosclerosis, extent of myocardial ischemia and myocardial necrosis. The purpose of this study is to determine hs-CRP levels in patients with acute coronary syndrome (ACS), chronic CHD and non CHD. And, to determine the correlation between hs-CRP levels and CKMB enzyme level in patients with acute myocardial infarction (AMI). This is a descriptive observational analytic study with cross sectional design. hs-CRP levels were measured by using chemiluminescent method on 21 ACS patients, 20 chronic CHD patients and 20 non CHD patients. The mean hs-CRP level in ACS, chronic CHD and non CHD patients were respectively 8.40 (SD 5.53) mg/l, 2.81 (SD 2.09) mg/l and 1.07 (SD 0.81) mg/l. A statistically significant difference in hs-CRP level was found between ACS, chronic CHD and non CHD (p = 0.000 ). A positive correlation was found between hs-CRP level and CKMB enzyme level in AMI patients (p = 0.004). In conclusion hs-CRP level is consistently higher in patients with ACS compared to patients with chronic CHD and non CHD. A positive correlation was found between the increased level of hs-CRP and CKMB enzyme level. (Med J Indones 2004; 13: 102-6)"
Medical Journal of Indonesia, 13 (2) April June 2004: 102-106, 2004
MJIN-13-2-AprilJune2004-102
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Norasyikin A. Wahab
"Co-occurrence of cyanotic congenital heart disease (CCHD) and phaeochromocytoma (PCC) and paraganglioma (PGL) are rare, although some cases have been reported. We report a case of left paraganglioma in a 20-year-old lady with an underlying CCHD who underwent palliative Glenn shunt, subsequently developed polycythaemia and cavernous sinus thrombosis presented with palpitation, sweating, headache and hypertension of 3-months duration at the age of 17. The abdominal CT scan revealed an enhancing left paraaortic mass measuring 5.2 cm x 4.4 cm x 3.8 cm. A 24-hour urine catecholamine demonstrated raised noradrenaline level to six times upper limit of normal and hence diagnosis of left sympathetic (sPGL) was made. In view of the delayed diagnosis and significant morbidity associated with her condition, surgical treatment is no longer an option. Therefore, vigilant screening and early treatment of PCC-PGL in patients with CCHD are crucial in order to avoid significant morbidity and ensure a good quality of life."
Jakarta: Faculty of Medicine University of Indonesia, 2021
610 UI-IJIM 53:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Kekurangan gizi merupakan penyebab umum morbiditas pada anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB). Data dari negara berkembang memperlihatkan prevalensi malnutrisi penderita dengan PJB sebelum dioperasi mencapai 45%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil anhropometrik dan prevalensi kekurangan gizi pada anak dengan PJB dengan melakukan pengukuran anthropometrik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancang bangun cross sectional pada anak berusia 0-2 tahun dengan PJB di RSCM. Pengukuran antropometri (berat badan, panjang badan, lingkar kepala) dilakukan pada seluruh pasien. Kekurangan gizi, failure to thrive/FTT, perawakan pendek, mikrosefali dinilai dengan menggunakan rekomendasi WHO tahun 2006, berupa perhitungan z-skor BB/PB, BB/U di 2 titik, PB/U dan LK/U < -2 SD.
Hasil: Total subyek dalam penelitian ini berjumlah 95 orang, 73 orang dengan asianotik dan 22 orang dengan PJB sianotik. Prevalensi kekurangan gizi sebesar 51,1% dengan 22,3% diantaranya adalah gizi buruk. FTT terdapat pada 64,9%, perawakan pendek pada 49,5% dan mikrosefali pada 37% pasien. FTT ditemukan lebih banyak pada pasien dengan lesi asianotik (72,2%) dibandingkan dengan lesi sianotik (42,9). Pada lesi asianotik, berat badan lebih dipengaruhi daripada panjang badan (72,2% dengan 49,3%). Pasien dengan lesi sianotik, berat dan panjang badan akan dipengaruhi secara seimbang (42,9% dengan 54.5%). Konsultasi diet diberikan kepada pasien dengan kekurangan gizi. Terapi obat-obatan, intervensi transkateter atau bedah diindikasikan pada pasien tertentu.
Kesimpulan: Prevalensi FTT lebih tinggi dibandingkan dengan kekurangan gizi pada anak dengan kelainan jantung kongenital. FTT ditemukan lebih banyak pada pasien dengan lesi asianotik. Pada lesi asianotik, berat badan lebih dipengaruhi daripada panjang badan. Pada lesi asianotik, berat badan lebih dipengaruhi daripada panjang badan.

Abstract
Background: Undernutrition is a common cause of morbidity in children with CHD. Previous data from developing country showed prevalence of preoperative undernutrition in children with CHD was up to 45%. The aim of this study are to determine the anthropometric profi les and prevalence of undernutrition in children with CHD by using the anthropometric measurement.
Methods: A cross-sectional study was carried out in children aged 0-2 years old with CHD in Cipto Mangunkusumo hospital. All patients underwent an anthropometric evaluation (weight, length and head circumference) at presentation. Undernutrition, failure to thrive /FTT, short stature and microcephaly were determined according to WHO, weight-forlength, weight-for-age at 2 points, length-for-age, head circumference-for-age z-score < -2SD accordingly.
Results: We had total of 95 patients, 73 patients with acyanotic and 22 patients with cyanotic lesions. Prevalence of undernutrition in CHD was 51.1%, with 22.3% severe undernutrition. FTT was found in 64.9%, short stature in 49.5% and microcephaly in 37% patients. FTT was found higher in acyanotic (72.2%) compared to cyanotic lesions (42.9%). In acyanotic, weight was affected more than length (72.2% vs 49.3%). In cyanotic, weight and length affected equally (42.9% vs 54.5%). Diet counseling were done in patients with undernutrition. Medicines, transcatheter or surgery intervention were indicated in selected patients.
Conclusions: Prevalence of FTT was higher than undernutrition in children with CHD. FTT was found higher in acyanotic lesions. In acyanotic, weight was affected more than length. In cyanotic, weight and length affected equally. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vlodaver, Zeev, editor
"This book presents a comprehensive picture of ischemic heart disease for practitioners, students, and investigators dealing with the varied facets of this complex subject. Individual chapters introduce the anatomy of the coronary blood vessels and cardiac development, while others consider current imaging modalities utilized for ischemic heart disease, including stress echo, nuclear diagnostic tests, non-invasive coronary artery imaging, and coronary angiography. Imaging chapters provide key clinical information on techniques and indications, and include examples of both normal and abnormal patterns.
The principle thrust of the book concerns coronary atherosclerosis, the pathology of which is presented in conjunction with the results of anatomic, non-invasive imaging and angiographic studies. Related chapters cover atherogenesis, presenting new insights into the pathophysiology of the vulnerable plaque, the role of progenitor cells in vascular injury, inflammation and atherogenesis, and the genomics of vascular remodeling. Additional topics covered include angina pectoris, acute coronary syndromes, healed myocardial infarction and congestive heart failure, catheter-based and surgical revascularization, and surgical treatment of myocardial infarction and its sequelae. With contributions from a diverse group of internationally-known physicians with broad experience in the diagnosis and treatment of coronary heart disease."
New York: Springer, 2012
e20425885
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>