Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Poernomo Woelan
"ABSTRAK
Fluorosis gigi merupakan kelainan yang terjadi pada permukaan enamel gigi yang ditandai dengan bercak putih, kuning sampai coklat kehitaman. Banyak faktor yang mempengaruhi fluorosis gigi di antaranya adalah kandungan fluor yang tinggi dalam teh. Berdasarkan kepustakaan fluorosis gigi dapat mempengaruhi estetik/penampilan dan mengakibatkan rasa rendah diri. Pada penelitian pendahuluan (1995) ditemukan 44,1 % (15) dad 34 pemetik teh mempunyai tanda-tanda fluorosis gigi. Kemudian dilakukan pengukuran kandungan flour pada 4 sumber air minum di daerah penelitian, hasilnya berkisar antara 0,1 - 0,3 ppm.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum teh dengan fluorosis gigi pada karyawan Perkebunan Teh X pada tahun 1996. Jenis penelitian Cross Sectional dengan sampel 59 karyawan (total populasi) yang mempunyai kriteria lahir dan tinggal di daerah Perkebunan Teh X sampai penelitian dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara : wawancara, pemeriksaan gigi, pengukuran kandungan fluor dalam seduhan teh dan pengumpulan data sekunder. Setelah dilakukan pemeniksaan gigi, dari 59 responden didapatkan 55,9 % (33) menderita fluorosis gigi dengan berbagai tingkat keparahan menurut Indeks Dean. Selanjutnya dilakukan pengukuran kandungan fluor dalam seduhan teh yang dikonsumsi responden
dengan menggunakan alat Spectronic 21. Seduhan teh dibuat dari 1,8-11, 80 gram/liter diseduh selarna 1-14 jam. Hasilnya berkisar antara 0,66 - 3,76 ppm.
Hasil uji analisis membuktikan ada hubungan antara konsumsi minuman dan kepekatan seduhan teh dengan fluorosis gigi (p<0,05). Serta tidak ada hubungan antara karakteristik karyawan dan frekuensi minum teh dengan fluorosis gigi (p>0,05). Konsumsi minuman merupakan variabel paling berpengaruh terhadap fluorosis gigi diikuti dengan kepekatan seduhan teh.
Saran dari penelitian ini adalah penyebaran informasi/penyuluhan tentang Kesehatan Gig dan Mulut untuk melindungi khususnya anak-anak Perkebunan dari fluorosis gigi di. masa yang akan datang, juga meningkatkan rasa percaya diri pada masyarakat Indonesia pada umumnya.

ABSTRACT
The dental fluorosis is a disorder which occurs at the surface of the dental enamel which is characteristic by white, yellow to brown stanning and pitting. There are many factors which influence the dental fluorosis among others the high fluor content in the tea. In the preliminary research (1995) it was found that 44,1 % (15) of 34 tea pickers have shown dental fluorosis. From various sources it is evident that dental fluorosis will esthetical appearance and tend to increase the inferiority complex of the person. In measuring the fluor content in the four local drinking water sources it was found that fluor concentration was between 0,1 to 0,3 ppm.
The purpose of this research is to study the relationship between the tea drinking habits with dental fluorosis of the staffs in Tea Plantation X in 1996. The research is a Cross Sectional one with sample of 59 respondents who were the staffs with the criteria of being born and resite in the Tea Plantation X areas up to the conduct of the research. Four data collection methods were caned out i.e : interview, dental screening, fluor concentration measurement and secondary data. Of the 59 respondents screened 55,9 % (33) have dental fluorosis with various level of intensity according to the Dean Index. To measure the fluor content in the consumed tea a specific process of measuring was applied using Spectronic 21. Fluor content in the tea consumed yielded a result ranging from 0,66 to 3,76 ppm with various concentration of day tea leaves of 1,9 - 11,8 gram in I liter of water.
The research analysis proved that there is a relationship between the drinks consumed and the concentration of the tea consumed with dental fluorosis (p<0,05). And there is no relationship between characteristic of the staffs and the tea drinking frequency with dental fluorosis (p>0,05). The drinks consumed are the most influential factors toward dental fluorosis followed by the concentration of the tea consumed.
The research further recommended that Dental Health Education be carried out if we would like to prevent future plantation children to be affected by dental fluorosis, in so doing increasing the personal confidence of the future Indonesia People.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alia Ramadhani
"Menganalisa efek susu dan teh hitam terhadap demineralisasi email gigi. Mahkota 30 gigi premolar dipersiapkan membentuk kubus gigi (6mm3). Permukaan oklusal dibentuk jendela oklusal dengan menggunakan stiker berukuran 3x5mm2 dan seluruh permukaan gigi lainnya dilapisi dengan varnis tahan asam. Sampel dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok dan direndam selama 26 menit dalam larutan remineralisasi: Grup A-susu dan teh hitam ; Grup B-susu ; Grup C-akuabides. Setelah 3 hari perendaman dalam larutan demineralisasi dengan pH 4.4, gigi di scan menggunakan micro-CT. Demineralisasi ditunjukkan dengan mean grey value (MGV). MGV dan standar deviasi pada tiap kelompok secara berurutan adalah: 90.78 ± 19.09, 98.14 ± 24.01, 81.10 ± 20.29. MGV antara ketiga kelompok berbeda bermakna (p<0.05), kecuali antara grup A dan B. Aplikasi menggunakan susu saja menunjukkan efek protektif yang lebih tinggi terhadap demineralisasi dibandingkan dengan aplikasi susu dan teh hitam.

This study is aimed to analyze the effect of milk and tea on demineralization of tooth enamel. The coronal parts of 30 sound premolars were prepared into tooth blocks (6mm3). An unvarnished occlusal surface window was created for each tooth by covering the occlusal surface with a 3x5mm2 sticker and painting other surfaces with an acid-resistant varnish. These blocks were randomly allocated into three groups immersed in remineralizing solutions for 26 minutes, respectively: Group A - milk and tea; Group B - milk ; and Group C - deionezed water. After 3 days immersion in a buffered demineralization solution at pH 4.4, micro-CT scans were taken. Demineralization was represented by the mean grey value (MGV). MGV and the standard deviation for each group respectively is: 90.78 ± 19.09, 98.14 ± 24.01, 81.10 ± 20.29. The MGV between the three groups were statistically significant (p<0.05), except between group A and B. Application using only milk showed higher protective effect against demineralization compared to application using milk and black tea.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Febrian
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak teh hijau dalam pasta gigi terhadap kekerasan email yang mengalami demineralisasi. Spesimen gigi manusia yang telah didemineralisasi menggunakan asam sitrat diaplikasikan larutan pasta gigi yang mengandung ekstrak teh hijau konsentrasi 5-15%. Bagian email gigi diuji dengan alat uji kekerasan Knoop. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kekerasan email setelah diaplikasikan pasta gigi mengandung ekstrak teh hijau konsentrasi 5%, 10% dan 15% (p<0,05). Namun peningkatan kekerasan ini tidak berbeda bermakna antara tiap konsentrasi ekstrak teh hijau. Disimpulkan bahwa ekstrak teh hijau konsentrasi 5% dalam pasta gigi sudah dapat meningkatkan kekerasan email yang mengalami demineralisasi.

The aim of this study was to analyze the effect of green tea contained toothpaste to demineralized enamel hardness. Human tooth specimen which has been immersed in citric acid were applied by toothpaste containing green tea extract concentration 5-15% and enamel hardness were tested with Knoop Microhardness Tester. The application of toothpaste containing green tea extract 5%, 10% and 15% can increase the hardness of demineralized enamel (p<0,05). However, the increasing hardness number was not significantly different between green tea extract concentrations. Green tea extract contained toothpaste with concentration 5% can increase the hardness number of demineralized enamel. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjen Dravinne Winata
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teh berpengaruh terhadap daya kelarutan email. Besar sampel bubuk email yang akan diteliti adalah 18, dan masing-masing sampel dibuat dari 5 lempeng email gigi premolar yang dicabut untuk keperluan perawatan meratakan gigi. Sebelum dihaluskan lempeng email dipisahkan secara acak menjadi 3 kelompok percobaan T1, T2, T3 dan 3 kelompok kontrol K1, K2, K3. Setiap kelompok ini dibagi lagi menjadi 3 kelompok kecil sebagai sampel yang masing-masing terdiri dari 5 lempeng email. Masing-masing sampel direndam 3x/hari 3 menit untuk kelompok T1 dan Kl direndam selama l minggu, kelompok T2 dan K2 direndam selama 2minggu, dan kelompok T3 dan K3 direndam selama 3 minggu.
Sampel kelompok percobaan direndam teh, dan sampel kelompok kontrol direndam aquabidestilata Setelah proses perendaman selesai masing-masing sampel dihaluskan, dan diayak dengan kehalusan - 250 mesh, diambil seberat 500 mg, dan dititrasi dengan 100 ml asam asetat 0,01 mol/L pH 4. Bubuk email dari masing-masing sampel yang tidak larut setelah dititrasi disaring dengan kertas saring, dikeringkan dengan oven, dan ditimbang kembali. Data bubuk email yang larut dianalisis secara statistik untuk melihat kelarutan email.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna ( p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina Tjandrawinata
"ABSTRAK
Gigi yang lebih putih sering dianggap lebih menarik dari lebih sehat. Agar lebih putih orang seringkali melakukan pemutihan gigi dengan bahan karbamid peroksida. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi karbamid peroksida 10 % dan stannous fluorida 0,4 % pada kristalit hidroksiapatit dalam email gigi dengan metode difraksi sinar-x. Sebagai pembanding digunakan bahan perendam hidrogen peroksida 10 % dan sebagai kontrol digunakan akuades. Aplikasi bahan perendam dilakukan selama 192 jam, dengan penggantian bahan setiap 8 jam dan perendaman akuades 8 jam di antara waktu penggantian bahan perendam. Perendaman dilakukan pada suhu 37°C dan kelembaban 100%, sesuai kondisi di dalam mulut. Pemeriksaan difraksi sinar-x dilakukan setelah perendarnan 96 dan 192 jam. Selain penghitungan ukuran kristalit, dilakukan juga penghitungan konstanta kisi dan regangan (strain). Dari penelitian ini diketahui bahwa penggunaan bahan perendam karbamid peroksida, stannous fluorida, kombinasi kedua bahan dan hidrogenperoksida tidak menyebabkan perubahan ukuran kristalit dan konstanta kisi kristal hidroksiapatit email gigi secara bermakna, tetapi mengubah regangan dalam butir kristal secara berarti.
Dari pemeriksaan difraksi sinar-x terlihat bahwa kristal hidroksiapatit pada bagian fasial email gigi memiliki preferred orientation pada bidang [002]. Untuk melihat keadaan permukaan sampel dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop elektron (SEM) yang menunjukkan terjadinya perubahan pada perrnukaan email gigi akibat perendaman dalam karbamid peroksida, stannous fluorida dan hidrogen peroksida. Untuk mengetahui pengaruh keasaman perendam dilakukan pemeriksaan pH dengan pH-meter digital. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) bahan perendam tidak berpengaruh terhadap kerusakan pada email gigi.

ABSTRACT
Carbamide peroxide has recently been widely used as a vital tooth whitener. The successful result and the simple use of the material have captured the esthetic interest of the dental practitioners. On the other hand, in some cases this bleaching material can cause pulpal sensitivity that can be cured by using stannous fluoride gel.
The purpose of this experiment is to study the influence of 10 % carbamide peroxide and 0,4 % stannous fluoride application on the crystallite of hydroxyapatite in tooth enamel, by using x-ray diffraction method. Hydrogen peroxide solution and aquadest are used as control. The materials are applied for 8 hours in incubator with 37°C dan 100 % humidity, for total 192 hours.Then it can be concluded that carbamide peroxide and stannous fluoride do not influence neither the crystallite size of tooth enamel nor the lattice parameters, but they influence the strain in crystal.
The x-ray diffraction on the facial surface of enamel shows preferred orientation patern at [002]. The application of the carbamide peroxide and hydrogen peroxide materials cause damage on the tooth enamel surfaces that can be detected by scanning electron microscope. In this experiment, the acidity of the materials is detected by digital pH-meter.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid Trusty Wiselyana
"Daun sirih mengandung komponen utama yaitu polifenol, yang lebih dikenal dengan nama tanin. Tanin berpengaruh terhadap kekerasan permukaan email gigi. Cara aplikasi pada email adalah dengan topikal gel. Pada penelitian ini digunakan 18 spesimen gigi sapi yang ditanam dalam resin akrilik dan dibagi dalam 3 kelompok, gel ekstrak daun sirih 15%, 25% dan 35% selama 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan. Kekerasan email diukur menggunakan alat uji Shimadzu Microhardness Tester HMV-2. Hasil dianalisis dengan menggunakan Repeated ANOVA dan One Way ANOVA. Terdapat perbedaan yang bermakna pada seluruh kelompok perlakuan (p<0.05). Terdapat peningkatan nilai kekerasan email setelah aplikasi gel ekstrak daun sirih 15% selama 6 bulan.

Betel leaf (Piper betle Linn) contains a main component, known as Tannin. Tannin can affect enamel`s hardness. 18 specimens of bovine teeth were embedded in acrylic resin, divided into 3 groups of gel application betel leaf extract 15%, 25% and 35% for 1 month, 3 months and 6 months. Enamel`s hardness measured by Shimadzu Microhardness Tester HSV-2. Statistical analysis was done by Repeated ANOVA and One Way ANOVA. There was significantly increase (p<0.05) of micro hardness number after 6 months gel application with 15% betel leaf extract. Gel with betel leaf extract can significantly affect the enamel`s hardness."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huditami Ajeng Widanti
"Susu sapi dan kedelai mempunyai kandungan mineral yang berbeda dan hal ini mempengaruhi proses remineralisasi pada gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam susu sapi dan susu kedelai setelah demineralisasi. Dua puluh satu spesimen gigi premolar atas manusia diukur kekerasannya sebelum perlakuan, dan didemineralisasi dengan jus jeruk. Gigi dibagi ke dalam tiga kelompok (n=7) kemudian direndam dalam aquades, susu sapi dan susu kedelai. Semua kelompok menunjukkan peningkatan nilai kekerasan yang bermakna (p<0,05). Susu sapi memberikan peningkatan kekerasan email paling tinggi diantara ketiga kelompok, namun belum dapat mengembalikan kekerasan email seperti semula.

Cow’s milk and soy milk have different mineral content an this can affects the tooth remineralization process. The aim of this study is to determine effect of immersed teeth in bovine and soy milk after demineralization. Twenty one specimens of human maxillary premolar enamel hardness measured before intervension, and then demineralized with orange juice. Tooth were divided ito three groups (n=7) then immersed in distilled water, cow’s milk and soy milk. There is significant increase of enamel hardness in all groups (p<0,05). Cow’s milk provide highest increase in enamel hardness among the three groups, but has not been able to restore the enamel hardness as before."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Dianti
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penyikatan
dengan pasta gigi nano kalsium karbonat dan pasta gigi mengandung Siwak terhadap
kekerasan email gigi manusia yang sebelumnya didemineralisasi dengan larutan
asam sitrat 0,3%. Penyikatan dilakukan selama empat belas menit dan dua puluh
delapan menit yang setara dengan dua minggu dan empat minggu. Pengujian
kekerasan permukaan email dilakukan dengan menggunakan Knoop Hardness Tester
dan hasil pengujian dianalisis dengan ujiWilcoxon,Kruskal Wallis dan uji Mann-
Whithney. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan kekerasan permukaan email
dengan nilai kekerasan tertinggi pada penyikatan dengan menggunakan pasta gigi
nano kalsium karbonat dibanding dengan penyikatan menggunakan pasta gigi
mengandung Siwak (p<0,05).

ABSTRACT
This study aimed to determine the effectiveness of brushing with toothpase
containing Miswak and toothpaste with nano calcium carbonate on surface hardness
of human enamel that have been demineralize using citric acid. Enamel brushed for
fourteen minutes and twenty eight minutes which equal to two weeks and four
weeks. Enamel surface hardness then measured using Knoop Hardness Tester and
the results analyzed with Wilcoxon, Kruskall Wallis and Mann-Whitney test. The
result of this experiment shows increasing enamel surface hardnessafter aplication
with toothpaste containing nano calcium carbonate is higher thanaplication with
toothpaste containing Miswak (p<0,05)."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Larutan kayu manis dapat menjadi obat kumur alternatif, namun kandungan taninnya dapat menyebabkan diskolorasi. Untuk mengetahui pengaruh perendaman dengan larutan kayu manis terhadap perubahan warna email, duabelas gigi premolar direndam dalam larutan kayu manis konsentrasi 4% dan 12,5% (masing-masing n=6) selama 60 menit, 120 menit, dan 180 menit. Terdapat peningkatan perubahan warna seiring lama perendaman dan besarnya konsentrasi. Seluruh sampel menunjukkan perubahan warna yang tidak dapat diterima secara klinis (ΔE>3,5). Uji antar kelompok waktu menunjukkan perubahan bermakna (p<0,05) sedangkan antar konsentrasi perubahannya tidak bermakna (p>0,05). Larutan kayu manis menyebabkan perubahan warna email yang tidak dapat diterima secara klinis.

Cinnamon solution can be used as an alternative mouthwash. However, its tannin can cause discoloration. To identify the effect of cinnamon solution immersion to color change of tooth enamel, twelve premolar teeth were immersed in 4% and 12% cinnamon solution concentration (each n=6) for 60 minutes, 120 minutes, and 180 minutes. There were higher changes at longer time of immersion and bigger concentration. All samples showed clinically unacceptable color changes result (ΔE>3,5). Test between time groups showed significant changes (p<0,05) and no significant changes between concentration groups (p>0,05). Cinnamon solution can cause a clinically unacceptable color changes to tooth enamel.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindyajati Maharddhika
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui efek penyikatan pada permukaan email terhadap nilai kekasarannya setelah pemaparan gel theobromine 200 mg/L dengan durasi berbeda (8 menit, 16 menit, 32 menit) dan dengan pemaparan gel NaF 2% (16 menit), menggunakan Mitutoyo SJ 301, Jepang. Digunakan 24 spesimen gigi manusia premolar atas yang dibagi dalam empat kelompok. Analisa statistik dengan Kruskal Wallis dan Friedman menunjukkan penurunan nilai kekasaran pada semua spesimen setelah pemaparan gel theobromine dan peningkatan nilai kekasaran kembali setelah penyikatan. Nilai kekasaran kelompok gel theobromine (32 menit) setelah penyikatan masih lebih rendah daripada kekasaran awalnya.

The aim of this study was to evaluate the effect of brushing on enamel surface roughness after different exposure times from 200 mg/L theobromine gel (8 minutes, 16 minutes, 32 minutes) and of 2% NaF gel (16 minutes), using Mitutoyo SJ 301, Japan. Twenty four specimens of human upper premolar teeth were used and divided into four groups. Kruskal Wallis dan Friedman tests showed a decrease in roughness values after theobromine gel exposure in all specimens and an increase in roughness values after brushing. Surface roughness values of theobromine gel exposure (32 minutes) after brushing were lower than initial roughness."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>