Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munthe, Grace Ginting
"Analysis on Recruitment and Selection Process of Nursing Staff at Duren Sawit Hospital JakartaThis study is based on the fact that Duren Sawit Hospital is lacking of nursing staff. Duren Sawit Hospital as Unit Pelaksana Teknis (UPT) DKI Jakarta Health Unit with the facility of 112 beds and BOR of 20 - 70 requires 107 nursing staffs. However, currently only 85 nursing staffs are available which consist of 27 government nursing staffs and 58 non-government nursing staffs. Duren Sawit Hospital is having difficulty to recruit government nursing staff as it is a new hospital. Therefore, in order to meet the need to have an adequate number of nursing staff; Duren Sawit Hospital needs to conduct recruitment and selection for non-government nursing staff. As the role of the nursing staff is very critical to support good service quality, recruitment and selection of non-government nursing staff has to be conducted very carefully and professionally.
The objective of this study is to have a general description on the recruitment and selection process of nursing staff at the Duren Sawit Hospital. It is expected that this could generate useful inputs to the human resource department for the recruitment and selection process of nursing staff in the future. The study is based on the qualitative method with descriptive approach Data collection was through in-depth interview and data research. Variables that are measured are hospital policy, recruitment and selection method that is currently used, responsibility and role of team member as well as recruitment and selection process.
From in-depth interview and data research, it was identified that there was only one written policy from the director, which was the policy to establish a recruitment team to recruit temporary honoree staff in year 2003. The current recruitment and selection process is referring to that policy. There is no document describing the role and responsibility of each member of the staff. Furthermore, there is no document on the policy to plan for the implementation of recruitment and selection as well as the policy on the process itself.
No job has been evaluated for nursing staff front liner as a basis for planning and process of recruitment and selection. Planning is not equipped yet with the right competencies. Recruitment method currently used is waiting for job application entering human resource department. Selection method is via written exam, selection interview, practical exam on nursing, psycho test and medical check-up.
Bibliographical References 22 ( 1996 - 2004 )

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa RS Duren Sawit sangat membutuhkan tenaga keperawatan. RS Duren Sawit sebagai Unit Pelaksana Tennis (UPT) Dinas Kesehatan DKI Jakarta dengan fasilitas 112 Tempat Tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR) 20-70%, membutuhkan 107 tenaga keperawatan. Padahal hanya tersedia 85 tenaga keperawatan, yang terdiri dari 27 tenaga keperawatan PNS dan sisanya 58 tenaga keperawatan non PNS. RS Duren Sawit sulit memperoleh tenaga keperawatan PNS karena keberadaannya yang masih baru dan statusnya adalah RS Jiwa. Guna mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan ini, RS Duren Sawit perlu melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga keperawatan non PNS. Mengingat pentingnya peran tenaga keperawatan dalam menunjang mutu pelayanan, maka harus dilakukan rekrutmen dan seleksi tenaga keperawatan non PNS dengan sebaik-baiknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses rekrutmen dan seleksi tenaga keperawatan di RS Duren Sawit, untuk dapat memberikan umpan balik kepada Seksi SDM dalam melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga keperawatan yang akan datang. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Variabel yang diukur adalah kebijakan rumah sakit, metode rekrutmen dan seleksi yang digunakan, tanggung jawab dan tugas anggota tim serta proses rekrutmen dan seleksi.
Dari hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen teridentifikasi hanya ada satu kebijakan tertulis dari Direktur yaitu untuk membentuk Tim Rekrutman Tenaga Honor Tidak Tetap pada tahun 2003, yang mendasari pelaksanaan rekrutmen dan seleksi tenaga keperawatan hingga sekarang. Tidak ada dokumen yang berisi uraian tugas dan tanggung jawab dari anggotaanggota tim dan tidak ada dokumen yang berisi kebijakan perencanaan untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi maupun kebijakan untuk proses itu sendiri. Belum ada analisa jabatan yang dibuat untuk tenaga keperawatan pelaksana yang mendasari perencanaan dan proses rekrutmen dan seleksi. Perencanaan tidak dilengkapi dengan kompetensi yang dibutuhkan. Metode rekrutmen yang dipakai adalah menunggu lamaran yang masuk ke Seksi SDM. Metode seleksi adalah melalui ujian tertulis, wawancara seleksi, ujian praktek asuhan keperawatan, psikotes dan pemeriksaan kesehatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronymus Djuha
"Menjelang AFTA tahun 2003 dan globalisasi 2020 dengan masuknya tenaga asing , mempengaruhi bisnis perumahsakitan, sehingga diperlukan manajemen sumber daya manusia profesional termasuk tenaga perawat profesional dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional.
Pemenuhan kebutuhan kuantitas dan kualitas perawat yang ideal untak bagian rawat inap, dapat menggunakan formula jam efektif. Untuk mendukung penggunaan formula tersebut perlu diperhatikan: jumlah pasien yang masuk dan sedang dirawat per hari dengan tingkat ketergantungannya yang dibagi dalam lima kategori yaitu kategori mandiri yang membutuhkan 2 jam, minimal2.5 jam, moderat 3.5 jam, semi total 6 jam dan kategori total 7 jam, juga kebijakan rumah sakit dalam menentukan jumlah jam perawatan efektif per tahun, jumlah hari kerja efektif jumlah hari libur nasional dan cuti tahunan, perbandingan tenaga profesional non profesional, serta sistera penugasan di bagian rawat inap. Perolehan tenaga perawat profesional melalui pendidikan formal akademik.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk menghitung kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga keperawatan bagian rawat inap melalui pendidikan keperawatan berlanjut strata satu, diploma tiga sampai terpenuhi kebutuhan minimal pada tahun 2004.
Kesimpulan penelitian ini yaitu jumlah kebutuhan tenaga keperawatan bagian rawat inap minus ICCU, ICU, PICU, NICU, adalah: 253 orang dengan ratio profesional non profesional 63.64 % (152 orang) : 36.36 % (92 orang), melalui program pendidikan formal rata-rata 14 % / tahun, meliputi 1-2 untuk strata satu, dan 19-20 orang untuk diploma tiga.
Saran penelitian adalah kelanjutan program pendidikan keperawatan berlanjut S1 dan D III sampai terpenuhi kebutuhan, pendidikan S2 manajemen keperawatan, penerapan sistem skoring untuk menseleksi peserta program pendidikan, pengembangan internal yang menyeluruh melalui `DJKLAT' yang dikelola secara profesional oleh tenaga profesional.
Daftar bacaan: 47 (1968 - 1996)

In the era of globalization in line with the agreement of AFTA in the year of 2003 and APEC in the year of 2020, the' foreign labor will influence the health manpower workforce and consequently will have an impact on -the hospital business in Indonesia. Therefore, it is crucial to have a better human resources management with professional competencies in providing a high quality nursing care.
In meeting the needs of nurses in term of the ideal quantity and quality in inpatient units, the formula of effective hours was applied. To support the utilization of that formula one should consider: the number of patient admitted and being taken care per day with the levels of patient dependencies which are classified into five categories as the following: self-care needs 2 hours, minimal care needs 2.5 hours, moderate care needs 3.5 hours, extensive care needs 6 hours, and total care needs 7 hours. The hospital policies in determining the number of effective nursing care hours per annum, number of effective working days, number of national holiday and yearly leave, ratio of professional and non professional manpower, and the assignment system of inpatient unit.
This study was an applied research aiming to come up with the projected quantity and quality of nursing manpowers minimally needed by the selected inpatient units through advanced nursing education at S 1 and D III degree up to the year of 2004.
The conclusion of the study was 253 nursing manpowers were needed by inpatient units excluding ICU, ICCU, PICU, NICU, with a ratio between 63.64 % : 36.36 for the professional and non professional nurses to be developed through formal education program with the average of 14 % per year producing for 1 - 2 nurses with S I and 19 - 20 nurses for D III.
This study suggested that the advanced continuing education program for S 1 and D III, S 2 (post-graduate) program of nursing management, the application of scoring system for the recruitment of the student candidates, the total internal development through the center of manpower education and training managed professionally by professional nurses were absolutely necessary.
Bibliography: 47 (1968 - 1996)
"
1996
T 2346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burlian Mughnie
"Kemajuan iptek bidang radiologi membawa dampak positif terhadap penggunaan radiasi dalam pelayanan kesehatan untuk menegakkan diagnosa dan terapi, radiasi disamping bermanfaat juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan merusak sel-sel genetik apabila penggunaan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, karena itu penggunaan radiasi diatur melalui peraturan perundang-undangan dalam rangka keselamatan kerja radiasi para radiografer dan perlindungan hukum, sampai saat ini belum pernah diadakan penelitian, apakah penerapannya efektif atau tidak dan bagaimana persepsi baik radiografer maupun pimpinan penyelenggara pelayanan radiologi tentang perundang-undangan tersebut.
Sebagai dasar hukum yang mengatur tenaga radiografer dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi adalah sebanyak 15 peraturan terdiri dari : Undang-undang (2 buah) Peraturan Pemerintah (4 buah), Keputusan Presiden (2 buah) dan Permenkesl Kepmenkes serta SKB Menkes dan SATAN (7 buah).
Penelitian dilakukan di Instaiasi Radiodiagnostik dan Instalasi Radioterapi RSCM Jakarta pada bulan Juni 2000 dengan pendekatan penelitian hukum kesehatan secara normatif dan sosiologis menggunakan metode kualitatif eksploratoris deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan studi dokumen serta observasi.
Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua informan tidak tahu dan tidak memahami peraturan perundang-undangan tenaga radiografer dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi, penerapan peraturan tersebut dilapangan kurang efektif karena masih banyak peraturan belum dilaksanakan, peraturan perundang-undangan yang ada sekarang sudah cukup memadai, namun ke depan dalam mengantisipasi pasar global perlu membuat aturan-aturan yang baru, baik hasil revisi yang sudah ada, maupun membentuk yang baru sesuai diamanatkan oleh Undang-undang hingga sekarang belum ada aturan pelaksananya.
Keselamatan kerja terhadap radiasi masih dalam batas aman-aman saja, hal ini dilihat beberapa indikator memenuhi persyaratan, dan dosis yang diterima melalui film badge menunjukkan dalam batas nilai yang diizinkan, namun dalam melakukan pelayanan radiologi belum ada jaminan perlindungan hukum, karena Undang-undang menyebutkan bahwa perlindungan hukum diberikan apabila melakukan tugasnya berdasarkan standar profesi, sebetulnya para radiografer telah melaksanakan standar profesi, tetapi standar profesi sampai saat ini belum disahkan oleh Menkes, sehingga secara legal formal belum dikatakan sebagai dasar hukum.
Lemahnya pengawasan terhadap penerapan peraturan perundang-undangan dan tidak dipahami aturan tersebut dan tidak pernah dijatuhi sanksi terhadap pelanggar Undang-undang menyebabkan kurang pedulinya baik pimpinan maupun radiografer terhadap hak dan kewajiban , karena itu perlu disosialisasikan, bahkan dapat diusulkan materi hukum kesehatan ini dimasukkan dalam kurilkulum pendidikan tenaga kesehatan jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi.
Beberapa peraturan tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang perlu direvisi atau dicabut serta peraturan pelaksana yang belum ada sesuai diamanatkan oleh Undang-undang segera direalisir dalam rangka menjamin kepastian hukum dalam melakukan tugas profesi dan diperlukan penelitian lanjut di Rumah Sakit lain untuk mengetahui penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dalam usaha mencapai efektifitas peraturan yang optimal.
Daftar bacaaan : 43 (1985-2000).

The Analisys Regulation of Radiographer Act in the Implementation Radiology Services of The RSCM Jakarta.The progress of radiology has been bringing a possitive effect towards the radiation using in health services to maintain diagnosis and theraphy, besides usefulI radiation also can caused health disturbance and damages genetic cells when the using of radiation is not appropriate to the valid regulation therefore the application of radiation has been set up by the regulation in the framework of radiation safety work for radiogiphers and for law protection, so far it has not yet been conducted the research whether its application is effective or not and how the perception both the radiogrpher or the chief of the radiology services about the acts.
As basisc of law that manages radiographer in implementing of radiology services, there are 15 regulations that consist of: Acts (2 pcs) Government Regulation (4 pcs) President Decree decree (2 pcs) and Health Ministry Regulation I Health Minister's decisions as well as Mutual Decision Decee of Health Minister and BATAN (7 pcs).
The research tookplace at Radiodiagnostic Instalation and Radiotheraphy Instalaation of RSCM Jakarta in June 2000 with the approaching legal of health normatively and sociologic by using qualitative method exploratoris discritive, data collecting is carried out by profound interview, focused discussion in group and document study as well as observation.
The research showing that most of all informen do not know and do not comprehend about the regulation act of radiographer in the implementation of radiology service, the application of such regulaton in the field is less effective, since there are still many more regulations that are not performed yet and regulation acts that exist are already sufficient, however, in the future of anticipating the global market it is necessarily to make new regulations both the already available revision or to form the new one which is suitable to the act that up to present time there is not yet available the rule of its implementation.
The working safety towards radiation is still in the limit of just safe, this matter is seen by some indicators ful fills the requirement, and the dosis received through badge film shows in the value limit permitted, but in carrying out radiology is not provided yet the law protection assurance, since the Iaw indicates that law protection in given when the operator in carrying out his 1 her task is based on the profession, but so far the profession standard is not approved yet by Health Minister, so that formal legally can not be called as the basic law.
The weakness of observation toward the regulation act and not comprehended such regulation and never taken the sunction to law violation has caused the less attention from both manager or radiographer toward the right and obligation, this it is necessary to be socialized, it can even be propossed this health legal material is aimed in the education curriculum of health employee in medium education level and high education level.
Some regulations are no longer suitable with current condition and they need to be revisied or revoked and they need to be revised or revoked as well as the not exist of managing regulation as addressed by the act should be realized soon in purpose to give legal assurance in performing profession task and to be needed in the further research at other hospital for acknowledging the managing application of regulation act in the effort to attain the optimal regulation effective.
References : 43 (1985-2000)"
2000
T4299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun W. Kosim
"Sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit ,maka diperlukan unsur pendukung untuk mengantisipasi hal tersebut diatas. Salah satu unsur pendukung yang sangat penting ialah sumber daya manusia yang mengawalinya. Tidak tersedianya jumlah dan jenis tenaga yang cukup pada rumah sakit , akan mempengaruhi penyelenggaraan layanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit tersebut.
Tenaga yang paling banyak dan sangat mempengaruhi kelancaran aperasional rumah sakit adaleh tenaga paramedis perawatan.
Untuk dapat menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien , maka perlu diketahui beban kerja yang ada di rumah sakit tersebut. Penelitian ini merupakan pengukuran kerja dengan metode Work Sampling, yang dilakukan di Rumah Sakit Marinir Hasil penelitian yang didapat adalah:
1. Pola kegiatan yang dilaksanakan oleh paramedic perawatan yang bertugas dibagian rawat inap.
2. Pola waktu kerja yang dilaksanakan oleh paramedis perawatan dibagian rawat inap.
3. Waktu asuhan yang diberikan oleh paramedis perawatan kepada penderita sesuai dengan masing-masing pola kegiatan.
Kemudian dengan pendekatan beberapa rumus yang masing masing mempunyai spesifikasi tersendiri , yaitu :
1. Rumus Loka Karya.
2. Rumus Gilles.
3. Rumus Nina.
4. Rata-rata dari hasil ketiga rumus tersebut di atas akan diketahui Jumlah tenaga paramedis perawatan yang diperlukan sesuai dengan pola kegiatan yang dilaksanakan.
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui jumlah kekurangan tenaga paramedis perawatan yang ada sekarang dan diusulkan beberapa saran , antara lain :
1. Merubah pola kegiatan dengan membebaskan tenaga paramedis perawatan dari kegiatan yang bersifat non fungsional.
2. Mengadakan relokasi tenaga paramedis perawatan yang ada di rumah sakit , dengan Jalan mengadakan pemindahan tenaga dari bagian lain yang beban kerjanya relatif sedikit kebagian rawat inap.
3. Memanfaatkan penunggu orang sakit dari fihak keluarga untuk membantu kegiatan paramedis Perawatan yang sedang bertugas , berupa kegiatan yang tidak membahayakan penderita.
Dari hasil penelitian dan perhitungan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam perencanaan pengadaan tenaga selanjutnya.

Analysist Of Total Required Nurse At In--Patient Hospitalization Department At Cilandak Marine Hospital Jakarta. In compliance with Knowledge and Technology development and hospital health services needs , it is required support element to anticipate it. One of the most important support element is human resources. The unavailability of sufficient total and type of forces at hospital will impact on qualified health services implementation at hospital.
The most labor forces and influence much the smoothness of hospital operational are nurses forces.
To make use of human resources effectively and efficiently , it needs to know the work burden at the hospital. This research constitutes a work measurement by means of work Sampling which was conducted at Marine Hospital.
The research outputs are :
1. Activity System which is carried out by nurse who is in charge at in-patient hospitalization.
2. Working schedule system which is carried out by nurse at in-patient hospitalization.
3. Treatment schedule which is given by nurse to patient , in according with each activity system.
Then by means of approaching some formulas which has self specification , that is
1. Workshop Formulas.
2. Gilles Formula.
3. Nina Formula.
4. Average of the three formulas metioned above.
The total of required nurse which is up to activity system to be implemented will be found out.
Based on the point, it is found out the total of existing nurse shortage and some suggestions are recommended, such as
1. Altering activity system by relieving the nurse from their non-functional activity.
2. Holding the exisiting nurse reallocation at the hospital by way of staff mutation from other department which has lesser work burden to in-patient hospitalization department.
3. Utilizing hospital orderly especially from the patient's relative to assist on duty undangered nurse activity for the patients.
Based on the research and estimation , it can be utilized as a basic in planning further labor forces provisions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umiaty Yuanita
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja Petugas Laboratorium di Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ?Dharmais". Latarbelakang permasalahan ini timbul karena hasil laboratorium Patologi Klinik di RS Kanker ,?Dharmais" dalam tiga tahun terakhir (2001--2003) cenderung meningkat, tetapi pencapaian perbulannya belum mencapai target terhadap rencana kerja tahunan per bulannya. Hal ini mungkin karena disiplin yang kurang, terlambat masuk, pulang cepat, pelayanan tidak prima, ruangan sering kosong, serta terjadinya waktu penyelesaian hasil pemeriksaan laboratorium lebih lama dari standar yang ditentukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja petugas laboratorium dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja petugas laboratorium ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama bertugas; karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan, kedisiplinan, dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi, sikap dan pelatihan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada seluruh petugas laboratorium di Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ?Dharmais" sebanyak 33 orang sebagai total sampel, serta formulir isian sebagai alat pemantauan dan lembar pemeriksaan laboratorium, serta data sekunder berupa daftar absensi bulan Maret & April 2004 dan data penerimaan pendapatan pegawai (take home pay)
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa petugas laboratorium yang mempunyai kinerja baik ada 13 orang (46%) serta yang kurang baik ada 15 orang ( 54%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bennakna antara pendidikan dengan kinerja petugas laboratorium (p=),003, yaitu p<0,05)- Dimana 90% dari responden yang pendidikannya analis/SMA mempunyai kinerja yang kurang baik.
Dari hasil penelitian ini maka disarankan dalam pengadan SDM Instalasi Patologi Klinik Perjan RS Kanker ,?Dharmais" dengan pendidikan minimal D3, dan untuk tenaga analis yang ada dianjurkan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan. Kemudian dipandang perlu dilakukan pelatihan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja dan mutu petugas. HasiI penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi pihak manajemen Perjan RS Kanker ?Dharmais" dalam meningkatkan kinerja petugas laboratorium di Instalasi Patologi Klinik.

The Officer Performance Related Factors at Laboratory Pathology Clinic Installation of Pedal: "Dharmais" Cancer Hospital in 2004This research conducted to analyze the performance of Laboratory officers related factors at Pathology Clinic Installation Perjan "Dharmais" Cancer Hospital. This background problems arise from the laboratory result of Pathology Clinic in Dharmais Hospital " in three the last year (2001-2003) tending to increase, but its month attainment not yet reached goals to annual job plan per month. This matter probably because the lack of discipline, lateness, come home quickly, service is not be prima, and careless in filing the form.
The objective of this research is to know the performance of laboratory officer and any kind of factors that related to the performance of the officer that evaluated from individual characteristic covering age, gender, mount education and old undertake; organization characteristic covering resource, leadership, discipline, and the reward and also the psychological characteristic covering motivation, attitude and training.
This research use quantitative method with device of cross sectional. Data collecting conducted by using questioner to entire laboratory worker in Pathologic Clinic Installation as much 33 people as totalize sample, and also the stuffing form as a means of monitoring from sheet of laboratory inspection, and also data secondary in the form of list of absence of March & April 2004 and data of revenue of officer (take home pay)
Result of analysis univariat indicate that laboratory worker have good performance there 13 people (46%) unfavorable and also there is 15 people (54%). Result in bivariat analyze show that there is relation between education and performance of laboratory worker (p-3,003, that is p
From this research result hence be suggested in human resource recruitment Pathology Clinic Installation Dharmais with education minimize D3, and for the suggested existing analyst energy to continue or follow the education. Later then be considered necessary to be done by a continual training to increase the performance and quality of worker
Result of this research expected to earn be of benefit to party of management of Dharmais hospital in improving performance of laboratory officers in Pathology Clinic Installation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui profil pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yang dilakukan dengan cara cross sectional di mana analisa data dilakukan secara kuantitatif yang kemudian didukung analisa lebih lanjut secara kualitatif.
Penelitian dilakukan pada 17 orang pimpinan rumah sakit di DKI Jakarta, terdiri dari 9 rumah sakit pemerintah (termasuk ABRI) dan 8 rumah sakit swasta. Dari analisa identitas responden didapatkan 15 orang pria (88,82%) dan 2 orang wanita (11,8%), dengan umur rata-rata 50,94 tahun ± 7,6 dan lama rata-rata menjadi direktur adalah 4,14 tahun ± 3,15. Sebelas responden (64,7%) adalah dokter spesialis dan 8 responden (47,05%) telah memiliki latar belakang pendidikan manajemen kendati baru 5 responden (29,41%) yang memiliki pendidikan manajemen rumah sakit. Tiga belas orang responden (76,5%) telah mempunyai pengalaman pekerjaan baik fungsional, struktural maupun anggota direksi sebelum diangkat menjadi pimpinan kali ini, dan 35,3% responden berasal dari rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang kini dipimpinnya. Sebelas orang responden (64,7%) menapunyai gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan yang cenderung ke arah customer dan 8 responden (47,05%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang dalam orientasi kepemimpinan ke arah pengharapan standar tinggi. Sementara itu, 8 responden (47,1%) ternyata sangat berorieritasi memberdayakan karyawannya dan 14 responden (82,35%) tergolong dalam gradasi sedang dan agak kurang pada penilaian orientasi kepemimpinan ke arah eksperimental. Mereka yang dengan pengalaman sebagai pejabat struktural dan atau anggota direksi mempunyai orientasi yang lebih ke customer, demikian juga dengan pimpinan rumah sakit swasta.
Seluruh responden merasa perlu untuk selalu mendapat masukan tentang apa yang terjadi di rumah sakitnya, 11 responden (64,7%) scat ini telah memiliki dokumen tertulis untuk mengukur kepuasan pasien dan 6 (35,29%) responden yang lainnya akan segera membuatnya._ Enam responden (35,29%) merasa bahwa kendati sumber daya terbatas prestasi kerja yang excellence masih mungkin dapat dicapai dengan meningkatkan kreativitas dan motivasi. Semua responden merasa senang jika bawahan dapat memecahkan masalah sendiri dan bekerja sendiri secara baik pula, kendati hanya 8 responden (47,65%) yang sepenuhnya setuju bawahannya melakukan tindakan kreatif tidak memenuhi aturan untuk kepuasan pelanggan. Enam belas responden (94,11%) merasa exited dengan pekerjaannya dan sejumlah sama juga sering melakukan hal yang baru dalam pekerjaannya.
Diajukan saran untuk mengintervensi orientasi kepemimpinan para responden agar lebih mengarah ke customer, serta menggunakannya indikator kepuasan konsumen sebagai kriteria keberhasilan tugas. Juga disarankan agar dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan profil pimpinan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang akan membantu dalam penentuan kriteria pimpinan rumah sakit secara lebih baik.
Daftar pustaka: 60 buah (1983-1998)

ABSTRACT
The Profiles of Hospital Directors in JakartaA survey was conducted to get information on the profiles of hospital directors in Jakarta. This is a cross sectional descriptive-analytic survey, in which the data was analyzed quantitatively and qualitatively. The Survey was done to 17 hospital directors in Jakarta, consist of 9 government and 8 private hospitals. There were 15 male (88.82%) and 2 female (11.8%), mean of age was 50.93 years with s.d 7.6 years. Eleven participants (64.7%) of this survey were specialists, 8 of them (47.05%) have a management education background, and only 5 among them (76.5%) who has a degree in hospital administration. Thirteen participants (76.5%) had an experience working as a functional as well as administrative staff within hospital, including member board of director, and 35.3% of participant were working in the same hospital before they were promoted as a director in that particular hospital.
In terms of customer orientation dimension of leadership, I I participants (64.7%) were in a categories of middle and middle-low scales. In terms of orientation to high standard dimension, 8 participants (47_05%) were also in a category of middle and middle-low scales. Meanwhile, 8 participants (47.05%) were highly oriented to empowered their employees and 14 participants (82.35%) were in a category of middle and middle-low in their orientation to experimental dimension of leadership. Those who have experience working as an administrative staff and/or board of director, and those who were working in private hospitals were more oriented to customer than provider.
Eleven participants (643%) have standard written patient satisfaction document/questionnaire in their hospitals. Six participants (35.24%) felt that their hospital could achieves excellence status even though there were a lack of resources, by improving motivation and creativity among employees. All participants allowed their staff to solve their own problem, even though only 8 participants (47.65%) will allow their staff to perform creative activities which do not follow the rule to satisfied customers. Sixteen participants (94.11%) feel exited in their job.
This study recommends that government or other responsible bodies should encourage hospital directors to be more oriented to their customers and use customer satisfaction as one of a performance appraisal index for a director. It is also proposed that further survey should be conducted to elaborate the profile of hospital directors and other related factors.
Bibliography : 60 (1983 -1998)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Nirwanawati
"Di rumah sakit pelayanan gizi diberikan kepada pasien untuk mencapai kondisi yang optimal guna memenuhi kebutuhan gizi orang sakit. Kebutuhan gizi digunakan untuk metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan maupun untuk mengoreksi kelainan metabolisme dalam upaya penyembuhan pasien rawat Inap. Pelayanan gizi saat ini dilakukan oleh tim kesehatan yang kegiatannya dipusatkan pada pasien. Tujuannya adalah agar pelayanan gizi dapat tepat guna dan berhasil guna. Tim tersebut adalah group profesi kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi yang memberikan pelayanan gizi di ruang rawat Inap. Namun demikian belum semua rumah sakit melaksanakan pelayanan gizi yang dilakukan oleh tim kesehatan. Pada kenyataannya fungsi tim kesehatan sangat membantu mendorong proses penyembuhan pasien di ruang rawat Inap . Pelayanan gizi yang dilakukan di ruang rawat inap yaitu menyediakan makanan yang sesuai dengan keadaan penyakit, kemampuan pasien untuk menerima makanan dan kebiasaan makanan pasien. Dengan melihat pentingnya pelayanan gizi untuk membantu mempercepat penyembuhan pasien, maka per1u diketahui peran pemberi layanan gizi di ruang rawat inap untuk mencapai kondisi gizi yang optimal.
Penulis mencoba untuk melakukan penelitian mengenai peran dan tanggung jawab petugas pemberi layanan gizi di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini adalah survei yang dilakukan secara cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh petugas yang memberikan pelayanan gizi di ruang Anggrek, ruang Melati dan ruang Dahlia, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Hasil penelitian ini didapat bahwa sudah ada struktur organisasi di instalasi gizi tetapi belum terlihat hubungan kerja, tanggung jawab , kewenangan dengan unit lain dalam hubungannya melakukan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap. Peran dan tanggung jawab ahli gizi di ruang rawat inap juga belum terlihat sebagai anggota tim kesehatan. Uraian tugas yang sudah ada di instalasi gizi belum semuanya dilaksanakan.

The Study on Role and Responsibility of Nutritional Feeding Officers in the In-Patient Rooms of General Hospital Pasar Rebo Region, East Jakartain hospital, the nutritional services are given to patients to reach optimal condition in order to fulfill nutritional needs of a sick person. Nutritional needs are used for metabolism of body, health improvement or correcting abnormality of metabolism so as to make the recovery efforts of patients in the in-patient rooms. The purposes are that nutritional services can be effective and efficient. The team is a health profession group comprising doctors, nurses, nutritionists managing nutritional services in-the patient rooms. Nevertheless not all hospital do make nutritional services managed by health team. In fact the function of health team is very supporting to make the recovery process of patients in the in-patient rooms. Nutritional services managed in the in-patient rooms are to serve food in accordance with sickness condition, a patient's capability to receive food and a patient's food habit. By observing the importance of nutritional services to help to speed up a patient's recovery, then it is necessary to know the role of nutritional feeding officers in the in-patient rooms in order to reach optimal condition.
The writer made a research on role and responsibility of nutritional feeding officers in the in-patient rooms of General Hospital Pasar Rebo Region, East Jakarta. The research was a survey done through cross-sectional method. The research sampel was all officers serving nutritional services in Anggrek rooms, Melati rooms and Dahlia rooms, General Hospital Pasar Rebo Region. The research result was found that there already had been an organizational structure in the nutritional installation, but was not seen work relationship, responsibility, authority of other units in their relationship to make nutritional service activities in the in-patient rooms. The role and responsibility of nutritionists in the in-patient rooms also were not yet observed as the members of health team. Not all job description having already existed in the nutritional installation was implemented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Purnama Sari
"

ABTRAK

Nama : Widya Purnama Sari
Program Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit
Judul : Analisis Keterlambatan Kenaikan Pangkat bagi Staf Medis
di Departemen Mata RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Tahun
2018
Pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2000 Tentang
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil disebutkan Kenaikan pangkat adalah
penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan terhadap Negara. Naik pangkat dapat menjadi dorongan kepada
Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.
Karena kenaikan pangkat merupakan penghargaan dan setiap penghargaan memiliki
nilai apabila kenaikan pangkat diberikan tepat orang dan tepat waktu.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan
Rumah Sakit Pendidikan dimana memiliki tenaga medis subspesialistik yang beragam,
memiliki kompetensi dan masa kerja yang cukup lama. Berdasarkan data yang ada pada
Unit Sumber Daya Manusia (SDM) Departemen Mata tercatat 14 Dokter Spesialis
Mata yang berstatus Dodiknis dari 30 Dokter Spesialis Mata yang berstatus PNS
sehingga masih terdapat 16 Dokter yang belum melakukan inpassing dan 10 staf medis
belum memiliki jabatan fungsional pendidikan.
Diketahui Ketepatan kenaikan pangkat bagi staf medis di Departemen Mata
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang adalah variabel penilaian diri
sendiri dengan nilai p=0,015. Dilakukan analisis dengan wawancara mendalam kepada
staf medis dimana diperoleh informasi yang mempegaruhi keterlambatan kenaikan
pangkat bagi staf medis yaitu staf tidak mengerti proses inpassing dan belum memiliki
publikasi sehingga belum dapat mengurus kenaikan jabatan akademik dosen. Rumitnya
proses administrasi baik kenaikan pangkat ataupun proses inpassing membuat sebagian
staf lebih memilih untuk melakukan pelayanan dibandingkan melakukan penilitian.
Kata kunci:
Naik pangkat, staf medis, jabatan fungsional


ABTRACT

Name : Widya Purnama Sari
Program of Study : Hospital Administration Study
Title : Analysis of Delays in Promotion for Medical Staff in
Department of Ophthalmologi RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo in 2018
In the government regulation of the Republic of Indonesia Number 99 of year
2000 concerning the Promotion of Civil Servants mentioned the promotion is an award
given for the work performance and dedication of the concerned Civil Servants to the
State. Promotion can be a boost to Civil Servants to further improve their work
performance and service. Because promotion is an award and each award has a value if
the promotion is given to the right person and on time.
Cipto Mangunkusumo Hospital is a Teaching Hospital where it has a variety of
subspecialty medical personnel, has competency and has a long working period. Based
on the data available at the Department of Human Resources (SDM), there were 14
Dodiknis Ophthalmologists from 30 Ophthalmologists who were civil servant status so
that there were still 16 Doctors who had not done inpassing and 10 medical staff did
not have functional educational positions.
It is known that the accuracy of promotion for medical staff at Department of
Ophthalmology is influenced by several factors, one of the factors is the selfassessment
variable with a value of p = 0.015. An analysis was conducted with in-depth
interviews with medical staff where information was obtained which affected the delay
in promotion for medical staff, staff did not understand the inpassing process and did
not have publications so that they could not take care of the increase in academic
lecturer positions. The complexity of the administrative process both promotion and
inpassing process makes some staff prefer to do service rather than doing research
Keywords: Civil servants, medical staf, fungtional structure

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T51791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netha Damayantie
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Usri Suharyono
"Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat dan adanya tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih baik dari masyarakat, mendorong praktisi manajerial rumah sakit untuk melakukan pembenahan di berbagai sektor, terutama pembenahan sumber daya manusia di Rumah Sakit
Dari data angket pelayanan di bagian administrasi dan pemeliharaan (umum) secara keseluruhan tahun 1999 di RS. Setia Mitra, yang menyatakan baik 84.55%, sedang 14.69% dan kurang 0.76%, sementara di bagian perawatan, yang menyatakan baik 94.64%, sedang 5.14% dan kurang 0.23%.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik karyawan di bagian administrasi keuangan dan umum dengan persepsinya terhadap pekerjaan di RS. Setia Mitra.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian bersifat kross seksional. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuesioner. Populasi penelitian adalah karyawan di bagian administrasi keuangan dan umum RS. Setia Mitra sebanyak 42 orang.
Hasil penelitian adalah, karakteristik karyawan sebagaian besar berpendidikan SMU/SMU keatas, belum pernah mengikuti pendidikan tambahan, mempunyai pengalaman kerja lebih dari 5 tahun dan sebagian berjenis kelamin pria. Hampir semua karakteristik karyawan berhubungan dengan persepsi karyawan terhadap pekerjaan, hanya terdapat satu karakteristik yang tidak berhubungan. Satu karakteristik tidak dilakukan uji statistik karena data tidak sebanding.
Saran untuk RS. Setia Mitra, adalah lebih mengintensifkan sosialisai mengenai sistem kerja serta sistem pemberian penghargaan kepada karyawan, khususnya sistem pengggajian yang berlaku tertutama kepada karyawan pelaksana, lebih banyak memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan tambahan, dan juga dilakukan perbaikan kondisi kerja, sekaligus lebih melengkapi alat kerja serta mempermudah birokrasi pengadaan alat kerja.

Analysis on the Characteristic Relation of the Financial and General Administration Staffs with Their Perception on Their Job at the Hospital Of Setia MitraThe increasing tight competition between hospital and the demand for the health services from the community have push the hospital management practitioners to organize various sectors, especially the human sector of hospitals.
Based on the questioners data from the administration and maintenance department the figures for 1999 indicate, that in Setia Mitra Hospital the services are 84.55% good, average 14.69% and 0.76% less good, While in the treatment services are 94.64% good, average 5.14% and 0.23% less good.
The purpose of this research is to find out how the relation is between the financial and general office staffs characteristic and their perception of their job in Setia Mitra Hospital.
The research is a quantitative one with cross sectional research plan. Primary data were obtained from questioners. The research population consists of the financial administration and general office staffs of Setia Mitra Hospital, 42 people in total.
Most of the staffs are senior secondary school graduates or higher, have never attend further education, have a working experience of more than 5 years and some of them are men. Nearly all staff's characteristic are related with the staffs perception on their job. Only one characteristic in not No statistical test has not been carried out for this one since the available data is not in accordance with the requirement.
It is suggested the Setia Mitra Hospital should intensify their socialization on their work and rewarding system, especially their remuneration system for their executing staff, they should also give opportunity to their staff to attend additional training, improve working conditions including the provision of working tolls and ease their purchasing method."
2000
T7793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>