Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhi Karya Irwanto
"Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil merupakan salah satu fondasi peningkatan kesejahteraan. Secara teoritis sumber pertumbuhan ekonomi adalah: (1) peningkatan penggunaan faktor produksi (2)peningkatan efisiensi penggunaan faktor produksi. Namun keterbatasan analisis teori ekonomi khususnya Neo Klasik adalah asumsi bahwa faktor produksi sifatnya homogen dan sangat mobil. Tidak ada biaya untuk memobilisasi faktor produksi. Dalam kenyataannya faktor produksi tidak mobil dan agar lebih mobil harus disediakan infrastruktur jalan raya yang merupakan pendukung sarana transportasi. Ketidakcukupan infrastruktur jalan dan inefisiensi penggunaanya raya akan menurunkan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi yang dapat mengganggu daya tumbuh perekonomian dan stabilitas perekonomian. Dapat dinyatakan secara hipotesis bahwa kekurangtersediaan jaian raya akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perekonomian diukur dengan laju inflasi.
Tesis ini menguji hipotesa tersebut di atas, dengan mengambil kasus perekonomian DKI Jakarta. Model yang digunakan adalah regresi linier berganda, sedangkan data yang digunakan adalah data panel periode 1998-2003. Hasil regresi menunjukkan bahwa penambahan panjang jalan, balk jalan tol maupun nontol, justru menurunkan laju pertumbuhan ekonomi: Sebaliknya penambahan panjang jalan tol maupun non tol, justru meningkatkan laju inflasi. Sernentara itu penambahan lebar dan luas jalan non tol juga cenderung untuk menurunkan laju pertumbuhan, dan meningkatkan laju inflasi. Hanya penambahan lebar dan luas jalan tol, yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dan juga menurunkan laju inflasi. Dengan memperhatikan struktur perekonomian, struktur penggunaan lahan maupun struktur dan distribusi jaian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan jaian non tol di DK1 Jakarta cenderung tidak efisien, sehingga justru penambahan jalan non tol, baik luas, lebar maupun panjangnya, justru kontra produktif terhadap perekonomian. Dengan demikian penambahan jalan terutama jalan non tol bukanlah jalan keluar utama untuk memperbaiki/mempertahankan daya tumbuh maupun stabilitas perekonomian DKI Jakarta. Yang lebih penting dari penambahan jalan adalah peningkat efisiensi penggunaannya. Untuk itu penataanulang penggunaan lahan, pembangunan infrastruktur termasuk infrastruktur jaian raya dan atau transportasi yang lebih terpadu, maupun peningkatan disiplin --penggunaan jaian raya, merupakan langkah-langkah yang disarankan. Penambahan jalan tot, utamanya lebar atau luasnya, sampal batas tertentu dan - bila direncanakan secara cermat, dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penurunan laju inflasi di DKI Jakarta."
2005
T18715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Evry Biaktama
"Infrastruktur mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembangunan infrastruktur air minum dan infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan data panel dari 26 provinsi tahun 2000-2009. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini dipertimbangkan faktor tambahan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu kualitas Pemerintah, kapasitas fiskal dan kondisi geografis. Menggunakan infrastruktur fisik sebagai variabel independen, penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur air minum dan infrastruktur jalan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada penelitian ini terlihat juga bahwa desentralisasi mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi cenderung lebih tinggi setelah penerapan desentralisasi di tahun 2001.
Dengan mempertimbangkan kualitas Pemerintah, penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas Pemerintah maka pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi. Ketika mempertimbangkan kapasitas fiskal, penelitian ini menunjukkan bahwa untuk infrastruktur air minum, kapasitas fiskal berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, untuk infrastruktur jalan, meskipun menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dalam semua tingkat kapasitas fiskal, elastisitas infrastruktur jalan menunjukkan pengaruh yang lebih tinggi untuk provinsi dengan kapasitas fiskal menengah dan rendah dibandingkan dengan provinsi dengan kapasitas fiskal tinggi. Dengan membagi provinsi menjadi 5 kelompok besar berdasarkan kondisi geografis, penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur air minum dan infrastruktur jalan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur air minum menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan di wilayah Jawa-Bali, Kalimantan dan NTB, NTT, Maluku, Papua namun tidak signifikan di wilayah Sumatera dan Sulawesi. Sedangkan infrastruktur jalan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan di semua wilayah. Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan mempunyai pengaruh terbesar di Provinsi Kalimantan dan NTB, NTT, Maluku dan Papua.

This paper examines the impact of water supply infrastructure which is considered as public utilities and road infrastructure which considered as public works on economic growth in Indonesia. In this paper, I use balance panel data including 26 provinces from year 2000 to 2009. Using physical infrastructure as independent variable, the result provide clear evidence that water supply and road infrastructure are significant and positively impact on growth.
The implementation of decentralization system in 2001 also shows positive result, which means that growth is higher after decentralization implemented. In this paper, I also look at the impact of these two infrastructure based on government quality, fiscal capacity and geographic condition. Considering for government quality, the result shows that high quality of government shows higher impact of these two infrastructures on growth. When considering for the fiscal capacity, this research found that higher fiscal capacity associated with higher impact of water supply infrastructure on growth. While, for road infrastructure, even though shows positive and significant impact in all level of fiscal capacity, the elasticity of road infrastructure are higher in medium and low fiscal capacity province than in high fiscal capacity provinces. Dividing province into 5 big regions based on geographic condition, it shows that the impacts of infrastructure are different across regions. Water supply sector shows significant impact only in region Java-Bali, Kalimantan and NTB, NTT, Maluku, Papua while it is not significant in region Sumatera and Sulawesi. Road infrastructure is positively and significantly impact on growth in all provinces. The highest road infrastructure impact is in Kalimantan and NTB, NTT, Maluku and Papua."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choesnah Idarti
"Kota dan masalah perkotaan merupakan obyek penelitian yang dinamis. Ini disebabkan masalah-masalah perkotaan dan pemecahan-pemecahan yang diajukan sebagai jawabannya akan terus berubah dan berkembang. Mengingat kota-kota adalah tempat-tempat dengan sekumpulan orang yang tinggal di dalamnya tidak seragam, maka masalah yang timbul di satu kota tidak akan sama pemecahannya dengan.pemecahan masalah yang serupa di kota yang lain.
Beberapa pusat kota di sekitar Jakarta saat ini mengalami perkembangan fisik dan sosial yang berlangsung dengan cepat. Perubahan ini merupakan akibat timbulnya masalah-masalah perkotaan yang semakin beragam. Penelitian ini tidak akan membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, namun mengenai dampak yang timbul akibat perubahan fisik kota terhadap pola ruang sosial kota. Sebagai batasan masalah, penulis mengamati fenomena koridor sirkulasi kota yang terjadi akibat perubahan infrastruktur, yaitu jalan melalui tinjauan ruang kota.
Obyek pengamatan berada di Kotamadya Depok yaitu koridor jalan Margonda Raya. Alasan pemilihan lokasi berdasarkan konteks lingkungan yang potensial. Kotamadya Depok adalah wilayah penyangga Jakarta yang masyarakatnya merupakan komunitas yang unik, yaitu penduduk asal dan penduduk pendatang. Penduduk asal memiliki karakter unik akibat kebudayaan yang terbentuk melalui proses yang panjang2, sedangkan penduduk pendatang hadir karena daya tarik Depok sebagai kota tempat tinggal cukup besar. Selain itu, hadirnya institusi pendidikan tinggi turut memberikan karakter tersendiri pada kotamadya Depok. Jalan Margonda Raya dipilih berdasarkan posisinya yaitu koridor penerima arus mobilitas dari ibu kota negara, Jakarta. Karena itu, pola ruang sosial pada koridor jalan Margonda Raya signifikan karena akibat posisinya sebagai gerbang mobilitas penduduk yang bertinggal di Kotamadya Depok."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 36
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Levi Soesgiarto
"Permasalahan infrastruktur di DKI saat ini semakin kompleks baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini membutuhkan perencanaan dan penanganan yang seksama, salah satunya adalah memprediksi batas kewajaran biaya dalam mengantipasi kecenderungan penawaran yang seadanya (yang mungkin hanya mengejar penawaran yang rendah)dari kontraktor yang mengakibatkan menurunnya mutu konstruksi dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Penelitian ini merupakan bagian dan penelitian disertasi Ir. Basuki Anondho, MT. Mengenai "Mencari cara yang mudah unruk melainkan planning & scheduling pada kondisi yang tidak pasti", penelitian ingin mencari hubungan antara Deviasi Biaya proyek dengan indikator ekonomi, jika bisa dengan studi selanjutnya untuk mengusulkan model kemungkinan pengaruh pertumbuhan ekonomi I indikator. ekonomi terhadap kegiatan ini bertujuan arteri di DKI Jakarta sebagai masukan input dalam merencanakan estimasi rancangan anggaran biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Road infrastructure is one that must be constructed in Indonesia. Road construction requires huge capital. Government in order to build roads, make a coint venture with infrastructure financing institution. Financing institutions is one important in Indonesia. Financial institution regulated in Presidential Regulation No.9 of 2009 on Financing Institutions. Juridical arrangements regarding financing institutions have been inadequate. This is because the arrangement of financing institutions are regulated in the presidential and ministerial decrees. The importance of these financial institutions need a clear arrangement and can also be a “legal foundation” in the regulation of financial institutions. This paper will analyze the legal aspects of infrastructure financing in Indonesia."
NGRHKM 1:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mettrisa
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang analisis kebijakan optimalisasi pajak daerah dari kendaraan bermotor dalam mendukung infrastruktur jalan dan sarana transportasi di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivistme dengan analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini adalah adanya kebijakan optimalisasi pajak daerah yang beragam sesuai jenis pajak dari kendaraan bermotor antara lain dengan cara melakukan koordinasi dengan dinas kependudukan untuk meningkatkan akurasi tarif pajak progresif, himbauan untuk mendaftarkan diri dan melaporkan transaksi jual beli kendaraan milik Wajib Pajak, Optimalisasi Nilai Jual Kendaraan Bermotor, melakukan kerjasama dengan KPK dan BPKP untuk memeriksa penyedia bahan bakar, Penagihan piutang pajak, pengukuhan wajib pajak dan optimalisasi online system. Masalah yang dihadapi dalam melakukan pengoptimalan pajak daerah adalah rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, lemahnya penegakan hukum, belum tervalidasi dengan baik data Wajib Pajak, turunnya jumlah penjualan kendaraan bermotor, adanya perbedaan tarif pajak kendaraan bermotor antar wilayah di DKI Jakarta, kebijakan mobil murah, minat masyarakat yang kurang untuk melakukan bea balik nama, kurangnya ketebukaan informasi terkait delivery order pada penjualan bahan bakar, dan belum terlaksananya program pemindahan on street ke off street. Disarankan untuk segera menerapkan tarif pajak progresif yang baru, melakukan sinkronisasi database Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta dengan pengelola parkir secara online system dan menaikan tarif parkir.

ABSTRACT
This research describes the analysis of the optimization of vehicle local tax policy to support road and transportation infrastructure development in DKI Jakarta. This research uses a post positivist approach with qualitative data analysis. Result of this research is describes that the optimization of vehicle local tax policy which is applied variously based on the vehicle tax can be obtained by doing several action, such as; working together with the office of Demographic Affairs to increase the accuracy of progressive tax rate, appealing the taxpayer to register and to report their vehicle trading activities, optimizing the vehicle sales value, working together with KPK and BPKP to evaluate the fuel supplier, collecting of outstanding tax receivables, strengthening the registration of taxpayer and optimize online system. Problems encountered in conducting the optimization of vehicle local tax policy can be identified as follow, lack of tax compliance, minimum law enforcement, the taxpayer data is not well validated, declining number of vehicle sales, different tax rate applied within DKI Jakarta, application of low cost green car (LCGC) policy, less public interest to do a transfer of vehicle tax, undisclosed information in refer to the delivery order of fuel distribution and the transfer program on street to off street parking not yet implemented. It is advised to immediately apply the new progressive tax rate, synchronize the database between data at the tax office and parking operator by using online system and increasing the parking tariff
, This research describes the analysis of the optimization of vehicle local tax policy to support road and transportation infrastructure development in DKI Jakarta. This research uses a post positivist approach with qualitative data analysis. Result of this research is describes that the optimization of vehicle local tax policy which is applied variously based on the vehicle tax can be obtained by doing several action, such as; working together with the office of Demographic Affairs to increase the accuracy of progressive tax rate, appealing the taxpayer to register and to report their vehicle trading activities, optimizing the vehicle sales value, working together with KPK and BPKP to evaluate the fuel supplier, collecting of outstanding tax receivables, strengthening the registration of taxpayer and optimize online system. Problems encountered in conducting the optimization of vehicle local tax policy can be identified as follow, lack of tax compliance, minimum law enforcement, the taxpayer data is not well validated, declining number of vehicle sales, different tax rate applied within DKI Jakarta, application of low cost green car (LCGC) policy, less public interest to do a transfer of vehicle tax, undisclosed information in refer to the delivery order of fuel distribution and the transfer program on street to off street parking not yet implemented. It is advised to immediately apply the new progressive tax rate, synchronize the database between data at the tax office and parking operator by using online system and increasing the parking tariff
]"
2015
T44321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Pranata Pembangunan UI , 1990
364 STU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi
"Pembangunan prasarana infrastruktur di Indonesia teiah berlangsung cukup lama dan investasi yang dikeluarkan sudah sangat besar. Namun masih cukup banyak masalah yang dialami negara kita khususnya mengenai perencanaan yang lemah, kuantitas yang belum mencukupi, kualitas yang rendah dan lain sebagainya.
Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah faktor - faktor produksi yang diwakili oleh infrastruktur (jalan, listrik, air, telepon dan pendidikan) dan institusi (jumlah PNS, proporsi penduduk perkotaan, belanja anggaran dan belanja rutin) mempunyai pengaruh dan kontribusi yang signifikan terhadap output yang diwakili oleh variabel pendapatan per kapita agar dapat ditentukan arah kebijakan pemerintah dalarn pengembangan infrastruktur dan institusi di Indonesia.
Data yang digunakan adalah data panel dengan kurun waktu dari 1993 hingga 2003 untuk 26 propinsi di Indonesia. Untuk mencari hasil yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka dilakukan beberapa uji untuk Panel seperti Chow Test dan Hausman Test sehingga didapatkan model panel data Fixed Effect untuk menyelesaikan data dengan karakteristik seperti diatas. Kemudian dilakukan uji asumsi klasik seperti multikolinearitas, otokorelasi dan heteroskedastisitas.
Hasil akhirnya adalah semua variabel bebas diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi kecuali listrik dan proporsi penduduk perkotaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum, sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 pembukaan menyebutkan untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. sebagai salah satu prasarana transportasi dalam kehidupan berbangsa, kedudukan dan peranan jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak."
300 JIH 1:1 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Saleh
"Perubahan sistem pemerintahan dan hubungan antara pusat dan daerah dengan diberlakukannya UU No.22/1999 dan UU No.25/1999 membawa impikasi bagi kelangsungan semua sektor, termasuk sektor transportasi. Salah satu isu yang kemudian menjadi perhatian pada sektor transportasi adalah isu mengenai pembangunan dan penanganan infrastruktur jalan. Seiring dengan diberlakukannya sistem desentralisasi maka masalah pendanaan infrastruktur merupakan wujud kemandirian dari daerah didalam melakukan penanganan terhadap infrastruktur yang terdapat diwilayahnya masing-masing. Seperti diketahui penanganan dan pembangunan ini memerlukan anggaran yang tidak sedikit jumlahnya, sementara krisis ekonomi yang masih dihadapi Indonesia menyebabkan jumlah dana yang tersedia semakin terbatas. Berdasar kondisi ini maka diperlukan langkah-langkah kebijakan di sektor jalan yang secara tepat guna dapat memberikan dampak optimal baik bagi perkembangan sektor jalan maupun sektor lainnya.
Untuk dapat menghasilkan kebijakan tersebut maka perlu dikembangkan model kebijakan yang mengadopsi berbagai Variabel yang menentukan dampak pengalokasian anggaran sektor jalan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa variabel yang berpengaruh adalah komposisi sektor, tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi dan proporsi anggaran untuk sektor jalan. Model sendiri dikembangkan dengan tujuan untuk diperoleh kebijakan yang memberikan dampak paling optimal yaitu pertumbuhan ekonomi.
Proses pengembangan model dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak POWERSIM dan Microsoft Excell 6.0. Pemilihan perangkat lunak POWERSIM dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam satu rentang waktu untuk setiap kebijakan yang diambil. Untuk keperluan analisis kebijakan maka dikembangkan 6 (enam) scenario yaitu scenario proporsional (regional), invers proporsional (regional), kombinasi (regional), proporsional (sektoral), invers proporsional (sektoral), dan kombinasi (sektoral). Keenam skenario ini kemudian disimulasikan untuk kemudian diperoleh perbandingan hasil untuk masing-masing skenario.
Skenario terbaik dari proses simulasi adalah skenario kombinasi (regional) walaupun pada dasarnya skenario yang memberikan dampak pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah scenario invers proporsional (regional). Pertimbangan pemilihan skenario kombinasi sebagai skenario terbaik adalah karena skenario invers proporsional sulit untuk dilaksanakan karena daerah yang kaya tidak akan memberikan seluruh sumber dayanya kepada daerah miskin, didamping skenario kombinasi mengadopsi sistem subsidi silang antara daerah kaya dengan daerah miskin.
DAFTAR PUSTAKA : 11"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>