Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Ricardo
""Olahraga" . Penjelajahan definisi olahraga ( Sport) hingga diperoleh sebagai rumusan yang tuntas tidak akan berhasil, karena olah raga mengalami perkembangan yang cukup panjang. Sehingga definisi olahraga tersebut mengalami perkembangan seiring dengan perubahan - perubahan sosial dan pengaruh penerapan teknologi dalam olahraga. Tidak mengherankan jika definisi klasik olahraga yang bertumpu pada permainan dan peragaan keterampilan fisik dukungan usaha keras kelompok otot-otot besar misalnya, semakin sukar dipertahankan. Muatan teknologi yang menggabungkan otot dan mesin serta temuan ilmiah melahirkan olahraga yang berorientasi teknologi (techno sport), meskipun esensi dari olahraga adalah permainan manusia (human game).
Pada tingkat internasional sekalipun, para ahli dihadapkan dengan kesulitan untuk merumuskan sebuah definisi olahraga sehigga tidak mengherankan apabila kita menjumpai beberapa definisi-olahraga sehigga tak mengherankan bila kita jumpai beberapa definisi yang cukup beragam, sesuai dengan sudut pandang disiplin ilmu keolahragaanan yang digunakan untuk memahami fenomena olahraga. Memang, tidak akan dijumpai definisi yang paling memuaskan karena karakteristik olahraga yang kian lama berkembang dan semakin kompleks baik ditinjau dari jenis kegiatannya yang semakin beragam, penekanan motif dan tujuan yang ingin dicapai maupun konteks lingkungan sosial-budaya tempat pelaksanaannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti
"ABSTRAK
Adalah hal yang memprihatinkan jika akhir-akhir ini kuantitas penayangan film kekerasan di televisi meningkat, sementara peningkatan itu dibarengi dengan maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh pelajar-pelajar di Jakarta.
Banyaknya program siaran yang ditawarkan kiranya telah membuka peluang bagi pemirsa untuk memilih acara-aeara yang mereka senangi, termasuk film-film kekerasan. Tudingan kepada pihak pengelola televisi sebagai penyebab maraknya aksi kekerasan bukanlah tudingan yang tanpa alasan, namun tudingan itu tidaklah bijaksana tanpa melalui suatu penelitian. Tulisan ini berusaha menjembatani kepentingan pihak pengelola televisi . dengan kepentingan masyarakat.
Ada berbagai pendapat tentang pengaruh menonton film kekerasan. Pendapat pertama mengatakan menonton film kekerasan merupakan katarsis sedangkan pendapat lain mengatakan hal ini meningkatkan agresivitas penonton karena menampilkan model untuk dicontoh. menemukan bahwa dampak film kekerasan terhadap agresivitas janganlah hanya dilihat sebagai hasil menonton televisi, tetapi juga dari proses-nya. "Proses" ini dikenal dengan "konsep variabel ketiga", yang dibagi menjadi variabel Antecedent, Intervening dan Contingent. Di samping itu lamanya menonton dan jenis film yang ditonton diduga berhubungan dengan perilaku penontonnya, khususnya perilaku agresif.
Penelitian ini dilakukan terhadap 150 orang pelajar SLTA di Jakarta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dari menonton film kekerasan yang berhubungan dengan agresivitas penontonnya. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel Antecedent dan Intervening penonton film kekerasan berhubungan secara signifikan dengan agresivitas penontonnya. Kondisi Contingent (kesempatan penonton untuk mengaplikasikan adegan di televisi dalam perilaku nyata) tidak berhubungan secara signifikan dengan agresivitas penontonnya. Bila dilihat dari lamanya menonton dan jenis film yang ditonton, ternyata hanya jenis film yang ditonton saja yang memperlihatkan efek yang signifikan terhadap agresivitas penonton.
Berkaitan dengan temuan ini beberapa saran yang dikemukakan, adalah : (1) hendaknya orang tua tidak menciptakan kondisi yang memungkinkan anak mencontoh perilaku buruk orangtuanya karena orangtua merupakan "model" yang cukup menarik bagi anak-anak untuk ditiru; (2) pihak pengeloia program televisi hendaknya lebih bijaksana dalam menyeleksi film-film yang akan diputar dengan memperhatikan jam tayang khususnya untuk film anak-anak dan remaja; (3) perlunya penelitian lanjutan untuk menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap hubungan menonton film kekerasan di televisi dengan agresivitas penontonnya. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Yosefini Rasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charletty Choesyana Soffat
"Penelitian ini berangkat dari pertanyaan bagaimana pembentukan sistem motif agresi sebagai hasil praktik pengasuhan anak oleh orang tua pada remaja kriminal dan remaja non kriminal. Penelitian ini menelaah keterkaitan antara praktik pengasuhan anak (oleh ibu dan ayah) dengan perkembangan kedua komponen sistem motif agresi yaitu komponen pendekat agresi (motif agresi) dan komponen penghindar agresi (hambatan agresi) yang ada di dalam diri remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah praktik pengasuhan anak yang berkaitan dengan perkembangan agresivitas yang diterapkan pada remaja kriminal, berbeda dengan yang diterapkan pada remaja non kriminal. Selain itu, juga untuk mengetahui apakah sistem motif agresi remaja kriminal tidak sama dengan sistem motif agresi remaja non kriminal.
Berdasarkan kajian teori diajukan empat belas hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian dilakukan pada remaja akhir dengan rentang usia antara 18 hingga 24 tahun, yaitu remaja non kriminal (Siswa kelas III SMU 71 & Mahasiswa Fakultas Agama Islam Univeritas Asy-Syafiyah semester II) dan remaja kriminal (narapidana kasus penganiayaan berat dan pembunuhan di RUTAN Salemba) di Jakarta.
Hasil temuan penelitian memperlihatkan bahwa:
1. Praktik pengasuhan anak (oleh ibu & ayah) yang diterapkan pada remaja kriminal adalah tidak sama dengan yang diterapkan pada remaja non kriminal.
2. Secara umum, motif agresi remaja kriminal lebih besar daripada motif agresi remaja non kriminal. Dan kekuatan motif agresi remaja kriminal lebih besar daripada kekuatan hambatan agresi yang ada di dalam dirinya.
3. Di antara kelima aspek praktik pengasuhan anak yang diteliti dalam penelitian ini (aspek kontrol, dukungan, penolakan, kasih sayang dan orientasi nilai), yang amat berperan bagi peningkatan motif agresi adalah aspek kontrol dan kasih sayang.
4. Agresivitas yang rendah pada remaja dikarenakan adanya motif agresi yang rendah, atau dikarenakan interaksi antara kekuatan motif agresi yang besar dan kekuatan hambatan agresi yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa remaja yang memiliki kekuatan motif agresi yang besar. Belum tentu mudah untuk memunculkan tingkah laku agresif dan atau kriminal.
Selanjutnya, berdasarkan hasil temuan penelitian penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: Melakukan penelitian lanjutan dengan (1) memperluas jangkauan sampel yaitu dengan anak Indonesia sebagai populasi, (2) menggunakan alat ukur yang lebih standar, dan (3) metode pengumpulan data secara terpadu.
Selain itu, juga disarankan agar memanfaatkan hasil penelitian ini, sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan kepribadian remaja lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T7036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diennaryati Tjokrosuprihatono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1978
S2444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Kurnia Boby Safarov
"Penelitian tesis ini dilakukan untuk menguji efek priming dalam meningkatkan agresivitas, meliputi dimensi penilaian kognitif dan intensi agresivitas. Subjek penelitian adalah personel polisi di Direktorat Sabhara Kepolisian Daerah Metro Jaya berusia 18-40 tahun berjumlah 135 orang yang memiliki tugas utama yaitu pengamanan unjuk rasa dan keramaian. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan menerapkan randomisasi berstrata guna menyeimbangkan kecenderungan trait agresif di ketiga kelompok. Kelompok eksperimen terdiri dari kelompok yang diberikan instruksi penanganan unjuk rasa dengan power (kelompok high priming) dan instruksi penanganan unjuk rasa secara humanis (kelompok low priming), serta satu kelompok kontrol. Pengukuran dilakukan dengan skala yang dikonstruksi berdasarkan konstruk general aggression model (GAM). Prosedur eksperimen diawali dengan stimulasi paparan media (priming) penanganan unjuk rasa, pemberian filler task dan manipulation check, kemudian memanipulasi situasi dengan tayangan situasi krisis unjuk rasa, diakhiri dengan menyebarkan skala pengukuran disertai informed consent. Analisa data menggunakan ANOVA untuk melihat pengaruh efek priming dan uji post-hoc multiple comparisons untuk melihat perbedaan secara parsial. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek priming secara signifikan terhadap cognitive appraisal dan intensi agresivitas. Hasil ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Institusi Polri untuk membuat pedoman mengenai pengamanan unjuk rasa dan keramaian menjadi lebih humanis.

This thesis research was conducted to examine the effects of priming in increasing aggressiveness, including the dimensions of cognitive appraisal and aggressiveness intention. The research subjects were police personnel in Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya aged 18-40 years, totaling 135 people whose main task is to secure demonstrations and crowds. The research was conducted using an experimental method by applying stratified randomization to balance aggressive trait tendencies in the three groups. The experimental group consisted of groups that were given instructions on handling protests with power (high priming group) and instructions on handling protests humanely (low priming group), as well as a control group. Measurements were made with a scale constructed based on the general aggression model (GAM) construct. The experimental procedure began with media exposure stimulation (priming) handling demonstrations, providing filler tasks and manipulation checks, then manipulating the situation by showing the demonstration crisis situation, ending with distributing measurement scales accompanied by informed consent. Data analysis used ANOVA to see the effect of priming and post-hoc multiple comparisons test to see partial differences. The results showed a significant priming effect on cognitive appraisal and aggressiveness intention. These results are expected to provide input to the Police Institution to make guidelines regarding the security of demonstrations and crowds more humane."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Giyardin Febrilina Nugrahaini
"ABSTRAK
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara social ostracism dengan perilaku agresi pada remaja di DKI Jakarta. Hubungan tersebut tidak hanya dilihat berdasarkan hasil keseluruhan variabel tetapi juga hubungan antara bentuk social ostracism dan perilaku agresi. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen yang dilakukan dengan pengisian self-report oleh 289 partisipan berusia 14 hingga 19 tahun yang tersebar pada lima daerah di DKI Jakarta. Partisipan merupakan siswa sekolah menengah atas atau sederajat dari lima sekolah di DKI Jakarta dimana dalam pemilihan sekolahnya dilakukan secara random dengan metode cluster sampling pada masing-masing daerah. Dalam proses pengambilan data, alat ukur yang digunakan yaitu The Ostracism Experience Scale for Adolescence OES-A untuk mengukur social ostracism dan Buss-Perry Aggression Questionaire BPAQ untuk mengukur perilaku agresi. Teknik statistik yang digunakan dalam pengolahan data yaitu Pearson Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara social ostracism dengan perilaku agresi pada remaja di DKI Jakarta. Akan tetapi, terdapat hubungan antara social ostracism dengan bentuk perilaku agresi berupa permusuhan. Perilaku agresi juga menunjukkan adanya hubungan dengan bentuk social ostracism berupa socially neglected dan berhubungan negatif dengan socially rejected. Bentuk socially neglected juga menunjukkan hubungan dengan semua bentuk perilaku agresi, tetapi socially rejected berhubungan negatif hanya dengan agresi fisik dan agresi verbal.

ABSTRACT
Purpose of this quantitative study is to determine the relationship between social ostracism and aggression of adolescents in DKI Jakarta. This research is also to determine the relationship between the type of each variables. This research is a non experimental research conducted by self report of 289 participants aged 14 to 19 years in five regions in Jakarta. Participants are high school students or equivalent from five schools in DKI Jakarta which randomly selected of schools conducted by cluster sampling method in each region. Measurement tool used is Ostracism Experience Scale for Adolescence OES A to assess social ostracism and Buss Perry Aggression Questionnaire BPAQ to assess aggression behavior. The statistical technique used in data processing is Pearson Correlation. The results of this study indicate that there is no relationship between social ostracism and aggression of adolescents in Jakarta. However, there is a relationship between social ostracism and the type of aggression in the form of hostility. Aggression also shows a relationship with the type of social ostracism in the form of socially neglected and negatively related to socially rejected. The socially neglected form also shows a relationship with all type of aggression, but socially rejected is negatively related to physical aggression and verbal aggression."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Maesa Febriawan
"Studi ini menginvestigasi hubungan antara tingkah laku flaming dan trait agresi verbal pada antifans. Flaming sebagai bentuk tingkah laku komunikasi agresif yang dilakukan antifans terhadap publik figur diduga berkaitan dengan trait agresi verbal. Tiga puluh enam pemilik akun antifans di Twitter ditarik tweetnya sebanyak seratus tweet per akun dan mengisi kuesioner Verbal Aggressiveness Scale yang terdiri dari 10 item yang bernuansa agresi. Uji psikometrik terhadap Verbal Aggressiveness Scale menunjukkan bahwa alat ukur ini valid dan reliabel (α = 0,8). Tiga ribu enam ratus tweet dari 36 akun antifans dianalisis kontennya oleh dua koder yang tidak mengetahui hipotesis penelitian untuk menentukan setiap tweet yang disampaikan tergolong flaming atau tidak. Seratus tweet dari seluruh akun diambil secara acak untuk mendapatkan data reliabilitas antarkoder.
Reliabilitas antarkoder menunjukkan nilai κ = 0,565, yang mana bermakna bahwa persetujuan antarkoder dapat diterima. Frekuensi tweet flaming dan hasil kuesioner Verbal Aggressiveness Scale dikorelasikan untuk mendapatkan hasil penelitian. Hipotesis penelitian ini diterima, bahwa terdapat hubungan antara tingkah laku flaming di Twitter dan trait agresi verbal pada antifans. Analisis tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan tingkah laku flaming dan trait agresi verbal pada antifans laki-laki dan perempuan. Tingkah laku flaming tidak berbeda secara signifikan untuk antifans laki-laki dan perempuan sedangkan trait agresi verbal ditemukan lebih kuat pada antifans laki-laki dibandingkan perempuan. Implikasi penelitian dibahas lebih lanjut dalam makalah.

This research tries to prove that online flaming relates to verbal aggressiveness among antifans. Thirty six antifans Twitter account owner fully participated in this research. Each Twitter account took 100 recent tweets per April 25th, 2014. The owner account filled in Verbal Aggressiveness Scale, consisted ten aggressively-worded items. Validation study for this measurement resulted that the scale was valid and reliable (α = 0,8). Three thousands and six hundred tweets were analyzed by two coders, not knowing research hypothesis.
Intercoder reliability showed that agreement between coders was fairly accepted. This study result showed that online flaming in Twitter relates to verbal aggressiveness among antifans. Additional result found in this study were that there was no significant difference in flaming between male and female antifans but there was significant difference in verbal aggressiveness between male and female antifans. Further implication of this study explained in the end of this paper.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Ayu Septia M.
"ABSTRAK
Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk melihat perbedaan efektivitas jenis media pembelajaran yang mengandung konten prososial untuk menurunkan agresivitas pada anak usia 9-11 tahun. Penelitian dilakukan pada tiga kelompok yang berbeda, yaitu dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Masing-masing kelompok beranggotakan 17 orang, sehingga total partisipan berjumlah 51 orang yang berada pada tingkat sosial ekonomi rendah. Kelompok eksperimen pertama diminta menonton tayangan televisi, kelompok eksperimen kedua diminta untuk membaca buku, dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Ketiga kelompok tersebut diukur agresivitasnya melalui pretest dan posttest menggunakan The Aggression Questionaire. Perhitungan selisih skor menggunakan teknik One Way Anova. Hasilnya menunjukan bahwa F 2,48 =3,041, p=0,057 , artinya tidak terdapat perbedaan efektivitas jenis media pembelajaran yang mengandung konten prososial terhadap penurunan agresivitas pada anak usia 9-11 tahun.

ABSTRAK
This experimental study was aimed to examine the effectivity of instructional media containing prosocial content to decrease aggresivity in children aged 9 11 years old. This study was conducted into three different groups, which are two experimental groups and one control group. Each group was consisted of 17 children from low social economic status, so total partisipants were 51 children. The first experimental group was given treatment to watch television, the second experimental group was given treatment to read the books, and the control group was not given any treatment. All group rsquo s aggresivity were measured through pretest and posttest using The Aggression Questionaire. Score differences were calculated by One Way Anova technique. The result shows F 2,48 3,041, p 0,057 , which means no difference of aggressivity score between the group that was given audiovisual media television , the group that was given visual media book , and the group that was not given any treatment. "
2017
S69259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Tri Nugroho
"Melihat lingkungan perkuliahan yang dipenuhi dengan berbagai tuntutan dan situasi yang dapat menekan mahasiswa, dimana berdampak pada kondisi mahasiswa yang menjadi depresi, tertekan, dan frustasi. Kondisi ini cenderung membuat mahasiswa menjadi reaktif dan mendorong mahasiswa menunjukkan agresivitas. Self-compassion yang dianggap sebagai salah satu faktor protektif terhadap agresivitas, berperan penting dalam mereduksi dan mencegah agresivitas pada mahasiswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian regresi, dimana peneliti menyebarkan kuesioner self-compassion (Skala Welas Diri) dan agresivitas (Bush-Perry Aggression Questionnaire) pada partisipan untuk melihat peran self-compassion terhadap agresivitas. Sebanyak total 130 mahasiswa sarjana dari berbagai universitas di Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, diketahui bahwa self-compassion berperan secara signifikan terhadap agresivitas pada mahasiswa di Indonesia (R² = 0,271, p < 0,001 ). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa self-compassion dapat memprediksi agresivitas secara signifikan sebesar 27,1%.

Seeing that the college environment is filled with various demands and situations that can put pressure on college students, which has an impact on college students' conditions become depressed, stressed, and frustrated. This condition tends to make college students reactive and encourages students to show aggressivity. Self-compassion, considered a protective factor against aggressivity, plays an important role in reducing and preventing aggressivity in students. In this research, the researcher used regression design on research, where the researcher distributed self-compassion (Skala Welas Diri) and aggressivity (Bush-Perry Aggression Questionnaire) to participants to see the role of self-compassion on aggressivity. 130 undergraduate and diploma students from various universities in Indonesia with an age range of 18-25 years participated in this research. Based on the results of simple linear regression analysis, it is known that self-compassion plays a significant role in aggressivity among college students in Indonesia (R² = 0.271, p < 0.001). The results obtained show that self-compassion can significantly predict aggressivity by 27.1%."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>