Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Tedjo
"Sebagai bagian usaha terus menerus yang dilakukan Indonesia untuk menuju modernisasi maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan peran serta sektor swasta dalam bidang telekomunikasi berupa Kerja Sama Operasi (KSO) untuk membangun jaringan telekomunikasi di wilayah area tertentu dengan hak eksklusif tertentu.
Akan tetapi dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang teknologi tinggi mulai mengalami hambatan. Salah satu sebab dikarenakan pendanaan untuk membangun jaringan telekomunikasi berasal dari pinjaman jangka pendek balk berasal dari dalam maupun luar negeri.
Lain dari pada itu persaingan yang sengit dari para pemain di bidang telekomunikasi membuat perusahaan makin terpuruk dalam situasi yang tidak pasti ditambah dengan manajemen yang tidak memadai serta organisasi yang rapus.
Untuk menambah kondisi saat ini perusahaan berusaha mencari dan mengembangkan strategi untuk mengembalikan kesehatan perusahaan.
Restrukturisasi perusahaan dapat menjadi pembuka jalan bagi krisis yang dialami perusahaan.
PT. MSN pada saat ini sedang berusaha melakukan restrukturisasi internal yang mencakup bidang keuangan, usaha serta organisasi dan manajemen.
Tujuan dari penulisan ini adalah membantu perusahaan dalam merencanakan program restrukturisasi agar dapat bertahan dalam lingkungannya serta meningkatkan daya saing.
Sebelum membuat program restrukturisasi dilakukan analisa lingkungan, analisa SWOT, analisa posisi dan analisa struktur modal sehingga diharapkan dapat membantu dalam merencanakan program perubahan dan menganalisa strategi utama yang sesuai bagi perusahaan.
Saran yang dapat diberikan pada perusahaan perlu adanya studi tentang merger dan akuisisi dengan melihat bahwa keberhasilan restrukturisasi sangat bergantung pada kemampuan manajemen untuk melakukan perubahan, terutama perubahan budaya, manajemen dan kepemimpinan (leadership) serta keinginan untuk mencapai strategic partner.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ferry Firmansyah
"Krisis moneter yang mulai merebak pada bulan Juli 1997 ditambah suasana chaotic menjelang dan sesudah lengsernya mantan Presiden Soeharto, mengakibatkan business confidence hilang sehingga terjadi capital flight, devaluasi nilai rupiah yang besar, tingginya tingkat suku bunga, melonjaknya tingkat inflasi, resesi ekonomi di dalam negeri, ditambah rush akibat krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional menimbulkan dampak yang berat, sehingga krisis perbankanpun tidak dapat dihindari. Tindakan pemerintah untuk membenahi sektor perbankan nasional yang terpuruk adalah melalui restrukturisasi dengan alternatif penggabungan (merger). Dalam penelitian ini mengambil studi kasus merger empat bank pemerintah yaitu BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT Bank Mandiri (persero).
Hasil analisa berdasarkan pendekatan organisasi industri untuk menentukan kondisi persaingan berdasarkan tingkat konsentrasi CR4 dan HHI, kemudian berdasarkan penggunaan alat analisa keuangan untuk menentukan kinerja dilihat dari aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi, disimpulkan bahwa PT Bank Mandiri (persero) tampil sebagai bank besar kepercayaan masyarakat dan mampu bersaing di tengah kondisi persaingan industri perbankan Indonesia pasta krisis yang lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan kondisi persaingan sebelum krisis. Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adalah Bank Mandiri belum mampu menjalankan fungsi intermediasi perbankan dan belum mampu menghasilkan kinerja maksimal dengan kategori sangat bagus.
Hasil analisa terhadap Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Peraturan BI No.2/23/PBI/2000 tentang Fit & Proper Test, dan No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, telah menunjukan upaya pemerintah untuk benar-benar mewujudkan perbankan yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan publik di tengah perekonomian yang semakin komplek dan berkembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaliha Kencana Ginanjar
"Mengevaluasi kinerja rantai pasokan (supply chains/SC) adalah aktivitas penting untuk meningkatkan hasil operasi sepanjang tingkatan SC. Untuk mendukung proses evaluasi ini, beberapa penelitian telah mengusulkan penerapan teknik kecerdasan buatan yang dikombinasikan dengan metrik kinerja yang disarankan oleh model SCOR® (Supply Chain Operations Reference) dengan metode AHP (Analytical Hierary Process). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem harus didasarkan pada model SCOR. Penelitian dilaksanakan pada gudang barang jadi gudang PT. X Indonesia. Terdapat 22 Indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran rantai pasok gudang PT. X Indonesia Indonesia pada tahun 2021 dari bulan Juli hingga Desember adalah 64,6% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini berada dalam kategori baik. Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mencari indikator dengan kinerja yang terburuk. Diagram IPA menunjukkan bahwa ada tujuh Indikator kinerja yang masih berada di bawah target perusahaan. Indikator tersebut adalah tingkat akurasi penerimaan barang jumlah produk yang diterima, efektifitas pekerja, hari ekspor persediaan di tangan, persediaan hari lokal, pengiriman tepat waktu, jumlah pesanan. Dari kuadran IPA, ada 7 KPI dalam rantai pasokan gudang barang jadi yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. 9 proposal strategi yang paling efektif dan cocok dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan implementasi adalah yaitu buat komunikasi yang lebih baik dengan divisi lain, memberikan reward, punishment, dan motivasi kepada karyawan, lakukan cross-training untuk karyawan, terapkan aturan batas waktu penyimpanan barang, buat sistem pelabelan digital, beralih ke kemasan dengan kualitas lebih tinggi, Meningkatkan hubungan dengan setiap stakeholder pengiriman, lakukan analisis ABC, mengintegrasikan stasiun pengepakan dan pengiriman.

Evaluating supply chain (SC) performance is an important activity to improve operating results across the SC level. To support this evaluation process, several studies have proposed the application of artificial intelligence techniques combined with performance metrics suggested by the SCOR® model (Supply Chain Operations Reference) using the AHP (Analytical Hierary Process) method. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the system should be based on the SCOR model. The research was carried out at the finished goods warehouse at PT. X Indonesia. There are 22 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of the measurement of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia Indonesia in 2021 from July to December is 64.6% which shows the company's current performance is in the good category. The Importance Performance Analysis (IPA) method is used to find indicators with the worst performance. The IPA diagram shows that there are seven performance indicators that are still below the company's target. These indicators are the level of accuracy of goods receipt, the number of products received, the effectiveness of workers, export days of inventory on hand, local day inventory, on time delivery, and number of orders. From the IPA quadrant, there are 7 KPIs in the finished goods warehouse supply chain that require immediate repair. Therefore, a strategy is needed to improve performance. 9 strategic proposals that are most effective and match the circumstances and the company's ability to implement are to make better communication with other divisions, provide rewards, punishments, and motivations to employees, conduct cross-training for employees, rule storage time limits, create controls quality that performs analysis and automated retrieval processes, shifts to higher quality packaging, improved relationships with each stakeholder, ABC delivery, integrating packing and shipping stations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wicaksono
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi global terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh tata kelola perusahaan dalam memoderasi hubungan keduanya. Penelitian ini menggunakan sampel 75 perusahaan pada industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2012. Kinerja perusahaan yang dimaksud menggunakan proksi excess value dan return on asset. Dengan menggunakan dua ukuran diversifikasi global yang berbeda, ditemukan bahwa diversifikasi global tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Di sisi lain, pengaruh interaksi tata kelola perusahaan terhadap hubungan diversifikasi global dan kinerja perusahaan tidak signifikan.


ABSTRACT

This study aims to examine the effect if global diversification on firm performance and the effect of corporate governance in moderating the relationship between both. The study was using samples of 75 firms conducting business in manufacturing industry listed on Indonesian Stock Exchange in 2007-2012. Firm performance used excess value and return on asset as proxy. The result shows, using two different measures of global diversification, that global diversification has no effect on firm performance. In addition, corporate governance is not significant in moderating the relationship between global diversification and firm performance.

"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Mustikarini Ambarwati
"Pengelolaan sistem manajemen kinerja (Performance Management System) merupakan salah satu sistem yang diharapkan mampu membantu perusahaan dalam mengarahkan sumber daya yang dimiliki agar fokus pada suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Melalui penerapan Sistem Manajemen Kinerja ini di harapkan PT SSX dapat mengambil beberapa manfaat antara lain meningkatkan daya saing kinerja organisasi secara komprehensif, memahami bersama tujuan organisasi sehingga dapat lebih fokus untuk mengerahkan sumberdaya yang ada demi pencapaian tujuan tersebut, membentuk suasana kerja yang lebih kondusif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas kinerja karyawan serta perusahaan, mengarahkan kapasitas dan kompetensi organisasi atau karyawan pada upaya pencapaian sasaran kinerja yang telah ditetapkan dan disepakati.
Dalam implementasinya dengan menggunakan Tahap Perencanaan Kinerja, Coaching, dan Penilaian Kinerja. Dengan menggunakan proses SECI diharapkan perubahan sistem yang terjadi saat penerapan manajemen kinerja di PT SSX dapat terminimalisasi. Sehingga karyawan dapat menerima sistem yang akan diberlakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Dengan melalui tahapan-tahapan tersebut, diharapkan hasil akhir Penilaian Kinerja masing-masing karyawan lebih obyektif. Kendala-kendala yang dihadapi karyawan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan dapat teratasi sehingga masing-masing karyawan mampu menunjukan hasil kerja yang optimal guna meningkatkan performance perusahaan secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Zenita Sabatini
"ESG merupakan isu penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Penerapan ESG dengan kinerja yang baik diyakini akan membuat perusahaan semakin makmur dan diminati oleh investor. Penelitian ini menguji dan menganalisis bagaimana busy director mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan yang memiliki kinerja ESG yang baik dengan menggunakan data 41 perusahaan publik di Indonesia selama tahun 2017-2021. Data diperoleh dari Thomson Reuters dan laporan tahunan perusahaan. Dengan menggunakan data ESG score sebagai proksi variabel kinerja ESG dan presentase keberadaan busy director pada perusahaan publik, pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dapat diketahui. Regresi data panel pada E- views menunjukkan hasil adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja ESG dan nilai perusahaan dan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara busy director dengan nilai perusahaan. Selanjutnya juga ditemukan adanya pengaruh busy director sebagai pemoderasi yang memperlemah dampak positif kinerja ESG terhadap nilai perusahaan.

ESG is an important issue in conducting a company's business. The implementation of ESG with good performance will lead the company be more prosperous and attractive to investors. This study tests and analyzes how busy directors affect the increase in the value of companies that have good ESG performance by using sample of 41 public companies in Indonesia during the years 2017-2021. Data were obtained from Thomson Reuters and the companies' annual reports. By using ESG score as a proxy for ESG performance variables and the percentage of busy director presence in public companies, their influence on the firm value can be determined. Using panel data regression in E-views shows there is a positive and significant influence between ESG performance and firm value, and there is no significant effect between busy directors and firm value. Furthermore, it is also find that the influence of busy directors as a moderator weakened the positive impact of ESG performance on firm value."
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Karima Oktavira
"[Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
kinerja perusahaan Selain itu penelitian ini juga ingin melihat bagaimana
corporate governance mempengaruhi hubungan antara kepemilikan keluarga
terhadap kinerja perusahaan. Pengujian dilakukan dengan Ordinary Least Square
(OLS) dengan sampel sebanyak 257 perusahaan terbuka tahun 2014. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan Tobin?s Q maupun ROA. Penelitian ini juga
membuktikan bahwa dewan komisaris dapat memperkuat efek positif kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan, namun komite audit menambah efek negatif
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan;This research examines the effect of family ownership on firm performance. This
research also examines whether corporate governance will influence the relation
between family ownership and firm performance. This research uses Ordinary
Least Square (OLS) method with 257 samples of listed companies in 2014. This
research concludes that family ownership do not affect to firm performance
measured by Tobin?s Q or ROA. This research also find that board of
commissioner strenghthen the positive relationship between family ownership and
firm performance, but audit committee strengthen the negative realtionship
between, family ownership and firm performance.;This research examines the effect of family ownership on firm performance. This
research also examines whether corporate governance will influence the relation
between family ownership and firm performance. This research uses Ordinary
Least Square (OLS) method with 257 samples of listed companies in 2014. This
research concludes that family ownership do not affect to firm performance
measured by Tobin?s Q or ROA. This research also find that board of
commissioner strenghthen the positive relationship between family ownership and
firm performance, but audit committee strengthen the negative realtionship
between, family ownership and firm performance., This research examines the effect of family ownership on firm performance. This
research also examines whether corporate governance will influence the relation
between family ownership and firm performance. This research uses Ordinary
Least Square (OLS) method with 257 samples of listed companies in 2014. This
research concludes that family ownership do not affect to firm performance
measured by Tobin’s Q or ROA. This research also find that board of
commissioner strenghthen the positive relationship between family ownership and
firm performance, but audit committee strengthen the negative realtionship
between, family ownership and firm performance.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S61355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Subrata
"Industri bisnis eceran modern merupakan industri yang strategis dan berkembang pesat. Dalam kondisi ini, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha ini semakin memerlukan pengendalian atas usahanya. Salah satu proses pengendalian yang terpenting adalah pengukuran prestasi dan karenanya penelitian diperlukan untuk mengetahui prosedur pengukuran yang efektif dan efisien. Penulis mempergunakan metodologi penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk menelaah teori-teori mengenai pengukuran prestasi. Penelitian lapangan bertujuan untuk menerapkan teori-teori tersebut pada jenis usaha department store, dengan department store "Y" sebagai contoh kasus.- Penelitian atas department store ini menunjukkan bahwa strukur pengendaliannya terdiri dari empat expense centers dan tujuh profit center. Masing-masing expense centers mempunyai pola pengukuran yang berbeda tergantung pada interaksinya dengan profit centers. Semakin tinggi tingkat interaksinya maka semakin perlu untuk melakukan pemisahan controllability biayanya. Semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya perpecahan antara unit-unit yang berinteraksi. Pada jenis usaha department store, expense center yang ada pada umumnya adalah discretionary expense center dimana pengukuran prestasinya adalah melalui anggaran dengan mempertimbangkan controllability biayanya. Untuk mengukur prestasi profit center sebaiknya menggunakan Division' Contribution. Sedangkan untuk mengukur . prestasi rnanajernya rnenggunakan Controllable Contribution. Pendekatan Investment center dapat diterapkan untuk mengukur prestasi suatu unit dengan pendekatan Beekman. Namun demikian, penerapannya untuk mengukur prestasi rnanajer dalam kasus single department store perlu beberapa rnodifikasi sesuai dengan tanggungjawab dan wewenangnya. Salah satu ~ara terbaik adalah menggunakan GMROI. Pada dasarnya tidak ada satu ukuran yang komprehensif. Namun, apapun alternatif pengukuran yang digunakan, faktor struktur pengendalian rnanajernen dan jenis usaha harus dipertimbangkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Adi Yasir Maulana P.
"ABSTRAK
Pada kompetisi global saat ini, perusahaan berlomba-lomba menunjukkan keunggulan daya saingnya baik yang didorong dari kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Kondisi eksternal merupakan salah satu faktor yang kuat mendorong perusahaan untuk terus berupaya berkompetisi. Untuk itu, perusahaan mempunyai perhatian yang khusus terhadap kondisi eksternal tersebut dengan melakukan kegiatan kegiatan corporate social responsibility (CSR).
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu kegiatan perusahaan yang penting dalam mempengaruhi value creation perusahaan yang memiliki dampak terhadap kinerja perusahaan (keuangan dan non keuangan). Namun tidak semua kegiatan CSR berdampak positif bagi perusahaan dikarenakan CSR tidak menyentuh core business atau dapat dikatakan tidak stratejik. Penelitian ini menekan bahwa kegiatan CSR yang stratejik terbagi atas lima dimensi centrality, specificity, proactivity, visibility dan voluntarism akan mempengaruhi value creation perusahaan (Burke & Logsdon, 1996) sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan.
Penelitian ini menggunakan studi kualitatif dengan studi kasus PT Astra International Tbk yang diharapkan mendapatkan informasi dan pemahaman yang lebih mendekati pada konteks sehingga perusahaan dapat melihat persepsi stakeholder baik dari internal dan eksternal perusahaan dari program CSR yang dijalankan.

ABSTRACT
In today's global competition, companies are competing to show the advantages of both the driven competitiveness of the internal and external conditions. External condition is one of the factors that could strongly encourage companies to continue to compete. Because of that, the company has a focus on the external conditions by conducting activities of corporate social responsibility (CSR).
Corporate Social Responsibility (CSR) is an important corporate activities that affect value creation in companies that have an impact on firm performance (financial and non-financial). However, not all CSR activities have positive impacts for the company because the CSR does not touch the core business or can be said to be strategic. This study stressed that CSR activities are divided into five dimensions of strategic centrality, specificity, proactivity, voluntarism and visibility will affect the company's value creation (Burke & Logsdon, 1996) thus affecting the performance of the company.
This study used a qualitative method focusing on a case study of PT Astra International Tbk. It is expected to gain more information and understanding of the specific context in the field study in order to make the company notices the perception of the stakeholders both internal and external regarding the implementation of CSR programs in PT. Astra International Tbk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T45472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Gajatri Hadinoto
"This research is done to find a more objective and comprehensive formula for performance evaluation of banks listed in Jakarta Stock Exchange. This is based on the statistical theory of how to find some key variables used to evaluate banks performance, and the finance/banking management theory to formulate the model and to further evaluate those key variables found. If we already have those variables which we get from the statistical evaluation, we do not have to consider all the financial ratios. All we can have is just those key variables. Hopefully, the findings can be applied for all banks in the Indonesian economy.
Most researches are merely univariate, so that they are quite subjective. In this research I try to eliminate eveything that is based on subjectivity. Although I still use financial ratios to find the key variables (as the independent variables), I also use three more variables to formulate the model (as the dependent variables). Those are the growth of the stock prices, the growth of the (quality) assets and the ratio of Non Interest Income to Total Asset (a measure of fee-based income). These three variables are used as the indicator of the bank performance. In other words, I would like to know whether the groupings which is based on the three performance variables is right and consistent. I also would like to know whether the ratios chosen can be used to describe the bank performance.
To find those key variables, I use data from the Jakarta Stock Exchange. There were twenty two banks listed from January to December 1996 and used as the models (the other two banks were not considered in the analysis because they were just listed on November dan December 1996). I then devided the banks into two groups, each of which consists of nine and thirteen members. The first group has a bad performance indicating that the members can not generate fee-based income and has a much lower growth of the stock prices compare to the growth of the asset. The second group has a good performance which means that the group has a higher level of fee-based income and has a little lower growth of the stock prices compare to the growth of the asset during the same period. (Cluster analysis is used in making the groupings).
By using a Multivariate Discriminant Analysis, I get three key variables succesfully. Then, I will say this function as The Alternative Model for Bank Performance Evaluation, and is expressed as :
A A A
Z=1.2188X1+0.8153X2+1.2721X3
X1 : Non Interest Income to Total Asset (NOIITA)
X2 : Loss Reserve to Total Loan (LRTL)
X3 : Loan to Deposit Ratio (LDR)
The results tells us the following points :
The formula can be applied to all bank in the economy for the performance evaluation as they find no misclassification in the groupings, and are supported by a good statistical test result.The banks have a tendency to operate outside their main business. The banks are also exposed to risk. They have given more loans to the public higher than their deposits and have more loss reserve in their operation. The banks performance is sensitive to LDR and then to NOI1TA, shown by the relatively high elasticity of LDR (1.2721) and NDIITA (1.2188). Any changes in those two variables will significantly affect the bank performance. Each bank has a relatively high growth of its asset compare to growth of its stock prices.
The only thing that will cause a little effort in applying this formula is the fact that the bank financial statements are not in good standard, so that people have to look thoroughly in those statements. This research can be followed by further research concerning extension of the period and extension to non-banks business operation. It might also be done to test the findings of any further situations such as whether the banks have a tendency to operate outside their main business (or not), whether the banks are likely to operate exceeding their maximum credit limit (or not), and whether the risk factor is dominant in the banking business (or not)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T2845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>