Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helsinki, 2003,
R 489 Kam
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago: The University of Chicago Press, 1968
R 880 EUR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
R 499.22443 KAM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aeni Iskandar
Jakarta: Eska Media, 2003
R 899.23 NUR k (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Emma L. M.
"Makian, sebagai salah satu perwujudan perasaan manusia, dapat di katakan bersi fat universal karena setiap manusia yang normal dapat dipastikan pernah marah atau pernah merasa jengkel. Bagaimanapun kuatnya seorang manusia berusaha mengendalikan diri, pada suatu saat ketika emosi memuncak, ia akan mengeluarkan 1uapan marahnya atau rasa jengkelnya dengan makian, secara sadar ataupun tidak sadar. Karena sifatnya yang universal ini, maka dapat dikatakan bahwa di dalam setiap bahasa terdapat kata-kata yang dipilih para penuturnya untuk memaki. Tentu saja pilihan kata yang digunakan untuk memaki dalam setiap bahasa berbeda-beda dan bersifat khas sesuai dengan dengan latar belakang kebudayaan bahasa itu masing-masing. Karena sifatnya yang universal sekaligus khas ini maka penulis ingin melihat padanan makian di dalam sebuah kamus dwi bahasa Indonesia-Francis (Dictionnaire General Indonesien-Francais atau DIF) mengingat bahwa sebuah kamus dwibahasa merupakan jembatan yang nenghubungkan dua masyarakat bahasa yang berbeda. Atau dengan kata lain, objek utama dalam kamus dwi bahasa adalah menerjemahkan pesan-pesan suatu masyarakat bahasa yang berhubungan dengan masyarakat bahasa lain secara memuaskan.Adapun hal-hal yang diteliti dalam skripsi ini, yang berjudul Makian dalam Kamus _Dictionnaire General Indonesien-Francais karya Pierre Labrousse_ adalah: 1. Apakah makna makian Bahasa Sumber (dalam hal ini Bahasa Indonesia) setara dengan makna padanannya dalam Bahasa Sasaran (dalam hal ini Bahasa Francis). 2. Bagaimanakah bentuk padanan makian Indonesia yang diberikan, apakah berbentuk makian juga atau berbentuk penjelasan. Untuk menganalisis ketepatan makna padanan makian digunakan analisis komponen makna dan untuk menganalisis bentuk padanan makian dilakukan dengan bantuan kamus Nouveau Dictionnaire des Injures (DI). Bila padanan makian itu terdapat dalam DI maka bentuknya makian juga; jika tidak terdapat dalam DI maka bentuknya bukan makian. Setelah mengadakan analisis data dapat terlihat bahwa: 1. Dari segi bentuk padanan, penyusun kamus DIF telah berusaha sedapat-dapatnya menyelaraskan bentuk (makian SI diberikan padanan dalam bentuk makian juga) karena 55 dari 75 data yang di teliti berbantuk makian. 2. Dilihat dari segi semantik maka padanan makian dapat di katakan masih cukup rnemadai karena 46 dari 75 data yang diteliti memiliki komponen makna yang relatif tetap. Tetapi harus disayangkan adanya 24 data yang maknanya kurang tepat dan bahkan terdapat 5 data yang maknanya tidak tepat. Sementara itu dari 29 padanan makian yang kurang memadai maknanya, 19 di antaranya dalam bentuk makian juga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penyusun kamus DIF ini lebih mementingkan segi bentuk daripada segi makna karena jumlah padanan yang berbentuk makian lebih besar (73,33X) daripada padanan yang bermakna relatif tepat (61,33%). Hal ini patut di sayangkan karena dalam kamus dwibahasa yang terpenting adalah makna agar pesan-pesan masyarakat bahasa asing tersampaikan dengan baik. Kekurangtepatan atau ketidaktepatan informasi makna makian dapat menyesatkan atau merugikan bahkan membahayakan para pemakai kamus karena menyangkut bahasa kasar yang peng_gunaannya tidak sembarang waktu atau sembarang kesempatan. Oleh karena itu tanpa mengurangi penghargaan yang tinggi atas jerih payah penyusun kamus DIF, maka penulis ingin menyarankan, jika mungkin, dilakukan pemeriksaan kembali khususnya yang rnanyangkut makian. Akhirnya, dengan segala kekurangannya, penulis meng_harapkan panelitian ini bermanfaat, sekeci1 apapun, sebagai pembuka jalan bagi penelitian yang selanjutnya yang lebih mandalam terutama mengenai makian BI yang sepanjang pengetahuan penulis masih luput dari perhatian para ahli BI."
1987
S14274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Pustaka, 1967
R 403 LEM k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Surayin
Bandung: Citra Pindo, 1996
R 413.959 SUR k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisyah Fahmi
"Penelitian dilakukan melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan menggunakan kamus ekabahasa bahasa Perancis dan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan padanan yang diberikan pada satuan leksikal perumahan dan melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan memilih kata kepala yang padanannya mengacu pada perumahan dan terdapat pada kamus umum Perancis-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan Hartono Ruslan D.E.S. Data dikelompokkan menurut kiasifikasi bangunan tempat tinggal yang dikemukakan oleh Dewey (1965:113). Penelitian tentang ketetapen padanan dilakukan dengan menggunakan teori analisis sem yang dikemukakan oleh Tutescu (1979:75). Penelitian untuk melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi (bahasa Perancis bahasa ibu pemakai kamus) dilakukan dengan membandingkan cara penyajian padanan, tipe padanan, bahasa yang digunakan dalam keterangan penjelas, dengan kaidah-kaidah penyusunan kamus dwibahasa serta dengan melihat ketepatan padanan yang diberikan. Teori yang dipergunakan dalam analisis Cara penyajian padanan dan bahasa yang dipergunakan dalam keterangan penjelas adalah teori yang dikemukakan oleh Al-Kasimi {1977:68 dan 23). Teori yang dipergunakan dalam analisis tipe padanan adalah teori tipe padanan pada kamus dwibahasa yang dikemukakan oleh Zgusta (1971:32) dan A1-Kasimi (1977:61). Hasil penelitian menunjukan bahwa 33,33% dari padanan yang diberikan adalah merupakan padanan yang tepat, 65,31% padanan yang kurang tepat dan 1,36% padanan yang salah. Sebagai sebuah kamus produksi, kamus tersebut kurang memadai karena: 52,38% dari padanan yang diberikan merupakan padanan tipe penjelasan yang tanpa disertai keterangan penjelas, 4,76% padanan tipe penjelasan yang disertai keterangan penjelas, hanya 40,14% padanan tipe sinonim tanpa keterangan penjelas dan 2,72% padanan tipe sinonim yang disertai keterangan penjelas. Sebagai sebuah kamus produksi, penyusun kamus harus mengutamakan padanan tipe sinonim agar padanan tersebut dapat dipersiapkan dalam kalimat-kalimat yang mempergunakan bahasa Indonesia. b. Padanan yang berasal dari satuan leksikal bahasa sumber yang merupakan polisemi tidak diberi keterangan penjelas yang menunjukkan perbedaan makna padanan.Sebagai sebuah kamus produksi, padanan yang demikian harus diberi keterangan penjelas agar pemakai kamus dapat membedakan makna padanan yang diberikan dari padanan lain yang juga dimiliki oleh kata kepala yang sama dan dapat mempergunakannya dalam konteks yang tepat. c. Bahasa yang digunakan dalam keterangan penjelas adalah bahasa Indonesia. Sebagai sebuah kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Perancis, keterangan penjelas harus disajikan dalam bahasa Perancis agar pemakai kamus dapat memahami penjelasan yang diberikan penyusun kamus.d. Sebagian besar {65,31%) dari padanan yang diberikan merupakan padanan yang kurang tepat. Sebagai sebuah kamus produksi, padanan yang. diberikan harus merupakan padanan yang tepat agar kalimat-kalimat yang dibentuk dengan mempergunakan padanan tersebut merupakan kalimat yang baik dan memiliki makna yang sama dengan pesan yang ingin disampaikan penulis atau pembicara. Satuan leksikal bahasa sumber yang padanannya mengacu pada perumahan sebaiknya diteliti kembali dan diadakan perbaikan. Sebaiknya penulis kamus mengaktifkan penggunaan keterangan penjelas agar padanan yang maknanya hanya mencakup sebagian maknasatuan leksikal bahasa sumber dapat sepadan dengan makna sebenarnya. Kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Indonesia sebaiknya tidak disatukan dengan kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Perancis, agar bentuk penyajian kamus tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai kamus dan kaidah-kaidah penyusunan kamus dwibahasa yang berlaku."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Daffa Nusantara
"Penggunaan huruf kapital merupakan aspek penting dalam menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aturan penggunaan huruf kapital dalam bahasa Indonesia telah dijelaskan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang terdiri dari 23 aturan. Penelitian sebelumnya telah memulai mengembangkan pendeteksi dan pengoreksi kesalahan huruf kapital untuk bahasa Indonesia menggunakan pendekatan rule-based dengan kamus dan komponen Named Entity Recognition (NER). Namun, penelitian tersebut hanya mencakup 9 dari 23 aturan huruf kapital yang tercantum dalam PUEBI dan dataset uji yang digunakan tidak dipublikasikan sehingga tidak dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan metode untuk mendeteksi dan mengoreksi 14 dari 23 aturan PUEBI menggunakan pendekatan yang mirip dengan penelitian sebelumnya. Model NER dikembangkan menggunakan pretrained language model IndoBERT yang dilakukan fine-tuning dengan dataset NER. Untuk menguji metode rule-based yang diusulkan, dibuat sebuah dataset sintesis yang terdiri dari 5.000 pasang kalimat. Setiap pasang terdiri dari kalimat benar secara aturan huruf kapital dan padanan kalimat salahnya. Kalimat salah dibuat dengan mengubah beberapa huruf kapital di kalimat yang awalnya benar. Sebelum dilakukan perbaikan terhadap kalimat yang salah, didapatkan akurasi sebesar 83,10%. Namun, setelah menggunakan metode ini, tingkat akurasi meningkat 12,35% menjadi 95,45%.

The correct use of capital letters plays a vital role in writing well-formed and accurate Indonesian sentences. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) provide a comprehensive set of 23 rules that explain how to use capital letters correctly. Previous research has attempted to develop a rule-based system to detect and correct capital letter errors in Indonesian text using dictionaries and Named Entity Recognition (NER). However, this study only covered 9 out of the 23 capital letter rules specified in PUEBI, and the test dataset used was not publicly available for further analysis. In this study, we aim to propose a method that can identify and rectify 14 out of the 23 PUEBI rules, following a similar approach to previous research. The NER model was trained using the IndoBERT pretrained language model and fine-tuned with a specific NER dataset. To evaluate the effectiveness of our rule-based method, we created a synthetic dataset comprising 5,000 sentence pairs. Each pair consists of a correctly capitalized sentence and an equivalent sentence with incorrect capitalization. Before applying our method, the baseline accuracy was 83.10%. However, after implementing our approach, the accuracy improved by 12.35% to reach 95.45%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 2015
R 499.223 PET
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>