Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Ridayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek antelmintik papain kasar (getah dari buah pepaya muda yang telah dikeringkan) yang diberikan peroral terhadap cacing lambung (Haemonchus pada domba. Dua belas ekor domba jantan berumur 3-4 bulan yang terinfeksi cacing lambung secara alamiah di bagi secara acak menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang di beri papain kasar 1,2 g/kg bb; kelompok yang diberi papain kasar 0,6 g/kg bb ; kelompok yang diberi papain kasar 0,3 g/kg bb; dan kelompok yang tidak di beri papain papain kasar (kelompok kontrol). Efek antelmintik papain dapat dilihat dari penurunan jumlah telur cacing dan cacing; peningkatan nilai hematokrit, kadar hemoglobin, eritrosit dan berat badan. Data diolah dengan jumlah analisa statistik dekriptif dan diuji dengan analisa varians satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah telur cacing pada kelompok yang diberi papain kasar 1,2 g/kg bb dan 0,3 g/kg bb (P < 0,05); tidak terjadi penurunan jumlah telur cacing pada kelompok yang diberi papain kasar 0,3 g/kg bb (P > 0,05); terjadi peningkatan nilai hematokrit dan kadar hemoglobin pada semua kelompok yang diberi papain kasar ( P < 0~05); tidak terjadi peningkatan jumlah eritrosit dan berat badan pada semua kelompok yang diberi papain kasar (P > 0,05); dan diperkirakan terjadi penurunan jumlah cacing pada semua kelompok perlakuan. Untuk memperjelas efek antelmintik dari papain kasar, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempergunakan infeksi buatan dari cacing lambung pada domba."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S70320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Helsy Pahlemy
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S32005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejumlah tanaman dan bahan alami lainnya telah banyak digunakan oleh peternak dalam mengatasi penyakit pada kambing dan domba, yang pada umumnya belum diuji aktivitasnya secara ilmiah. Aktivitas getah pepaya dalam mengatasi parasit saluran pencernaan Haemonchus contortus diuji pada domba yang telah diinfeksi secara buatan. Makanan dan lingkungan dijaga tidak terkontaminasi dan terinfeksi oleh H.contortus. Digunakan 20 ekor domba jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok, satu kelompok digunakan sebagai kontrol dan kelompok yang lain diberi getah pepaya dengan dosis 0,33 g/kg bobot badan, 0,50 g/kg bb , dan 0,75 g/kg bb. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata nilai telur per gram tinja (tpg) antara kelompok yang diberi 0,75 g/kg bb dan kelompok kontrol (P<0,05), akan tetapi tidak ada perbedaan yang nyata dalam jumlah cacing yang ditemukan (P>0,05) dari semua kelompok, walaupun kelompok kontrol menunjukkan jumlah cacing yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa getah pepaya dapat digunakan untuk menanggulangi parasit H.contortus.
"
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Muchtar DJ
"Telah dilakukan penelitian pemeriksaan efek antelmintik dari perasan buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) infeksi nematoda pada domba lokal. Pemeriksaan yang terhadap dilakukan meliputi penghitungan telur cacing tiap gram tinja, penimbangan berat badan dan pemeriksaan gambaran darah (henatokrit, sel darah merah, sel darah putih dan hemoglobin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan buah mengkudu dengan dosis 1 gr per kg berat badan efektif untuk mengobati infeksi nematoda pada domba."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S70329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Benzimidazole (BZ) resistance to gastrointestinal nematodes in small ruminants (sheep and goat) has become a significant problem worldwide. Evidences of anthelmintic resistance to albendazole in Indonesia has been reported from some government owned farms in West Java, Central Java, and Yogyakarta. Previous study on the sheep parasite H. contortus had shown that the BZ resistance was related to selection for individuals in a population possesing a spesific β-tubulin isotype 1 gene. The study is aimed to determine mutation on coding region of central part of β-tubulin isotype 1 gene of H. contortus resistant strain from Indonesia. Seven H. contortus worms were isolated from four BZ resistant sheep from two government farms (SPTD Trijaya, Kuningan, West Java, and UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan, Bantul, Yogyakarta), and from a BZ susceptible sheep from Cicurug, Sukabumi, West Java. DNA was extracted individually from female H. contortus worms. A fragment of 520 bp β-tubulin isotype 1 gene exon 3, 4, 5 was amplified using the PCR technique and then sequenced. The results showed that a single mutation occurred in codon 200 (from phenilalanine to tyrosine) had caused benzimidazole resistance in H. contortus from SPTD Trijaya, Kuningan, West Java. Mutation in β-tubulin isotype 1 gene of H. contortus from UPTD Pelayanan Kesehatan Hewan, Yogyakarta, occurred in codon 198 (from glutamate to glycine), codon 201 (from cystein to stop codon), and codon 202 (from isoleucyne to stop codon).
"
JURAGBIO 4 (2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Melur Pandan Wangi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi tiga macam obat cacing terhadap jumlah telur dan jenis cacing pada anak babi. Sejumlah 24 ekor anak babi yang terinfeksi cacong parasit secara alami dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan derajat infeksi cacing dan bobot badan. Kelompok 1 tidak mendapat obat cacing; kelompok 2 mendapat febantel 10% dosis tunggal 50mg per bobot badan; kelompok 3 mendapat albendazol 20% dosis tunggal 25mg/kg bobot badan; dan kelompok 4 mendapat oksibendazol dosis tunggal 10mg/kg bb. Sampel tinja diambil 3 hari pertama setelah pengobatan. Setelah itu penimbangan dan pengambilan sampel tinja dilakukan setiap 10 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai hari ke-60, kelompok yang mendapat albendazol tidak memperlihatkan telur cacing Ascaris, sedangkan cacing Trichuris sp. walaupun berkurang, tapi masih ditemukan telurnya. Untuk cacing tipe strongyle dan Strongyloides sp., hasil ini terlihat setelah hari ketiga pemberian antelmintik."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biji dan getah pepaya terhadap cacing Haemonchus contortus secara in vitro. Biji dan getah diambil dari bauh pepaya, sedangkan cacing H.contortus dikumpulkan dari abdomasum domba. Untuk pelarut biji dan getah pepaya digunakan cairan abomasum domba dengan 3 konsentrasi larutan dan 3 ulangan dalam cawan petri yang masing-masing berisi 10 ekor cacing. Untuk biji pepaya dibuat 0,0% ; 0,5% ; 1,0% dan 1,5% sedangkan getah pepaya dibuat 0,0% ; 0,25% ; 0,5% ; 1,0%. Pengamatan dilakukan terhadap mortalitas cacing yang dilihat dalam selang waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi maka jumlah cacing yang mati makin bertambah. Konsentrasi yang dapat membunuh 100% cacing untuk biji pepaya adalah 1,5% dalam waktu 2 jam, sedangkan untuk getah pepaya adalah konsentrasi 1,0% dalam waktu 4 jam 30 menit. Pada akhir percobaan semua konsentrasi biji pepaya menyebabkan kematian cacing sebesar 100%, sedangkam konsentrasi 0,25% ; 0,5% ; dan 1,0% getah pepaya masing-masing menyebabkan kematian cacing sebesar 70% ; 93% ; dan 100%. Hasil ini menunjukkan bahwa kemungkinan biji dan getah pepaya dapat digunakan sebagai antelmintik. "
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Munika Kurniawaty
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S31996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>