Ditemukan 145647 dokumen yang sesuai dengan query
Ariq Mahira
"Fetal Alcohol Spectrum Disorder (FASD) adalah kumpulan kelainan pada anak-anak yang disebabkan oleh konsumsi alkohol prenatal dari ibu, yang dapat menyebabkan masalah fisik dan pembelajaran. Salah satu masalah dengan FASD adalah gejalanya mirip dengan penyakit pada bayi lainnya, sehingga sulit untuk didiagnosis. mahasiswa dari Universitat Duisburg-Essen membuat aplikasi android untuk membantu mendiagnosis dan menyimpan catatan pasien FASD. Namun demikian, ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan, salah satunya adalah meningkatkan pengukuran fitur fisiognomi bayi yang baru lahir. Salah satu opsi yang diusulkan untuk meningkatkan pengukuran adalah dengan menerapkan algoritma Face Landmark untuk mengukur fitur fisiognomik. Ada banyak program face landmark yang tersedia, termasuk FaceONNX dan DLIB. Skripsi ini akan membandingkan FaceONNX dan DLIB untuk meningkatkan algoritma pengukuran dari prototipe aplikasi pertama.
Fetal Alcohol Spectrum Disorder (FASD) is a group of disorders in children caused by the mothers' prenatal alcohol consumption, which can cause physical and learning issues. One problem with FASD is that its symptoms are identical to those of other new-born baby disorders, making diagnosis challenging. A student from Universitat Duisburg-Essen made an android application to help diagnose and saves FASD patient records. However, there are several improvements that needs to be done, one of them is improving measurements of the physiognomics features of the new born baby. One option proposed to improve the measurement is to apply the Face Landmark algorithm to measure the physiognomics features. There are numerous facial landmark libraries available, including FaceONNX and DLIB. This bachelor thesis is going to compare both FaceONNX and DLIB in order to improve the measurement algorithm from the first application prototype."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Janitra Ariena Sekarputri
"Penggunaan aplikasi messenger menjadi hal utama bagi masyarakat Indonesia saat ini untuk berkomunikasi. Munculnya isu privasi pada salah satu aplikasi messenger terbesar di dunia, membuat beberapa pengguna aplikasi tersebut, khususnya di Indonesia, memiliki keinginan untuk berpindah ke aplikasi messenger alternatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan investigasi faktor-faktor yang memengaruhi intensi pengguna untuk beralih dari aplikasi messenger lama ke aplikasi messenger baru dengan menggunakan teori push, pull, dan mooring, khususnya dampak dari privacy dan security. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner online. Data responden sebanyak 1.022 diolah dan dianalisis dengan metode CB-SEM menggunakan aplikasi AMOS 24.0 dan SPSS 25. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari ketiga faktor push, hanya dissatisfaction yang signifikan memengaruhi switching intention. Dissatisfaction juga terbukti signifikan sebagai mediator antara perceived privacy risk dan perceived security risk terhadap switching intention. Selanjutnya, faktor pull yang terdiri dari network externalities, subjective norm, dan alternative attractiveness terbukti memberikan pengaruh secara langsung terhadap switching intention. Selain itu, inersia, affective commitment, dan habit, berhasil memengaruhi switching intention sebagai faktor mooring. Penelitian ini juga melakukan analisis efek moderasi inersia terhadap hubungan antara faktor push dan pull dengan switching intention. Hasil analisis menunjukkan bahwa inersia dapat memengaruhi hubungan subjective norm dengan switching intention. Penelitian ini dapat berkontribusi dalam melakukan analisis dampak dari masalah privasi dan keamanan terhadap intensi untuk berpindah aplikasi messenger. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktikal bagi penyedia layanan untuk implementasi fitur yang sesuai dan dapat mempertahankan pengguna serta menarik pengguna baru sesuai dengan faktor alternative attractiveness.
The use of messenger applications is the main thing for Indonesian people today to communicate. The emergence of privacy issues in one of the largest messenger applications in the world has made some users of the application, especially in Indonesia, have the desire to switch to an alternative messenger application. This research aims to investigate the intensity of users switching from the old messenger application to the new messenger application by using push, pull, and mooring factors, especially the impact of privacy and security. This study applies a quantitative approach by distributing online questionnaires. The data of 1,022 respondents were processed and analyzed by the CB- SEM method using the AMOS 24.0 and SPSS 25 applications. The results of the analysis show that of the three push factors, only dissatisfaction significantly affects switching intention. Dissatisfaction was also shown to be significant as a mediator between perceived privacy risk and perceived security risk. Furthermore, pull factors consisting of network externalities, subjective norms, and alternatives attractiveness have been shown to have a direct influence on switching intention. In addition, inertia, affective commitment, and habit succeeded in influencing switching intention as a mooring factor. This study also analyzes the moderating effect of inertia on the relationship between push and pull factors and switching intention. The results of the analysis show that inertia can affect the relationship between subjective norms and switching intentions. This research can contribute to analyzing the impact of privacy and security on the intensity of switching messenger applications. This research is expected to provide benefits for industry players to implement appropriate features and can keep current users also attract new users based on alternative attractiveness factors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rian Pramudia Salasa
"Solar filament adalah objek pada kromosfer atau korona matahari yang dapat menjadi indikator terjadinya aktivitas-aktivitas cuaca antariksa (space weather). Aktivitas-aktivitas tersebut dapat menimbulkan efek pada kehidupan di bumi seperti gangguan pada pembangkit listrik, kerusakan pada komponen satelit dan wahana luar angkasa, membahayakan aktivitas manusia di luar angkasa, mengakibatkan gangguan pada sistem berbasis komunikasi radio, dan lain-lain. Deteksi filament merupakan bagian penting dari aktivitas peramalan dan peringatan dini serta riset terhadap cuaca antariksa. Pengamatan filament dilakukan menggunakan teleskop dengan fiter Hydrogen-Alpha (H-Alpha). Hingga saat ini telah teradapat beberapa metode yang dikembangkan untuk melakukan deteksi filament pada citra H-Alpha secara otomatis. Namun metode-metode tersebut masih menggunakan algoritma tradisional yang berbasis intensity thresholding, yang mana sangat bergantung pada banyak langkah preprocessing untuk melakukan binerisasi citra H-Alpha. Penelitian ini memanfaatkan deep learning berbasis CNN yaitu Mask R-CNN untuk melakukan deteksi dan ekstraksi fitur-fitur matahari pada citra H-Alpha secara otomatis dan real-time. Hasil dari deteksi dan ekstraksi fitur ini kemudian disimpan ke dalam basis data hingga dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan data untuk aktivitas riset, peramalan, dan sistem peringatan dini. Citra yang digunakan dalam penelitian adalah citra H-Alpha milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang diambil pada bulan Oktober 2017 – Agustus 2018. Sistem yang dirancang dapat mendeteksi filament dan fitur-fitur matahari lainnya dalam waktu 0.3 detik dengan skor ketelitian hingga 0.95.
Solar filament is an object in the Sun’s chromosphere, in which its appearance used as indicator of Sun’s activites in term of space weather. The Sun’s activities itself affect human life in any ways, such as disturbance on power grids, errors on satellites and spacecrafts, anomalies on radio waves based systems, etc. Thus, solar filament detection is an important task on forecasting, early warning, and other research activities regerding the Sun on solar physics topic. Filament observation carried out using solar telescope equipped with Hydrogen-Alpha (H-Alpha) filter, and captured in an image using a capture device. There are some methods has developed to detect filament on H-Alpha images automatically. Most of them uses traditional algorithm based on intensity thresholding, which is very dependent on many preprocessing steps in the binarizing process. This study utilize CNN based deep learning named Mask R-CNN to perform real-time, automatic detection and ectraction of filaments and other solar features on H-Alpha images. The detection and extraction results then recorded in a database to satisfy data availability on solar activity related tasks. This study uses H-Alpha images obtained from Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), captured between October 2017 - August 2018. This study shows that the implemented Mask R-CNN based system detects filament and other solar features in approximately 0.3 seconds with 0.95 precision score."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universita Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Pardede, Maria Angel Margareth
"Bahasa isyarat umumnya dilakukan oleh tuna rungu dan tuna wicara yang menimbulkan kesenjangan dalam berkomunikasi khususnya saat melamar pekerjaan. Ada hambatan komunikasi yang dirasakan saat proses pencarian kerja dimana pada tahun 2020 menyebutkan bahwa penyandang disabilitas yang bekerja sebanyak 7,67 juta orang (5,98% dari total pekerja di Indonesia) dibandingkan dengan jumlah pekerja dengan disabilitas di Indonesia mencapai 720.748 orang (0,53% dari total pekerja di Indonesia) pada tahun 2022 menurut BPS (Badan Pusat Statistik). Penurunan persentase dalam lapangan kerja sebagian besar disebabkan oleh praktik perekrutan yang diskriminatif oleh banyak perusahaan. Jadi, dibutuhkan sistem deteksi bahasa isyarat yang dapat mempermudah dalam penerjemahan bahasa isyarat supaya kesempatan pengguna bahasa isyarat sama dengan semua orang dalam proses pelamaran kerja dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Skenario pengambilan data adalah dengan 2 skenario, yaitu data
non augmented dan augmented. Proses training dengan dataset yang terdiri atas 348 citra training yang lalu diaugmentasi sehingga berjumlah 1.044 citra training. Hasil pengujian dengan real-time testing dilakukan dengan evaluasi model menggunakan parameter akurasi sistem (confidence score), precision, recall, dan F1 Score untuk setiap model dimana nilai confidence score model Faster R-CNN dan RetinaNet adalah 96,67% : 93,33%. Selain itu, perbandingan nilai F1 Score untuk model Faster R-CNN dan RetinaNet adalah 0,98 : 0,97, tingkat akurasi mAP Faster R-CNN dan RetinaNet yang non augmented adalah 95,3% : 90,6%, sedangkan mAP Faster R-CNN dan RetinaNet yang augmented adalah 92,1% : 88,2%. Melalui hasil tersebut diperoleh bahwa kedua model memiliki presisi yang lebih rendah saat sudah diaugmentasi. Maka dari itu, algoritma Faster R-CNN memiliki hasil presisi lebih akurat dibandingkan algoritma RetinaNet.
Sign language is generally used by the deaf and speech impaired which causes errors in communication, especially when applying for jobs. There are communication barriers that are felt during the job search process where in 2020 it is stated that 7,67 million people with disabilities work (5,98% of total workers in Indonesia) compared to the number of workers with disabilities in Indonesia reaching 720,748 people (0,53% of total workers in Indonesia) in 2022 according to BPS (Badan Pusat Statistik). The percentage decline in employment is largely due to discriminatory hiring practices by many companies. So, a sign language detection system is needed that can make it easier to translate sign language so that sign language users have the same opportunities as everyone else in the job application process and getting a decent job. The data collection scenario is with 2 scenarios, namely non-augmented and augmented data. The training process uses a dataset consisting of 348 training images which are then augmented so that the total is 1.044 training images. Test results using real-time testing were carried out by evaluating the model using system accuracy parameters (confidence score), precision, recall, and F1 Score for each model where the Confidence Score value for the Faster R-CNN and RetinaNet models was 96,67% : 93,33%. In addition, the comparison of the F1 Score valuesââfor the Faster R-CNN and RetinaNet models is 0,98 : 0,97, the accuracy level of the non-augmented mAP Faster R-CNN and RetinaNet is 95,3% : 90,6%, while the mAP Faster R-CNN and augmented RetinaNet are 92,1% : 88,2%. From these results, it was found that the two models had lower precision when they were augmented. Therefore, the Faster R-CNN algorithm has more accurate precision results than the RetinaNet algorithm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Alfiyansyah
"Security Information and Event Management merupakan elemen penting dari keamanan suatu organisasi atau perusahaan yang dibutuhkan untuk monitoring secara real time serta melakukan analisis dari kejadian/event serta tracking dan logging dari data keamanan untuk keperluan audit data dan lain lain. Splunk adalah salah satu SIEM populer yang berbasis analitik yang mengumpulkan, menganalisis, dan menghubungkan volume trafik dari jaringan dan data mesin lainnya secara real time. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengimplementasikan Splunk sebagai solusi SIEM terhadap ancaman serangan DoS yang disimulasikan dengan menggunakan aplikasi LOIC yang terpasang pada virtual machine penyerang yang memiliki sistem operasi Linux. Dengan ini diharapkan Splunk yang telah terpasang dapat melakukan monitoring, visualisasi data, serta menerapkan alert terhadap target yang diserang oleh serangan DoS.
Security Information and Event Management is an important element of the security of an organization or company that is needed for real-time monitoring and analysis of events as well as tracking and logging of security data for data auditing and other purposes. Splunk is a popular analytics-based SIEM that collects, analyzes, and correlates traffic volumes from network and other machine data in real time. The purpose of this thesis is to implement Splunk as a SIEM against the threat of DoS attacks simulated by using the LOIC application installed on the attacker's virtual machine that has a Linux operating system. With this, it is expected that the installed Splunk can perform monitoring, data visualization, and apply alerts to targets attacked by DoS attacks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahadian Ahmad
"Pertama kali diberlakukan pada era kolonial, program transmigrasi pernah menjadi salah satu program perpindahan populasi nasional terbesar di dunia. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban populasi di Jawa dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional di luar pulau tersebut. Literatur telah menemukan bahwa program ini tidak efektif, meskipun kesimpulan ini inconclusive karena bergantung pada evaluasi kualitatif dan pengamatan lapangan. Selain itu, beberapa pemukiman transmigrasi melihat perubahan signifikan pada pekerjaan terutama karena perdagangan lokal dengan pemukiman terdekat. Penelitian ini secara kuantitatif memeriksa dan mengevaluasi program transmigrasi dengan melihat perubahan dalam pendapatan dan struktur pekerjaan di antara transmigran yang tetap tinggal versus yang pergi. Selain itu, faktor-faktor di balik perubahan pendapatan juga akan dijelaskan menggunakan variabel kovariat. Perubahan pendapatan akan dianalisis menggunakan regresi OLS difference-in-difference dan regresi random effect data panel pada tingkat individu. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 284 individu yang mengutip transmigrasi sebagai alasan pergerakan mereka dari IFLS Gelombang 1, 2, dan 3. Pada tingkat individu, transmigran yang pergi memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tetap tinggal. Kovariat dalam setiap model menjelaskan alasan dari angka yang didapatkan, menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seperti jenis kelamin, status pekerjaan, status pernikahan, dan tingkat pendidikan. Disimpulkan bahwa program transmigrasi cenderung tidak efektif berdasarkan IFLS, termasuk setelah dipengaruhi oleh faktor-faktor di dalam pemukiman transmigrasi.
First enacted during the colonial era, the transmigration program was once one of the world's largest nationwide population movements. It aimed to alleviate the population burden in Java and spur regional economic growth outside the island. Past literature has found the program to be largely ineffective, although these conclusions remain somewhat inconclusive due to their reliance primarily on qualitative evaluations and field observations. Moreover, several transmigration settlements saw a change in employment structure, primarily due to local trade with nearby settlements. This study quantitatively examines and evaluates the transmigration program by looking at changes in income and employment structure among the transmigrants who remain versus those who leave. Furthermore, the factors behind income changes will also be explained using covariate variables. The change in income will be analyzed using a difference-in-difference OLS and panel data random-effect regression at individual levels. The sample consists of 284 individuals who cited transmigration as their reason for movement across IFLS Waves 1, 2, and 3. The covariates in each model explain this discrepancy, highlighting factors such as gender, employment status, marital status, and education level. It is concluded that the transmigration program tends to be ineffective based on IFLS, including after being influenced by factors within transmigration settlements"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diqha D. Aryana
"Salah satu Langkah untuk mengatasi masalah emisi karbon di Indonesia adalah dengan melakukan program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Konversi ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini difokuskan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Namun, ada beberapa kendala yang akan dihadapi yaitu intensitas radiasi cahaya matahari yang fluktuatif dan kondisi suhu lingkungan tempat PLTS beroperasi. Untuk mengatasi hal tesebut maka dibutuhkan sistem baterai penyimpanan (
Battery Energy Storage System /BESS). Namun, dengan berbagai jenis teknologi baterai maka dilakukanlah sebuah studi analisis perbandingan teknologi untuk mendapatkan rekomendasi dari jenis baterai yang akan digunakan dan juga dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan perangkat lunak HOMER untuk mendapatkan ukuran (
sizing) dari baterai yang akan digunakan. Sementara itu, perbandingan dilakukan dengan metode
scoring matrix. Berdasarkan hasil
scoring matrix tersebut, baterai Li-ion memiliki nilai tertinggi sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk digunakan dalam program konversi PLTD dan berdasarkan hasil simulasi baterai Li-ion memiliki persentase terbesar pada kontribusi energi BESS dan PV yaitu sebesar 90,9% yang membutuhkan 939 unit baterai dengan total kapasitas 939 kWh untuk PV sebesar 318 kWp dan sebesar 91,3% yang membutuhkan 967 unit baterai dengan total kapasitas 967 kWh untuk PV sebesar 300 kWp.
One of the steps to overcome the problem of carbon emissions in Indonesia is to carry out a Diesel Power Plant (PLTD) conversion program. Conversion to Renewable Energy (EBT) is currently focused on Solar Power Plant (PLTS). However, there are several obstacles that will be faced, namely the fluctuating intensity of solar radiation and the environmental temperature conditions where the PLTS operates. To overcome this, a storage battery system (Battery Energy Storage System / BESS) is needed. However, with various types of battery technology, a technology comparison analysis study was conducted to obtain recommendations for the type of battery to be used and a simulation was also carried out using the HOMER software to obtain the size (sizing) of the battery to be used. Meanwhile, comparisons were made using the scoring matrix method. Based on the results of the scoring matrix, Li-ion batteries have the highest value so that they can be recommended for use in the PLTD conversion program and based on the simulation results Li-ion batteries have the largest percentage of BESS and PV energy contributions, which is 90,9% which requires 939 units, a battery with a total capacity of 939 kWh for PV of 318 kWp and 91,3% requiring 967 units of battery with a total capacity of 967 kWh for PV of 300 kWp."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Akhmad Diponegoro Widodo
"Cepatnya perkembangan teknologi mendorong masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan perubahan, salah satunya dalam menggunakan e-wallet sebagai metode pembayaran digital. Populernya penggunaan e-wallet didorong dari berbagai faktor, seperti manfaat dan risiko yang dirasakan oleh pengguna. Terdapat beberapa aplikasi e-wallet yang tersedia dengan manfaat, risiko, serta kepuasan yang berbeda-beda. Hal tersebut memungkinkan pengguna untuk beralih dari menggunakan satu e-wallet ke e-wallet lain, atau bahkan terus menggunakan e-wallet yang sama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi niat penggunaan berkelanjutan e-wallet saat bertransaksi pada mobile commerce. Penelitian ini menggunakan dua teori, yaitu
benefit-risk framework sebagai teori yang merepresentasikan keuntungan dan risiko yang dirasakan oleh pengguna, serta expectancy confirmation theory yang merepresentasikan kepuasan yang dapat memengaruhi niat berkelanjutan pengguna. Penelitian ini dilakukan terhadap 543 responden yang pernah menggunakan e-walletpada mobile commerce. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode covariance-based structural equation model dengan aplikasi AMOS 26. Pada penelitian ini ditemukan adanya pengaruh signifikan dari perceived benefits dan satisfaction terhadap continuance intention. Faktor-faktor yang memengaruhi perceived benefits meliputi perceived ease of use, economic benefits, seamless transaction, dan convenience. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penyedia layanan e-wallet untuk mengevaluasi layanan sehingga e-wallet tersebut dapat digunakan secara berkelanjutan oleh pengguna.
The rapid development of technology encourages people to be able to adapt to changes, one of which is using e-wallet as a digital payment method. The popularity of using e-wallet is driven by various factors, such as the benefits and risks perceived by the user. There are several e-wallet applications available with their own benefits, risks, and satisfactions. This allows users to switch from using one e-wallet to another, or even continue to use the same e-wallet. Therefore, this study aims to analyze what factors influence the continuance intention to use e-wallet for mobile commerce transaction. This study uses two theories – the benefit-risk framework as a theory that represents the benefits and risks perceived by the user, and the expectancy confirmation theory which represents the satisfaction that can affect the user’s continuance intention. This research was conducted on 543 respondents who ever used e-wallet on mobile commerce. The data obtained and then analyzed using the covariance-based structural equation model method with AMOS 26. In this study, it was found that there was a significant effect of perceived benefits and satisfaction on continuance intention. This research is expected to contribute to e-wallet service providers to evaluate services so that the e-wallet can be used further by users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanni Shabrina Johan
"BLP Beauty is one of the Indonesian beauty brands that promotes inclusivity towards all genders. BLP Beauty features different genders on their social media advertising to promote their inclusivity, which they specifically use the inclusive marketing strategy to achieve their objective. This study discusses the implementation of Inclusive Marketing Strategy through Creative Elements model by BLP Beauty on their social media advertising on Instagram. Through content analysis from the qualitative approach, findings show that BLP Beauty uses the model to do their social media advertising on Instagram. The social media advertising content on BLP Beauty’s official Instagram account proves the use of Creative Elements in the implementation of the Inclusive Marketing Strategy. To encourage more opportunities, researchers need to analyse other social media platforms of BLP Beauty.
BLP Beauty merupakan salah satu merek kecantikan Indonesia yang mengedepankan inklusivitas terhadap semua gender. BLP Beauty menampilkan gender yang berbeda pada iklan media sosial mereka untuk mempromosikan inklusivitas mereka, yang secara khusus mereka gunakan strategi pemasaran inklusif untuk mencapai tujuan mereka. Penelitian ini membahas tentang implementasi Strategi Pemasaran Inklusif melalui model Elemen Kreatif yang diterapkan oleh BLP Beauty pada iklan media sosial mereka di Instagram. Melalui analisis konten dari pendekatan kualitatif, temuan menunjukkan bahwa BLP Beauty menggunakan model tersebut untuk melakukan iklan media sosial mereka di Instagram. Konten iklan media sosial di akun Instagram resmi BLP Beauty membuktikan penggunaan Elemen Kreatif dalam implementasi Strategi Pemasaran Inklusif. Untuk mendorong lebih banyak peluang, peneliti perlu menganalisis platform media sosial BLP Beauty lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
I Komang Ananta Aryadinata
"Perdagangan daring menjadi pendorong aktivitas ekonomi dengan adanya peningkatan adopsi penggunaan e-commerce di Indonesia. Fitur dan konten ulasan produk pada e-commerce memberikan kepercayaan bagi calon pembeli untuk melakukan transaksi secara daring setelah membaca testimoni dari pembeli lainnya. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat pengguna dalam menggunakan fitur ulasan produk untuk membantu pengambilan keputusan belanja. Technology acceptance model (TAM) digunakan sebagai model acuan ditambahkan dengan tinjauan pengaruh konten ulasan terhadap niat menggunakan fitur ulasan untuk penyelesaian transaksi. Terdapat enam faktor yang diidentifikasi hubungannya terhadap penggunaan fitur ulasan produk yaitu perceived review usefulness (PUS), perceived review ease of use (PEU), suspicion towards reviewer opinion (SRO), attitude towards website / e-commerce (ATW), attitude towards brand (ATB), dan intention to use review for purchase completion (PUR). Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dengan 369 responden dan diolah menggunakan metode CB-SEM untuk menguji hipotesis dan menentukan hubungan antar faktor-faktor. Hasil penelitian menunjukkan faktor persepsi kemudahan penggunaan (PEU) dan persepsi manfaat (PUS) memengaruhi niat menggunakan fitur ulasan untuk penyelesaian transaksi belanja (PUR). Faktor kecurigaan terhadap konten ulasan (SRO) terbukti memengaruhi sikap pengguna terhadap e-commerce (ATW) dan sikap pengguna terhadap merek barang (ATB) menjadi sikap negatif. Sikap negatif tersebut tidak memengaruhi niat menggunakan fitur ulasan untuk penyelesaian transaksi belanja (PUR) dikarenakan ada justifikasi bahwa konten ulasan yang mencurigakan tidak selalu merepresentasikan pengalaman kolektif dari seluruh pembeli. Penelitian ini memiliki implikasi yang bisa diterapkan bagi e-commerce untuk mendukung proses transaksi yaitu perlu memastikan alur penggunaan fitur yang sederhana dan mudah digunakan bagi pengguna, perlu penjagaan kualitas dan kredibilitas konten yang ditampilkan pada platform e-commerce, dan tindakan kuratif saat ada sikap negatif dari pengguna.
Online commerce has become a driver of economic activity with the increasing adoption of e-commerce in Indonesia. The features and content of product reviews in e-commerce support potential buyers to make online transactions after reading testimonials from other buyers. This research seeks to determine the factors that influence users' intentions to use the product review feature in helping them to make purchase decisions. The technology acceptance model (TAM) is used as a reference model and is supplemented with influence of review content on the intention to use the review feature to complete transactions. There are six factors identified related to the product review feature usage, namely perceived review usefulness (PUS), perceived review ease of use (PEU), suspicion towards reviewer opinion (SRO), attitude towards website / e-commerce (ATW), attitude towards brand (ATB), and intention to use review for purchase completion (PUR). Data was collected through an online questionnaire with 369 respondents and processed using the CB-SEM method to test hypotheses and determine the relationship between factors. The research results show that the perceived ease of use (PEU) and perceived usefulness (PUS) influence the intention to use the review feature to complete purchase transactions (PUR). The suspicion factor towards review content (SRO) is proven to influence users' attitudes towards e-commerce (ATW) and users' attitudes towards product brands (ATB) into negative attitudes. This negative attitude does not affect the purchase completion (PUR) because there is justification that suspicious review content does not always represent the collective experience of all buyers. This research has implications that can be applied to e-commerce to support the transaction process, they are: ensure the flow of the feature is simple and easy to use for users, maintain the quality and credibility of the content displayed on the e-commerce platform, and curative action when there is a negative attitude from users."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library