Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arina Zulfa
"Keberhasilan pendidikan inklusif ditentukan oleh sikap positif yang ditampilkan mahasiswa non disabilitas. Faktanya mahasiswa penyandang disabilitas masih menerima sikap negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kontak dengan sikap terhadap mahasiswa penyandang disabilitas di Universitas Indonesia. Partisipan dari penelitian ini adalah mahasiswa sarjana Universitas Indonesia (n = 193). Variabel kontak yang terdiri dari kuantitas dan kualitas diukur menggunakan dua alat ukur yaitu, Contact with Disabled Persons (Barr & Bracchitta, 2012) dan Quality Contact (Islam & Hewstone, 1993), sedangkan variabel sikap diukur menggunakan Multidimensional Attitudes Scale Toward Persons with Disabilities (Findler, Vilchinsky & Werner, 2007) diadaptasi oleh Levyadi dan Kurniawati (2022). Hasil penelitian menggunakan spearman correlation menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kontak dengan sikap terhadap mahasiswa penyandang disabilitas (p > 0,05). Lebih lanjut, ditemukan hubungan yang signifikan antara kuantitas kontak dengan komponen sikap kognitif (p < 0,05) serta terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kontak dengan komponen kognitif (p < 0,05), afektif (p < 0,05), dan tindakan (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan pentingnya mendorong interaksi di antara mahasiswa demi meningkatkan implementasi pendidikan inklusif di Universitas Indonesia.

The success of inclusive education is determined by the positive attitude displayed by non-disabled students. The fact is that students with disabilities still receive a negative attitude. This study aims to determine the relationship between the type of contact and attitudes towards students with disabilities at the University Indonesia. The participants of this study were undergraduate students at the University Indonesia (n = 193). Contact variables consisting of quantity and quality are measured using two measurement tools, namely, Contact with Disabled Persons (Barr & Bracchitta, 2012) and Quality Contact (Islam & Hewstone, 1993), while the attitude variable is measured using the Multidimensional Attitudes Scale Toward Persons with Disabilities (Findler, Vilchinsky & Werner, 2007) adapted by Levyadi and Kurniawati (2022). The results of the study using the Spearman correlation showed that there was no significant relationship between contact and attitudes toward students with disabilities (p > 0.05). Furthermore, a significant relationship was found between the quantity of contact and the cognitive attitude component (p < 0.05) and there was a significant relationship between the quality of contact and the cognitive (p < 0.05), affective (p < 0.05) and action (p < 0.05). The results of the research show the importance of encouraging interaction among students in order to improve the implementation of inclusive education at the University Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Aditya Nur Firmandani
"ABSTRAK
Pendidikan dan pemuda merupakan kedua hal yang saling terkait. Pendidikan merupakan akses dalam mencerdaskan bangsa dan pemuda merupakan sebuah agen perubahan dan generasi penerus suatu bangsa. Prateknya, tidak seluruh pemuda yang ada Indonesia mempunyai kesempatan yang sama dalam hal akses di bidang pendidikan. Pemuda penyandang disabilitas merupakan sebuah contoh kalangan minoritas yang memiliki permasalahan dalam hal akses di bidang pendidikan. Permasalahan penyandang disabilitas dalam bidang pendidikan dapat meliputi ketersediaan pendidikan, pasar tenaga kerja, tenaga pengajar, psikologi, maupun pandangan masyarakat ke penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk peran pemuda pendamping mahasiswa penyandang disabilitas di Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya Malang, menemukan faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya peningkatan akses pendidikan bagi mahasiswa penyandang disabilitas, dan menganalisis persepsi bagi mahasiswa penyandang disabilitas di perguruan tinggi terhadap peningkatan akses pendidikan pemuda disabilitas di perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix method) dengan penggunaan metode studi kasus tunggal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket, studi literatur, dokumentasi, maupun wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemuda pendamping mampu membentuk mahasiswa penyandang disabilitas di Universitas Brawijaya Malang memiliki Ketahanan Pribadi yang kuat yaitu meliputi : 1) kesempatan dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, 2) Motivasi belajar, 3) Tanggung jawab, 4) Kemandirian, 5) Kepercayaan Diri, 6) Berdaya Saing, 7) Pergaulan Sosial, 8) Keterampilan, dan 9) Komunikatif. Persepsi mahasiswa penyandang disabilitas terhadap peningkatan akses pendidikan pemuda disabilitas di perguruan tinggi menunjukkan bahwa aspek fisiologis merupakan aspek yang utama dibutuhkan bagi penyandang disabilitas. Faktor yang menghambat dalam peningkatan akses pendidikan pemuda disabilitas meliputi 1) Penurunan Mahasiswa Penyandang Disabilitas yang diterima, 2) Kecocokan Pemuda Pendamping dengan Mahasiswa Penyandang Disabilitas, 3) Komitemen Pemuda Pendamping 4) Perbedaan Kemampuan Pemahamanan Pemuda Pendamping 5) Kurangnya Kepuasaan Layanan Konseling, dan 6) Jadwal Layanan Mobil Difabel yang Kurang Efektif.

ABSTRACT
Youth and education are inseparable things. Education is the access for the bright future of the country, meanwhile youth is the agent of change. In fact, not all Indonesian youth have the equal opportunity in education. Youth with disabilities is one of the example of it. Their problems in education include: the educational access, job market, mentorship, psychology and people stereotype. The objectives of this research is to know the role of the peer companion for youth with disabilities at Center of Disabilities Study and Service (PSLD) Brawijaya University Malang, to find supporting and obstacle factors in improving educational access for youth with disabilities, also to analyze the perception of undergraduate students with disabilities toward the improvement of inclusive education access for youth with disabilities in the college.This research used mix method with a single case study. The data were collected through questionnaire, literature study, documentation and interview. The result showed that peer companions are able to develop a strong self defence of the undergraduate students with disabilities which include: 1) the opportunity to have education in college, 2) learning motivation, 3) responsibility, 4) independence, 5) self-confidence, 6) competitive, 7) social association, 8) creativity and 9) communicative skill. The perception of undergraduate students with disabilities toward the improvement of inclusive education access for youth with disabilities in the college showed that physiology aspect is the main aspect needed for them.The obstacle factors in improving educational access for youth with disabilities include: 1) declinein undergraduate students with disabilities admission, 2) the aptness of peer companion to undergraduate students with disabilities, 3) peer companion commitment, 4) the differentiation of the peer companion abilities, 5)dissactification of counseling service and 6) the ineffectiveness of diffable car. "
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Arsita
"Skripsi ini membahas mengenai proses pelaksanaan advokasi dalam memperkuat penyelenggaraan pendidikan inklusif bagi anak disabilitas dan dampak perubahan dari adanya advokasi pendidikan inklusif yang diselenggarakan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka anak dengan disabilitas yang tidak mengenyam pendidikan dan adanya perilaku diskriminasi yang dialami oleh anak dengan disabilitas di lingkungan pendidikan. Untuk mewujudkan hak pendidikan tanpa diskriminasi bagi anak dengan disabilitas diperlukan upaya advokasi, khususnya advokasi untuk memperkuat pendidikan inklusif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dengan delapan informan. Rentang waktu penelitian ini mulai dari Maret 2021 sampai Juni 2022 selama Pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukan bahwa Yayasan Wahana Inklusif Indonesia melakukan proses advokasi pendidikan inklusif dengan melibatkan beberapa pihak mulai dari anak dengan disabilitas, orangtua, guru sekolah, Pemerintah khususnya Dinas Pendidikan Kota Depok, dan masyarakat. Setiap pihak, melewati proses yang serupa dalam advokasi pendidikan inklusif. Terdapat lima proses yang dilakukan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia dalam melaksanakan advokasi pendidikan inklusif yaitu identifikasi permasalahan, perumusan solusi, pembangunan kesadaran, implementasi kebijakan, dan evaluasi. Keberhasilan adanya advokasi pendidikan inklusif menghasilkan perkembangan diri anak dengan disabilitas meningkat, orangtua mengetahui cara penanganan anak dengan disabilitas, guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mendidik anak dengan disabilitas, adanya alokasi anggaran dari Pemerintah, dan terciptanya lingkungan yang lebih inklusif di masyarakat. Jadi, kesimpulan dalam penelitian ini yaitu adanya advokasi pendidikan inklusif yang diselenggarakan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia dapat membantu anak dengan disabilitas dalam memenuhi hak mendapatkan pendidikan.

This study discusses the advocacy implementation process in strengthening the inclusive education for children with disabilities and the impact of changes of inclusive education advocacy organized by Yayasan Wahana Inklusif Indonesia from the social welfare discipline. This research is motivated by the high number of children with disabilities who do not receive education and the discriminatory behavior experienced by children with disabilities in the educational environment. To realize the right to education without discrimination for children with disabilities, advocacy efforts are needed, especially advocacy to strengthen inclusive education. This research is a qualitative research with descriptive study. Data collection techniques were carried out through semi-structured interviews with eight informants. The time span of this research starts from March 2021 to June 2022 during the COVID-19 Pandemic. The results showed that Yayasan Wahana Inklusif Indonesia carried out an inclusive education advocacy process by involving several parties ranging from children with disabilities, parents, school teachers, the Government, especially Dinas Pendidikan Kota Depok, and the community. Each party goes through a similar process in advocating inclusive education. There were five processes carried out by Yayasan Wahana Inklusif Indonesia in implementing inclusive education advocacy such as problem identification, solution formulation, awareness building, policy implementation, and evaluation. The success of inclusive education advocacy results in increased self-development of children with disabilities, parents know how to handle children with disabilities, teachers have knowledge and skills in educating children with disabilities, budget allocations from the Government, and the creation of a more inclusive environment in society. So, the conclusion in this study is that inclusive education advocacy organized by Yayasan Wahana Inklusif Indonesia can help children with disabilities in fulfilling their right to education."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Rahmah
"Orang tua memainkan peran penting dalam pelaksanaan pendidikan inklusi. Tanpa orang tua yang menempatkan anaknya di sekolah, pendidikan formal tidak dapat berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap orang tua siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Palsigung, Depok. Jumlah sampel yang diteliti adalah 88 orang tua siswa. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 86 orang 97.7 responden memiliki sikap yang positif dan 2 orang 2.3 responden memiliki sikap yang negatif. Perawat dan penyelenggara pendidikan inklusi diharapkan dapat bekerja sama membentuk iklim yang positif demi tercapainya tujuan diselenggarakannya program pendidikan inklusi.

Parents played an important role in the implementation of inclusive education. Without parents who put their children in school, formal education can not work. This research aims to understand the parents attitude toward student with disabilities in primary inclusive school. The design of this research is descriptive quantitative. The sample of this research are 88 parents of students in Primary School State Palsigunung, Depok. The research found that 86 respondents 97.7 have a positive attitude, while 2 respondents 2.3 have a negative attitude. Nurses and inclusive education providers are expected to work together for a positive condition in order to achieve the goals of inclusive education programs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isqi Karimah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara mindfulness guru dan mastery motivation, baik mastery motivation secara umum maupun mastery motivation per dimensi, pada siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Mastery motivation siswa diukur berdasarkan penilaian guru terhadap siswa. Pengukuran mindfulness guru menggunakan alat ukur Mindfull Attention Awareness Scale yang disusun oleh Brown dan Ryan (2013) dan pengukuran mastery motivation siswa menggunakan alat ukur Dimensions of Mastery Questionnaire 18 yang disusun oleh Morgan dan kawan-kawan (2015). Partisipan dari penelitian ini berjumlah 138 guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus, kelas satu hingga kelas enam, di Sekolah Dasar Inklusif Kota Depok.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara mindfulness guru dan mastery motivation siswa. Artinya, semakin tinggi mindfulness guru, maka semakin rendah mastery motivation siswa berkebutuhan khusus tersebut. Berdasarkan hubungan mindfulness guru dan delapan dimensi mastery motivation siswa ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara mindfulness guru dan mastery motivation siswa pada dimensi cognitive/object persistence dan dimensi frustration/anger. Hubungan yang negatif pada antara mindfulness guru dan mastery motivation siswa, baik secara keseluruhan maupun per dimensi, menunjukkan bahwa semakin guru memberikan perhatiannya terhadap siswa berkebutuhan khusus dan sadar sepenuhnya terhadap apa yang guru kerjakan selama mengajar, maka usaha anak untuk menguasai keterampilan tertentu secara fokus dan persisten semakin rendah.

This research was conducted to find the relationship between teacher mindfulness and special needs student mastery motivation, in generally or mastery motivation dimensions spesifically, in inclusive elementary school. Student's mastery motivation is measure based on teacher evaluation. Mindfulness is measured by Mindfulness Attention Awareness Scale compiled by Brown and Ryan (2003), and Mastery motivation is measured by Dimensions of Mastery Questionnaire compiled by Morgan et al. (2015). Participants in this research were 138 teachers who taught special needs student which currently are in the 1st until 6th grade inclusive elementary school in Depok.
The result showed a significant negative relationship between teacher mindfulness and student mastery motivation which mean that the higher the teacher mindfulness, the lower student mastery motivation. Based on correlation between teacher mindfulness and eight dimensions student mastery motivation, the result showed significant negative relationship between teacher mindfulness and student mastery motivation on cognitive/object persistence and frustration/anger. All this negative correlation showed that the more teacher give her attention to special needs student and realized what he or she is doing at class along teaching, the lower special needs student effort solve a problem or master a skill in a focused and persistently.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Ullynaria Doreen
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas dari pelatihan Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) untuk menumbuhkan sikap positif siswa reguler terhadap Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK) di sekolah dasar inklusif. Pelatihan SERASI didasarkan pada model sikap Triandis (1971) yang meliputi 3 komponen: kognitif, afektif, dan perilaku. Penelitian kuasi-eksperimental dengan pre- and post-nonequivalent control group dirancang untuk melihat efektivitas pelatihan. Sebanyak 81 siswa berpartisipasi di dalam penelitian ini. Partisipan dibagi ke dalam kelompok kontrol (N = 48) dan kelompok eksperimental (N = 33). Kelompok eksperimen diberikan enam sesi pelatihan mengenai disabilitas. Materi pelatihan mengangkat topik mengenai disabilitas secara umum, disabilitas fisik, gangguan sensorik, disabilitas intelektual, kesulitan belajar dan autisme. Untuk mengukur efek dari pelatihan, Chedoke-McMaster Attitudes Towards Children With Handicaps (CATCH) digunakan untuk mengukur sikap siswa reguler dalam tiga kali pengukuran: sebelum pelatihan, sesaat setelah pelatihan, dan tiga bulan setelah pelatihan. Uji statistik T-test digunakan untuk menganalisa dampak pelatihan SERASI pada sikap siswa reguler terhadap SBK. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap yang signifikan antara sebelum (M=50.48, SD=3.76) dan setelah (M=49.67, SD=4.54) pelatihan SERASI, t(32)=1.092, p=0.283 dan tiga bulan setelah pelatihan, t(32)=0.910, p=0.37. Selain itu, tidak ada pula perbedaan perubahan sikap baik sebelum dan setelah pelatihan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, t(32)=1.092, p=0.283, dan tiga bulan setelah pelatihan t(32)=0.910, p=0.37. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan SERASI belum efektif dalam menumbuhkan sikap positif siswa reguler terhadap SBK.


ABSTRACT

This research aims to investigate the effectiveness of Sekolah Ramah Inklusi (SERASI) training in improving regular students' positive attitude toward students with Special Educational Needs (SEN) in primary inclusive school. SERASI training is based on the Triandis model of attitudes which includes 3 components: cognitive, affective and behavioral. A quasi-experimental with pre- and post-nonequivalent control group was designed to examine the effectiveness of SERASI training. A total of 81 students participated in this study. Participants were divided into a control (n = 48) and an experimental group (n = 33). The experimental group attended six training sessions that spread in three-days. The training material covering topics about disabilities in general, physical disabilities, sensory disabilities, intellectual disabilities, learning difficulties, and autism. To establish the effect of the training program, Chedoke-McMaster Attitudes Towards Children With Handicaps (CATCH) were used to measure regular students' attitude at three moments: prior to the training, immediately after the training and three months after the training. A T-test was conducted to examine the impact of SERASI training to regular students' attitude toward students with SEN. The result shows that there was no significant difference between before (M=50.48, SD=3.76) and after (M=49.67, SD=4.54) the SERASI training t(32)=1.092, p=0.283, and three months after the training t(32)=0.910, p=0.37. Additionally, there was no significant difference between experimental and control group before to after training, t(32)=1.092, p=0.283, and three months after training, t(32)=0.910, p=0.37. Thus, the result did not suggest that SERASI training was an effective practice in promoting students' positive attitude toward students with SEN.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nur Zamzam Arman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas psikoedukasi "AKU PEDULI" dalam meningkatkan pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif pada orang tua anak reguler di TK. Inklusif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian berupa pre-test and post-test design. Penelitian diikuti oleh enam orang partisipan yang merupakan ibu dari anak reguler berusia 28-34 tahun yang dipilih melalui accidental sampling. Karakteristik partisipan yakni orang tua dari anak reguler yang bersekolah di TK. Inklusif dan memiliki latar belakang pendidikan minimal tingkat SLTA. Materi psikoedukasi yang diberikan terdiri atas dua topik yakni anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Pengetahuan partisipan diukur menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh, diuji menggunakan Wilcoxon signed rank test. Analisa statistik menunjukkan psikoedukasi "AKU PEDULI" tidak signifikan meningkatkan pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif pada orang tua anak reguler di TK. Inklusif. Walaupun demikian, berdasarkan action plan yang dibuat partisipan dalam psikoedukasi "AKU PEDULI" menunjukkan adanya kesadaran orang tua anak reguler terkait keterlibatan yang dapat dilakukan orang tua anak reguler untuk menjalankan perannya di TK Inklusif. Program psikoedukasi dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai intervensi oleh TK Inklusif dalam mensosialisasikan pendidikan inkluisf kepada orang tua siswa. Disarankan menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mengukur pengetahuan partisipan sebelum dan setelah psikoedukasi.

ABSTRACT
This study aims to examine the effectiveness of psychoeducation "AKU PEDULI" in increasing knowledge about children with special needs and inclusive education for parents of regular children in Inclusive Kindergarten. This study used a quantitative method with a research design of pre-test and post-test design. The study was attended by six participants who were mothers of regular children aged 28-34 years who were selected through accidental sampling. Characteristics of participants are parents of regular children who attend Inclusive Kindergarten and have a minimum educational background at the high school level. The psychoeducation material consists of two topics, which are children with special needs and inclusive education. Participant's knowledge is measured by quastionnaire. Collected data were tested using the Wilcoxon signed rank test. Statistical analysis shows psychoeducation "AKU PEDULI" did not significantly increase knowledge about children with special needs and inclusive education for parents of regular children in Inclusive Kindergarten. However, based on the action plan made by participants in psychoeducation "AKU PEDULI" shows the awareness of regular parents of children regarding the involvement that regular parents can take to carry out their roles in Inclusive Kindergarten. The psychoeducation program in this study can be used as an intervention by Inclusive Kindergarten in disseminating inclusive education to parents. It is suggested to use interview and observation methods to measure participants' knowledge before and after psychoeducation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
"Kehadiran anak berkebutuhan khusus di tengah-tengah keluarga, telah membawa dampak kepada perubahan sikap, karakter, dan kondisi didalam keluarga. Ada keluarga yang dapat menerima karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, ada juga keluarga yang belum bisa menerima kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mengetahui bagaimana suatu keluarga dapat menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus didalam keluarga, dan membangun ketahanan keluarga.
Melalui observasi dan wawancara mendalam kepada informan kunci dan informan pendukung, diketahui bahwa keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan ketahanan keluarga penting sebagai modal dasar anak memasuki interaksi sosial yang lebih majemuk dan dinamika yang lebih komplek dengan tingkat tantangan dan hambatan yang lebih luas. Peran orang tua terhadap anak baik di rumah, di masyarakat maupun di lingkungan sekolah dalam memotivasi, membimbing dan menguatkan mental dan emosional menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan demi meraih masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa kebersamaan/kebersatuan keluarga (suami, istri, dan anak) diperlukan dalam menghadapi permasalahan dan mencari penanggulangannya. Ketahanan keluarga yang ada pada keluarga-keluarga anak berkebutuhan khusus tersebut memang masing-masing memiliki tingkatan kemantapan yang berbeda. Semakin besarnya keluarga menjalankan fungsi, peran dan tugasnya dalam mendukung, memenuhi kebutuhan dasar anaknya (pendidikan inklusif), maka pencapaian keberhasilan akan mudah di raih. Selain itu peranan lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sekolah ternyata memberikan dukungan yang positif terhadap keragaman dan saling menghargai perbedaan.

The presence of children with special needs in the midst of the family, has an impact to change the attitude, character, and conditions within the family, there are families who can receive the gift given by God Almighty, there are also families who can not accept their presence in the middle family. Qualitative research is trying to determine how a family can accept the presence of children with special needs in the family, and build family resilience.
Through observation and in-depth interviews with key informants and informant support, it is known that families who have children with special needs, build family resilience is the main factor to be prepared in the face of growth and development, social interaction, and to participate in inclusive education. Before, during follow and so on in the learning process, the support of family support is important as the capital of a child enters the social interaction that is more diverse and more complex dynamics at the level of the challenges and barriers to broader. Role of parents of children both at home, in the community and in the school environment to motivate, guide and strengthen the mental and emotional be an absolute thing done to achieve a better future.
Conclusions from the study showed that togetherness / oneness family (husband, wife, and children) is required in dealing with problems and seek to overcome. Resilience families that exist in families of children with special needs are indeed each have different levels of stability. The growing family functioning, role and duties in favor, meet their basic needs (IE), the achievement of success will be easily in reach. Besides the role of the social environment and school environment turns giving positive support to diversity and mutual respect for differences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shillerida Novita
"Pelayanan pendidikan selayaknya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, termasuk individu dengan kebutuhan khusus. Bentuk pelayanan pendidikan yang efektif bagi individu berkebutuhan khusus di seluruh jenjang adalah pendidikan inklusif. Namun, pelayanan pendidikan inklusif di tingkat perguruan tinggi belum mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah. Salah satu penyebabnya adalah minimnya informasi mengenai kesiapan perguruan tinggi untuk melaksanakan pendidikan inklusif. Sikap dosen terhadap pendidikan inklusif dan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran bagi mahasiswa berkebutuhan khusus adalah dua hal yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan pendidikan inklusif.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dengan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran, dan melihat perbedaan antara sikap dan kesediaan melakukan penyesuaian antara dosen di rumpun sains dan humaniora. Penelitian dilakukan terhadap 71 responden (N sains = 27;N humaniora = 44). Pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komponen sikap dan kesediaan melakukan penyesuaian strategi pengajaran pada setiap komponennya, serta terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara dosen sains dan humaniora.

Education services should be available for all, including individuals with special needs. Educational services efectively for individuals with special needs in all levels is given in inclusive education form. However, government gives little attention for inclusive education services at university level. One of the reason is because the lack of information about college readiness for implementing inclusive education. Faculty's attitudes toward inclusive education and willingness to adjust teaching strategies for students with special needs are two important issues that affect the success of inclusive education.
This study aims to examine the relationship between attitudes towards inclusive education and willingness to adjust teaching strategies, and see the difference between the attitude and willingness to adjust teaching strategies between clumps of lecturer in science and humanities. The study was conducted on 71 respondents (N = 27 science; humanities N = 44). Data were obtained using questionnaire, showing a significant relationship between the components of attitude and willingness to adjust teaching strategies, and showing significant difference in attitudes between science and humanities faculty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Arta Uli
"Pelaksanaan pendidikan inklusif memberikan manfaat pada siswa berkebutuhan khusus untuk bisa mengembangkan keterampilan sosialnya guna mendukung proses belajarnya. Dukungan emosional guru memiliki peran penting untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, namun kedua hal tersebut akan semakin kuat hubungannya apabila guru memiliki sikap yang positif terhadap pendidikan inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat peran sikap guru terhadap pendidikan inklusif memoderasi hubungan dukungan emosional guru dan keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif (N = 374).
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Alat tes yang digunakan adalah Multidimensional Attitudes toward Inclusive Education Scale Versi Indonesia (MATIES VI) untuk mengukur sikap guru, kuesioner dukungan emosional guru, dan Social Skills Improvement System (SSIS) form guru untuk keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus. Hasil penelitian menemukan bahwa setiap komponen sikap guru tidak signifikan memoderasi hubungan dukungan emosional guru dan keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus.

The implementation of inclusive education benefits students with special needs to be able to develop their social skills to support their learning process. Teacher emotional support has an important role in developing students social skills, but the two things will be stronger if the teacher has a positive attitude towards inclusive education. This study aims to look at the role of teacher attitudes towards inclusive education moderate the relationship between teacher emotional support and social skills of students with special needs in inclusive primary schools (N = 374).
This research was conducted by quantitative methods. The test instrument used is the Multidimensional Attitudes toward the Indonesian Version of Inclusive Education Scale (MATIES VI) to measure teacher attitudes, teacher emotional support questionnaires, and the Social Skills Improvement System (SSIS) teacher form for social skills of students with special needs. The results found that each component of the teachers attitude did not significantly moderate the relationship between the emotional support of the teacher and the social skills of students with special needs.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>