Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115464 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadila Zahara Faradysa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Generasi Z terhadap strategi komunikasi pemasaran Dear Me Beauty yang melibatkan keragaman dan inklusi, khususnya pada dimensi ras dan etnis, gender, serta usia. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, serta budaya. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah lingkungan yang lebih beragam, membuat Generasi Z memiliki rasa toleransi yang tinggi dan vokal dalam memperjuangkan keragaman serta mengurangi praktik diskriminasi di lingkungannya. Penelitian ini ditelaah dengan menggunakan Teori Komunikasi Pemasaran yang inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam serta observasi digital khususnya pada akun resmi @dearmebeauty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki persepsi positif terhadap strategi komunikasi pemasaran Dear Me Beauty yang melibatkan keragaman dan inklusi. Dimensi ras dan etnis menjadi perhatian pertama dan memiliki persepsi positif. Dimensi gender secara keseluruhan generasi Z persepsi positif namun sebagian di antaranya berpendapat bahwa penggunaan kosmetik pada pria masih dianggap tabu bagi masyarakat Indonesia.  Dimensi usia secara keseluruhan memiliki pandangan positif. Generasi Z memberikan dua sudut pandang dilihat dari kombinasi dimensi usia dan gender. Pada representasi wanita paruh baya yang menggunakan produk kecantikan mendapatkan persepsi positif dan dukungan penuh. Sedangkan pada representasi pria paruh baya yang menggunakan produk kecantikan memiliki dua pandangan yang berbeda. Sebagian besar memberikan persepsi positif, namun sebagian lainnya mengatakan bahwa pemilihan model pria paruh baya kurang tepat dalam memasarkan produk kecantikan, khususnya kosmetik.

This study aims to determine Generation Z's perceptions of the Dear Me Beauty marketing communication strategy which involves diversity and inclusion, especially in the dimensions of race and ethnicity, gender, and age. These perceptions are influenced by background, experience, and culture. As a generation that grew up in a more diverse environment, Generation Z has a high sense of tolerance and is vocal in fighting for diversity and reducing discriminatory practices in their environment. This research is examined using inclusive Marketing Communication Theory. This study used a qualitative approach with a case study research met; data collection techniques were carried out through in-depth interviews and digital observation, especially on the official @dearmebeauty account. The results of the study show that Generation Z has a positive perception of the Dear Me Beauty marketing communication strategy, which involves diversity and inclusion. The dimensions of race and ethnicity are the first concern and have positive perceptions. The overall gender dimension of Generation Z is positive, but some of them argue that the use of cosmetics on men is still considered taboo in Indonesian society. The overall age dimension has a positive outlook. Generation Z provides two perspectives from a combination of age and gender dimensions. In the representation of middle-aged women who use beauty products, they get positive perceptions and full support. Meanwhile, the representation of middle-aged men who use beauty products has two different views. Most gave a positive perception but some others said that the selection of middle-aged male models was inappropriate in marketing beauty products, especially cosmetics."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Chairunnisa Harahap
"Skripsi ini membahas peran sentral dari pemasaran berbentuk viral marketing dalam mendorong keterlibatan dari Generasi Z dalam gerakan konservasi budaya berbasis digital yang diinisiasi oleh Swara Gembira, khususnya kain tradisional Indonesia atau wastra. Selanjutnya, pembahasan akan difokuskan pada penggunaan call-to-action hashtag yakni #BerkainBersama dan #BerkainGembira yang dimaksudkan untuk mendorong komunitas online di Instagram agar kembali mengenakan kain tradisional pada kehidupan sehari-hari. Teori terkait marketing communication, cultural awareness, dan intention to wear digunakan untuk memahami isu yang akan diteliti. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan campuran dengan alat bantu berupa kuesioner tertutup yang disebarkan secara online melalui Google Form dan wawancara semi terstruktur. Data yang didapatkan dari survei online lalu dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM) pada software SmartPLS 4 sedangkan data hasil in-depth interview dianalisis menggunakan analisis tematik.

This thesis discusses the central role of marketing in the form of viral marketing in encouraging the involvement of Generation Z in the digital-based cultural conservation movement initiated by Swara Gembira, especially for Indonesian traditional cloth or wastra. Furthermore, the discussion will focus on the use of call-to-action hashtag, namely #BerkainBersama and #BerkainGembira which is intended to encourage the online community on Instagram to return to wearing traditional clothing in everyday life. Theories related to marketing communication, cultural awareness, and intention to wear are used to understand the issue at hand. The research was conducted using a mixed method approach with tools in the form of closed questionnaires distributed online via Google Forms and semi-structured interviews. Data obtained from online surveys were then analyzed using structural equation modeling (SEM) on SmartPLS 4 software, while data from in-depth interviews were analyzed using thematic analysis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulianna Aprilia
"Selebiriti merupakan figur yang mendapatkan sorotan publik. Hal ini yang sering dimanfaatkan oleh pengiklan untuk mempromosikan produknya. Penelitian ini ingin melihat perbandingan pengaruh persepsi pada endorser dalam dua iklan televisi (TVC) Pond?s White Beauty terhadap sikap pada merek Pond?s White Beauty. Teori yang digunakan adalah VisCAP Model dan Hierarchy of Effect.
Penelitian ini menerapkan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, metode eksperimen, dan merupakan penelitian eksplanatif komparatif. Penelitian ini menggunakan Korelasi Pearson dan T-Test untuk menguji menguji pengaruh persepsi pada endorser terhadap sikap pada merek dan untuk menguji perbedaan antara 2 kelompok penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden pada endorser selebiriti lebih positif dibandingkan pada endorser non-selebriti. Dari hasil pengukuran juga dapat dilihat bahwa sikap responden terhadap merek Pond?s White Beauty lebih positif saat melihat iklan yang dibintangi oleh selebriti. Kemudian, hasil penelitian juga membuktikan adanya korelasi positif antara persepsi pada endorser dengan sikap pada merek.

Celebirities are figures that attract attention of the general public. This issue is often manipulated by advertisers to promote their products. This research is aimed at comparing the influence of perception on endorsers in two Pond?s White Beauty advertisements towards the latter?s brand attitude. The theory used is the VisCAP Model and the Hierarchy of Effect Model.
This research applies positivism paradigm, quantitative approach, experimental methods, and represents a comparative and explanatative research. This research uses Pearson`s Correlation and T-Test to test the influence of perception on endorsers towards brand attitude and to test difference between 2 research groups.
Research outcomes reveal that respondents perception on the endorser who is a celebrity is more positive as compared to non celebrity. Measurement indicators also show that respondents attitude on Pond`s White Beauty brand is more positive upon seeing an advertisement starred by a celebrity. Furthermore, this research also proves a positive correlation between perception on the endorser and brand attitude."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sindhu Bhagaskara
"Sustainability atau keberlanjutan merupakan salah satu faktor penting pada di hampir semua aspek kehidupan saat ini. Kebutuhan untuk memiliki implementasi praktik sustainability pada produk mewah (sustainable luxury) telah berkembang dari waktu ke waktu. Namun, kemewahan dan praktik sustainability mungkin terdengar kontradiktif, walaupun sebenarnya keduanya memiliki banyak kesamaan. Konsep sustainable luxury telah dikembangkan untuk memenuhi demografi terbesar saat ini, generasi Y dan Z. Kedua generasi ini lebih sadar sosial dan lingkungan sementara juga mengambil andil sebagai demografi konsumen terbesar untuk merek-merek mewah. Studi ini menguji dampak penerapan praktik sustainability terhadap persepsi dan keputusan pembelian merek mewah oleh generasi Y dan Z. Metode penelitian survei kuantitatif digunakan untuk menguji model penelitian, di mana 350 peserta yang dibagi menjadi dua kelompok untuk mengerjakan dua survei yang berisikan kampanye pemasaran luxury fashion dan kampanye pemasaran luxury fashion dengan pesan praktik sustainability. Hasil dari penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa deskripsi penerapan praktik sustainability berdampak positif terhadap keputusan pembelian produk mewah oleh generasi Y dan Z.

Sustainability is one of the most important concerns in almost every aspect in the present day. The scrutiny to have sustainability in luxury products has grown overtime. However, luxury and sustainability or one might call sustainable luxury might sound oxymoron, while in fact, they have a lot of attributes in common. The concept of sustainable luxury has been developed immensely to cater to the current largest demographic, Gen Y and Z. These two generations are more socially and environmentally conscious whilst also partake as the largest consumer demographic in luxury brands. This study examines the impact of implementing sustainability practice to luxury brands perception and purchase intention by Gen Y and Z. A quantitative survey research design was utilised in order to test the research model, in which 350 participants, divided into two groups, did an online survey with either a luxury fashion marketing campaign message and a luxury fashion marketing campaign with sustainability practice message then was analysed by using the structural equation modelling (SEM). The results of this study indicate sustainability practice implementation description positively impacts the purchase decision of luxury products by both generation Y and Z"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Delvira
"Influencer marketing di media sosial telah terbukti efektif sehingga hal tersebut menjadi aspek yang penting dalam pemasaran modern. Penelitian ini bertujuan untuk membahas isyarat persuasi dari influencer kecantikan Indonesia di Instagram menggunakan teori Elaboration Likelihood Model. Penelitian ini dilakukan menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Modelling (PLS-SEM) untuk menginvestigasi interaksi parasosial dan kredibilitas dari influencer dan bagaimana kedua hal tersebut mempengaruhi intensi pembelian. Multi-group analysis juga digunakan untuk menginvestigasi perbedaan dari influencer selebritas dan yang bukan selebritas. Penelitian ini menggunakan empat influencer kecantikan Indonesia dan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara interaksi parasosial dan kredibilitas dengan intensi pembelian. Hasil dari multi-group analysis menunjukkan bahwa untuk influencer non selebritas, daya tarik fisik dan sosial tidak berpengaruh terhadap interaksi parasosial, dan kredibilitas juga tidak berpengaruh terhadap intensi pembelian.

Influencer marketing on social media has proven to be effective, thus it has become a very important part of modern marketing. This study aims to examine the persuasion cues related to Indonesian beauty influencers on Instagram using the Elaboration Likelihood Model of persuasion. Specifically, the study used Partial Least Square - Structural Equation Modelling (PLS-SEM) to investigate the parasocial interaction and credibility of the influencers and how they are related to customers' purchase intention. Moreover, multi-group analysis is used to analyze how non-celebrity and celebrity influencers differ. The study used four Indonesian beauty influencers and the results found that both credibility and parasocial interaction show significant and positive relationships to purchase intention. The multi-group analysis result shows that for non-celebrity influencers, physical and social attractiveness are not significantly related to parasocial interaction, and their credibility is also not significantly related to purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Taqwa Fitriani
"Perang tarif merupakan fenomena yang sedang terjadi pada industri penerbangan di Indonesia. Para maskapai penerbangan berlomba menawarkan tarif semurahmurahnya pada konsumen jasa penerbangan untuk berbagai rute. Dalam suasana persaingan seperti itu, full-service airline seperti Garuda Indonesia pun harus mempertajam kemampuannya mengelola biaya agar dapat memberikan layanan terbaik kepada penumpang.
Namun, harga bukan satu-satunya alat yang dapat dijadikan untuk tetap kompetitif. Penerapan pemasaran relasional dapat menjadi salah satu cara bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Hal ini didukung oleh sifat industri penerbangan yang pada dasarnya merupakan bagian dari industri jasa. Industri jasa memiliki kesempatan lebih besar dalam membangun hubungan relasional dengan pelanggannya karena mereka secara fisik dapat lebih dekat dengan pelanggan sehingga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berinteraksi. Dalam menjalankan strategi ini, aspek utama yang diperhatikan adalah pembinaan ataupun peningkatan hubungan relasional antara perusahaan dengan pelanggan.
Penelitian ini memfokuskan pada analisis pengaruh tiga taktik pemasaran relasional (direct mail, preferential treatment dan interpersonal communication) terhadap persepsi investasi relasional yaitu suatu persepsi yang dimiliki pelanggan mengenai sejauh mana suatu perusahaan berinvestasi ke dalam hubungan relasional antara perusahaan dengan pelanggan. Kemudian, analisis juga dilakukan terhadap pengaruh persepsi investasi relasional tersebut terhadap kualitas relasional yang pada akhirnya mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan semua konstruk memberikan pengaruh yang positif yang berarti bahwa peningkatan pelaksanaan taktik-taktik pemasaran relasional akan meningkatkan persepsi investasi relasional sehingga kualitas relasional yang dirasakan pelanggan meningkat dan pelanggan menjadi lebih loyal.
Di antara ketiga taktik pemasaran relasional yang diteliti, pengaruh preferential treatment paling besar sehingga Garuda Indonesia sebaiknya memperhatikan perlakuannya terhadap para anggota Garuda Frequent Flyer. Para anggota Garuda Frequent Flyer harus benar-benar merasakan mendapatkan manfaat dengan menjadi anggota dibandingkan dengan tidak menjadi anggota Garuda Frequent Flyer.

The current situation of Indonesia's airline industry is the price war phenomenon. Many airlines are competing to give the lowest possible price for various routes. This puts pressure especially on full-service airlines such as Garuda Indonesia. They are demanded to be able to manage their costs in order to give the best possible service to the customer.
However, price is not the only factor that can be played with when searching for a competitive edge. Implementation of relationship marketing can be one way to gain a competitive advantage. This is especially true in the airline industry (which is essentially part of the service industry) where the companies in this industry have the advantage of actually interacting with the customer. Hence, they are in a better position to detect customer's responses and attitudes. In implementing relationship marketing, the main focus is to build, maintain and increase the valuable relationship between the company and the customer.
This research investigates the impact of three relationship marketing tactics (direct mail, preferential treatment and interpersonal communication) on consumer perceptions of a company's relationship investment, which is known as the term perceived relationship investment. This research is also intended to demonstrate the affect of perceived relationship investment on relationship quality and ultimately on loyalty.
The result is the conclusion that relationship-marketing tactics play a positive role in affecting perceived relationship investment. This means that an increase in the implementation of relationship marketing tactics will lead to an increase of perceived relationship investment. A positive path is also found between perceived relationship investment and relationship quality, and also from relationship quality to loyalty. This implies that it pays off to invest in consumer relationships because it results in increased loyalty.
Of the three relationships marketing tactics that have been researched, preferential treatment proved to be the dominant determinant of perceived relationship investment. Therefore, Garuda Indonesia should pay extra attention to this. Members of Garuda Frequent Flyer (GFF) must be able to see and feel the benefits of being a member of GFF instead of not joining GFF.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Gelorawan
"Direct Marketing Association (DMA) menyatakan bahwa terdapat lebih dari 10.000 jenis katalog dikirimkan kepada konsumen. Konsumen dapat menerima sekitar 70 katalog dalam satu minggunya di musim liburan. Dalam penelitiannya pada awal tahun 2000, Chiger (2001) mendapati adanya peningkatan konsumen yang berbelanja melalui katalog_ Reynolds (1974) mengungkapkan bahwa konsumen yang berbelanja melalui katalog biasanya memiliki tingkat penghasilan yang Iebih tinggi dan merupakan keluarga yang memiliki anak kecil.
Kehadiran Carrefour di Indonesia pada penghujung tahun 1999, merupakan fenomena tersendiri disebabkan keberaniannya menanamkan investasi yang sangat besar dalam melakukan penetrasi di pasar retail, padahaI baru saja Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat berat, Dengan 11 outlet yang dimilikinya sekarang ini, boleh dikatakan Carrefour merupakan Market Leader di bidangnya. Dalam mensukseskan tujuannya, Carrefour menerapkan strategi promosi tertentu yang salah satunya adalah penyampain katalog (direct mail) kepada calon pembeli, Dengan frekuensi 1-2 minggu sekali dan desain yang selalu dibuat menarik (misalkan dengan cover artis terkenaI), Carrefour berusaha menarik konsumen berbelanja dengan katalog ini.
Tesis ini merupakan studi terhadap usaha promosi Carrefour melalui katalog dikaitkan dengan keinginan konsumen untuk berbelanja. Empat unsur dalam katalog yaitu desain, kategori/pilihan produk, cara promosi dan harga diduga dapat mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran keempat unsur tersebut secara statistik mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen secara signifikan . Dengan demikian, Carrefour dapat meneruskan strategi promosi yang dilakukannya sekarang ini dengan meningkatkan fungsi katalog dalam mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyasa Narendra
"ABSTRAK
Pada era network society ini, persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk melakukan strategi komunikasi pemasaran yang tepat untuk dapat bersaing di pasar. Iklan adalah strategi komunikasi pemasaran yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Dewasa ini konsumen dihadapkan dengan banyak sekali iklan dari berbagai produk baik itu iklan dari media-media atau secara langsung dikomunikasikan oleh perwakilan dari sebuah produk atau biasa disebut sebagai celebrity endorsement. Celebrity endorsement adalah salah satu alat atau strategi iklan yang sangat efektif dimana penggunaan selebriti dalam iklan mempunyai dampak terhadap ekuitas merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dari faktor kredibilitas celebrity endorsement daya tarik, kepercayaan, dan keahlian terhadap minat pembelian secara langsung dan secara tidak langsung yang termediasi oleh kredibilitas merek. Penelitian ini dilakukan pada merek Mitsubishi dimana hingga saat ini penggunaan celebrity endorsement merupakan strategi yang digunakan oleh Mitsubishi di Indonesia dalam komunikasi pemasarannya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara langsung, hanya daya tarik celebrity endorsement yang berpengaruh secara langsung terhadap minat pembelian, sedangkan keperayaan dan keahlian celebrity endorsement berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat pembelian konsumen melalui kredibilitas merek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor kredibilitas celebrity endorsement daya tarik, kepercayaan, dan keahlian berpengaruh secara signifikan baik secara langsung terhadap minat pembelian dan secara tidak langsung melalui kredibilitas merek.Kata Kunci: celebrity endorsement, brand credibility, purchase intention.

ABSTRACT
In this era of network society, fierce competition in the business world requires the company to do the right marketing communication strategy to be able to compete in the market. Advertising is the most common marketing communication strategy of a company. Today consumers are faced with a lot of advertising from various products either advertising from media or directly communicated by representatives of a product or commonly referred to as celebrity endorsement. Celebrity endorsement is one of the most effective advertising tools or strategies in which the use of celebrities in advertising has an impact on brand equity. The purpose of this study is to examine the relationship of the source credibility of celebrity endorsement attractiveness, trustworthiness, and expertise towards purchase intention directly and indirectly mediated by brand credibility. This research was conducted on Mitsubishi brand which until now the use of celebrity endorsement is a strategy used by Mitsubishi in Indonesia in their marketing communication. The results of this study show that directly, only the attractiveness of celebrity endorsement that directly affects to purchase intention, while the trustworthiness and expertise of celebrity endorsement indirectly affect purchase intention through brand credibility. So it can be concluded that the source credibility of celebrity endorsement attractiveness, trustworthiness, expertise significantly influence both directly to purchase intention and indirectly through the brand credibility.Keywords celebrity endorsement, brand credibility, purchase intention "
2017
T48839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Subagio
"

Web 2.0 telah merubah bentuk word of mouth tradisional menjadi word of mouth baru berbasis Internet yaitu electronic word of mouth (eWOM). Melalui eWOM, konsumen membagikan pengalamannya berupa opini dan informasi mengenai suatu produk dan merek. Merek yang memiliki nilai lebih di mata konsumen akan mempunyai ekuitas merek yang kuat juga, sehingga akan mendorong minat pembelian yang lebih tinggi. Tesis ini membahas mengenai pengaruh eWOM melalui ekuitas merek terhadap minat pembelian pada pemasaran pendidikan tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei dan sifat penelitian eksplanatif. Populasi pada penelitian ini adalah wisudawan program Sarjana Universitas Paramadina periode April 2019 yaitu 131 wisudawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Dari hasil pengisian kuesioner, hanya 94 kuesioner yang diolah lebih lanjut berdasarkan pertanyaan saringan pada penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk mengetahui jalur yang paling efektif dalam pembentukan minat pembelian pada konteks pemasaran pendidikan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung eWOM melalui ekuitas merek merupakan jalur yang paling efektif dalam pembentukan minat pembelian, sedang pengaruh langsung eWOM pada pembentukan minat pembelian memiliki nilai yang lebih kecil. Kesimpulan dalam penelitian ini, universitas dalam membentuk minat pembelian calon konsumen potensialnya harus menciptakan eWOM yang mampu membentuk ekuitas merek yang baik di mata calon konsumen potensialnya, sehingga minat pembelian konsumen akan menjadi tinggi.


Web 2.0 has transformed traditional forms of word of mouth into new Internet-based word of mouth or electronic word of mouth (eWOM). Through eWOM, consumers share their experiences in the form of opinions and information about a product and brand. Brands that have more value in the eyes of consumers will have strong brand equity, so that it will encourage higher purchase intentions. This thesis discusses the effect of eWOM through brand equity on purchase intentions in higher education marketing. This research was conducted with a quantitative approach through survey methods and explanatory research. The population in this study are 131 graduates of the Paramadina University Bachelor Program in the April 2019 period. The sampling technique uses total sampling. Based on filter questions in this study, only 94 questionnaires were processed further. The data analysis method used in this study is path analysis. Path analysis is used to determine the most effective pathway in the formation of purchase intentions in the context of higher education marketing. The results showed that the indirect influence of eWOM through brand equity was the most effective path in the formation of purchase intentions, while the direct influence of eWOM on the formation of purchase intention had a smaller value. The result of this study suggests that universities, in forming the purchase intention of potential customers, must create eWOM which is able to shape a good brand equity in the eyes of potential customers. This strategy, assumed, will increase the consumer’s purchase intention.

"
2019
T54408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>