Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142264 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasyid Indy Nur Sasongko
"Dewasa ini, penggunaan bahan bakar fosil masih banyak digunakan. Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan mampu menyebabkan emisi karbon dioksida akan menjadi meningkat dan mampu menyebabkan pemanasan global. Sehingga, Grup riset AIR mempunyai sebuah terobosan dengan menciptakan sebuah Fluid Catalytic Cracking dengan skala bench yang mampu bergerak. Namun, Fluid Catalytic Cracking memiliki kendala dimana penggunaan injektor untuk proses cracking tidak sempurna. Karena itu, Grup riset AIR mempunyai inovasi dengan menggunakan Falling Film Evaporator. Falling film evaporator digunakan untuk menguapkan umpan minyak dan memastikan umpan minyak telah terevaporasi dengan baik. Falling film evaporator mengaplikasikan Falling Liquid Film yaitu fenomena aliran yang mengalir ke arah bawah karena adanya gaya gravitasi dan membentuk sebuah film. Pengaplikasian fenomena aliran tersebut mempunyai kelebihan yaitu mampu memberikan perpindahan panas yang tinggi, koefisien perpindahan yang tinggi, dan memiliki residence time yang singkat. Perpindahan panas pada aliran falling liquid film dipengaruhi oleh hidrodinamika yang salah satunya adalah film thickness. Film Thickness menjadi salah satu pengaruh karena ketika permukaan aliran falling liquid film terbasahi secara baik dan menyeluruh maka efektivitas perpindahan panas akan baik. Sehingga diperlukan analisa hidrodinamika aliran falling film liquid dengan menggunakan parameter film thickness. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh debit aliran pada film thickness falling liquid film dengan menggunakan geometri permukaan berbentuk pipa vertikal. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat sebuah alat eksperimen yang menggambarkan aliran falling liquid film, pengukuran dan perhitungan film thickness dengan parameter debit aliran, dan visualisasi hidrodinamika. Diperoleh bahwa debit aliran mempunyai pengaruh terhadap film thickness falling liquid film dimana ketika debit aliran yang dialirkan semakin besar maka film thickness yang dihasilkan juga akan semakin tebal dan hidrodinamika yang dihasilkan ketika film thickness menebal adalah aliran akan semakin bergelombang. Lalu, ketika film thickness menebal maka permukaan yang dialiri oleh falling liquid film mampu terbasahi secara menyeluruh dan merata.

Currently, the use of fossil fuels is still widely used. Excessive use of fossil fuels can cause carbon dioxide emissions to increase and can cause global warming. Thus, AIR research group has a breakthrough by creating a bench-scale Fluid Catalytic Cracking that is capable of moving. However, Fluid Catalytic Cracking has an obstacle where the use of injectors for the cracking process is not perfect. Therefore, AIR research group has an innovation by using Falling Film Evaporator. Falling film evaporator is used to evaporate the oil feed and ensure the oil feed is well evaporated. Falling film evaporator applies Falling Liquid Film, a flow phenomenon that flows downward due to gravity and forms a film. The application of the flow phenomenon has the advantages of being able to provide high heat transfer, high transfer coefficient, and has a short residence time. Heat transfer in falling liquid film flow is influenced by hydrodynamics, one of which is film thickness. Film Thickness becomes one of the influences because when the surface of the falling liquid film flow is well and thoroughly wetted, the effectiveness of heat transfer will be good. So it is necessary to analyze the hydrodynamics of the falling liquid film flow using the film thickness parameter. The purpose of this research is to analyze the effect of flow discharge on the film thickness of falling liquid film using vertical pipe-shaped surface geometry. This research is conducted by making an experimental device that describes the flow of falling liquid film, measurement and calculation of film thickness with flow discharge parameters, and visualization of hydrodynamics. It was found that the flow discharge has an influence on the film thickness of the falling liquid film where when the flow discharge is greater, the resulting film thickness will also be thicker and the hydrodynamics produced when the film thickness thickens is that the flow will be more wavy. Then, when the film thickness thickens, the surface drained by the falling liquid film is able to be wetted thoroughly and evenly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Verlianda Pratama
"Karena masalah pemanasan global, upaya sedang dilakukan untuk membuat dan mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan. Namun, energi energi terbarukan memiliki permasalahan karena ketergantungan pada alam yang tidak teratur. Oleh karena itu, pembuatan genset lebih mahal, karena perlu manipulasi keluaran listrik agar stabil dan dapat disambungkan ke jaringan. Salah satu cara untuk menstabilkan keluaran listrik adalah dengan menggunakan baterai. Salah satu jenis baterai yang digunakan adalah timbal-asam baterai. Baterai ini merupakan jenis baterai yang sering digunakan karena harga pembuatannya yang murah. Jika dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai timbal-asam ternyata lebih sensitif terhadap suhu dan faktor lainnya. Ditemukan bahwa baterai timbal-asam lebih mahal untuk dirawat dan memiliki umur yang lebih pendek. Penelitian ini diharapkan dapat membantu bisnis memecahkan masalah suhu dingin di negara-negara yang mengalami musim dingin. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa baterai 9 Ah memiliki kapasitas yang 27% lebih rendah pada suhu lingkungan -100 C dibandingkan dengan baterai pada suhu lingkungan 500 C. Ditemukan juga bahwa baterai 5 Ah memiliki kapasitas 271,2% lebih sedikit saat memiliki arus discharge 6 Ampere dibandingkan saat baterai memiliki arus discharge 1,2 Amper.

Due to the problem of global warming, efforts are being made to make and developing new and renewable energy plants. However, energy renewable energy has problems due to dependence on nature which does not regular. Therefore, the manufacture of the generator is more expensive, because the need for manipulation of the electrical output to be stable and can be connected to the grid. One way to stabilize the electrical output is to use battery. One type of battery used is lead-acid battery. This battery is the type of battery that is often used because it is cheap manufacturing price. When compared to lithium-ion batteries, batteries lead-acid was found to be more sensitive to temperature and other factors. It was found that lead-acid batteries are more expensive to maintain and have shorter lifespan. This research is expected to help businesses solve the problem of cold temperatures in countries that experience monsoons cold. In this study it was found that the 9 Ah battery has a capacity of which is 27% lower when at -100 C ambient temperature compared to with when the battery is in an ambient temperature of 500 C. It was also found that 5 Ah battery has 271.2% less capacity when it has current discharge 6 Ampere compared to when the battery has a discharge current 1.2 Ampere"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hasroel Thayib
"ABSTRAK
Kontroversi mengenai pemanasan dan perubahan iklim global berkepanjangan dengan berbagai tulisan terutama mengenai tidak terbuktinya ramalan mengenai musibah lingkungan antropgenik yang akan terjadi, dibahas dengan memperbandingkan fakta dan pengetahuan ilmiah kegiatan manusia. Efek rumah kaca global yang diklaim antropogenik, semakin dipertanyakan kebenarannya karena bertentangan dengan pengetahuan yang selama ini dianggap mapan dan belum dibantah kebenarannya. Data suhu permukaan global dan data perubahan-perubahan suhu yang ada telah diubah dan direkayasa untuk mendukung klaim pemanasan dan perubahan iklim global. Solusi menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim global perlu didasarkan atas persepsi yang benar dan tidak terperangkap pada solusi keliru. Hanya memusatkan solusi pada satu penyebab saja akan menjadikan manusia terperangkap pada solusi salah."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2017
330 ASCSM 39 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arrahim Karimullah Kanam
"Isu pemanasan global menyebabkan setiap perusahaan harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan nilai tambah baik bagi perusahaan sendiri maupun para stakeholdernya. Perubahan iklim global ini menyebabkan pengaruh terhadap kinerja perusahaan, khususnya perusahaan bidang pangan. Perusahaan harus dapat menghasilkan value di tengah ketidakpastian perubahan iklim.
Pemasar sebagai salah satu instrumen perusahaan, harus dapat menjaga hubungannya dengan para stakeholdernya, baik dari sisi pemasok barang maupun konsumennya atau perusahaan lain yang terkait. Komitmen dari seluruh pihak baik hulu sampai dengan hilir harus dijaga untuk menjamin performa kerjasama atau performa perusahaan. Loyalitas setiap unsur dalam hubungan pemasaran perusahaan harus dijaga dengan baik.
Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji komitmen hubungan pemasaran terhadap kinerja perusahaan. Komitmen hubungan didasari beberapa anteseden berupa trust, commitment, dan attractiveness of alternatives. Peneliti menemukan bahwa terdapat jalur tertentu diantara trust, commitment, dan attractiveness of alternatives terhadap komitmen hubungan pada konteks industri logistik pangan. Selain itu data mendukung bahwa trust memiliki kontribusi positif dan paling tinggi serta signifikan dari variabel-variabel yang diteliti dalam komitmen hubungan. Data tidak mendukung communication memiliki kontribusi terhadap komitmen hubungan. Variabel tersebut harus dimediasi oleh trust untuk berkontribusi terhadap sebuah komitmen hubungan.

Global warming issue caused each company to be more creative and innovative in creating value added for both the company itself and its stakeholders. Global climate change is causing the effect on corporate performance, particularly the food sector companies. The company should be able to generate value in uncertain climate change.
Marketers as one of the instruments of the company, should be able to maintain its relationships with its stakeholders, both in terms of customers or suppliers of goods and other related companies. Commitment of all parties, both upstream to the downstream should be kept to ensure the performance of co-operation or performance of the company. Loyalty of every element in the relationship marketing company must be maintained properly.
This study aimed to assess the commitment of a marketing relationship to company performance. The commitment relationship is based on some form of trust antecedents, commitment, and the attractiveness of alternatives. Researchers found that there are certain lines between trust, commitment, and the attractiveness of alternatives to the commitment to the relationship in the context of the food logistics industry. In addition the data support that the trust has a positive contribution and the highest as well as significant of the variables examined in committed relationships. The data does not support the communication has contributed to relationship commitment. These variables must be mediated by the trust to contribute to a relationship commitment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfian Aby Nurachman
"Latar Belakang : Global warming atau peristiwa meningkatnya suhu rerata bumi disebabkan oleh peningkatan konsentrasi karbondioksida (CO2) pada atmosfer bumi. Peningkatan kadar karbondioksida ini berpengaruh terhadap kesehatan melalui berbagai cara. Dalam tubuh kondisi kadar karbondioksida yang tinggi atau hiperkapnea dapat memberikan pengaruh pada tubuh salah satu nya adalah peningkatan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Dengan menggunakan sel Peripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC), kadar ROS terutama superoksida yang diproduksi akibat paparan CO2 tinggi dapat dideteksi dengan menggunakan dihydroethidium (DHE) assay.
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pemaparan pada kadar CO2 tinggi terhadap perubahan produksi superoksida pada sel PBMC.
Metode : Sel PBMC diinkubasi pada kadar CO2 yang berbeda yaitu kadar tinggi sebesar 15% dan kontrol 5% CO2. Produksi superoksida pada sel tersebut dapat dilihat menggunakan DHE assay dengan melihat perubahan nilai absorbansi pada fluorometer. Hasil yang didapatkan adalah nilai absorbansi per sel yang menggambarkan kadar superoksida untuk tiap satu sel PBMC.
Hasil : Pemaparan sel PBMC pada kondisi tinggi CO2 (15% CO2) selama 24 jam dan 48 jam secara signifikan meningkatkan produksi superoksida bila dibandingkan dengan kontrol (5% CO2) pada sel PBMC. Namun terdapat penurunan yang signifikan antara paparan tinggi CO2 selama 48 jam bila dibandingkan dengan paparan tinggi CO2 selama 24 jam. Dari sini dapat disimpulkan bahwa paparan tinggi CO2 dapat meningkatkan laju produksi superoksida pada sel PBMC. Selain itu terdapat penurunan kadar superoksida pada sel PBMC apabila lama paparan CO2 tinggi lebih dari 24 jam.
Kesimpulan : pemaparan kadar CO2 tinggi pada sel PBMC selama 24 jam dan 48 jam akan meningkatkan laju produksi ROS terhadap kontrol. Penurunan kadar superoksida pada inkubasi CO2 tinggi selama 48 jam menunjukan ada nya pengurangan kadar superoksida apabila lama inkubasi lebih dari 24 jam.

Background: Global warming or the increase in the average temperature of the earth is caused by an increase in the concentration of carbon dioxide (CO2) in the earth's atmosphere. Increased levels of carbon dioxide affect health in various ways. In the body of conditions high carbon dioxide levels or hypercapnea can give effect to the body one of them is an increase in the production of Reactive Oxygen Species (ROS) which can cause oxidative stress. By using Peripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC) cells, ROS levels, especially superoxide produced due to high CO2 exposure can be detected using dihydroethidium (DHE) assay.
Objective: This study was conducted to see the effect of exposure to high CO2 levels on changes in superoxide production in PBMC cells.
Methods: PBMC cells were incubated at different CO2 levels, namely a high level of 15% and a control of 5% CO2. Superoxide production in these cells can be seen using the DHE assay by looking at changes in absorbance values on the fluorometer. The results obtained are absorbance values per cell that describe the levels of superoxide for each one PBMC cell.
Results: Exposure of PBMC cells under high CO2 conditions (15% CO2) for 24 hours and 48 hours significantly increased superoxide production when compared to controls (5% CO ¬ 2) on PBMC cells. However, there was a significant decrease between 48 hours of high CO2 exposure compared to 24 hours of high CO2 exposure. From this it follows that high exposure to CO2 can increase the rate of superoxide production in PBMC cells. In addition there is a decrease in superoxide levels in PBMC cells if the duration of high CO2 exposure is more than 24 hours.
Conclusion: exposure to high CO2 levels in PBMC cells for 24 hours and 48 hours will increase the rate of superoxide production to control. Decrease in superoxide levels in incubation of high CO2 for 48 hours shows that there is a reduction in superoxide levels if the incubation time is more than 24 hours.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahdnul Ashim
"Bahan bakar fosil digunakan sebagai bahan bakar mesin dan kendaraan bermotor untuk membantu aktivitas manusia, akan tetapi jumlahnya terbatas dan dapat menyebabkan masalah lingkungan. Air dan energi dari sinar matahari jumlahnya melimpah di bumi, namun potensinya belum banyak digunakan. Manusia pun mulai mengembangkan alat untuk dapat memanfaatkan kedua sumber daya alam tersebut, sehingga kedepannya bahan bakar fosil dapat digantikan. Metal Organic Frameworks (MOFs) merupakan material yang tersusun atas ion logam atau ion klaster yang dihubungkan dengan senyawa organik dan dapat digunakan sebagai fotokatalis untuk menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen dari air dengan bantuan sinar matahari. Penelitian ini mencoba mensintesis MOFs dengan menggunakan logam lantanida (Samarium, Europium dan Terbium) dengan ligan natrium perilena tetrakarboksilat (Na-PTC) secara solvotermal dalam air dan DMF dengan perbedaan waktu sisntesis 6, 24 dan 72 jam, sehingga menjadi Ln-MOFs yang kemudian dikarakterisasi dengan FTIR, UV-DRS, CV, TGA, XRD dan SEM-EDX. Hasil menunjukkan 3 buah Ln-MOFs baru berhasil disintesis dengan karakteristik IR dan nilai band gap yang hampir sama walau waktu sintesisnya berbeda, dengan nilai band gap 1,93 – 2,22 eV. Kemudian Ln-MOFs tersebut tidak tahan pada suhu di atas 100 oC, masih polikristal, berukuran 20 nm dan berpotensi sebagai fotokatalis untuk menghasilkan gas H2 dari air.

Fossil fuels are used as fuel for machines and vehicles to help human activities, but in limited numbers and can cause environmental problems. Water and energy from sunlight are abundant on earth, but their potential is not widely used. Humans have also begun to develop tools to be able to utilize these two natural resources so that in the future, fossil fuels can be replaced. Metal Organic Frameworks (MOFs) are materials composed of metal ions or cluster ions linked to organic compounds and can be used as photocatalysts to produce hydrogen gas and oxygen gas from the water with the help of sunlight. This study tried to synthesize MOFs using metal lanthanides (Samarium, Europium and Terbium) with sodium perylene tetracarboxylate (Na-PTC) ligands solvothermal in water and DMF with differences in synthesis time of 6, 24 and 72 hours, so that it becomes Ln-MOFs, which then characterized by FTIR, UV-DRS, CV, TGA, XRD and SEM-EDX. The results showed that 3 new Ln-MOFs were successfully synthesized with almost the same IR characteristics and band gap values even though the synthesis time was different, with a band gap value of 1.93 - 2.22 eV. Then the Ln-MOFs cannot withstand temperatures above 100 oC, are still polycrystalline, has a size of 20 nm and have the potential to be a photocatalyst to produce H2 gas from water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Faisal Alwini
"Penggunaan dan pemanfaatan energy yang ada semakin terbatas dikarnakan pembangkit listrik tenaga fosil yang masih massive penggunaanya memiliki banyak dampak terhadap lingkungan akibat emisi yang dikeluarkan. Penggunaan energi terbarukan sebagai sumber listrik ini menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang memberikan banyak emisi. Namun energi terbarukan ini memiliki kekurangan dikarenakan inout yang diberikan sumbernya tidak dapat ditebak menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak stabil dan memungkinkan tidak ada saat diperlukannya energi ini (Intermitten). Pada penelitian ini akan disimulasikan penggunaan pembangkit hibrit sel surya dan turbin angin yang dapat diaplikasikan diatap rumah. Pengujian penelitian ini menggunakan software Matlap/Simulink untuk mengkalkukasi beberapa kondisi input dari kecepatan angin dan irradiant yang diterima sel surya. Hasil penelitian menunjukan dengan menggunakan DC-DC bidirectional baterai dapat menjaga penyaluran daya kepada beban. Beban listrik rumah pada penelitian sebesar 48,51KW/hari dengan memperhatikan factor perlindungan sehingga beban menjadi 63,06 kWh/hari, sistem pembangkit hibrit sel surya 300Wp sebanyak 18 buah dan Turbin angin 2000W dengan baterai 22 buah sebagai penstabil keluaran sistem tenaga dapat menyupplai daya 68.400 watt yang sudah memenuhi kebutuhan listrik rumah secara mandiri dengan efisiensi.

The use and utilization of existing energy is increasingly limited because fossil power plants which are still massively used have many impacts on the environment due to the emissions released. The use of renewable energy as a source of electricity is a solution to reduce the use of fossil fuels that provide a lot of emissions. However, this renewable energy has drawbacks because the inout provided by the source is unpredictable, causing the energy released to be unstable and may not be available when this energy is needed (Intermittent). In this study, the use of hybrid solar cells and wind turbines will be simulated which can be applied on the roof of the house. This research test uses Matlap/Simulink software to calculate some input conditions from wind speed and irradiant received by solar cells. The results show that using a DC-DC bidirectional battery can maintain power distribution to the load. The house electricity load in the study was 48.51KW/day taking into account the protection factor so that the load became 63.06 kWh/day, 22 units of 300Wp solar cell hybrid generator system and 2000W wind turbine with 18 batteries as a stabilizer for the output power system can supply power. 68,400 watts which has met the electricity needs of the house independently with efficiency"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Dwi Inggarwati
"Kebutuhan bahan bakar fosil yang meningkat mengakibatkan ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis, sehingga sumber energi berbasis fosil memiliki harga yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan energi alternatif yang mampu untuk mengganti energi fosil menjadi energi yang dapat diperbarui dengan memanfaatkan cahaya matahari. Produksi hidrogen merupakan salah satu cara memanfaatkan kelebihan energi terbarukan. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi hidrogen (H2) pada suatu material semikonduktor sulfida logam adalah menghambat laju rekombinasi suatu material dan membuat sistem tandem dyes sensitized solar cell dengan photoelectrochemical cell (DSSC-PEC). Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan sistem tandem DSSC-PEC untuk produksi H2. Katoda PEC berfungsi sebagai zona katalisis produksi hidrogen menggunakan Pt/TiO2NTAs, dan fotoanoda berfungsi sebagai oksidasi air menggunakan TiO2NTAs/Bi2S3 yang disintesis dengan mentode SILAR dengan berbagai variasi perbandingan komposisi dan variasi siklus. Sedangkan katoda DSSC menggunakan elektrolit I-/I3-, dan Pt/FTO, dan anoda menggunakan TiO2NTAs/N719. Semua material tersebut dikarakterisasi dengan MPA, UV-VIS DRS, XRD, dan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotoanoda dengan variasi perbandingan komposisi (1:1) pada siklus 2 menghasilkan respon arus terhadap cahaya yang paling optimum. Material ini memiliki respon terhadap sinar tampak, dengan energi celah pita sebesar 2,95 eV. Hal ini menunjukkan bahwa material fotoanoda tersebut memilki performa fotokatalitik yang lebih bagus jika dibandingkan dengan material tunggal TiO2NTAs, dan Bi2S3. Hasil difraktogram material TiO2NTAs/Bi2S3 memiliki kesesuaian dengan standar ICDD 01-074-9438 menghasilkan puncak difraksi pada 2Θ ( ͦ) 25, 28, 31, 35, 38, 40, 46, 48, 54, 55, 63, 70, dan 76 merupakan campuran dari TiO2 anatase, logam Ti, dan Bi2S3. Dari gambar SEM yang dihasilkan dengan metode sonikasi menunjukkan terjadinya bongkahan-bongkahan pada bentuk nanotubenya. Sedangkan dalam sistem tandem sel yang telah dikembangkan menghasilkan efisiensi Solar Cell sebesar 1,38 %. Dengan jumlah hidrogen yang dihasilkan pada kondisi penyinaran selama 6 jam sebesar 0,02318 %. Sedangkan tanpa adanya penyinaran hidrogen yang dihasilkan sebesar 0,000651%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penyinaran mampu menghasilkan hidrogen lebih banyak dibandingkan dengan tanpa adanya penyinaran.

The increasing need for fossil fuels has resulted in the availability of fossil fuels being depleted, so fossil-based energy sources have a high price. Therefore, alternative energy is needed that can replace fossil energy with renewable energy by utilizing sunlight. Hydrogen production is one way to take advantage of the advantages of renewable energy. One effort to increase the production of hydrogen (H2) in a metal sulfide semiconductor material is to inhibit the recombination rate of a material and create a tandem dye-sensitized solar cell system with a photoelectrochemical cell (DSSC-PEC). In this research, a tandem DSSC-PEC system was developed to produce H2. PEC cathode functions as a catalytic zone for hydrogen production using Pt/TiO2NTAs, and photoanode functions as water oxidation using TiO2NTAs/Bi2S3 synthesized by the SILAR method with various composition ratios and cycle variations. While the cathode of DSSC uses electrolytes I-/I3-, and Pt/FTO, and the anode uses TiO2NTAs/N719. All these materials were characterized by MPA, UV-VIS DRS, XRD, and SEM.
The results showed that photoanodes with varying composition ratios (1:1) in cycle 2 produced the most optimum current response to light. This material has a response to visible light, with a band gap energy of 2.95 eV. This shows that the photoanode material has a better photocatalytic performance when compared to the single materials TiO2NTas and Bi2S3. The results of the diffractogram of the TiO2NTAs/Bi2S3 material conforming to the ICDD standard 01-074-9438 producing diffraction peaks at 2Θ ( ͦ) 25, 28, 31, 35, 38, 40, 46, 48, 54, 55, 63, 70, and 76 is a mixture of TiO2 anatase, metal Ti, and Bi2S3. From the SEM image generated by the sonication method, it shows the occurrence of lumps in the shape of the nanotubes. Meanwhile, in the tandem cell system that has been developed, the efficiency of Solar Cell is 1.38%. With the amount of hydrogen produced under irradiation for 6 hours of 0.02318 %. Meanwhile, in the absence of irradiation, the resulting hydrogen is 0.000651%. This shows that the presence of irradiation is able to produce more hydrogen than without irradiation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santosh
"Pemanasan global oleh emisi karbon telah mengakibatkan perubahan iklim di dunia yang berdampak buruk terhadap kehidupan makhluk hidup. Di sisi yang lain kebutuhan energi semakin meningkat setiap tahun karena pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan elektrifikasi peralatan. Pembangkitan listrik di Indonesia selama ini mayoritas menggunakan pembangkit energi fosil yang menghasilkan emisi karbon. PT. PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk mengelola sistem kelistrikan di Indonesia. PT. PLN (Persero) melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030 menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan (PLT EBT) salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di sistem tenaga listrik Sulawesi Bagian Selatan. Penggunaan PLTB diharapkan dapat mengurangi emisi karbon. Namun integrasi WPP menimbulkan permasalahan lain pada sistem yang ada seperti turunnya tegangan, bertambahnya pembebanan peralatan, meningkatnya arus hubung singkat dan menurunnya stabilitas. Maka perlu dilakukan studi untuk efek integrasi PLTB ke sistem eksisting. Dengan menggunakan software DIgSILENT Power Factory dilakukan simulasi Load Flow, Short Circuit dan Transient Analysis. Kemudian dilakukan analisis keekonomian meliputi perhitungan net present value (NPV), internal rate of return (IRR), profitability index (PI), pay back periode (PBP) dan levelized cost of energy (LCOE). Kemudian juga akan dilakukan analisis sensitivitas LCOE terhadap perubahan nilai tingkat inflasi, tingkat diskonto, faktor kapasitas, biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi awal dan jangka waktu penjualan energi listrik terkontrak PLTB. Analisis-analisis ini dilakukan untuk membantu pengambilan keputusan. Penggunaan PLTB pada persentasi kapasitas tertentu dari kapasitas beban atau pembangkitan total pada sistem eksisting tidak akan mengganggu kestabilan sistem karena masih ditopang oleh pembangkit dengan respon cepat saat produksi PLTB variabel. Penurunan tegangan, pembebanan peralatan, dan arus hubung singkat juga tidak akan melebihi nilai desain sistem. Dengan asumsi tertentu, pembangunan PLTB baru layak secara ekonomi dengan LCOE sebesar 8,93 cUSD/kWh. Perubahan nilai faktor kapasitas PLTB memiliki pengaruh paling besar terhadap perubahan nilai LCOE.

Global warming due to carbon emissions has resulted in climate change in the world which has a negative impact on the lives of living things and occurs slowly. On the other hand, electricity demand is increasing every year due to increasing in human population, economic growth and equipment electrification. So far, most of the electricity generation in Indonesia uses fossil energy power plants which produce carbon emissions. PT. PLN (Persero) is a State-Owned Enterprise tasked with managing the electricity system in Indonesia. PT. PLN (Persero) through the General Plan for Electricity Supply (RUPTL) for 2021-2030 is targeting the construction of  New and Renewable Energy Power Plants (NRE PP), one of which is the Wind Power Plant (WPP) in the Southern Sulawesi electric power system. The use of WPP is expected to reduce carbon emissions. However, the integration of WPP causes other problems in the existing system such as dropped voltage, increased equipment loading, increased short circuit current and decreased stability. So, it is necessary to conduct a study on the effects of integrating  WPP into the existing system. Using DIgSILENT Power Factory software, Load Flow, Short Circuit and Transient Analysis simulations were carried out.. Then an economic analysis was carried out including calculating net present value (NPV), internal rate of return (IRR), profitability index (PI), payback period (PBP) and levelized cost of energy (LCOE). Then an LCOE sensitivity analysis will also be carried out to changes in the value of the inflation rate, discount rate, capacity factor, operation and maintenance (O&M) costs, initial investment costs and the contract term for WPP electricity sales. These analysis are carried out to assist decision making. The use of WPP at a certain capacity percentage of the total load or generation capacity of the existing system will not disrupt the stability and quality of the system's power because it is still supported by the fast response generators in the system as spinning reserves during variable WPP production. Also voltage drop, equipment loading and short circuit current will not exceed the design value of the system. With certain assumption, new WPP development is economically feasible with LCOE 8,93 cUSD/kWh. Changes in the value of the WPP capacity factor have the greatest influence on changes in the LCOE value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>