Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fauzi
"House of Risk (HOR) merupakan integrasi antara dua model penelitian yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan House of Quality (HOQ) yang berfokus pada penentuan tindakan pencegahan terhadap sumber risiko yang telah tereliminasi. Metode House of Risk (HOR) banyak digunakan untuk melakukan penanganan terhadap permasalahan yang terjadi di berbagai industri. Penanganan risiko sendiri terdiri dari proses identifikasi kejadian, lalu menganalisis kejadian tersebut apakah berpotensi menyebabkan munculnya risiko, dan terakhir menentukan tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani risiko tersebut. Pada penelitian ini, House of Risk digunakan sebagai alat untuk menangani risiko terkait pemindahan workshop PT Indopelita Aircraft Service dari Rancaekek ke Pondok Cabe. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kejadian risiko yang bisa memberikan pengaruh buruk terhadap proses pemindahan workshop serta menganalisis kejadian untuk mendapatkan informasi tentang sumber risiko. Proses identifikasi dan analisis tersebut dilakukan bersama dengan para ahli yang berpengalaman di bidangnya. Setelah melakukan pengolahan data dengan House of Risk (HOR) tahap 1 maka diperoleh 21 kejadian risiko dan 60 penyebab risiko. Berdasarkan perhitungan Pareto, terdapat 15 agen risiko yang mencakup 80% dari total Aggregate Risk Potential (ARP) dan dipilih sebagai prioritas mitigasi. Penyebab risiko dengan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) terbesar adalah pekerja melakukan pekerjaan diluar standar operasional prosedur yang telah ditetapkan dengan nilai sebesar 1872. Lalu pada House of Risk (HOR) tahap 2 diperoleh nilai efektivitas tertinggi yaitu sebesar 15387 yaitu mengumpulkan data-data sebelumnya baik dari buku manual ataupun dari hasil dokumentasi untuk menghindari risiko kehilangan.

House of Risk (HOR) is an integration between two research models, namely the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method and the House of Quality (HOQ) which focus on determining preventive measures for eliminated risk sources. The House of Risk (HOR) method is widely used to handle problems that occur in various industries. Risk management itself consists of the process of identifying events, then analyzing these events whether they have the potential to cause risks, and finally determining appropriate preventive measures in dealing with these risks. In this study, the House of Risk is used as a tool to deal with risks related to the transfer of the PT Indopelita Aircraft Service workshop from Rancaekek to Pondok Cabe. This research begins by identifying risk events that could adversely affect the process of moving the workshop and analyzing events to obtain information about risk sources. The process of identification and analysis is carried out together with experts who are experienced in their fields. After processing the data with the House of Risk (HOR) stage 1, 21 risk events and 60 risk causes were obtained. Based on Pareto calculations, there are 15 risk agents covering 80% of the total Aggregate Risk Potential (ARP) and are selected as mitigation priorities. The cause of the risk with the largest Aggregate Risk Potential (ARP) value is workers doing work outside the standard operating procedures that have been set with a value of 1872. Then in the House of Risk (HOR) stage 2, the highest effectiveness value was obtained, namely 15387, namely collecting previous data either from manuals or from documentation results to avoid the risk of loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charisma Nur Ramadhanti
"Penelitian ini membahas mengenai penangan risiko pada proses pemindahan workshop maintenance turbine aviasi. House of Risk adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, prioritas risiko beserta dengan preventive action yang paling efektif untuk menangani risiko yang terjadi. House of Risk merupakan metode yang terintegrasi antara model House of Quality dan Failure mode Effect Analysis. Perhitungan framework house of risk dibagi menjadi 2 fase. Pada fase 1 akan menghasilkan prioritas risk agent dan fase 2 akan menghasilkan preventive action dalam pemindahan workshop. Penelitian ini didukung dengan hukum pareto 80/20 dalam penentuan prioritas risiko dan preventive action yang paling tepat dan mudah dilakukan oleh perusahaan. Hasilnya, dari penelitian ini didapatkan tiga belas prioritas risk event dan dua puluh satu prioritas risk agent dengan sepuluh prioritas preventive action.

This study discusses the risk handlers in the process of moving the aviation turbine maintenance workshop. House of Risk is a method used to identify risks, prioritize risks along with the most effective preventive actions to deal with risks that occur. House of Risk is an integrated method between the House of Quality and Failure Mode Effect Analysis models. The calculation of the house of risk framework is divided into 2 phases. In phase 1 it will produce priority risk agents and phase 2 will produce preventive actions in moving the workshop. This research is supported by the 80/20 pareto law in determining risk priorities and preventive actions that are most appropriate and easy for companies to carry out. As a result, this study obtained thirteen risk event priorities and twenty one risk agent priorities with ten preventive action priorities.. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Krisvian
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hal apa saja yang dapat memengaruhi stabilitas bank. Pengaruh tersebut terutama berasal dari risiko perbankan berupa risiko likuiditas dan risiko kredit. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 41 bank konvensional terbuka dari 5 negara ASEAN yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19 pada Tahun 2020. Analisis pada penelitian ini menggunakan metode GMM dan VECM dengan data kuartalan pada periode Q4 2015 hingga Q3 2020 sehingga mencakup periode sebelum dan ketika terjadinya krisis. Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh timbal balik antara kedua risiko perbankan tersebut dalam jangka panjang dan keduanya pun secara bersamaan memengaruhi stabilitas bank secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang manajemen risiko perbankan dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas bank.

This study was conducted to determine any matter that may affect the stability of the bank. This influence mainly comes from banking risk in the form of liquidity risk and kredit risk. In this study, the sample used was 41 open conventional banks from 5 ASEAN countries that experienced a recession due to the Covid-19 pandemic in 2020. The analysis in this study uses the GMM and VECM methods with quarterly data in the period Q4 2015 to Q3 2020 so that it covers the period before and during the crisis. The results of this study found that there is a reciprocal effect between the two banking risks in the long term and both simultaneously significantly affect bank stability. The results of this study can provide a deeper understanding of banking risk management with the aim of increasing bank stability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kavaler, Florence
Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning, 2014
362.106 8 KAV r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudbury, Mass: Jones and Barlett, 2011
610.289 PRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaina Farsya Urfarizqa
"Bahan berbahaya dan limbah B3 memiliki dampak negatif pada keselamatan, kesehatan manusia, dan lingkungan. PT. XYZ, salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam manajemen risiko limbah B3. Saat ini, standar manajemen risiko mereka belum mencakup semua aspek dan prioritas agen risiko terkait penyimpanan limbah B3 belum merinci. Penelitian ini bertujuan merancang strategi mitigasi risiko dengan metode House of Risk (HOR), yang terdiri dari dua tahap. HOR tahap 1 mengidentifikasi 20 kejadian risiko dan 35 agen risiko, dengan 19 di antaranya diprioritaskan berdasarkan analisis Pareto. Dalam HOR tahap 1, kelalaian pekerja (A8) teridentifikasi memiliki potensi risiko tertinggi berdasarkan nilai Aggegate Risk Potential (ARP). HOR tahap 2 menghasilkan 10 langkah preventif untuk mitigasi risiko prioritas. Hasil analisis HOR tahap 2 menunjukkan bahwa langkah preventif paling efektif adalah pemantauan dan inspeksi rutin terhadap keandalan serta keamanan wadah penyimpanan, dengan nilai ETDk sebesar 12177.0.

Hazardous substances and wastes have negative impacts on human safety, health, and the environment. PT. XYZ, one of Indonesia's largest automotive company, faces challenges in managing hazardous waste risks. Currently, their risk management standards do not encompass all aspects, and priorities related to hazardous waste storage risk agents are not detailed. This research aims to design risk mitigation strategies using the House of Risk (HOR) method, which consists of two stages. HOR stage 1 identifies 20 risk events and 35 risk agents, with 19 prioritized based on Pareto analysis. In HOR stage 1, employee negligence (A8) is identified as having the highest risk potential based on Aggregate Risk Potential (ARP). HOR stage 2 generates 10 preventive measures for prioritized risk mitigation. The analysis from HOR stage 2 shows that the most effective preventive measure involves routine monitoring and inspection of the reliability and security of storage containers, with an ETDk value of 12177.0."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Trindita Ari
"Ditengah era Globlasisasi yang terjadi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Perkembangan Produk dan jasa menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan untuk bisa berusaha bertahan. Industri kemasan saat ini menjadi industri dengan prospektifitas yang tinggi, hal ini menggambarkan perusahaan harus memiliki strategi untuk mempertahankan perusahaannya baik dari segi inovasi maupun strategi produksi. PT Samudra Montaz merupakan perusahaan manufaktur yang telah berdiri sejak tahun 1974 dan bergerak dibidang produksi kemasan dengan produk yang ditawarkan berputar pada kemasan yang bersifat non rigid atau fleksibel. Dengan perusahaan menjadikan Managemen resiko pada rantai pasok menjadi fokus utama maka pengaplikasian Metode House of Risk (HOR) digunakan dalam penelitian ini. Tahapan pertama HOR adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, sedangkan tahapan kedua adalah penciptaan strategi mitigasi risiko. Dari penelitian yang telah dilakukan, tahap identifikasi diperoleh 32 jenis risk events dan 24 risk agents. Hasil dari HOR fase 1, adalah 14 risk agents yang mencakup 80% dari diagram pareto, kemudian diurutkan berdasarkan peringkat pada Aggregate Risk Potential (ARP). Hasil dari pemrosesan HOR fase 2 adalah 15 aksi mitigasi yang, dengan 8 aksi mitigasi direkomendasikan untuk diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan langkah-langkah mitigasi yang mencakup 80% dari diagram pareto yang diurutkan berdasarkan peringkat pada perhitungan Efektivitas terhadap Kesulitan Rasio (ETDk).

In the midst of the globalization era that occurs, business competition becomes increasingly fierce . The Packaging Industry become one of the industries with the most prospective growth so company must have their own strategy to maintain both innovation and production strategy in order to prevent upcoming risks. PT Samudra Montaz is a manufacturing company that has been established since 1974 that produce packaging product that revolves around non-rigid or flexible packaging. With the company focusing risk management in their supply chain, the application of the House of Risk (HOR) method used in this study. The first stage of HOR is the identification and evaluation of the risk, while the second phase to made a risk mitigation strategies. From the research, the first stage obtain 32 types of risk events and 24 risk agents. The final results of the HOR phase 1 shows that there are 14 risk agents that cover 80% of the Pareto diagram. The result of the HOR 2 show that there are 15 mitigations action that proposed and with that said, there is 8 recommendation for the company to prioritazing these 8 mitigations action to be implemented based on the pareto diagram.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albimandaka Muhammad Gani
"Manajemen risiko adalah aktivitias mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko  dalam seluruh kegiatan perusahaan dengan tujuan memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Metode yang digunakan adalah House of Risk (HOR). HOR diadopsi dari metode perhitungan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan model korelasi Quality Function Deployment (QFD). Pada penelitian ini, manajemen risiko dilakukan pada kegiatan operasional after-sales service PT XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 diawali dengan identifikasi risiko melalui diskusi dengan expert dan studi literatur, kemudian dilakukan penilaian terhadap nilai severity dari risk events dan nilai risk agents dari risk agents. Hasil dari HOR 1 menunjukkan 14 risk events dan 22 risk agents. Berdasarkan perhitungan Pareto, didapatkan 10 risk agents prioritas. Risk agent dengan nilai terbesar adalah sparepart inden lama dengan nilai ARP sebesar 1071. HOR 2 mengidentifikasi 13 langkah preventif untuk mitigasi risiko prioritas. Berdasarkan pengolahan data HOR 2, didapatkan bahwa langkah preventif yang paling efektif untuk dilakukan adalah diversifikasi vendor, yaitu mengembangkan hubungan dengan beberapa vendor untuk mengurangi ketergantungan pada satu vendor saja. dengan nilai ETDk sebesar 2493,8.

Risk management is the activity of knowing, analyzing and controlling risks in all company activities with the aim of achieving higher effectiveness and efficiency. The method used is House of Risk (HOR). HOR is adopted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) calculation method and the Quality Function Deployment (QFD) correlation model. In this research, risk management was carried out in PT XYZ's after-sales service operational activities. Risk analysis in HOR 1 begins with risk identification through discussions with experts and literature studies, then an assessment of the severity value of risk events and the risk agents value of risk agents is carried out. The results of HOR 1 show 14 risk events and 22 risk agents. Based on Pareto calculations, 10 priority risk agents were obtained. The risk agent with the largest value is old pivot spare parts with an ARP value of 1071. HOR 2 identifies 13 preventive steps to mitigate priority risks. Based on HOR 2 data processing, it was found that the most effective preventive step to take is vendor diversification, namely developing relationships with several vendors to reduce dependence on just one vendor. with an ETDk value of 2493,8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Sanusi
"Investasi infrastruktur seperti jalan tol memiliki nilai investasi awal yang besar dan waktu pengembalian yang panjang dengan rata-rata mencapai 60 tahun. Selama masa pengoperasiannya juga diperlukan biaya yang cukup besar untuk mempertahankan pemenuhan standar pelayanan minimal jalan tol. Pada penelitian ini memberikan alternatif perbandingan strategi pendanaan yang paling optimal dan pengaruh strategi tersebut terhadap kinerja keuangan dalam studi kasus di PT Jasamarga Transjawa Tol. Penelitian ini dilakukan mix method dengan mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapat dari hasil wawancara dengan manajemen PT JTT sedangkan data kuantiatif dilakukan dengan membandingkan tiga alternatif pendanaan proyek yang berasal dari pinjaman bank, obligasi, dan divestasi dengan skema sekuritisasi terhadap kinerja keungan dengan melakukan analisis likuiditas, solvabilitas, aktivitas (turnover), dan profitabilitas dari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, strategi pendanaan yang paling sesuai dengan rencana bisnis jalan tol adalah melalui skenario penerbitan obligasi. Dalam skenario ini, diperoleh tingkat pengembalian tertinggi bagi pemegang saham, yang diukur dengan tingkat pengembalian internal atas ekuitas (IRR Ekuitas). Hal ini dimungkinkan karena skenario penerbitan obligasi menawarkan beban bunga yang lebih kompetitif, serta kewajiban pembayaran pokok yang hanya dilakukan pada akhir masa obligasi, memungkinkan PT JTT untuk mengoptimalkan pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Investments in infrastructure such as toll roads require substantial initial investment and a long return on investment period, averaging up to 60 years. The operation of toll roads also necessitates significant costs to maintain compliance with minimum service standards. This study provides alternative comparisons of the most optimal funding strategies and their impact on financial performance, with a case study on PT Jasamarga Transjawa Tol (PT JTT). The research employs a mixed-method approach, collecting both qualitative and quantitative data. Qualitative data were obtained through interviews with PT JTT management, while quantitative data were gathered by comparing three alternative project funding strategies: bank loans, bonds, and divestment through securitization schemes. These strategies were analyzed in terms of liquidity, solvency, activity (turnover), and profitability. Based on the analysis conducted, the most suitable funding strategy aligned with the toll road's business plan is the bond issuance scenario. This scenario yielded the highest return for shareholders, measured by the internal rate of return on equity (Equity IRR). This outcome is possible because the bond issuance scenario offers more competitive interest costs and principal repayment obligations that are only due at the end of the bond term, allowing PT JTT to optimize dividend payments to shareholders."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Irana Saptarini
"Kecelakaan merupakan masalah yang kerap terjadi pada penambangan emas, khususnya di penambangan emas bawah tanah (underground mining). Adapun beberapa faktor penyebab dari masalah tersebut yaitu faktor manusia, faktor situasional, faktor lingkungan, konstruksi dan peralatan. Kegiatan penambangan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan resiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan.
Sementara itu resiko kegagalan penanganan lingkungan akibat kecelakaan atau miss manajemen dapat menyebabkan kerugian serta memerlukan biaya yang tinggi dalam mitigasinya. Oleh karena itu penerapan Safety Management sangat penting diterapkan agar resiko kecelakaan tersebut dapat diminimalisir sesuai dengan target manajemen yaitu keselamatan dan zero accident. Analisis yang dilakukan adalah untuk mempelajari penerapan Safety Management pada penambangan emas, yaitu melalui pendekatan resiko untuk memenuhi standard ISO 14000 dan OHSAS 18001.
Metode yang digunakan adalah studi kasus pada proses penambangan di Unit Pertambangan Emas Pongkor-Jawa Barat. Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu Analisa Tabel Resiko, AHP (Analitycal Hirerarchy Process) dimana akan didapat penyebab dominan dari peristiwa resiko yang tingkatan level resikonya High dan Ekstreme. Dari hasil penyebab yang dominan dilakukan tindakan respon resiko yaitu berupa tindakan preventive dan corrective, setelah itu dibuat rencana pengelolaan Safety Management terhadap resiko tersebut.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya resiko paling banyak disebabakan karena faktor manusia. Berdasarkan kajian penerapan Safety Management yang telah dilakukan yang mengacu kepada OHSAS 18001 dan Kepmen Nomor 555.K / 26 / M.PE / 1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, ternyata penerapan Safety Manaagement pada pertambangan emas Pongkor ini belum dilakukan secara efektif, dari hal tersebut didapat rencana pengelolaan Safety Management terhadap resiko kecelakaan.

Accidents are problems that often occur at gold mines, especially underground mining. Several factors contribute to those problems such as human factor, situational factor, environment factor, construction and equipment factor. Mining activities posses direct impact on surrounding environment and society. This plays an important role in reducing risks of company operational process.
Meanwhile risk of bad environment management due to accident or miss management can cause damage and the occurrence mitigation cost. Thus the implementation of Safety Management is very important to be applied so that accident cost can be subdued based on management target safety and zero accident. Analysis is conducted in order to study the implementation of Safety Management on gold mining, through risk to fulfill ISO 14000 and OHSAS 18001 standards approach.
The applied method is study case on mining process on Pongkor Gold Mining Business Unit?West Java. Data is evaluated through Risk Analysis tools such as matrix, AHP (Analytical Hierarchy Process) which a identification process will be conducted to recognize the source of occurred accident and the dominant cause of Safety Management implementation by using risk approach. Out of those identification results, risks which will likely to occur are to be recognized and further responses to those risks.
The outcome of this research is that the most dominant factor in causing risks is human factor. Derived from the review over implementation of Safety Management that has been applied which is based on OHSAS 18001 and Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995 about General Work Safety and Health in Mining, we concluded that the implementation of Safety Management on Pongkor Gold Mine has not been applied effectively, and further Safety Management planning over accident risk can be constructed derived from that fact."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>