Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Mahalika
"Kanker leher rahim menempati posisi ketiga dengan jumlah sebanyak 36.633 kasus dan 21.003 kematian (9,0%) setelah jantung koroner dan kanker payudara di Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah menempatkan pencegahan dan penanggulangan kanker leher rahim sebagai salah satu prioritas masalah Kesehatan melalui program deteksi dini IVA. Meski sudah memiliki bukti yang kuat bahwa deteksi dini mampu menurunkan angka kematian akibat kanker leher rahim, namun capaian deteksi dini tetap saja rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan riwayat kunjungan deteksi dini kanker leher rahim pada WUS di Puskesmas Alianyang Pontianak Tahun 2022 berdasarkan teori multistage model of carcinogenesis oleh Armitage dan Doll. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang dengan sumber data sekunder dari catatan medis deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi square. Jumlah sampel penelitian adalah 101 WUS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan riwayat kunjungan deteksi dini kanker leher rahim adalah pendidikan PR = 2,766 (95% CI: 0,698-7,904) dan frekuensi menikah PR = 4,725 (95% CI: 0,727-30,721). Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya WUS mengenai deteksi dini kanker leher rahim dan faktor risikonya baik melalui media berbasis internet, media sosial maupun intervensi langsung ke masyarakat.

Cervical cancer occupies the third position with a total of 36,633 cases and 21,003 deaths (9.0%) after coronary heart and breast cancer in Indonesia. This has prompted the government to place prevention and control of cervical cancer as one of the priority health issues through Early Detection using IVA test. Despite of strong evidence that cervical cancer screening results in reducing mortality from the disease, the uptake for cervical screening among Indonesian women remains low. This study aims to determine the factors associated to history of early detection of cervical cancer among women of Reproductive Age in Puskesmas Alianyang Pontianak in 2022 based on the theory of the multistage model of carcinogenesis by Armitage and Doll. This cross-sectional study was conducted using secondary data from medical records of early detection of cervical cancer and breast cancer. Bivariate analysis was performed using the chi square test. The number of research sample was 101 reproductive-aged women. The results showed that the factors associated to history of early detection of cervical cancer were education PR = 2,766 (95% CI: 0,698-7,904) and frequency of marriage PR = 4,725 (95% CI: 0,727-30,721). It is necessary to improve community’s knowledge especially the women in their reproductive age about cervical precancer early detection and related risk factors through internet-based media, social media and direct intervention to the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Charoline Rembet
"Kanker leher rahim berada pada kedua tertinggi yaitu 9.2 per 100.000 penduduk, angka kematian rata-rata 9.0 per 100.000 penduduk. Cilegon belum mencapai target pemeriksaan IVA yang ditentukan, tahun 2019 sampai 2022 mencapai 0.99%; 1.78%, 2.05%, dan 2.35%, sehingga belum mencapai target nasional sebesar 80% dan target SPM kesehatan 100% dengan sasaran 71.139 orang. Tujuan penelitian untuk menganalisis capaian deteksi dini kanker leher rahim di Puskesmas Kota Cilegon 2019-2022. Jenis penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus, dilaksanakan pada bulan April – Mei 2023. Hasil penelitian dari sisi komponen hasil (capaian program) deteksi kanker leher rahim di Kota Cilegon periode 2019-2022 belum mencapai target SPM. Dari sisi komponen struktur, SDM, SOP, pendanaan dan sarana prasarana sudah tersedia, tetapi masih ada sedikit kendala pada ketidakseimbangnya jumlah SDM dan target. Dari sisi komponen proses, setiap puskesmas sudah menjalankan proses perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, pelaporan, serta monitoring evaluasi sesuai dengan prosedur. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memudahkan akses, sosialisasi aktif dilakukan, pendekatan inovatif serta kerjasama lintas program sudah dilakukan dan kerja sama lintas sektor belum menambahkan capaian deteksi dini kanker leher rahim di Puskesmas se-Kota Cilegon secara signifikan, hal ini disebabkan karena ketidaksamaan persepi tentang penghitungan target, belum maksimalnya kegiatan promosi dan advokasi, pendekatan komunikasi yang belum tepat, penggunaan media yang belum efektif, pemanfaatan yang belum maksimal potensi-potensi yang ada di Kota Cilegon sebagai kota industri, serta masyarakat yang takut diperiksa atau tidak tahu tentang pemeriksaan IV A.

Cervical cancer ranks second highest at 9.2 per 100,000 population, with an average death rate of 9.0 per 100,000 population. Cilegon has not reached the designated target for IVA screenings, with percentages from 2019 to 2022 reaching 0.99%, 1.78%, 2.05%, and 2.35%, thus not achieving the national target of 80% and the health SPM target of 100%, with a target population of 71,139 individuals. The research objective is to analyze the achievement of early detection of cervical cancer at the Cilegon City Health Center from 2019 to 2022. The research design is qualitative with a case study design, conducted in April - May 2023. The research findings indicate that the program's achievement in detecting cervical cancer in Cilegon City from 2019 to 2022 has not reached the SPM target. In terms of structural components, human resources, standard operating procedures, funding, and infrastructure are already available, but there is still a slight obstacle due to the imbalance between the number of human resources and the target. In terms of process components, each health center has implemented planning, implementation, recording, reporting, and monitoring and evaluation processes according to procedures. Efforts have been made to facilitate access, actively promote awareness, employ innovative approaches, and foster cross-program cooperation, but cross-sector collaboration has not significantly improved the early detection of cervical cancer at the Cilegon City Health Center. This is due to discrepancies in perceptions of target calculation, suboptimal promotion and advocacy activities, inappropriate communication approaches, ineffective media usage, underutilization of potential resources in Cilegon as an industrial city, and a population that is either afraid of or unaware of IVA screenings."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maritza Samira
"Deteksi dini menjadi salah satu upaya penting untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Namun, capaian deteksi dini kanker serviks di kota besar seperti Jakarta masih terbilang rendah dan jauh dari target. Capaian deteksi dini kanker serviks di wilayah Puskesmas Kelurahan Duri Kepa pada pertengahan tahun 2024 yaitu 38,75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa tahun 2024 berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data penelitian yaitu data primer, menggunakan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2024 di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa. Sampel dalam penelitian merupakan wanita usia subur 15-49 tahun yang sudah menikah, berjumlah 160 orang yang diambil dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker serviks hanya 20,6%. Secara statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara usia (p value = 0,029), pendidikan (p value = 0,000), persepsi kerentanan (p value = 0,000), persepsi keseriusan (p value = 0,000), persepsi manfaat (p value = 0,000), persepsi hambatan (p value = 0,000), isyarat bertindak (p value = 0,000), dan efikasi diri (p value = 0,000) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks. Disarankan agar puskesmas mendukung peran fungsi kader, memperkuat KIE kanker serviks, memperluas jangkauan penyebaran informasi dengan pemanfaatan media sosial dan media interaktif yang mudah diakses, dan menjalin kerja sama dengan tokoh yang dianggap berpengaruh oleh masyarakat.

Early detection is one of the important efforts to prevent cervical cancer. However, the achievement of early detection of cervical cancer in big cities like Jakarta is still low and far from the target. The achievement of early detection of cervical cancer in the Duri Kepa Village Health Center area in mid-2024 was 38.75%. This study aims to determine the determinants of behavior of women of childbearing age in early detection of cervical cancer in the working area of Puskesmas Duri Kepa Village in 2024 based on the Health Belief Model theory. This research uses a quantitative approach with a cross-sectional study design. The research data source is primary data, using the interview method with questionnaire tools. The research was conducted in July-August 2024 in the work area of the Puskesmas Duri Kepa Village. The sample in the study was married women of childbearing age 15-49 years, totaling 160 people with quota sampling technique. The results showed that women of childbearing age who performed early detection of cervical cancer were only 20.6%. Statistically there was a significant relationship between age (p value = 0.029), education (p value = 0.000), perceived vulnerability (p value = 0.000), perceived seriousness (p value = 0.000), perceived benefits (p value = 0.000), perceived barriers (p value = 0.000), cues to action (p value = 0.000), and self-efficacy (p value = 0.000) with the behavior of women of childbearing age in early detection of cervical cancer. The results suggest that the puskesmas should support the role of cadres, strengthen cervical cancer IEC, expand the reach of information dissemination by utilizing social media and interactive media that are easily accessible, and collaborate with figures who are considered influential by the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliwati
"Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia, sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi. Saat ini di dunia diperkirakan lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker serviks, dan terdapat 500.000 kasus baru pertahun, dengan angka kematian 260.000. di Indonesia terdapat 100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk, dengan angka kematian 20 perhari (Nuranna, Laila et all, 2008). Tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim secara teratur dan tepat waktu merupakan faktor terbesar terjangkitnya kanker leher rahim. Deteksi dini kanker leher rahim metode IVA merupakan alternatif pemeriksaan yang berbiaya rendah yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya terbatas. Puskesmas Prembun sebagai puskesmas percontohan pelayanan deteksi dini knker leher rahim metode IVA cakupannya terendah diantara puskesmas percontohan di wilayah dinas kesehatan kabupaten Kebumen, yaitu 46%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengn perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA di wilayah Puskesmas Prembun Kabupaten Kebumen tahun 2012. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Prembun pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012 terhadap 212 wanita usia 30 sampai dengan 50 tahun yang sudah menikah/melakukan hubungan seksual. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional, dianalisa secara deskriptif dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA dengan pengetahuan, sikap, keterjangkauan jarak, keterpaparan informasi/media massa, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan dan dukungan kader kesehatan.

Cervical cancer is women?s health issues in Indonesia, with respect to the incidence and high mortality. Currently ini the world estimated at than 1 miilion women suffer from cervical cancer, and there are 500.000 new cases per year, with 260.000 death. In Indonesia there 100 cases of cervical cancer per 100.000 population, with 20 deaths per day (Nuranna, Laila et all, 2008). No early detection of cervical cancer regularly and on time is the biggest factor of cancer of the cervix. Early detection of cervical cancer IVA is an alternative method of lowcost examinations are recommended for facilities with limited resources. Prembun health centers as service centers pilot project method of early detection of cervical kanker IVA lowest coverage among health centers in the pilot project Kebumen district health department, which is 46%.
This study aims to determine the factors that deals with the behavior of women of childbearing age in the early detection of cervical cancer in the health center IVA method Prembun Kebumen 2012. The study was conducted at the health center Prembun in March until May 2012 on 212 women aged 30 to 50 years who are married / having sex. Using quantitative research method to study cross-sectional approach, the descriptive and bivariate analysis. The results showed no significant association between the behavior of women of childbearing age in the early detection of cervical cancer IVA method with the knowledge, attitudes, affordability range, exposure information / mass media, husband support, support for health workers and support health cadres.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Susanti
"Kanker leher rahim merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita, meliputi 12% dari seluruh kanker di dunia. Insiden yang tertinggi terjadi di Amerika Selatan dan Karibian, Sub Sahara Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia menurut Kementerian Kesehatan RI, insiden kanker leher rahim di perkirakan 100 per 100.000. Ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker leher rahim bila ditemukan pada stadium yang lebih awal, probabilitasnya semakin tinggi. Untuk stadium I (95,1-80,1%), II (66,3-63,5%), III (38,7-33,3%), IV (17,1-9,4%) dan pada masa pra invasif mencapai 100%. Di negara maju insidens dan kematian akibat kanker leher rahim turun 50-60% dalam 20 tahun karena 40-50% wanitanya pernah menjalani screening. Di negara berkembang sebaliknya terus naik karena hanya 5% wanitanya yang pernah menjalani screening.
Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) telah diakui WHO efektif digunakan di negara berkembang dengan alasan sederhana, murah, nyaman, praktis dan mudah. Mempunyai sensitifitas 66-96% dan spesifisitas (64-98%). Kabupaten Karawang terpilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu daerah pilot proyek deteksi dini kanker leher rahim. Dari bulan Juli 2007 - Maret 2010 ditemukan 2,3% kasus IVA positif. Kasus kanker leher rahim di Kabupaten Karawang tergolong tinggi dimana pada tahun 2005 dilaporkan 217 kasus dan tahun 2006 sampai dengan bulan September ditemukan 180 kasus. Sesuai etiologinya dua faktor risiko utama terjadinya kanker leher rahim adalah usia pertama kali berhubungan seksual dan jumlah pasangan seksual.
Terkait faktor risiko berganti pasangan seksual, kasus kawin cerai di Karawang tinggi. Tahun 2008 tercatat 508 kawin, 259 cerai talak dan 424 cerai gugat. Tahun 2009 tercatat 270 talak dan 562 gugat. Terkait faktor risiko usia hubungan seksual, pernikahan muda di Karawang juga tinggi. Tahun 2007 42,8% pernikahan usia muda di Indonesia terjadi di pantai utara Jabar. Pernikahan di Jabar 35% dilakukan wanita dibawah usia 16 tahun.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan usia pertama kali berhubungan seksual dan jumlah pasangan seksual dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim pada wanita yang melakukan deteksi dini menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Cikampek, Pedes dan Kota Baru Kabupaten Karawang tahun 2009 ? 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan desain kasus kontrol. Faktor yang diteliti didapat melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Sedangkan data kasus kontrol diambil dari buku register dan catatan medik di Puskesmas Cikampek, Pedes dan Kota Baru dalam 2 tahun terakhir 2009 ? 2010. Total sampel yang diambil adalah 357 yang terdiri dari 119 kasus dan 238 kontrol.
Variabel independen yang diteliti adalah usia pertama kali berhubungan seksual dan jumlah pasangan seksual. Variabel kovariat terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat kanker keluarga, jarak haid pertama kali dengan hubungan seksual pertama, kebiasaan merokok, jumlah batang rokok per hari, lama merokok, riwayat partus, riwayat abortus, penggunaan kontrasepsi, lama penggunaan kontrasepsi, riwayat deteksi dini sebelumnya, kebiasaan merokok pasangan, jumlah batang rokok per hari pasangan, lama merokok pasangan, riwayat perkawinan pasangan dan sirkumsisi. Analisis data dilakukan dengan soft ware SPSS versi 17.0 yang meliputi analisis univariat, bivariat, stratifikasi dan multivariat.
Hasil penelitian mendapatkan ada hubungan yang bermakna antara usia pertama kali berhubungan seksual dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim setelah di kontrol dengan variabel lain dengan p value 0,001 dan OR 2,539 (CI 95% 1,444 - 4,464) sedangkan dampak potensialnya AR% 60,61%. Untuk jumlah pasangan dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim setelah di kontrol dengan variabel umur juga memiliki hubungan yang bermakna dengan p value 0,002 dan OR 3,441 (CI 95% 1,598 ? 7,410) sedangkan dampak potensialnya AR% 70,94%.
Kesimpulan penelitian adalah risiko terkena lesi pra kanker leher rahim pada wanita yang memulai hubungan seksual pada usia < 17 tahun adalah 2,539 kali lebih tinggi dibanding mereka yang memulai hubungan seksual < 17 tahun dan kejadian lesi prakanker pada seorang wanita dapat dicegah 60,61% bila dia tidak melakukan hubungan seksual pertama < 17 tahun. Sedangkan untuk risiko terkena lesi pra kanker leher rahim pada wanita yang memiliki jumlah pasangan seksual > 1 orang adalah 3,441 kali lebih tinggi dibanding mereka yang mempunyai pasangan seksual 1 orang setelah di kontrol variabel umur dan kejadian lesi pra kanker pada seorang wanita dapat dicegah 70,94% bila dia tidak mempunyai jumlah pasangan seksual > 1.

Cervical cancer is the most common cancer in women, counting for 12% of all cancers in the world. The highest incidence occurred in South America and Karibian, Sub-Saharan Africa, South Asia and Southeast Asia. In Indonesia, according to the Ministry of Health, the incidence of cervical cancer is estimated occurred 100 per 100.000. The probability of 5-year survival of patients with cervical cancer when found at an earlier stage is higher. For stage I (95.1 to 80.1%), II (66.3 to 63.5%), III (38.7 to 33.3%), IV (17.1 to 9.4%) and in the pre-invasive reaches 100%. In developed countries the incidence and death from cervical cancer are decreased by 50-60% in the last 20 years since 40-50% women of those counties had undergone screening. In developing countries on the contrary, it continues to rise because only 5% women who had undergone screening.
Method of Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) has been recognized by WHO effectively used in developing countries by reason of simple, inexpensive, convenient, practical and easy. The specifity of VIA method is 64-98% and sensitivity is 66-96%. Karawang District was selected as research sites because it is one of the pilot projects for early detection of cervical cancer. From July 2007 - March 2010 found 2.3% positive VIA cases. The cases of cervical cancer in the Karawang regency is high, where in 2005 was reported 217 cases and as of September 2006 was found 180 cases.
According to the etiology of two major risk factors for cervical cancer is the age at first intercourse and multisexual partners. In relation to risk factors of sexual partner change, a divorce & marriage case in Karawang is high. In 2008 it was recorded 508 marriage, 259 divorces and 424 divorce claim. In 2009 there were 270 divorces and 562 divorce claim. Concerning to age-related risk factors for sexual intercourse, young marriages in Karawang are also high. In 2007 42.8% marriage of young age in Indonesia was occurred in the northern coast of West Java. Marriage in West Java which is done by women under the age of 16 years was counted as 35%.
This study is aimed to verify the relationship of age at first intercourse and multisexual partners with cervical pre-cancerous lesions in women doing early detection using Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) in Cikampek, Pedes and Kota Baru Public Health Center of Karawang District in 2009 - 2010. The research method used was an observational analytic study with case control design. Factors studied were obtained through structured interviews with questionnaires. While the case-control data were taken from the book registers and medical records at Cikampek, Pedes and Kota Baru Public Health Center in the last two years from 2009 to 2010. Total samples taken was 357 consisting of 119 cases and 238 controls.
Independent variables studied were age at first intercourse and multisexual partners. Kovariat variables consisted of age, education, occupation, income, family history of cancer, distance of first menstruation to first intercourse, smoking habits, number of cigarettes per day, duration of smoking, history of parturition, and abortion history, contraceptive use, duration of use of contraception, previous history of early detection, smoking spouse, the number of cigarettes per day couples, duration of couples smoking, history of marriage partners and circumcision. Data analysis was performed with SPSS version 17.0 software which includes univariate, bivariate, and stratification and multivariate analysis.
The results of study find significant relationship between age at first sexual intercourse with cervical pre-cancerous lesions after being controlled with other variables with p value of 0.001 and OR 2.539 (95% CI 1.444 - 4.464), while the potential impact of AR% 60.61%. For the number of sexual pairs with cervical precancerous lesions after being controlled with variables of age also have a meaningful relationship with p value of 0.002 and OR 3.441 (95% CI 1.598 - 7.410) while the potential impact of AR%, 70.94%.
The conclusion is the risk of cervical pre-cancerous lesions in women who began sexual intercourse at age <17 years is 2.539 times higher than those who start a sexual intercourse at age < 17 years and the incidence of precancerous lesions in a woman could be prevented 60.61% if she does not have first sexual intercourse before 17 years. While for the risk of cervical pre-cancerous lesions in women who have a number of sexual partners more than 1 person is 3.441 times higher than those who have only one sexual partners after being controlled by variables of age and the incidence of precancerous lesions in a woman can be prevented 70.94 % if she does not have the number of sexual partners more than 1.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Manik Sarini
"ABSTRAK
Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada
wanita dan masih menduduki peringkat pertama di Indonesia diantara tumor ganas
ginekologik. Menurut WHO dalam Kompas (2010), saat ini kanker serviks
menempati peringkat teratas diantara berbagai jenis kanker yang menyebabkan
kematian pada wanita di dunia. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah
penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Di Indonesia setiap tahun terdeteksi
lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Sekitar 8.000 kasus diantaranya berakhir
dengan kematian. Di Kabupaten Buleleng ditemukan kematian karena kanker
serviks sebanyak 13 orang pada tahun 2009. Di Wilayah kerja Puskesmas
Tejakula II pada tahun 2008 ditemukan kematian karena kanker serviks satu
orang, meningkat menjadi tiga orang pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena
kanker serviks terlambat dideteksi sehingga keberhasilan pengobatan sangat
minim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Pacung, wilayah kerja
Puskesmas Tejakula II tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita
usia subur yang bertempat tinggal di Desa Pacung, dengan jumlah sampel 210
orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara faktor predisposisi [pekerjaan (OR=3,33; CI 95%, 1,54-7,22), pengetahuan
tentang kanker leher rahim (OR=6,43; CI 95%, 2,27-18,2), pengetahuan tentang
Pap Smear (OR=9,15; CI 95%, 4,57-18,3), sikap terhadap Pap Smear (OR=6,25;
CI 95%, 3,19-12,2), persepsi terhadap Pap Smear (OR=23,57; CI 95%, 9,97-55,7)
dan persepsi terhadap peranan petugas kesehatan (OR=19,54; CI 95%, 4,58-83,
35)], faktor pemungkin [ jarak fasilitas kesehatan (OR=3,77; CI 95%, 1,97-7,17),
biaya (OR=2,07; CI 95%, 1,15-3,73) dan akses informasi (OR=51,43; CI 95% ,
12,11-218,35)], faktor penguat [dukungan sosial (OR=86,02; CI 95%, 25,3-
292,32)], ancaman terhadap kanker leher rahim (OR=28,47; CI 95%, 11,97-67,73)
dan manfaat Pap smear yang dirasakan (OR=4,4; CI 95%, 1,75-11,05) dengan
perilaku Pap Smear pada wanita usia subur di Desa Pacung wilayah kerja
Puskesmas Tejakula II. Dari hasil penelitian ini disarankan agar puskesmas
meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang kanker leher rahim dan Pap
Smear sehingga ibu mau melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur.

ABSTRACT
Cervical cancer is the most pregnant cancer of women and it still becomes
the first rank of gynecology’s cancer in Indonesia. World Health Organization
(WHO) reported that cervical cancer is on top position among other kinds of
cancer that cause women’s mortality in the world. Indonesia has the largest
number of women suffered from cervix cancer in the world. More than 15.000
cases of cervical cancer founded every year in Indonesia and approximately 8.000
women among them were died due to the desease. In Buleleng Regency were
found 13 mortalities caused by cervical cancer in 2009. The Mortality which
caused by cervical cancer in the area of Tejakula II public health center increase
from one death cases in 2008 become three mortalities in 2009. All those
mortality caused by the delay in cervical cancer detection. The study was
intended to determine factors related with Pap Smear behavior on reproductive
age women in Pacung village, Tejakula II public health center area in 2011. This
study is a quantitative study use cross sectional study design. The population of
this study was the whole reproductive age women live in Pacung village, (210
samples). The result of the present study shows that there is relationship among
predisposition factors [ occupation of women (OR=3.33; 95% CI,1.54-7.22),
cervical cancer knowledge (OR=6.43;95% CI, 2.27-18.2), Pap Smear knowledge
(OR=9.15; 95% CI, 4.57-18.3), attitude to Pap Smear (OR=6.25; 95% CI, 3.19-
12.2), perception on Pap Smear (OR=23.57; 95% CI, 9.97-55.7) and the
perception existences of medical officers (OR=19.54; 95% CI, 4.58-83. 35)],
enabling factors [the distance to medical facilities (OR=3.77; 95% CI, 1.97-7.17),
cost (OR=2.07; 95% CI, 1.15-3.73) and information access (OR= 51.43; 95% CI,
12.11-218.35)], reinforcing factor [social support (OR=86.02; 95% CI, 25.3-
292.32)], threat of cervical cancer (OR=28.47; 95% CI, 11.97-67.73) and
perception on benefit of Pap smear (OR=4.4; 95% CI, 1.75-11.05) with Pap
Smear behavior on reproductive age women in Pacung village, Tejakula II public
health center area. The study suggested that public health center increase the
health promotion regarding cervical cancer and Pap Smear so the women will do
Pap Smear examination regularly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sarita Dewi
"Latar Belakang: Tingginya angka prevalensi kanker serviks di Indonesia membuat pemerintah Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kasus kanker serviks melalui program Deteksi Dini Kanker Serviks. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan suatu metode pemeriksaan visual seluruh permukaan leher rahim menggunakan asam asetat yang diencerkan dengan tujuan untuk mengetahui dini adanya kanker serviks.
Tujuan: Melihat gambaran implementasi dari program deteksi dini kanker serviks menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yang ada di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam melalui pendekatan rapid assessment procedures. Teori yang digunakan adalah teori logic model. Informan dalam penelitian berjumlah 19 orang yang terdiri dari 4 informan kunci dan 15 informan utama. Peneliti mengambil data secara langsung dengan menerapkan protocol Covid-19.
Hasil: Sebagian besar pelaksanaan program IVA telah berjalan sesuai alur yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Namun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya yaitu terdapat tenaga pelaksana yang belum terlatih tetapi dapat memberikan IVA, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan IVA serta pemberian penyuluhan terkait IVA di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas masih sedikit.
Kesimpulan: Pemberian penyuluhan terkait IVA di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan IVA agar tercapainya cakupan IVA sesuai target.

Background: High prevalence of cervical cancer in Indonesia makes Indonesian Government strive to reduce the number of cervical cancer cases through the cervical cancer early detection program. Visual inspection with acetic acid (IVA) is a method of visual inspection of the entire surface of the cervix using diluted acetic acid with the aim to detecting cervical cancer early.
Aim: Describing the implementation of Cervical Cancer Early Detection Program using Visual Inspection with Acetic Acid Method (VIA) at Public Health Center in Pancoran Mas District.
Methods: This study used a qualitative method with indepth interviews through a rapid assessment procedure approach with. There were 19 informants consisting of 4 key informants, 3 main informants, and 12 supporting informants. Researchers took data directly by applying the Covid-19 health protocol.
Result: Most of the implementation of IVA program had run according to the law set by the Ministry of Health. However, there are several obstacles in its implementation as there were untrained health workers who already gave an IVA test, lack of public awareness to do IVA test, and the provision of socialization related to IVA at Public Health Center in Pancoran Mas District was still small.
Conclusion: The provision of socialization related to IVA at Public Health Center in Pancoran Mas District needs to be increased again to increase awareness in public also the scope of IVA so the target can be achieved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meindyah Nilam Dwihanggrian
"Tesis ini membahas analisis manajemen program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di Puskesmas Karang Kitri dan Puskesmas Pejuang Kota Bekasi 2022 pada kerangka logic model meliputi input, activities, output dan feedback. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif analitik deskriptif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan di Puskesmas Karang Kitri dan Puskesmas Pejuang. Hasil penelitian membuktikan bahwa permasalahan pada input dan activities dapat menyebabkan output yang tidak baik diperkuat dengan adanya perbedaan manajemen program yang dilakukan oleh kedua Puskesmas. Perlunya kebijakan daerah, sdm yang terlatih, pembagian tugas dan kordinasi program di internal Puskesmas, anggaran, sarpras dan sistem informasi terintegrasi diperlukan untuk melakukan manajemen program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim, mulai dari perencanaan, sosialisasi promosi, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan, pembinaan dan pengawasan serta monitoring evaluasi. Sehingga peningkatan cakupan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dapat tercapai.

This thesis discusses the analysis of the management program for early detection of breast cancer and cervical cancer in Puskesmas Karang Kitri and Puskesmas Pejuang Bekasi City 2022 in a logical framework model including input, activity, output and feedback. This research is a descriptive analytic qualitative research with a case study design. The research was conducted at the Karang Kitri Health Center and the Pejuang Health Center. The results of the study prove that problems with inputs and activities can lead to poor output which is strengthened by the differences in program management carried out by the two Community Health Centers. The need for regional policies, trained human resources, division of tasks and coordination of programs in the internal health center, budget, infrastructure and integrated information systems are needed to carry out the management of early detection programs for breast cancer and cervical cancer, starting from planning, outreach, promotion, implementation, recording and reporting. coaching and supervision as well as evaluation monitoring. Thus increasing the coverage of early detection of breast cancer and cervical cancer can be achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsabita Zahra
"

Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita, sehingga perlu upaya deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan IVA. Namun, cakupan IVA di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi niat WUS melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 100 WUS yang melakukan kunjungan ke poli KIA dan KB di Puskesmas Pancoran Mas. Hasil penelitian menunjukan bahwa 35% WUS tidak memiliki niat untuk melakukan IVA, faktor yang berhubungan dengan niat WUS yaitu sikap (PR= 4,000; 95% CI: 1,93-8,30), Norma subjektif (PR= 4,857; 95% CI: 2,46-9,60), dan Kontrol perilaku (PR= 4,333; 95% CI: 2,28-8,25). Kemudian, faktor latar belakang yang mempengaruhi sikap yaitu pendidikan (PR= 1,976; 95% CI: 1,46-2,68), pekerjaan (PR= 1,632; 95% CI: 1,08-2,47), dan pengetahuan (PR= 3,244; 95% CI: 1,31-8,02). Faktor latar belakang yang mempengaruhi norma subjektif yaitu pengetahuan (PR= 2,609; 95% CI: 1,04-6,53). Serta faktor latar belakang yang mempengaruhi kontrol perilaku yaitu pekerjaan (PR= 1,667; 95% CI: 1,01-2,77), dan pengetahuan (PR= 2,538; 95% CI: 1,01-6,36). Untuk meningkatkan niat WUS melakukan IVA, perlu peningkatan promosi kesehatan mengenai kanker serviks dan IVA yang dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh.


Cervical cancer is the leading cause of death in women, so early detection of cervical cancer is needed, one of which is with IVA. However, IVA coverage in Indonesia is still low. This study aims to determine what factors influence WUS's intention to conduct early detection of cervical cancer with the IVA method at the Pancoran Mas Health Center in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample of 100 WUS who visited the MCH poly and KB at the Pancoran Mas Health Center. The results showed that 35% of WUS did not have the intention to do IVA, factors related to WUS intention were attitude (PR = 4.000; 95% CI: 1.93-8.30), subjective norms (PR = 4.857; 95% CI: 2.46-9.60), and Behavioral control (PR = 4.333; 95% CI: 2.28-8.25). Then, background factors that influenced attitudes were education (PR = 1.976; 95% CI: 1.46-2.68), occupation (PR = 1.632; 95% CI: 1.08-2.47), and knowledge (PR = 3.244; 95% CI: 1.31-8.02). The background factor influencing subjective norms was knowledge (PR= 2.609; 95% CI: 1.04-6.53). As well as background factors that influence behavioral control, namely occupation (PR = 1.667; 95% CI: 1.01-2.77), and knowledge (PR = 2.538; 95% CI: 1.01-6.36). To increase WUS's intention to conduct IVA, it is necessary to increase health promotion regarding cervical cancer and IVA which is carried out comprehensively and comprehensively

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Aji Jati Nusa Kartika
"Cervical cancer is women?s health issues in Indonesia, with high incidence and mortality rate. In worldwide, 493.243 people has detected cervical cancer per year, with mortality rate reach 273.505 people per year. Early detection of cervical cancer with IVA is an alternative method with lower cost and recommended for health facilities with limited resources. Public health centre Jatinegera was a referral health centre with facility to detect cervical cancer using IVA. This research to determine the factors associated with woman of fertile age?s practice in cervical cancer early detaection using IVA. This research was conducted in public health centre Jatinegara to 105 woman of fertile age?s who had married aged 15-49 years, by using quantitative method with cross sectional approach, analyzed in univariate and bivariate. The results showed there is no significant relationship between behavior to detect cervical cancer early with IVA with knowledge, attitude, information on the availability of facilities and infrastructure, support from health workers, and support from their husband. Health promotion efforts should be made to the elementary woman of fertile age?s with the involvement of their husband and family.

Kanker serviks merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia, sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi.Di dunia diketahui sebanyak 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru dengan angka kematian 273.505 jiwa per tahun.Deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA merupakan alternatif pemeriksaan yang berbiaya rendah yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya terbatas.Puskesmas Kecamatan Jatinegara merupakan puskesmas rujukan yang memiliki pelayanan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegaraterhadap 105 wanita usia subur yang sudah menikah berumur 15-49 tahun dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional,dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks metode IVA dengan pengetahuan, sikap, informasi ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan suami. Dari hasil penelitian, perlu dilakukan upaya promosi kesehatan pada wanita usia subur dengan melibatkan suami dan keluarga.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>