Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Syafitriani
"Indonesia termasuk dalam 17 negara yang mengalami beban ganda permasalahan gizi, salah satunya adalah stunting sebesar 37,2%, Tahun 2021 terlihat laju penurunan prevalensi stunting sudah semakin membaik terlihat data SSGI 2021 menunjukkan prevalensi stunting dari Tahun 2019 menurun 3,9% diikuti penurunan tahun 2021 menurun 3,3% dari 27,67% menjadi 24,4% di Tahun 2021. Kehamilan Tidak Diinginkan di Indonesia cenderung stagnan dan belum turun. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 memperlihatkan prevalensi KTD sebesar 15%, selanjutnya tahun 2018 Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program KKBPK (SKAP) memperlihatkan angka KTD 15%. Kehamilan tidak diinginkan menjadi faktor pemungkin dan memiliki peranan dalam menyebabkan stunting, dimulai sejak masa kehamilan seperti kesiapan untuk memiliki anak memberikan pengaruh terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan dan pola pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada balita 12-24 bulan di Indonesia, bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Penelitian ini mencakup seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis data dengan menu complex samples. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara Kehamilan Tidak Diinginkan dengan Kejadian Stunting pada Baduta (12-24 bulan) di Indonesia pada analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan nilai p 0,648 (OR: 1,054; 95%CI: 0,840 – 1,324). Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regeresi logistik menunjukkan Kehamilan Tidak Diinginkan memiliki pengaruh 1,287 berisiko lebih besar pada Kehamilan Tidak Diinginkan untuk menjadi Stunting dibandingkan pada Kehamilan Diinginkan (p 0,086, OR: 1,287; 95%CI: 0,965-1,716). Terdapat konfonding pada penelitian ini yaitu variabel ASI Eksklusif (aOR=1,l92: 95%CI : 0,987-1,441: p value 0,069). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Tingkat Sosial Ekonomi dan Jenis Kelamin merupakan faktor pengontrol yang mempengaruhi kejadian Stunting pada Baduta (12-24 bulan) di Indonesia, bayi yang lahir BBLR akan memiliki peluang risiko 2,508 kali lebih besar untuk menjadi stunting pada Baduta (12-24 bulan) dibanding dengan bayi lahir normal (p 0,000, OR: 2,508; 95%CI: 1,632-3,855), semakin rendah tingkat sosial ekonomi keluarga akan berisiko 2,151 kali lebih besar untuk mengalami stunting (p0,000, OR:2,151; 95%CI: 1,596-2,900), jenis kelamin laki-laki lebih memiliki kemungkinan mengalami stunting 1.309 kali berisiko dibanding anak perempuan (aOR: 1,309; 95% CI 1,090 - 1,573; pvalue = 0,004).

Indonesia is one of 17 countries that have experienied in a double burden of nutritional problems, one of which is stunting of 37.2%, In 2021, the rate of decline in the prevalence of stunting has improved, as can be seen from the 2021 SSGI data showing the prevalence of stunting from 2019 decreased by 3.9% followed by a decrease in 2021 decreased by 3.3% from 27.67% to 24.4% in 2021. Unwanted pregnancies in Indonesia tend to be stagnant and have not decreased. Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) showed an adverse event prevalence of 15%, then the Program Performance and Accountability Survey (SKAP) in 2018 showed an adverse event rate of 15%. Unwanted pregnancy is an enabling factor and has a role in causing stunting, starting from the time of pregnancy such as readiness to have children which influences the incidence of unwanted pregnancies and parenting patterns. This study aims to determine the relationship between unwanted pregnancies and the incidence of stunting in toddlers 12-24 months in Indonesia, using secondary data from Riskesdas 2018 in quantitative methods. This research covered all provinces and districts/cities in Indonesia. This research uses data analysis with complex samples menu. The result of this research showed that there was no significant relationship between unwanted pregnancy and stunting in Baduta (12-24 months) in Indonesia in bivariate analysis using the chi-square test with a p-value of p 0,648 (OR: 1,054; 95%CI: 0,840 – 1,324). In multivariate analysis using logistic regression test showed that unwanted pregnancy had a 1.287 greater risk of unwanted pregnancy becoming stunting than unwanted pregnancy (p 0,086, OR: 1,287; 95%CI: 0,965-1,716). There was a confounding in this research, namely the exclusive breastfeeding variable (aOR=1,192: 95%CI : 0,987-1,441: p value 0,069). Low Birth Weight (LBW), Socioeconomic Level and Gender are controlling factors that influence the incidence of stunting in Baduta (12-24 months) in Indonesia, the babies born with LBW will have a 2,508 times greater chance of being stunting in Baduta (12-24 months) compared to babies born normally (p 0,000, OR: 2,508; 95%CI: 1,632-3,855), the lower the socio economic level of the family, the risk is 2.151 times greater for stunting p 0,000, OR:2,151; 95%CI: 1,596-2,900), the male is more likely to experience stunting 1.309 times the risk than female (aOR: 1,309; 95% CI 1,090 - 1,573; pvalue = 0,004)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Nabila Rizky Fauzia
"Kehamilan tidak diinginkan menjadi sebuah tantangan sosial dan tantangan dalam kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan banyak dampak di berbagai aspek. Setiap tahunnya di seluruh dunia terdapat 80 juta kehamilan tidak diinginkan. Peningkatan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh kehamilan tidak diinginkan apabila tidak di antisipasi dapat menimbulkan beban ekonomi dan sulit untuk mengontrol status kesehatan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian kehamilan tidak diinginkan adalah jumlah anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah anak dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia pada wanita pernah kawin usia 15-49 tahun. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi potong lintang. Sampel penelitian yaitu wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 1989 responden. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Persentase wanita yang memiliki kehamilan tidak diinginkan sebesar 12,4% dan 87,6% lainnya menginginkan kehamilannya. Sebagian besar wanita yang memiliki jumlah anak 1-3 (63,7%). Terdapat hubungan signifikan antara jumlah anak dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan (p<0,05).

Unwanted pregnancy is a social challenge and a challenge in public health because it could have many impacts in various aspects. Every year worldwide there are 80 million unwanted pregnancies. The increase in population caused by unwanted pregnancies, if not anticipated, can create an economic burden and it is difficult to control the status of public health. One of the factors that influence the incidence of unwanted pregnancy is the number of children. This study aims to determine the association between the number of children and the incidence of unwanted pregnancy in Indonesia in evermarried women aged 15-49 years. This study used the 2017 IDHS data with a crosssectional study design. The sample of this research is ever-married women aged 15-49 years who meet the inclusion and exclusion criteria amounting to 1989 respondents. Data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyzes. The percentage of women who had unwanted pregnancies was 12.4% and another 87.6% wanted their pregnancies. Most of the women had 1-3 children (63.7%). There is a significant association between the number of children and the incidence of unwanted pregnancy (p <0.05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nurul Fadhilla
"Kehamilan tidak diinginkan merupakan salah satu masalah kesehatan ibu dan anak. Laporan data SKAP selama 3 tahun terakhir (2017-2019) menunjukkan adanya penambahan persentase kehamilan tidak diinginkan yang signifikan, yaitu dari 10,2% menjadi 17,5%. Angka tersebut masih di atas target Renstra 2015-2019 yaitu sebesar 6,8%. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat meningkatkan risiko terjadinya aborsi, tidak melakukan perawatan kehamilan, atau perilaku tidak sehat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan pada wanita usia subur di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan data hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP KKBPK) Tahun 2019 yang menggunakan desain potong lintang. Data dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan persentase kehamilan tidak diinginkan di Indonesia tahun 2019 adalah 17,5%. Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara usia, pendidikan, status ekonomi, status perkawinan, paritas, wilayah tempat tinggal, dan pemakaian kontrasepsi dengan kehamilan tidak diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi dan peningkatan pelayanan keluarga berencana agar menambahkan pengetahuan tentang perencanaan keluarga sehingga setiap kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan.

Unwanted pregnancy is one of maternal and child health problems. SKAP data report for the last three years showed a significant increase of unwanted pregnancy, from 10,2% becoming 17,5%. This figure is still above the BKKBN strategic plan 2015-2019 of 6,8%. Unwanted pregnancy can increase the risk of abortion, not doing antenatal care, and other unhealthy behavior. This study aims to analyze factors associated with unwanted pregnancy among women of childbearing age in Indonesia. This research is a quantitative study that used 2019 Population, Family Planning and Family Development Performace and Accountability Survey Program (SKAP KKBPK), a national cross-sectional survey. Data were analyzed using a chi-square test with a significance level of 95%. The results showed that the percentage of unwanted pregnancy among women of childbearing age in Indonesia is 17,5%. There was a significant correlation between age, education, economic status, marital status, parity, areas of residence, and contraceptive use with an unwanted pregnancy. Therefore, it is necessary to educate and improve the quality of family planning services to add knowledge about family planning."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Berlian Putri
"ABSTRAK
Nama : Rima Berlian PutriProgram Studi : Magister Ilmu KeperawatanJudul : Pengalaman Remaja Mempertahankan Kehamilan Tidak Diinginkan KTD di Kota Depok Remaja yang mempertahankan kehamilan tidak diinginkan beresiko mengalami masalah bio, psiko, sosial, kultural, maupun spiritual. Penelitian ini bertujuan memahami arti dan makna pengalaman remaja mempertahankan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada delapan partisipan. Data dianalisis dengan teknik Colaizz. Penelitian menghasilkan tujuh tema: kebebasan berpacaran pada remaja, perasaan remaja saat menjalani kehamilan, upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kehamilan tidak diinginkan, dukungan sosial untuk remaja, harapan remaja saat menjalani kehamilan tidak diinginkan, peningkatan rasa tanggung jawab pada diri remaja, dan pergeseran nilai yang dimiliki oleh remaja dan orang tua. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan penelitian kualitatif atau kuantitatif tentang persepsi remaja terhadap perencanaan membentuk keluarga, dan orientasi kehidupan remaja yang mempertahankan kehamilan tidak diinginkan setelah menikah. Kata kunci: kehamilan tidak diinginkan, remaja, keluarga

ABSTRACT
ABSTRACT Name Study Programe Title Rima Berlian PutriMagistry of NursingAdolescent Experience in holding unwanted pregnancy in Depok Adolescent with unwanted pregnancy have a risk about phsical, psychological, social, kultural, and spiritual problems. This study aims to understand the meaning of adolescent experience in holding unwanted pregnancy. This study used descriptive phenomenology research design. Data was collected through in depth interview on the 8 participants. Data were analyzed by Colaizz techniques. The study produced 6 themes freedom in dating,, adolescent rsquo s feeling about pregnancy, the effort to hold pregnancy, social support, adolescent rsquo s hope about pregnancy, the increasing self responsibilities in adolescent, and the value friction in adolescent and their parents. The next study that need to be done with qualitative or quantitative methode is adolescent rsquo s perception about family planning, and adolescent rsquo s vision after married. Keywords unwanted pregnancy, adolescent, family "
2015
T47474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Lidra Maribeth
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan penyumbang angka stunting terbesar kelima di dunia.Kehamilan tidak diinginkan dapat menjadi salah satu faktor yang mungkin berperan besar dalam menyebabkan kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini mencakup seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia yang dilaksanakan mulai dari persiapan sampai dengan analisis lanjut pada Januari 2012 – Desember 2014 dan data sekunder diproses pada tahun 2019. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun dengan anak usia 0-5 tahun di Indonesia yang berjumlah sebanyak 42.684 orang.
Hasil dari penelitian ini didapatkan hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square, dengan nilai p 0,04 (OR: 1,059 dan 95% CI: 1,003-1,118). Pada uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik, hubungan kehamilan tidak diinginkan menjadi tidak signifikan dengan stunting dengan hasil p-value 0, 077  (OR: 1,051; 95% CI: 0,995-1,110). Terdapat dua variabel konfonding yaitu status ekonomi dan pendidikan yang berhubungan sginifikan dengan stunting dengan p value <0,001.
Kesimpulan : Pada analisis multivariat tidak terdapat hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun (nilai p> 0,05). Terdapat konfonding dalam penelitian ini yaitu pada variabel pendidikan dan status ekonomi. Pendidikan dan status ekonomi memiliki hubungan signifikan pada analisis multivariat (nilai p<0,001) dengan kejadian stunting.

Indonesia has become 5th top country with biggest stunting rate in the world. Unintended pregnancies can be one of the factors that may play a major role in causing the incidence of stunting in children aged 0-5 years. This study aims to analyze the relationship of unintended pregnancies with incidence of stunting in children aged 0-5 years. This quantitative research used secondary data from National Health Research (Riskesdas) with cross sectional research methods. This research covered all provinces and districts / cities in Indonesia which were carried out from preparation to further analysis in January 2012 - December 2014 and the secondary data was processed in 2019. The sample of this study was women aged 15-49 years old with children 0-5 years old in Indonesia which amount to 42,684 people.
Results: In bivariate analysis using chi-square test, it was found that the relationship of unintended pregnancies with stunting have a p value of 0.04 (OR: 1.059 and 95% CI: 1.003-1.118). In multivariate test using logistic regression tests, the relationship of unintended pregnancies became insignificant to stunting with p-value 0, 077 (OR: 1.051; 95% CI: 0.995-1,110). There are two confounding variabels, economic status and education related significantly to stunting with p value <0.001.
Conclusion: in multivariate analysis there was no relathionship of unintended pregnancy with stunting in children under five years old ( p value> 0.05). There is confounding in this study, the educational variable and economic status are confounding variable. Education and economic status have a significant relationship on multivariate analysis (p value< 0.001) with stunting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T55289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desya Mulyaningrum
"BBLR adalah berat bayi lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). BBLR dapat menyebabkan kematian dan kesakitan prenatal, serta meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular. Proporsi BBLR di Indonesia dari periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil dan tidak ada penurunan dari tahun 2007 dengan tahun 2017. Kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu faktor risiko BBLR. Kehamilan tidak diinginkan (unwanted pregnancy) adalah suatu kehamilan yang terjadi di luar perencanaan. Karena pasangan suami atau istri tidak mau menggunakan kontrasepsi, tidak ada akses ke pelayanan KB sehingga menyebabkan kehamilan, dimana sceara fisik atau psikologis pasangan tidak siap dan menolak kejadian kehamilan (unwanted pregnancy). Proporsi kehamilan tidak diinginkan berdasarkan periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadapp kejadian BBLR perdesaan dan perkotaan di Indonesia berdasarkan data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah kelahiran hidup dalam 5 tahun sebelum survei dengan laporan berat lahir yang memiliki berat kurang dari 2500 gram dan bertempat tinggal di pedesaan atau perkotaan di Indonesia.
Hasil penelitian ini adalah proporsi kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia adalah 7,6% dengan rincian 8,9% di perkotaan, 6,3% di perdesaan. Pada daerah perkotaan, kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat pendidikan, komplikasi kehamilan, dan paritas.
Hasil analisismultivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perkotaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Pada daerah perdesaan kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat ekonomi, komplikasi kehamilan, dan kunjungan ANC. Hasil analisis multivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perdesaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.

LBW is brith weight less than 2500 grams (up to 2499 grams). LBW can cause prenatal death and pain, and increase the risk of causing non-communicable diseases. The proportion of LBW in Indonesia from the 2007 IDHS period, 2012, 2017 was stable and there was no different from 2007 to 2017. Unwanted pregnancies became one of the risk factors for LBW. Unwanted pregnancy is a pregnancy that occurs outside of planning. Because a husband or wife partner cannot use contraception, there is no access to family planning services which causes pregnancy, while the physical or psychological condition of the partner is not ready and rejects the pregnancy. The proportion of unwanted pregnancies in the 2007, 2012, 2017 IDHS period is stable.
This research discusses the expected research on rural and urban LBW events in Indonesia based on the IDHS 2017 secondary data. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) 2017. The sample of this study was a study of life in 5 years before the survey with reports on birth weight which weighs less than 2500 grams and resides in rural or urban areas in Indonesia.
The results of this study are that the proportion of undesirable events in Indonesia is 7.6% with 8.9% in urban areas, 6.3% in rural areas. In urban areas, pregnancy needs to be more for LBW after controlled by variable levels of education, complications of pregnancy, and parity.
The results of multivariate analysis with statistics on the category of pregnancies with LBW in urban areas show a not significant relationship. In BPLR, after being controlled by economic level variables, complications, and ANC visits. The results of multivariate analysis based on statistics on the category of pregnancies with LBW in rural areas showed a not significant relationship.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fauziyah
"Kehamilan tidak diinginkan memiliki dampak pada kesehatan ibu dan anak. Kehamilan tidak diinginkan meningkatkan risiko konsumsi asam folat tidak adekuat sebelum kehamilan, merokok selama dan setelah kehamilan, terlambat memulai perawatan prenagtal, bayi berat lahir rendah, depresi pascapersalinan, dan kematian neonatal.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Penelitian ini menggunakan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko yang bertujuan mengetahui pengaruh paritas terhadap kehamilan tidak diinginkan pada wanita usia 15-49 tahun yang menikah atau hidup bersama dengan di kontrol oleh karakteristik individu (usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tempat tinggal).
Hasil penelitian menunjukkan wanita yang memiliki paritas 2 anak berisiko 6 kali lebih besar (AOR; 5,4, 95% CI 4,2 - 6,8), paritas 3 anak berisiko 16 kali lebih besar (AOR; 15,7, 95% CI 12,2 - 20,3), wanita yang memiliki paritas >= 4 anak berisiko 27 kali lebih besar (AOR; 27,2, 95% CI 20,7 - 35,9) mengalami kehamilan tidak diinginkan dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas 1 anak, setelah dikontrol oleh usia dan pendidikan.

Unintended pregnancy have both impact on maternal and child health. Unintended pregnancy increase the risk of inadequate consumption of folic acid before pregnancy, smoking during and after pregnancy, late prenatal care, low birth weight, postpartum depression, and neonatal death.
This study used a cross-sectional study design using secondary data Indonesia Health and Demographic Survey (IDHS) in 2017. Multivariate logistic regression using model of risk factors aims to determine the effect of parity on unintended pregnancy in women aged 15-49 who married or live together controlled by individual characteristics (age, education, employment, economic status, place of residence).
The result showed women who had parity of 2 children at a risk 6 times higher (AOR; 5,4, 95% CI 4,2 - 6,8), parity of 3 children at risk 16 times higher (AOR; 15,7, 95% CI 12,2 - 20,3), women who have parity >= 4 children at risk 27 times higher (AOR; 27,2, 95% CI 20,7 - 35,9) experience an unintended pregnancy compared to women who have parity 1 child, after being controlled by age and education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Dhanti Syafitri
"Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama kejadian abortus tidak aman di Indonesia. Kehamilan yang tidak diinginkan tidak hanya memiliki dampak buruk pada wanita yang mengalami tetapi juga pada hasil konsepsi atau janin yang dikandung. Dampak yang dihasilkan dapat berupa kematian, lahir cacat dan masalah kesehatan lainnya.
Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan data sekunder yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007. Jumlah sampel yang diteliti adalah 1.971 wanita pernah menikah usia 15-49 tahun dan sedang hamil saat wawancara.
Hasil penelitian ini menemukan 19,4% kehamilan tidak diinginkan, paling banyak terjadi pada kelompok wanita yang memiliki anak lebih dari tiga orang, berusia lebih dari 35 tahun, berada pada kelompok sosial ekonomi kuintil 2, memiliki pengetahuan yang baik mengenai alat kontrasepsi, memiliki akses ke pelayanan kesehatan dan menikah pertama kali pada usia kurang dari 20 tahun. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah anak dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan (nilai-p < α, dimana α = 0,05), dimana wanita yang memiliki anak satu sampai tiga orang memiliki risiko 4,6 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian kehamilan tidak diinginkan dibandingkan dengan wanita yang belum meliliki anak, sedangkan risiko wanita yang memiliki anak lebih dari tiga orang 26 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang belum memiliki anak. Faktor-faktor lain (umur, status sosial ekonomi, dan akses ke pelayanan kesehatan) berhubungan dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan (nilai-p < 0,05). Jumlah anak berhubungan dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan dipengaruhi oleh interaksi dengan sosial ekonomi dan variabel perancu lainnya.

Unwanted pregnancy is a major cause of unsafe abortion in Indonesia. Unwanted pregnancy not only have a devastating effect on women who suffered but also the products of conception or the fetus. The resulting impact can be a death, birth defects and other health problems.
This study uses a cross-sectional study design with secondary data drawn from Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) 2007. The number of samples studied was 1.971 women ever married, aged 15-49 years and currently pregnant at the time of survey. The results of this study found that 19,4% currently pregnant women reported that their current pregnancy was unintended.
The prevalence of unintended pregnancy was highest among women who were older than 35, number of living children more than 3, those living below the federal poverty line, had access to health services, had higher level of knowledge about family planning methods and age at first marriage before 20. There is a significant association between maternal number of living children with unintended pregnancies (p < 0,05), women who had 1-3 children has 4,6 time higher risk compared to those women who has not having children, furthermore those women who had more than 3 children has 26,2 time higher risk compared to those who has not. Other factors such as, age of women, age at first marriage, wealth index and access to health services are related to incidence of unwanted pregnancy (p-value < 0,05). Relation between number of living children and unwanted pregnancy affected by the interaction with wealth index.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Yohana Mardhianti
"Remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan mendapatkan stigma dan diskriminasi dari institusi sosial terkecil yaitu keluarga hingga masyarakat luas. Mereka dianggap sebagai pelanggar norma karena gagal menjaga dirinya sendiri dan mematuhi peran berbasis gender yang disematkan kepada mereka. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan agensi mereka. Penelitian ini berusaha menjelaskan agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan yang diperlemah oleh konstruksi sosial dan juga relasi kuasa yang timpang antara diri mereka dan agen-agen di sekitar mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan diperlemah oleh konstruksi sosial sejak sebelum ia mengalami kehamilan. Identitasnya sebagai perempuan membuat mereka dinilai sebagai individu subordinat dan mendapatkan perlakuan tidak adil. Sebagai remaja yang tidak mengikuti konstruksi sosial membuat mereka dianggap sebagai individu yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan agensi di dalam diri mereka menjadi lemah. Lemahnya agensi mereka membuat diri mereka berada di posisi yang rentan akan pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan di luar pernikahan. Setelah hamil di luar pernikahan mereka mendapatkan identitas yang terstigma untuk kedua kalinya yang membuat agensi di dalam diri mereka semakin lemah. Konstruksi sosial pembagian peran berbasis gender dan juga relasi kuasa yang timpang dengan agen lain membuat agensi mereka semakin tereduksi, sehingga sulit bagi para remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan untuk kembali berfungsi sosial di dalam masyarakat.

Adolescent girls who experienced unwanted pregnancy face stigma and discrimination from their family, as well as their community. They are considered as violator of norms due to their failure to protect themselves and conform with their gender based role. This affects to the formation of their agency. This study tries to explain the agency of adolescent girls who experienced unwanted pregnancy which weakened by social construction and unequal power relation between themselves and other agents. This study uses qualitative methods with phenomenology approach. This study concludes that agency of adolescent girls with unwanted pregnancy is weakened by social construction even before they experienced unwanted pregnancy. Their identity as women makes them valued as subordinate individuals and obtained unfair treatment. As teenager who do not conform with social construction, they were considered as irresponsible individuals. This led to subdued agency. Their subdued agency causes them to be vulnerable to promiscuity that results in unwanted pregnancy. After experienced unwanted pregnancy, they obtain stigmatized identity for the second time which makes their agency even weaker. Social construction of gender based role, as well as unequal power relation cause their agency reduced, thus making it difficult for these adolescent girls to return as functioning agent in their community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaely Presty Diasanti
"Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama aborsi tidak aman dan berdampak buruk pada wanita yang mengalaminya serta janin yang dikandungnya. Risiko kehamilan tidak diinginkan semakin meningkat pada wanita usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menganalisis lanjut data SDKI tahun 2012.
Hasil penelitian menunjukkan 18% wanita hamil pada usia berisiko yang memiliki kehamilan tidak diinginkan. Wanita yang mengalami kegagalan kontrasepsi berkecenderungan 8,5 kali untuk memiliki kehamilan tidak diinginkansetelah dikontrol oleh variabel umur, jumlah anak, status ekonomi, pengetahuan KB, dan akses ke pelayanan kesehatan.

Unwanted pregnancy is a major cause of unsafe abortion and adverse impact on women who experience it as well as the fetus. The risk of unwanted pregnancy increased in women aged less than 20 years and more than 35 years old. This study used a cross-sectional study design to analyze further the IDHS 2012 data.
Results showed 18% of pregnant women at risk of age had unwanted pregnancies, and women who experience contraceptive failure 8.5 times tended to have an unwanted pregnancies after controlled by age, number of children, economic status, knowledge of family planning, and access to health care variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>