Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kotambunan, Charity
"Tujuan: Membahas perhitungan Tingkat Utilisasi Radioterapi optimal (TURo), aktual (TURa) serta kebutuhan tidak terpenuhi (kesenjangan) antar keduanya untuk kanker serviks dan ovarium di Indonesia. Metodologi: Studi deskriptif desain potong lintang, metode total sampling dengan mengambil data sekunder dari registrasi kanker dan/atau rekam medis internal RS partisipan yang memiliki pusat radioterapi di Indonesia tahun 2019. Hasil: Dari 33 RS partisipan total data kanker serviks dan ovarium adalah 4937 dan 1583. Rata-rata pasien berusia 48-52 tahun (7-91 tahun). Domisili pasien sebagian besar dari Pulau Jawa. Stadium III adalah yang terbanyak untuk kedua kanker serviks (39,4%) dan ovarium (20,8%). Tatalaksana kanker serviks didominasi oleh radioterapi saja dan radioterapi-kemoterapi (28,5% dan 27,4%), sementara kanker ovarium terbanyak adalah kemoterapi-pembedahan (43,8%). Nilai TURo, TURa, dan kebutuhan tidak terpenuhi untuk kanker serviks yaitu 97,2% (90,9-97,4%), 61,24%, dan 36,7% (32,62-37,13%) dan untuk kanker ovarium 1,89% (1,39-4,60%), 4,83%, dan -155,56% (-247,48%-(-5)%). Kesimpulan: TUR masih memiliki kesenjangan yang cukup besar antara aktual dan optimal pada kanker serviks. Sebaliknya, kanker ovarium terkesan adanya utilisasi berlebihan namun kesenjangan terlihat pada eskalasi cakupan yang lebih luas. Diperlukan usaha peningkatan aktualisasi TUR mendekati nilai optimalnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi TUR harus dieksplorasi secara universal meliputi segi pasien, klinisi dan sistem kesehatan.

Purpose: To discuss the calculation of the optimal and actual Radiotherapy Utilization Rate (RURo and RURa) and unmet need (gap) between the two RUR for cervical and ovarian cancer in Indonesia. Methodology: This is a descriptive cross-sectional study with total sampling by taking secondary data from cancer registry and/or medical records of participating hospitals with radiotherapy centers in Indonesia in 2019.
Results: Out of the 33 participating hospitals, the total data on cervical and ovarian cancer were 4937 and 1583. The mean age was 48-52 years old (7-91). Most of the patients were from Java Island. Stage III was the most common for both cancers, 39.4% and 20.8%. The management of cervical cancer was dominated by radiotherapy alone and radiotherapy-chemotherapy (28.5% and 27.4%), while ovarian cancer most were chemotherapy-surgery (43.8%). RURo, RURa, and unmet needs for cervical cancer were 97.2% (90.9-97.4%), 61.24% and 36.7% (32.62-37.13%) and for ovarian cancer were 1.89% (1.39-4.60%), 4.83%, and -155.56% (-247.48%-(-5)%). Conclusion: RUR for cervical cancer still has a sizeable gap between actual and optimal. On the other hand, ovarian cancer gives the impression of overutilization but the gap was seen when escalating wider coverage. Efforts are needed to increase actualization rate close to its optimal value. The factors that affect RUR should be explored universally including the patient, clinician and health system aspects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Fahrudin
"Latar Belakang: Kanker serviks menduduki peringkat ke tiga di seluruh dunia sebagaipenyebab kematian perempuan dan merupakan penyebab kematian utama perempuan dinegara berkembang. Diperlukan evaluasi kesintasan berkala yang secara tidak langsungmenjadi cermin tatalaksana.
Tujuan: Mengetahui kesintasan pasien kanker serviks di RSCM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif terhadap data rekammedis pasien kanker serviks pada tahun 2012-2014 dengan metode total populationsampling. Analisis data dilakukan menggunakan kurva Kaplan Meier, uji Log Rank dan Regresi Cox untuk mencari kemaknaan hubungan antarvariabel.
Hasil: Terdapat 1.303 subjek penelitian dengan angka kesintasan kanker serviks hingga tahun ke-5 sebesar 76%, 66%, 60%, 43% dan 36% dengan median kesintasan sebesar 1355 hari secara keseluruhan. Terdapat perbedaan hazard bermakna pada variabel stadium kanker (p<0,001). Analisis regresi cox menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kesintasan adalah stadium kanker.
Kesimpulan: Kesintasan 5 tahun kanker serviks di RSCM tahun 2012-2014 sebesar 36%.

Background: Cervical cancer is ranked third as female cause of death worldwide and isthe leading cause of death of women in developing countries. A periodic survivalevaluation is required that implies the treatment implicitly.
Objective: To know the survival rate of cervical cancer patients at CiptoMangunkusumo Hospital.
Methods: This retrospective cohort study used medical records data of cervical cancerpatients in 2012- 2014 using total population sampling method. Data analysis was doneusing Kaplan Meier curve, Rank Log test and Cox Regression to find the associationbetween variables.
Results: There were 1.303 subjects with overall kesintasan rates of cervical cancer up tothe fifth year of 76, 66, 60, 43 dan 36 with a median survival 1355 days. There were significant hazard differences in cancer stage variables (p <0.001). Cox regression analysis showed that factors affecting survival were cancer stage.
Conclusion: The 5-year kesintasan rate of cervical cancer at Cipto Mangunkusumo hospital in 2012-2014 is 36%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Arif Pratama
"Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit kanker yang sering menyerang perempuan di dunia. Salah satu faktor pencetus penyakit kanker ini adalah perilaku merokok. Presentase perilaku merokok pada perempuan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perilaku merokok terhadap kejadian kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data Riskesdas 2013. Sampel penelitian ini adalah wanita berusia lebih dari 20 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kanker serviks adalah 0,12(0,09-0,14) dan terdapat pengaruh antara perilaku merokok dengan kejadian kanker serviks di Indonesia tahun 2013 setelah dilakukan pengontrolan terhadap variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding adalah umur, usia pertama kali berhubungan seksual, menggunakan pil KB, dan sosial ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berupa Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang bahaya merokok dan penyakit kanker serta diperlukan kebijakan yang kuat untuk regulasi terkait tembakau.

Cervical cancer is often attacks women in the world. One of the creators cancer this is smoking behavior. The percentage of smoking behavior in women increased every year. The study is done to identify the effects of smoking behavior against cervical cancer. This research uses design cross sectional study and the data riskesdas 2013. The sample it is a woman age of more than 20 years meet the criteria inclusion and exclusion.
The result showed that prevalence of cervical cancer is 0,12 ( 0,09-0,14 ) and there is influencebeteen smoking behavior with the incidence cervical cancer in indonesia 2013 after variables confounding were controlled. Confounding variables are age, the first have sex, using pills, and socioeconomic. Hence, required intervention of communication, information, and education ( kie ) about the dangers of smoke and cancer policy and require strong related regulations tobacco.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ariani
"Pendahuluan : Radioterapi kanker serviks uteri dalam pelaksanaannya memerlukan verifikasi geometri sebagai salah satu rantai prosedur radioterapi. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan set-up yang terdiri dari kesalahan sistematik dan acak yang nantinya digunakan untuk menentukan margin PTV yang sesuai untuk radioterapi kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap data verifikasi dengan Electronic Portal Imaging Devices (EPID) dari 9 pasien kanker serviks uteri yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam tiga fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin PTV.
Hasil : Sebanyak 72 data verifikasi EPID dianalisis. Didapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada pelaksanaan radiasi (radioterapi) kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi RSCM, berturut-turut sebesar 3.8 dan 3.0mm pada sumbu laterolateral, 5.9 dan 2.6mm pada sumbu kraniokaudal, serta 4.3 dan 3.5mm pada sumbu anteroposterior. Margin PTV yang diperoleh sebesar 9.8mm, 13.5mm dan 11,0 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal, dan anteroposterior.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini mendapatkan kesalahan sistematik dan acak menggunakan verifikasi dengan EPID yang digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin PTV sebesar 13.5mm dalam pelaksanaan radioterapi kanker serviks uteri dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan alat imobilisasi khusus regio pelvis untuk meningkatkan akurasi penyinaran.

Introduction : Geometric verification is needed as a part of chain of radiotherapy procedures in cervical cancer irradiation. This procedure used to detect set-up erros contains sistematic and random errors for the next step use to formulating adequate PTV margin for cervical cancer irradiation in Cipto Mangunkusumo Hospital
Methods : This is a cross-sectional study using Electronic Portal Imaging Devices (EPID) verification data of 9 cervical cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first three fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire PTV margin.
Results : A total of 72 EPID data were analyzed. Systematic and random errors for cervical cancer irradiation in this study were respectively 3.8mm and 3.0mm in laterolateral direction, 5.9mm and 2.6mm in craniocaudal direction, and 4.3mm and 3.5mm in anteroposterior direction. PTV margin were 9.8mm, 13.5mm and 11.0mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : The result in this study acquire systematic and random errors with verificaton by EPID gave PTV margin recommendation and showed that 13.5mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for cervical cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. Immobilisation devices for pelvic region might be needed to improve the accuration of radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ariani
"Pendahuluan : Radioterapi kanker serviks uteri dalam pelaksanaannya memerlukan verifikasi geometri sebagai salah satu rantai prosedur radioterapi. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan set-up yang terdiri dari kesalahan sistematik dan acak yang nantinya digunakan untuk menentukan margin PTV yang sesuai untuk radioterapi kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap data verifikasi dengan Electronic Portal Imaging Devices (EPID) dari 9 pasien kanker serviks uteri yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam tiga fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin PTV.
Hasil : Sebanyak 72 data verifikasi EPID dianalisis. Didapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada pelaksanaan radiasi (radioterapi) kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi RSCM, berturut-turut sebesar 3.8 dan 3.0mm pada sumbu laterolateral, 5.9 dan 2.6mm pada sumbu kraniokaudal, serta 4.3 dan 3.5mm pada sumbu anteroposterior. Margin PTV yang diperoleh sebesar 9.8mm, 13.5mm dan 11,0 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal, dan anteroposterior.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini mendapatkan kesalahan sistematik dan acak menggunakan verifikasi dengan EPID yang digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin PTV sebesar 13.5mm dalam pelaksanaan radioterapi kanker serviks uteri dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan alat imobilisasi khusus regio pelvis untuk meningkatkan akurasi penyinaran.

Introduction : Geometric verification is needed as a part of chain of radiotherapy procedures in cervical cancer irradiation. This procedure used to detect set-up erros contains sistematic and random errors for the next step use to formulating adequate PTV margin for cervical cancer irradiation in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods : This is a cross-sectional study using Electronic Portal Imaging Devices (EPID) verification data of 9 cervical cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first three fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire PTV margin.
Results : A total of 72 EPID data were analyzed. Systematic and random errors for cervical cancer irradiation in this study were respectively 3.8mm and 3.0mm in laterolateral direction, 5.9mm and 2.6mm in craniocaudal direction, and 4.3mm and 3.5mm in anteroposterior direction. PTV margin were 9.8mm, 13.5mm and 11.0mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : The result in this study acquire systematic and random errors with verificaton by EPID gave PTV margin recommendation and showed that 13.5mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for cervical cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. Immobilisation devices for pelvic region might be needed to improve the accuration of radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Mehta
"Kanker serviks diketahui menjadi kanker yang paling sering dialami oleh perempuan di dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh multifaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor berhubungan dengan kejadian kanker serviks. Rancangan penelitian yang digunakan yakni deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang. Sebanyak 80 responden dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara perilaku seksual, perilaku merawat kebersihan alat kelamin (p=0,242; α=0,05), pengetahuan kanker serviks (p=0,252; α=0,05), dan riwayat kontrasepsi terhadap kejadian kanker serviks. Hasil penelitian menyarankan diperlukannya pembahasan/penelitian dengan studi kohort lebih lanjut mengenai hubungan faktor risiko kanker serviks terhadap kejadian kanker serviks.

Cervical cancer is one of the most common cancer happened by women in the world, included Indonesia. The cause of cervical cancer could be multifactorial. This study aim is to find in association risk factor of cervical cancer with cervical cancer incidence. Cross-sectional study was used in this study. Study sample included 80 sample as respondents which were selected by consecutive sampling technique.
The result showed that no significant relationship was found between sexual behavior, personal hygiene practice (p=0,242; α=0,05), history of contraception use, and knowledge of cervical cancer (p=0,252; α=0,05). Our findings suggest a need for using cohort study to discussion later about association cervical cancer risk factor and HPV infection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Munandar
"Latar Belakang: Kanker leher rahim dapat ‘disembuhkan’ pada stadium awal, namun pada stadium lanjut memilik prognosis yang buruk. Efektifitas dari pemberian kemoradiasi konkuren berbasis platinum sebagai modalitas standar pada kanker leher rahim stadium lanjut lokal masih suboptimal dan memiliki efek samping yang relatif besar. Oleh karena itu dibutuhkan terapi yang lebih efektif. Terapi dengan anti EGFR sebagai target biomolekuler telah memberikan gambaran efektifitas yang baik pada berbagai kanker yang memiliki ekspresi EGFR berlebih. Kanker leher rahim diketahui sebagai salah satu kanker yang memiliki ekpresi EGFR berlebih yang berhubungan dengan prognosis yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas dari Nimotuzumab, suatu antibodi monoklonal anti EGFR, yang dikombinasikan dengan radioterapi pada kanker leher rahim stadium lanjut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian fase II dengan satu kelompok perlakuan. Sebagai kriteria inklusi adalah pasien dengan kanker leher rahim stadium III. Sebagai fase induksi dilakukan pemberian Nimotuzumab 200 mg intravena setiap minggu selama 9 minggu, dikombinasikan dengan radiasi eksternal daerah pelvis 2 Gy/hari, 5 kali seminggu selama 5 minggu dilanjutkan dengan radiasi brakhiterapi intrakaviter 7 Gy setiap minggu selama 3 minggu. Penelitian ini menilai tingkat respon, waktu hingga terjadinya progresi, dan aspek keamanan dari pengobatan yang dinilai dari efek samping.
Hasil: Dari 44 pasien, 31 pasien telah menjalani evaluasi dari repon terapi menggunakan CT Scan pada minggu 18-22 sejak dimulainya pengobatan (CT Scan konfirmasi pada fase pasca induksi). Tingkat respon objektif atau Objective Response Rate (ORR) adalah 71% (CR 32.3%, PR 38.7%) dan tingkat kontrol penyakit atau Disease Control Rate (DCR) adalah 77.4%. Nilai ORR tampak lebih tinggi pada pasien dengan ekpresi EGFR tinggi dibandingkan dengan pasien yang memiliki ekpresi EGFR rendah atau sedang. Dari 44 pasien, 12 pasien mengalami progresifitas dari penyakit dengan waktu rata-rata hingga terjadinya progresifitas adalah 6.9 bulan. Efek samping derajat 3 terdapat pada 2 orang pasien, dan tidak terdapat pasien dengan efek samping derajat 4.
Kesimpulan: Terapi kombinasi Nimotuzumab dan radiasi menujukkan efek yang menguntungkan dan dapat ditoleransi untuk mengobati kanker leher rahim stadium lanjut.

Background: Cervical cancer is curable for early stages, but advanced stage diseases has poor prognosis. The efficacy of concurrent cisplatin-based chemo radiotherapy as the standard therapeutic modality for locally advanced cervical cancer remains suboptimal and is frequently cause severe adverse event. Therefore more effective therapeutic strategies are required. EGFR targeted therapy have demonstrated efficacy in many cancers overexpressing EGFR. Cervical cancer has been known to over expressing EGFR which correlates with poor prognosis. This study is aimed to assess the efficacy of Nimotuzumab, a monoclonal antibody anti EGFR, combined with radiation in advanced stage cervical cancer.
Methods: This is a phase II single arm study. Patients with stage III cervical cancer were included. Nimotuzumab intravenously 200 mg weekly for 9 weeks combined with external pelvic radiation 2 Gy/day, 5 times a week for 5 weeks and pelvic intracavitary radiation 7 Gy a week for 3 weeks for induction phase. Response rate, time to progression, and safety were assessed in this study.
Result: This is the first phase result. Out of 44 ITT patients, 31 patients were evaluable for response by CT-scan at week 18-22 (confirmatory CT-scan at post induction phase). Objective response rate (ORR) was 71% (CR 32.3%, PR 38.7%) and disease control rate was 77,4%. The ORR tend to be higher in patient with high EGFR expression compared to those with negative or mild to moderate EGFR expression. Out of 44 ITT patients, 12 patients had progressive disease with mean time to progression of 6.9 months. Grade III adverse event were observed in 2 patients, while no grade IV adverse events occurred during the study.
Conclusion: Combination of Nimotuzumab and radiation showed a beneficial effect and well-tolerated for treating advanced cervical cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kartika Sari
"ABSTRAK
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesintasan Hidup Pasien KankerServiks di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2011-2016Pembimbing : Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MScKanker serviks menduduki peringkat keempat kanker yang paling sering terjadi padasemua wanita dan peringkat kedua kanker yang paling sering ditemukan pada wanitausia 15-44 tahun di dunia, menyebabkan 265.672 kematian pada tahun 2012.Di duniasetiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks, sedangkan diIndonesia setiap 1 jam. Provinsi Jambi menurut Pusdatin 2015, estimasi jumlah kasuskanker serviks tahun 2013 adalah 1.792 dan semakin meningkat dari tahun-tahunsebelumnya. RSUD Raden Mattaher Jambi sebagai rumah sakit rujukan mengalamipeningkatan jumlah pasien kanker serviks dengan total pasien baru 318 sejak 2011-2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kesintasan hidup secarakeseluruhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien di RSUD RadenMattaher Jambi tahun 2011-2016. Jumlah sampel yang didapat adalah 180 penderitayang pernah dirawat di RSUD ini dari Januari 2011-Desember 2016. Desain yangdigunakan dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan metode Kaplan meier.Kesintasan hidup pasien kanker serviks secara keseluruhan yaitu 23,2 dengan mediansurvival 24 bulan. Faktor ndash; faktor yang mempengaruhi yaitu umur, perkawinan, kadarhaemoglobin saat pertama kali didiagnosa, komorbid, stadium dan terapi. dengan faktoryang paling dominan yaitu komorbid HR=4,711 .Kata kunci:Kesintasan hidup, kanker serviks, event, sensor.

ABSTRACT
Affecting Survival Rate Factors Of Cervical Cancer Patients AtA Raden Mattaher Hospital Jambi In 2011 2016Counsellor Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MScCervical cancer ranked fourth most common cancer in all woman and ranked secondmost common cancer found in women aged 15 44 years in the world causing 265.672deaths in 2012. Every 2 minutes a woman dies from cervical cancer in the world, whilein Indonesia every 1 hour. In Jambi province according to Pusdatin 2015 estimatednumber of caces of cervical cancer in 2013 is 1792 and increasing from the year before.Raden Mattaher hospital in Jambi as a referral hospital has increasing number ofcervical cancer patients with a total of 318 new patients since 2011 2016. The purposeof this study was to determine the overall survival rate and factors that affect thepatients in Raden Mattaher Hospital Jambi in 2011 2016. The number of patientsobtained is 180 patients who had been treated in this hospital from Januari 2011 toDecember 2016. The design used in this study was a retrospective cohort with theKaplan meier method. Overall survival of cervical cancer patients was 23.2 percent witha median survival of 24 months. The factors that influence are age, marriage,hemoglobin when first diagnosed, comorbid, stage and therapy. With the most dominantfactor is comorbid. HR 4.711 .Key words Survival rate, cervical cancer, event, cencor"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endy Muhardin Moegni
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0184
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vandelina Wea
"Kanker serviks adalah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak didaerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim, Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setela kanker payudara. Salah satu cara untuk deteksi dini kanker serviks adalah dengan metode IVA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dengan variabel independen umur, pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, informasi ketersediaan sarana dan prasarana, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data Primer yaitu melalui wawancara langsung dengan WUS di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, lalu dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks kecuali variabel umur dengan p value= 0,495OR= 1,490 CI 95 = 0,615-3,613 . Uji regresi logistik menunjukkan bahwa , pendidikan, Pengetahuan, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan sebagai confounder setelah di lakuakan analisis multivariat.

Cervical cancer is a type of malignancy or neoplasm located in the cervical area, the area of the cervix or cervix, In Indonesia cervical cancer is the second most cancer after breast cancer. One way to early detection of cervical cancer is by IVA method. This study aims to determine the factors associated with the behavior of WUS in early detection of cervical cancer with IVA method, with independent variables are age, education, occupation, knowledge, attitude, availability information of facilities and infrastructure, exposure information about cervical cancer, support of husband family, and Support of health workers.
This study uses cross sectional study design. This research uses Primary data that is through direct interview with WUS in Pasar Minggu districts community Health centers, South Jakarta, then analyzed with univariate, bivariate and multivariate analysis. The results showed that all independent variables were associated with WUS behavior in early detection of cervical cancer except age variable with p value 0,495OR 1,490 CI 95 0,615 3,613 . Logistic regression analysis showed that education, knowledge, exposure of information about cervical cancer, husband family support, and support personnel as a confounder after multivariate analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>