Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Avidzar Malick Abdurrahim
"Artikel ini membahas mengenai kiprah Senator Robert “Fighting Bob” La Follette dari Wisconsin untuk mencegah masuknya Amerika Serikat ke Perang Dunia Pertama. La Follette merupakan salah satu politisi Progresif paling berpengaruh di Amerika Serikat pada awal abad 20, dan merupakan salah satu figur yang paling menentang imperialisme dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Ketidakpercayaannya terhadap bisnis besar dan korporasi menjadikan dirinya sebagai tokoh yang divisif, baik di medan Senat maupun di kalangan pers. Artikel ini juga membahas bagaimana idealisme La Follette bertentangan dengan kebijakan diplomasi Presiden Woodrow Wilson, yang juga merupakan seorang figur Progresif. Artikel ini disusun menggunakan metode sejarah, yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dengan menggunakan sumber surat kabar dan otobiografi, penelitian ini menunjukkan bahwa kegagalan La Follette dalam mencegah masuknya Amerika Serikat dalam perang menjadi awal dari hilangnya momentum gerakan Progresif yang selama ini memotori reformasi-reformasi di tingkat negara bagian dan nasional.

This article discusses about the efforts of Senator Robert “Fighting Bob” La Follette from Wisconsin in preventing the United States from entering the fray of the First World War. La Follette was one of the most influential Progressive politicians in the U.S in the beginning of the 20th century, and was also one of the most vocal advocates against imperialism and foreign policies of the U.S. His distrust towards big business and corporations made him a divisive figure in Senate and also in the press. This article also discusses about how La Follette’s idealism put him at odds with the diplomatic policies of President Woodrow Wilson, who was also one of the most influential Progressive figures in America. This article was compiled using historical method, which consists of heuristic, critic, interpretation, and historiography. Using primary sources like newspaper and autobiography, this research showed La Follette’s failure in preventing America’s entry into the war became one of the causes of the dissipating momentum of the Progressive movement which thus far has been the driving cause behind the political reforms in both state and federal level."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thelen, David P.
Boston: Little, Brown, 1976
923.273 THE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Kodansha International, 1999
815.508 INO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Annisa Cahyaningtyas
"ABSTRAK
Dalam menampilkan sebuah pemberitaan, media dapat saja memberi gambaran positif, negatif, maupun netral terhadap suatu isu. Gambaran tersebut biasanya memperlihatkan arah keberpihakan dari media. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberpihakan suatu media adalah afiliasi politik dari media tersebut. Penelitian ini menganalisis framing kelompok Muslim yang ditampilkan dalam dua harian besar di Amerika Serikat. Kedua harian tersebut memiliki afiliasi politik yang bertolak belakang. Houston Chronicle merupakan harian konservatif sedangkan LA Times merupakan harian liberal. Analisis dilakukan terhadap artikel-artikel dari Houston Chronicle dan LA Times dengan rentang waktu 1 Januari hingga 8 November 2016. Setelah melalui hasil seleksi, dipilih lima artikel bertajuk opini dan editorial dari masing-masing harian yang kemudian dianalisis menggunakan model framing Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbeda dari asumsi bahwa harian konservatif akan memberitakan kelompok Muslim secara simplistis, ternyata penggambaran pemberitaan mengenai kelompok Muslim pada periode pemilu presiden Amerika Serikat 2016 cenderung lebih kompleks.

ABSTRACT
AbstractIn presenting a report, the media may have a positive, negative, or neutral picture of an issue. The picture is usually already incorporated based on media alignments. One of the factors that determines a media alignment is the political affiliation of the media. This study refers to Muslim groups in two major newspapers in the United States. Both newspaper has an opposite political affiliations. The Houston Chronicle is a conservative daily news while the LA Times is a liberal daily news. The analysis was conducted on articles from the Houston Chronicle and the LA Times from January 1 to November 8, 2016. After going through the selection results, five articles of opinion and editorial of each daily were analyzed using framing model Zhongdang Pan and Kosicki. The results show that different from the assumption that the conservative principle will potray Muslim groups in simplistis way by simply present negative reports, it turns out the issue of Muslim groups during US presidential election 2016 as represented in the US media is more complex."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Bimantara
"Artikel ini mengeksplorasi dampak signifikan Nirvana terhadap perkembangan gerakan grunge di Amerika Serikat dari tahun 1987 hingga 1994. grunge merupakan sebuah gerakan budaya yang berasal dari Seattle, Washington, yang berkembang pada akhir tahun 1980-an hingga awal tahun 1990-an. Puncak popularitas grunge di Amerika Serikat terjadi pada awal tahun 1990-an, ditandai dengan kemunculan Nirvana. Nirvana merupakan sebuah grup band yang didirikan oleh Kurt Cobain dan Krist Novoselic di Aberdeen, Washington, pada tahun 1987. Kehadiran mereka membawa perubahan yang signifikan dan memicu serangkaian peristiwa dalam budaya masyarakat dan industri musik Amerika. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah yang dielaborasikan dengan pendekatan hermeneutika musik. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Nirvana memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan popularitas gerakan grunge. Kesuksesan album mereka yang berjudul Nevermind menandai masuknya genre musik grunge ke panggung utama musik Amerika dan membuat musik alternatif memiliki semakin banyak penggemar. Selain pencapaian komersial, Nirvana juga membawa aspek-aspek revolusioner dalam ideologi dan estetika musik, memperkaya lanskap budaya Amerika pada masa itu.

This article explores the significant impact of Nirvana on the development of the grunge movement in the United States from 1987 to 1994. Grunge is a cultural movement originating from Seattle, Washington, that evolved from the late 1980s to the early 1990s. The peak of grunge's popularity in the United States occurred in the early 1990s, marked by the emergence of Nirvana. Nirvana is a band founded by Kurt Cobain and Krist Novoselic in Aberdeen, Washington, in 1987. Their presence brought about significant changes and triggered a series of events in American societal and music industry culture. This article utilizes a historical method elaborated with a hermeneutic approach to music. The research found that Nirvana had a profound influence in enhancing the popularity of the grunge movement. The success of their album titled Nevermind marked the mainstream entry of the grunge music genre onto the American music stage and garnered an increasing fan base for alternative music. Beyond commercial achievements, Nirvana also brought revolutionary aspects to the ideology and aesthetics of music, enriching the cultural landscape of America during that era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vanesha Febrilly
"Skripsi ini membahas mengenai tuntutan yang diberikan oleh Gerakan Sosial Black Lives Matter di Amerika Serikat terhadap Kebijakan Sistem Peradilan Pidana dan Kepolisian yang lebih adil terhadap kaum minoritas, yakni African American. Kemunculan Gerakan Sosial Black Lives Matter di Amerika Serikat adalah bentuk respon dari ketidaksetaraan rasial yang masih melekat dalam kehidupan sosial, khususnya dalam Sistem Peradilan Pidana di Amerika Serikat. Oleh sebab itu, gerakan sosial ini akhirnya mengalami kemunculannya pada tahun 2013, serta memberikan tuntutan berupa aksi-aksi serta Platform Kebijakan yang dibentuk pada tahun 2016. Dalam prinsip kesetaraan yang dimiliki, aksi tuntutan serta platform kebijakan yang dibuat oleh Black Lives Matter pun lebih mengacu terhadap kesetaraan ras dalam Sistem Peradilan Pidana. Serta pada akhirnya, penelitian ini juga memberikan kontekstualisasi demokrasi pluralisme mengenai dampak terhadap beberapa perubahan Sistem Peradilan Pidana dan Kepolisian yang bertahap dipengaruhi oleh Gerakan Black Lives Matter sejak kemunculan aksi serta Platform Kebijakan tahun 2016 tersebut.

This thesis discusses the demands provided by a Social Movement called Black Lives Matter against Criminal Justice and Police System Policy in the United States. This demands require a Criminal Justice Policy that prioritizes equality towards minorities, particularly for African-Americans. The emergence of Black Lives Matter Movement in United States is a response to racial inequalities that still inherent within social life in general, especially in the Criminal Justice System in the United States. Therefore, this Social Movement finally emerged in 2013, and provided such demands in the form of actions and Policy Platform established in 2016. In principle of equality owned by this movement, the action demands and Policy Platform created by Black Lives Matter were referring to more racial equality in the Criminal Justice System. In the end, this research also provides contextualization of pluralism democracy on the impact of several changes in the Criminal Justice and Police System which are gradually affected by the Black Lives Matter Movement since their appearance of the action and Policy Platform in 2016. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Sasmoyo
"Skripsi ini membahas bagaimana pengaruh kekuatan media dalam melakukan mainstreaming terhadap suatu gerakan ekstrim kanan di Amerika Serikat, dengan mengambil studi kasus mengenai proses mainstreaming gerakan ekstrim kanan Tea Party Movement yang dilakukan oleh Fox Broadcasting Company. Fenomena tersebut akan dianalisis menggunakan teori manufacturing consent dan agenda setting serta konsep polarisasi dalam politik Amerika Serikat. Dengan menggunakan metode kualitatif, dan analisis mendalam terhadap transkrip pemberitaan Fox Broadcasting Company, penelitin ini menemukan bahwa dengan adanya proses mainstreaming yang dilakukan oleh Fox Broadcasting Company dengan menggunakan strategi manufacturing consent dan agenda setting suatu gerakan ekstrim kanan dapat menguat dan semakin diterima oleh masyarakat, sekaligus berhasil menguatkan nilai-nilai ekstrimisme dan menggeser nilai-nilai sentrisme di Amerika Serikat.

This thesis discusses the influence of media in mainstreaming the extreme rightwing Tea Party Movement in United States by analyzing the Fox Broadcasting Company. This phenomenon is analized using manufaturing consent and agenda setting theory and the concept of polarization in American politics. Through qualitative research methode, this thesis finds that Fox Broadcasting Company used manufacturing consent and agenda setting strategy in making extreme-right movement become more powerful and acceptable in society. Fox News is also successful in shifting the centrism values in United States.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adetya Sarah Widowati
"Penelitian ini bertujuan untuk menginterogasi kontribusi teoretis dan praktis dari gerakan MeToo yang muncul melalui tagar MeToo di Twitter dan beberapa artikel berita. Dengan menggunakan analisis wacana kritis dengan pendekatan Perubahan Sosial yang ditawarkan oleh Norman Fairclough, twit teratas yang berisi tanda pagar MeToo dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan dua kasus tuduhan pelecehan seksual terhadap Harvey Weinstein dan Brett Kavanaugh. Selain itu, kontribusi MeToo dalam aspek metode distribusi, partisipasi, pemikiran, dan kontinuitas gerakan juga dapat dilihat pada sejumlah artikel di media massa. Dengan kekuatan media sosial dan media massa, MeToo sebagai hashtag activism telah memotivasi jutaan perempuan Amerika untuk menyuarakan kisah mereka tentang pelecehan seksual yang sebelumnya dibungkam. Dengan mengaplikasikan gagasan Manuel Castells tentang transformasi emosi menjadi tindakan yang berperan dalam mobilisasi sosial, diskusi pada penelitian ini menemukan bahwa cerita pribadi yang dibagikan ke ruang publik telah memicu emosi para pengguna media sosial dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan. Penelitian ini lebih jauh berargumen bahwa gerakan MeToo berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran tentang relasi kekuasaan, membuat cerita para penyintas lebih didengar dan dipercaya, serta melindungi para penyintas melalui penegakan hukum. Dari beberapa kontribusi tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa gerakan MeToo akan terus tumbuh dan memberikan dampak jangka panjang terhadap gerakan perempuan di Amerika Serikat.

This study sets out to interrogate the theoritical and practical contributions of MeToo movement that emerge from MeToo hashtag on Twitter and several news articles. By using critical discourse analysis with Sociocultural Change approach offered by Norman Fairclough, the top tweets that contain MeToo hashtag were collected and analyzed by two particular sexual allegation cases against Harvey Weinstein and Brett Kavanaugh. In addition, MeToo`s contributions in the aspects of distribution method, participation, idea, and continuity of the movement can also be recognized through several articles in mass media. With the power of social media and mass media, MeToo as hashtag activism has motivated millions of American women to vocalize their silenced stories about sexual assault. Applying Manuel Castells` idea about the transformation of emotions into actions regarding social mobilization, it is found in the discussion that personal stories shared into public sphere have triggered social media users emotions and provoked them to take actions. This study further argues that the contributions of MeToo movement include raising awareness about power relations, making survivors stories more heard and believed, and protecting survivors through law enforcement. From the contributions, it suggests that MeToo movement will continuously grow and give long-lasting impacts to the womens movement in the United States."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kartika Febriana
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang partisipasi politik informal di Amerika Serikat, dengan studi kasus gerakan Occupy Wall Street (OWS). Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana OWS dapat berkembang menjadi salah satu bentuk partisipasi informal di Amerika Serikat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data diambil dengan melakukan penelitian kepustakaan. Sebagai bentuk dari new social movement (NSM), OWS melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam bentuk partisipasi informal seperti demonstrasi dan boikot. Faktor utama yang memicu OWS adalah krisis finansial yang terjadi di AS pada tahun 2007. Sementara itu, terdapat tiga faktor pendukung yang juga turut memicu kemunculan OWS, yaitu perubahan sosial ekonomi masyarakat, munculnya network society, dan stratifikasi suara politik.

ABSTRACT
The focus of this study is informal political participation in US, with OWS as a case study. The purpose of this study is to understand how OWS developed into a form of informal political participation. This study is a qualitative research. The data were gathered by conducting library research. As a form of NSM, OWS execute activities included in the form of informal political participation, such as demonstrations and boycotts. Financial crisis that occurred in late 2007 was a major factor in the emergence of OWS. However, there are three supporting factors driving Occupy Wall Street movement: socio-economic improvement, the emergence of network society, and stratification of political voice."
2014
S56089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gagne, Robert M.
New York: Holt, Rinehart and Winston, 1970
153.15 GAG c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>