Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aqil Athallah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi geologi bawah permukaan di daerah pembangunan bendungan Sungai Kayan menggunakan metode resistivitas. Terdapat 20 lintasan pengukuran menggunakan metode resistivitas konfigurasi Wenner-Schlumberger. Hasil akuisisi data geolistrik akan diinversi dan menghasilkan model 2D dan 3D. Hasil interpretasi menunjukkan litologi yang tersebar berupa tuf (8-20 Ωm), air (20-60 Ωm), lempung (50-140 Ωm), batupasir (100-400 Ωm), breksi (140-290 Ωm), dan batuan beku (900-6000 Ωm) serta konglomerat (2000-9000 Ωm). Area sekitar aliran sungai rata-rata memiliki batuan keras yang dominan dan tebal, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai pondasi karena memiliki daya dukung tanah yang baik.

This research was conducted to identify the subsurface geology in the Kayan River dam construction using resistivity method. There are 20 lines using Wenner-Schlumberger configuration resistivity method. The geoelectrical data acquisition results will be inverted and produce 2D and 3D models. Interpretation results show lithology that scattered are in the form of tuff (8-20 Ωm), water (20-60 Ωm), clay (50-140 Ωm), sandstone (100-400 Ωm), breccia (140-290 Ωm), and igneous rock (900-6000 Ωm) also conglomerates (2000-9000 Ωm). The area around the river flow has an average of thick and dominant hard rock, so it can be considered as a strong foundation.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurivi Putri Islamey
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi geologi bawah permukaan pada lokasi penelitian serta memanfaatkan informasi geologi tersebut untuk mendukung rencana pembangunan Tol Trans Sumatera, seperti melihat adanya stuktur patahan, lapisan batuan lunak dan keras, dan air tanah pada lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Data yang digunakan adalah data resistivitas. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengukuran dilakukan di 2 segmen yang masing-masing segmen terdapat 4 lintasan. Menggunakan Konfigurasi Wenner-Schlumberger. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan (Telford, 1990), dan data bor. Pengolahan dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Dari hasil pengolahan dan analisis terdapat beberapa jenis litologi dengan distibusi resistivitas yaitu litologi batu pasir dengan nilai resistivitas sebesar 80-200 Ωm dan nilai SPT 30. Litologi kedua yaitu lapisan lempung dengan nilai resistivitas sebesar 0-80 Ωm dan nilai SPT 20. Litologi ketiga yaitu lapisan Andesit dengan nilai resistivitas lebih dari 200 Ωm dan nilai SPT 50. Ditemukan juga adanya struktur patahan pada lintasan 5, serta potensi air tanah yang menyebar pada litologi batuan pasir yang ada pada setiap lintasan.

This research was conducted to identify subsurface geological at the research location and utilize this geological information to support the Sumatra Highway development plan, such as looking at fault structures, soft and hard rock layers, and groundwater at the research location. This study uses the resistivity method. The data used is resistivity data. This data is secondary data obtained from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT). Measurements were carried out in 2 segments where each segment has 4 tracks. Using the Wenner-Schlumberger Configuration. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification (Telford, 1990), and drill data. Processing is done by two dimensional inversion method and three-dimensional modeling. From the processing and analysis results, there are several types of lithology with resistivity distribution, namely sandstone lithology with a resistivity value of 80-200 Ωm and an SPT value of 30. The second lithology is a layer of clay with a resistivity value of 0-80 Ωm and an SPT value of 20. The third lithology is andesite layer with a resistivity value of more than 200 Ωm and an SPT value of 50. There was also a fault structure on track 5, as well as the potential for groundwater spreading in the sandstone lithology on each track."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrul Ulum
"Lapangan Wabu merupakan daerah prospek mineralisasi emas yang terletak di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Investigasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memperkuat bukti keterdapatan zona prospek mineralisasi emas di wilayah tersebut sebelum dilakukan penambangan. Metode gravitasi dan resistivity-IP dimanfaatkan untuk mengetahui keberadaan struktur geologi dan pola sebaran mineralisasi emas di lapangan Wabu. Pada Penelitian ini data gravitasi GGMplus diolah hingga didapatkan peta anomali residual yang kemudian dilakukan filter FHD dan SVD.  Berdasarkan analisis FHD dan SVD pada data gravitasi didapatkan beberapa titik yang memiliki kemenerusan nilai FHD maksimum dan SVD nol yang diduga sebagai struktur berupa struktur F1 yang diduga merupakan sesar Derewo yang mengontrol mineralasisasi di Lapangan Wabu dan Struktur F2, F3, F4, dan F5 yang diduga merupakan patahan minor di lokasi penelitian. Berdasarkan intepretasi data resistivity-IP didapatkan empat zona prospek mineralisasi Emas.yang dicirikan dengan nilai respon IP tinggi sebesar 60-80 mrad yang diduga disebabkan oleh keterdapatan mineral sulfida yang konduktif. Korelasi antara data gravitasi dan resistivityIP didapatkan dua zona prospek mineralisasi yang direkomendasikan untuk dilakukan pengeboran untuk pengujian. Zona prospek tersebut adalah zona prospek P2 dan P4 yang memiliki nilai anomali gravitasi tinggi yang berasosiasi dengan garnet magnetite skarn dan respon IP tinggi yang berasosisasi dengan mineral sulfida.

The Wabu Field is a gold mineralization prospect area located in Intan Jaya Regency, Central Papua. Further investigation needs to be carried out to strengthen evidence of the existence of a prospect zone for gold mineralization in the area prior to mining. Gravity and resistivity-IP methods are used to determine the presence of geological structures and distribution patterns of gold mineralization in the Wabu field. In this study, the GGMplus gravity data was processed to obtain a residual anomaly map which was then filtered by FHD and SVD. Based on FHD and SVD analysis on the gravity data obtained at several points that have continuity of maximum FHD and zero SVD values that are identified as structures, namely structure F1 which is suspected to be the Derewo fault which controls mineralization in the Wabu Field and structures F2, F3, F4, and F5 which are identified as minor faults at the study site. Based on the Interpretation of the resistivity-IP data, four gold mineralization prospect zones are identified. These are characterized by a high IP response value of 60-80 mrad which is thought to be caused by the presence of conductive sulphide minerals. Correlation between gravity and resistivity-IP data identified two gold mineralization prospect zones recommended for drilling for testing. These prospect zones are prospect zones P2 and P4 which have high gravity anomaly values associated with magnetite garnets skarn and high IP responses associated with sulfide minerals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valenzia Ayu Mahartanti
"Inversi Impedansi Akustik dan multi atribut merupakan bagian dari metode seismik yang digunakan dalam mengkarakterisasi reservoir. Melalui inversi impedansi akustik memberikan gambaran mengenai fluida dan litologi dari reservoir, multi atribut dapat mengkarakterisasi reservoir secara lebih baik, dan atribut variansi digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan struktur geologi. Berdasarkan ketiga metode akan menghasilkan peta resolusi lateral yang baik sekaligus mengidentifikasi sebaran batuan yang ada serta pengaruh patahan terhadap eksplorasi migas pada Lapangan "V”, Formasi Lower Talang Akar, Cekungan Sumatera Selatan. Tujuan Penelitian yaitu menentukan karakterisasi dari zona prospek pada batuan reservoir berdasarkan peta struktur geologi bawah permukaan dan peta impedansi akustik, menentukan distribusi porositas berdasarkan analisis multi-atribut, dan mengetahui pengaruh patahan terhadap eksplorasi berdasarkan atribut variansi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 patahan normal berorientasi timur laut – barat daya berperan menjadi hydrocarbon trap. Zona reservoir pada Sumur-A memiliki karakteristik impedansi akustik dengan rentang 7574 ((m/s)*(g/cc)) – 8645 ((m/s)*(g/cc)) sedangkan Sumur-B dengan rentang 9000 ((m/s)*(g/cc)) – 10610 ((m/s)*(g/cc)) dan gamma ray < 60 gAPI. Porositas pada lapangan “V” mengindikasikan porositas yang cukup baik hingga baik sebesar 17 – 20 % untuk Sumur-A dan 12 - 15 % untuk Sumur-B yang terdistribusi relatif berada di timur laut dan barat daya.

Acoustic impedance inversion and multi-attribute are part of seismic method used to characterize the reservoir. Through acoustic impedance inversion, provides an overview the fluid and lithology of reservoir, multi-attributes can better characterize reservoir, and variance attribute is used to identify presence of geological structures. Based on the three methods will produce a good lateral resolution map as well as identify the distribution of existing rocks and effect of faults on oil and gas exploration in the "V" Field, Lower Talang Akar Formation, South Sumatra Basin. The research objective is to determine the characterization of the prospect zone in reservoir rocks based on the map. subsurface geological structure and acoustic impedance map, determine the distribution of porosity based on multi-attribute analysis, and determine the effect of faults on exploration based on variance attributes. The results show that 3 normal faults oriented northeast – southwest act as hydrocarbon traps. Reservoir zone Well-A has characteristic acoustic impedance 7574 ((m/s)*(g/cc)) – 8645 ((m/s)*(g/cc)) while Well-B has 9000 ((m/cc) s)*(g/cc)) – 10610 ((m/s)*(g/cc)) and gamma ray < 60 gAPI. The porosity in “V” field indicates a fairly good porosity up to 17-20% for Well-A and 12-15% for Well-B which are distributed relatively in the northeast and southwest."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Purnomo Aji
"Mimika merupakan salah satu daerah di Indonesia tepatnya di Provinsi Papua Tengah yang memiliki potensi pertambangan mineral. Mineral yang tebentuk di di daerah ini merupakan jenis endapan porfiri, dimana mineral emas berasosiasi dengan mineral tembaga (Cu-Au). Keberedaan stuktur yang kompleks pada daerah tersebut menjadi faktor pengontrol terjadinya proses mineralisasi. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data airborne geomagnetic untuk mengidentifikasi keberadaan struktur serta zona mineralisasinya. Data airborne geomagnetic yang sudah di koreksi IGRF dan koreksi harian, ditampilkan dalam Total Magnetic Intensity, yang kemudian dilakukan pemisahan anomali medan magnet regional dan anomali medan magnet residual. Dilakukan juga proses Analytic Signal dan analisis FHD-SVD untuk menentukan keberadaan struktur di daerah tersebut. Didapatkan 4 blok yang menarik dan diidentifikasikan sebagai zona intrusi yaitu blok A, B, C, D. Serta terdapat 3 patahan dengan arah NW-SE yaitu pada patahan SF_1, SF_2, dan SF_3. Selain itu terdapat 2 patahan yang memiliki arah NE-SW, yaitu patahan SF_4 dan SF_5. Hasil pengolahan yang sudah dikorelasikan dengan data geologi, menunjukan bahwa struktur tersebut merupakan pengontrol terjadinya intrusi yang membuat terbentuknya zona mineralisasi.

Mimika is one of the regions in Indonesia, precisely in Central Papua Province. Mimika has the potential for mineral mining, where the minerals formed in this area are porphyry deposits, where gold minerals are associated with copper minerals (Cu-Au). The existence of complex structures in the area is a controlling factor for the occurrence of the mineralization process. In this study, airborne geomagnetic data processing was carried out to identify the presence of structures and mineralized zones. Airborne geomagnetic data that has been corrected by IGRF and daily corrections are displayed in Total Magnetic Intensity, which is then separated by regional magnetic field anomalies and residual magnetic field anomalies. An Analytic Signal process and FHD-SVD analysis were also carried out to determine the presence of structures in the area. Four interesting blocks were found and identified as intrusion zones, namely blocks A, B, C, D. There were also 3 faults in the NW-SE direction, namely on the SF_1, SF_2, and SF_3 faults. In addition there are 2 faults that have the NE-SW direction, namely the SF_4 and SF_5 faults. Processing results that have been correlated with geological data, show that the structure is a controller of intrusion which causes the formation of mineralized zones."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depri Yanra
"Penelitian ini dilakukan untuk memberikan data penunjang dalam pembangunan jembatan mengenai persebaran litologi bawah permukaan, Jenis litologi yang berpotensi sebagai lapisan batuan keras (bedrock), dan kedalaman bedrock di Kecamatan Larantuka. Terdapat 7 lintasan pengukuran menggunakan alat geolistrik ARES multi channel. Metode resistivitas digunakan untuk identifikasi jenis litologi batuan. Pengambilan data bor pada lintasan A1 dilakukan untuk mengetahui jenis litologi batuan sekaligus memperoleh data Standard Penetration Test (SPT). Data bor pada lintasan A1 digunakan sebagai acuan interpretasi litologi batuan untuk semua lintasan. Adapun lapisan bawah permukaan yang teridentifikasi dari hasil pemboran, yaitu batuan lanau basah hingga lanau pasiran sebagai lapisan penutup, lanau pasiran kompak adalah lapisan dibawah lapisan penutup dengan kekerasannya berubah menjadi lebih kompak dan nilai SPT naik lebih dari 40, dan lapisan paling bawah adalah lempung pasiran dengan kondisi litologi menjadi lebih keras dan sangat kompak serta nilai SPT diatas 80. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi dengan data hasil gridding. Berdasarkan hasil pengolahan, Tanah keras atau bedrock pada lokasi penelitian adalah lempung pasiran karena memiliki susunan yang kompak, nilai SPT diatas 80, dan ketebalan yang cukup tebal berkisar ±20-30 meter merupakan lapisan ketiga atau paling bawah dari interpretasi penampang litologi dengan nilai resistivitas diatas 150 Ωm.

This research was conducted to provide supporting data for the construction of bridges regarding the distribution of subsurface lithology, types of lithology that have the potential to act as hard rock layers (bedrock), and depth of bedrock in Larantuka. There are 7 measurement paths using the ARES multi-channel geoelectric. The resistivity method is used to identify rock lithology types based on resistivity values. Drill data collection on line A1 was carried out to determine the type of rock lithology as well as to obtain Standard Penetration Test (SPT). Drill data on line A1 is used as a reference for rock lithology interpretation for all line. The subsurface layer identified from the drilling results, namely wet silt rock to sandy silt as a cover layer, compact sandy silt is the layer below the cover layer with its hardness changing to become more compact and the SPT value rises to more than 40, and the bottom layer is sandy clay. with lithology conditions becoming harder and very compact and SPT values above 80. Data processing in this study was carried out using the two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling with gridding data. Based on the processing results, the hard soil or bedrock at the study site is sandy clay because it has a compact structure, the SPT value is above 80, and the thickness is quite thick ranging from ±20 - 30 meters, which is the third layer or the lowest layer from the interpretation of the lithology cross-section with a resistivity value of above 150 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Nilam Sari
"ABSTRAK
Daerah panasbumi “A” terletak di Provinsi Sumatera Barat yang tergolong kawasan Great Sumatra Fault Zone (GSFZ). Berdasarkan kondisi geologinya, daerah ini memiliki prospek panasbumi yang ditandai adanya manifestasi panasbumi berupa mata air panas, alterasi hidrotermal dan sinter karbonat. Munculnya manifestasi panasbumi dikarenakan adanya struktur yang mengkontrol. Struktur utama yang mengontrol kenampakan manifestasi ini didominasi dengan arah baratlaut-tenggara. Struktur tersebut diduga menyebabkan adanya struktur sekunder sebagai pengontrol sistem panasbumi daerah panasbumi “A”. Keberadaan struktur sekunder dapat dideteksi menggunakan hasil penyelidikan metode gayaberat. Anomali Bouguer yang didapat dari pengolahan data mentah gayaberat dilanjutkan dengan proses filtering menggunakan Trend Surface Analysis untuk memisahkan anomali regional, anomali residual. Dalam mendeteksi struktur pada penelitian ini menggunakan analisis First Horizontal Derivative (FHD), Euler Deconvolution (ED), serta untuk mengetahui jenis patahan daerah penyelidikan digunakan analisis Second Vertical Derivative (SVD). Setelah dilakukannya analisis patahan, dilanjutkan dengan pemodelan bawah permukaan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan daerah penelitian.

ABSTRACT
Geothermal area “A” is located in West Sumatera Province which is Great Sumatra Fault Zone (GSFZ). Based on geological setting, it is a region with the prospect of geothermal identified the geothermal manifestation of hot spring, hydrothermal alteration and carbonate sinter. Appear of a geothermal manifestation because the structures controlled. The main structure that controls the visibility of manifestation was dominated by to the direction NW – SE. That structure expected to causes the presence of secondary structure and also control the system of geothermal area “A”. The secondary structure detectable use the investigation of gravity method. Bouguer Anomaly obtained from raw data processing of gravity data and continued with a filtering using Trend Surface Analysis to separate regional anomaly, residual anomaly and noise. In structure detection in this research using analysis of First Horizontal Derivative (FHD), Euler Deconvolution (ED) as well as analysis of Second Vertical Derivative (SVD) to know type of structure. After structure analysis has done, followed by modeling beneath the structure aims to know the state beneath the surface research area."
2016
S64330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazeed Titan Yudhaprawira
"Batu bara merupakan salah satu sumber energi terbesar di dunia dengan kebutuhan yang terus meningkat. Kebutuhan yang terus meningkat harus diiringi dengan metode eksplorasi yang lebih baik dengan memaksimalkan kegiatan pemodelan dan estimasi sumber daya dengan metode geostatistika yang tepat. Penelitian dilakukan di wilayah izin usaha PT. Lamindo Inter Multikon, Pulau Bunyu, Kalimantan Utara yang merupakan salah satu daerah penghasil batu bara yang cukup besar namun belum menerapkan kegiatan pemodelan dan estimasi sumber daya lebih mendalam. Daerah penelitian memiliki luas 3,357 ha dengan 15 titik lubang bor yang menjadi dasar penelitian dengan menerapkan tiga jenis metode geostatistika, antara lain inverse distance weighting (IDW), radial basis function (RBF), dan ordinary Kriging (OK) dimana masing-masing dari metode geostatistika memiliki hasil pemodelan 3D dan estimasi sumber daya sendiri. Pemodelan 3D yang dilakukan menunjukan bahwa daerah penelitian memiliki sebuah sesar yang memotong seluruh daerah penelitian yang memanjang selatan-utara. Estimasi sumber daya batu bara pada daerah penelitian dengan metode IDW memiliki total 122.793.314 ton, metode OK sebesar 116.667.925 ton, dan RBF sebesar 102.918.845 ton. Metode RBF menjadi metode geostatistika terbaik yang dapat diterapkan pada daerah penelitian karena memiliki akurasi paling baik menurut hasil validasi metode geostatistika yang dilakukan.

Coal is one of the largest sources of energy in the world with increasing demand. Increasing demand must be accompanied with better exploration method by maximizing the modeling activities and resource estimation with the appropriate geostatistical method. The study was conducted in the area of PT. Lamindo Inter Multikon, Bunyu Island, North Kalimantan, which is one of the large coal-producing regions but has not yet implemented more in-depth modeling and estimation activities. The research area has an area of 3.357 ha with 15 bore holes which is the basis of research by applying three types of geostatistical methods, including inverse distance weighting (IDW), ordinary Kriging (OK), radial basis function (RBF), and where each of the methods has the results of 3D modeling and estimation of its own resources. 3D modeling carried out shows that the study area has a fault that cuts across the entire study area that extends south-north. Estimated coal resources in the study area using IDW method has a total of 122.793.314 tons, the OK method is 116.667.925 tons, and the RBF is 102.918.845 tons. The RBF method is the best geostatistical method that can be applied in the study area because it has the best accuracy according to the results of the validation of the geostatistical method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Nur Wijayanto
"Data magnetotellurik biasanya digunakan untuk mengetahui sebaran resistivitas bawah permukaan, namun secara langsung tidak bisa memperkirakan gambaran bawah permukaan, karena hasil data dari proses akuisisi pada metode magnetotellurik masih dipengaruhi oleh distorsi. Hal tersebut akan terlihat ketika melakukan Inversion Modelling, di mana memungkinkan terjadi keraguan dalam memilih mode MT yang digunakan, sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan interpretasi. Maka, perlu dilakukan tahap pra-inversi, yakni melakukan analisis dimensionalitas bawah permukaan bumi berdasarkan data magnetotellurik. Penelitan ini melakukan pembuatan kode dalam python untuk membuat perangkat lunak dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) sebagai program analisis dimensionalitas bawah permukaan yang dapat diakses dengan mudah untuk keperluan non-komersial. Analisis dimensionalitas yang dilakukan menggunakan metode Swift dan Bahr-Skew, Ellipticity, dan Strike Analysis. Dalam pembuatan GUI, dilakukan koreksi dan validasi terhadap dua jenis data yang digunakan, yaitu data sintetik dan data sekunder dalam format EDI File, terhadap model geologi dan Mteditor. Hasil dari proses koreksi dan validasi tersebut menghasilkan hasil yang cukup sesuai, namun ada beberapa parameter dimensionalitas yang diasumsikan memakai fungsi yang berbeda dan sifatnya bergantung pada dimensionalitasnya, sehingga menghasilkan hasil yang tidak sesuai. Namun secara kualitas, hasil dari pembuatan GUI dikatakan sesuai dan efektif dari dua jenis data yang digunakan.

Magnetotelluric (MT) data are usually used to determine the distribution of subsurface resistivity, but directly cannot estimate the subsurface images, because the results of data from the acquisition process on the magnetotelluric method are still affected by distortion. It will be seen when doing Inversion Modelling, which allows doubts to occur in choosing the MT mode used, thus causing errors in interpretation. So, it is necessary to do a pre-inversion stage, which is to analyze subsurface dimensionality based on magnetotelluric data. In this research makes code in python to make software in the form of Graphical User Interface (GUI) as a subsurface dimensionality analysis program that can be easily accessed for non-commercial purposes. Dimensionality analysis was performed using the Swift and Bahr-Skew, Ellipticity, and Strike Analysis methods. In making a GUI, correction and validation of two types of data are used, namely synthetic data and secondary data in the EDI File format, on the geological model and Mteditor. The results of the correction and validation process produce that are quite appropriate, but there are some of dimensionality parameters that are assumed to use different functions and their nature depends on their dimensionality, resulting in incompatible results. But in terms of quality, the results of making a GUI are said to be appropriate and effective of the two types of data used."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsandha Violetta Putri Santosa
"West Timor, Nusa Tenggara Timur merupakan area dengan kompleksitas tektonik yang tinggi sebagai hasil dari proses kolisi Benua Australia dan Busur Pulau Banda. Sehingga perlu dilakukan pemodelan bawah permukaan untuk melihat bagaimana struktur geologi dan litologi batuan yang dihasilkan walaupun dengan data yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola sebaran anomali gravitasi pada peta Complete Bouguer Anomaly (CBA), peta anomali regional, peta anomali residual, struktur geologi sekunder, dan pemodelan bawah permukaan menggunakan metode gravitasi berdasarkan analisis spektrum, analisis First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), serta forward modelling 2D. Data yang digunakan berupa data gravitasi satelit TOPEX, data darat GRDC, data geologi, dan penampang seismik yang hanya berada pada area laut. Hasil penelitian ini menunjukkan pola persebaran CBA TOPEX dan GRDC yang sama yaitu anomali tinggi tersebar pada barat hingga utara dan selatan hingga timur area penelitian, sedangkan anomali rendah hingga sedang tersebar pada bagian tengah area penelitian pada bagian Barat Daya hingga Timur Laut. Anomali regional dan residual data TOPEX dan GRDC didapatkan dari analisis spektrum, anomali regional memiliki pola anomali serupa dengan CBA namun lebih smooth sedangkan anomali residual 1 dan 2 memiliki pola anomali berbeda dengan anomali regional dan CBA dikarenakan panjang gelombang yang semakin kecil dan frekuensinya semakin besar menyebabkan anomali gravitasi semakin kompleks pada kedalaman dangkal terutama anomali residual 2 yang sangat dekat dengan permukaan. Peta FHD dan SVD diproses dari peta anomali residual 1 dan 2 dengan filter derivative, hasil slicing dan digitasi lintasan 1 terindikasi 8 struktur geologi sekunder berupa 4 sesar naik dan 4 sesar normal sedangkan pada lintasan 2 terindikasi 5 struktur geologi sekunder berupa 3 sesar naik dan 2 sesar normal. Model bawah permukaan dibuat pada 2 lintasan dari peta CBA dibantu dengan penampang seismik, data geologi, serta hasil analisis FHD dan SVD. Hasil pemodelan 2D Lintasan 1 dengan arah Barat Laut ke Tenggara menunjukkan error sebesar 6.578 memiliki hasil model struktur yang kompleks dan terbagi atas 6 lapisan berdasarkan umur yaitu lapisan batuan Permian berdensitas 2.6-3 gr/cm3, batuan Triassic berdensitas 2.4-2.7 gr/cm3, batuan Jurrasic berdensitas 2.2-2.6 gr/cm3, batuan Paleogen berdensitas 2.2-2.4 gr/cm3, Bobonaro Melange berdensitas 2.21 gr/cm3, dan batuan Quarter berdensitas 2.2 gr/cm3. Lintasan 2 dengan arah Barat Daya ke Timur Laut menunjukkan error sebesar 6.392 dan terbagi atas 5 lapisan berdasarkan umur yaitu lapisan batuan Permian, Triassic, Paleogen, Bobonaro Melange, dan Quarter. Kedua lintasan didominasi dengan litologi batugamping, batupasir, dan batulanau.

West Timor, East Nusa Tenggara is an area with high tectonic complexity as a result of the collision process of the Australia Continent and the Banda Island Arc. Subsurface modelling is necessary to see how the geological structure and lithology even with limited data. This research was conducted to identify the distribution patterns of gravitational on the Complete Bouguer Anomaly (CBA) maps, regional anomaly maps, residual anomaly maps, secondary geological structures, and subsurface modelling using the gravity method based on spectrum analysis, First Horizontal Derivative (FHD) analysis, Second Vertical Derivative (SVD) analysis, and 2D forward modelling. The data used in this research are the satellite-based gravity data (TOPEX), ground-based gravity data (GRDC), geological data, and seismic sections that are only in the sea area. The result of this research show the same distribution pattern of CBA TOPEX and GRDC, high anomalies are spread from West-North and South-East of the research area, meanwhile the low to moderate anomalies are spread in the middle of the research area from the SW-NW. TOPEX and GRDC regional and residual anomalies obtained from spectrum analysis, regional anomaly has similar pattern to CBA but smoother, meanwhile residual anomaly 1 and 2 have a different pattern from regional anomaly and CBA because the wavelength is getting smaller and the frequency is getting bigger, it causing the gravity anomaly become more complex at shallow depth, especially residual anomaly 2 which is very close to the surface. The FHD and SVD maps are processed from residual anomaly 1 and 2 with derivative filters, the results of slicing and digitizing on Line 1 indicated 8 secondary geological structures in the form of 4 thrust faults and 4 normal faults, meanwhile on Line 2 indicated 5 secondary geological structures in the form of 3 thrust faults and 2 normal faults. The result of the 2D modelling of Line 1 with the NW-SE direction shows an error of 6.578 which results a complex structural model and divided into 6 rock layers based on age with different density, Permian (2.6-3 gr/cm3), Triassic (2.4-2.7 gr/cm3), Jurrasic (2.2-2.6 gr/cm3), Paleogen (2.2-2.4 gr/cm3), Bobonaro Melange (2.21 gr/cm3), and Quartenary (2.2 gr/cm3). Line 2 with a SW-NE direction shows an error of 6.392 and divided into 5 layers based on age Permian, Triassic, Paleogen, Bobonaro Melange, and Quartenary. Both lines are dominated by limestone, sandstone, and siltstone lithology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>