Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felicia
"Sebagai negara yang kaya akan kulinernya, Gastronomi Prancis berhasil mendapatkan gelar sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2010. Hidangan yang disajikan dalam gastronomi Prancis kaya akan produk dagingnya. Konsumsi daging yang tinggi tidak menutup mata masyarakat Prancis akan kesejahteraan hewan. Gerakan vegan berjalan bersamaan dengan kelompok kesejahteraan hewan dalam mempromosikan gaya hidup vegan demi mengurangi angka pembunuhan hewan untuk dijadikan makanan bagi manusia. Maka dari itu, muncul pertanyaan bagaimana gerakan dari kedua kelompok ini mempengaruhi konsumsi daging masyarakat Prancis. Penelitian ini mengkaji dampak yang dihasilkan oleh gerakan kelompok kesejahteraan hewan dan veganisme dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial dari Sartono Kartodirdjo dengan menganalisis fenomena yang muncul di masyarakat. Setelah dilakukan analisis, ditemukan bahwa gerakan veganisme dan kelompok kesejahteraan hewan berhasil menurunkan angka konsumsi daging pada 2016 dan 2019. Gerakan kedua kelompok juga berhasil membuat pemerintah Prancis mengeluarkan kebijakan pangan yang turut andil dalam penurunan angka konsumsi daging.

As a country who has rich culinary traditions, French gastronomy was named as one of the Intangible Cultural Heritage by UNESCO in 2010. Dishes served in the French gastronomy are rich in meat products. The high consumption of meat has not turned a blind eye to French society for animal welfare. The vegan community works hand in hand with animal welfare groups to promote the vegan lifestyle to reduce the number of animals killed and used as food for humans. Therefore, the question arises on how the movements of these two groups affect French society’s meat consumption. This study examines the impact generated by the animal welfare movement and veganism using historical research methods. With a social approach by Sartono Kartodirdjo, this study analyzes the phenomena that appear in society. This study found that the animal welfare and vegan groups succeeded in reducing meat consumption in 2016 and 2019. The movements of the two groups also succeeded in getting the French government to issue food policies that contributed to reducing meat consumption."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
KAJ 4(2-4) 1999
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Idhar Muhtar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara langsung jumlah jejak karbon yang dihasilkan oleh limbah makanan dari rumah makan di kota Ternate. Analisis ini menggunakan variabel bebas yaitu jumlah piring yang disampling dan berat dari limbah makanan yang dihitung pada setiap kategori yang ada. Serta, variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam hal ini adalah emisi CO2 yang dihasilkan dari sampah makanan. Penelitian ini menggunakan metode literatur sebagai bahan pertimbangan, serta perhitungan dari jejak karbon menggunakan faktor emisi yang sudah ditetapkan oleh penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa komposisi limbah makanan yang di rumah makan pada kota Ternate didominasi oleh makanan pokok dalam hal ini nasi sebesar 38%, daging 35%, dan sayuran 13% dengan hasil rata-rata limbah makanan secara keseluruhan adalah 89,77 g/piring/hari. Jejak karbon yang dihasilkan sebesar 55,3 kg CO2eq/piring/tahun dan sekitar 75,2% total jejak karbon diakibatkan karena limbah makanan kategori pokok.

This undergraduate thesis aims to directly analyze the amount of carbon footprint produced by food waste from restaurants in the city of Ternate. This analysis uses the independent variables, namely the number of plates sampled and the weight of food waste calculated for each category. Also, the dependent variable, namely the variable that is influenced by the independent variable in this case is CO2 emissions generated from food waste. This study uses the literature method as a consideration, as well as the calculation of the carbon footprint using emission factors that have been determined by previous studies. From the results of the study, it was found that the composition of food waste in restaurants in the city of Ternate was dominated by staple foods in this case rice by 38%, meat 35%, and vegetables 13% with an overall average yield of food waste was 89,77 g/plate/day. The carbon footprint produced is 55,3 kg CO2eq/plate/year and about 75,2% of the total carbon footprint is caused by food waste in the main categories."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurahma Herwinda Putri
"Pertumbuhan penduduk Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan akan berdampak besar bagi berbagai sektor termasuk limbah padat. Persentase sampah terbesar yang dihasilkan di Indonesia diketahui merupakan sampah organik, khususnya sisa makanan. Hal ini mengkhawatirkan karena semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka akan semakin banyak sampah yang terbuang dan tak terkelola. Selain itu, pertambahan jumlah penduduk juga menjadi tantangan terhadap ketersediaan sumber daya alam yang terbatas. Besarnya timbulan limbah di sisi lain sebetulnya dapat menjadi sumber daya alternatif untuk mengatasi masalah ini. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis permintaan masyarakat Desa Padamukti terhadap teknologi dan produk hasil pengolahan sampah organik sisa makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat menjadi bahan acuan untuk menjadi program pengolahan sampah organik menjadi produk olahan yang bernilai tinggi dan diminati masyarakat. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dimana pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuisioner. Hasil dari kuisioner yang dibagikan akan diolah menggunakan analisis deskriptif statistik dan regresi linier berganda untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar permintaan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh 46% responden setuju dan 14% responden sangat setuju membutuhkan teknologi untuk mengolah sampah sisa makanan yang dihasilkan dengan teknologi yang paling diminati adalah komposting dengan besar persentase responden setuju sebesar 38% dan sangat setuju sebesar 30%. Sedangkan sebesar 49% responden setuju dan 14% responden sangat setuju tertarik membeli produk hasil pengolahan sampah sisa makanan dengan produk yang paling diminati adalah biogas dengan persentase responden setuju sebesar 36% dan sangat setuju sebesar 22%. Faktor kebutuhan, kemudahan, biaya, dan pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan akan teknologi pengolah sampah dengan nilai signifikansi berurutan dari 0,03; 0,04; 0,04; dan 0,03 sedangkan faktor kualitas, sifat yang ramah lingkungan, distribusi, dan pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan akan produk hasil pengolahan sampah organik sisa makanan di Desa Padamukti dengan nilai signifikansi berurutan dari 0,02; 0,01; 0,02; dan 0,03. Penyediaan bantuan sarana dan prasarana pengolahan sampah organik sisa makanan oleh pemerintah diperlukan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengolah sampah. Pemberian penyuluhan dan pelatihan terhadap berbagai jenis teknologi pengolahan sampah organik sisa makanan beserta manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat juga diperlukan untuk memberikan pilihan bagi masyarakat dalam mengolah sampah yang dihasilka

Indonesia's population growth is expected to continue to increase and will have a major impact on various sectors including solid waste. The largest percentage of waste generated in Indonesia is known to be organic waste, especially food waste. This is concerning because the higher the population growth, the more waste will be wasted and unmanaged, the increase in population is also a challenge to the availability of limited natural resources. The amount of waste generated on the other hand can be an alternative resource to overcome this problem. Therefore, this study was conducted to analyze the demand of the Padamukti Village community for technology and products from processing the organic food waste and the factors that influence it so that it can be used as reference material to become a program for processing organic waste into processed products that are of high value and are of interest to the public. The research was conducted with a quantitative approach where data collection was carried out by interviewing and distributing questionnaires. The results of the distributed questionnaires will be processed using statistical descriptive analysis and multiple linear regression to find out what factors influence the demand. Based on the data obtained, 46% of respondents agree and 14% of respondents strongly agree that technology is needed to process food waste produced the most desirable technology is composting with a large percentage of respondents agreeing at 38% and strongly agreeing at 30%. Meanwhile, 49% of respondents agree and 14% of respondents strongly agree that they are interested in buying products from food waste processing with the most desirable product being biogas with the percentage of respondents agreeing at 36% and strongly agreeing at 22%. The factors of need, convenience, cost, and household income have a significant effect on the demand for waste processing technology with sequential significance values of 0,03; 0,04; 0.04; and 0,03 while factors of quality, environmentally friendly nature, distribution, and household income have a significant effect on the demand for products from processing organic food waste in Padamukti Village with sequential significance values of 0,02; 0,01; 0,02; and 0,03. The government needs to provide facilities and infrastructure for processing food waste and organic waste to facilitate the community in processing waste. Providing counseling and training on various types of food waste processing technology along with the benefits that can be provided to the community is also needed to provide choices for the community in processing the waste they produce."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Aulia
"Tesis ini berisi evaluasi gerakan One Day No Rice (ODNR) di Kota Depok, dimana ODNR adalah sebuah gerakan dalam mendukung program diversifikasi pangan berbasis kearifan pangan lokal. Tujuan dari tesis ini adalah untuk menganalisis efektifitas strategi yang sudah dijalankan oleh Pemerintah Kota Depok dalam meningkatkan keberhasilan gerakan ODNR dan merumuskan strategi peningkatan keberhasilan gerakan ODNR dan juga menganalisis efektifitas kebijakan pemerintah Kota Depok dalam mendukung gerakan ODNR. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan analisis data menggunakan metode SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats). Efektifitas strategi gerakan ODNR dilihat dari dua indikator keberhasilan yaitu total konsumsi beras padi dan skor PPH Kota Depok.
Konsumsi beras padi Kota Depok pada tahun 2012 sebesar 252,62 gram/kapita/hari dan pada tahun 2013 menurun menjadi sebesar 207,85 gram/kapita/hari, terjadi penuruan sebesar 1,77% melebihi target nasional yaitu sebesar 1,5%. Skor PPH Kota Depok pada tahun 2011 sebesar 93,7 terus meningkat setiap tahunnya yaitu sebesar 94,7 pada tahun 2012 dan 95,6 pada tahun 2013. Dilihat dari sisi kedua indikator tersebut, maka gerakan ODNR dapat dikatakan efektif. Strategi yang tepat untuk peningkatan keberhasilan gerakan ODNR adalah Strategi WT (Weakness Threats), yaitu strategi untuk menekan/mengeliminir berbagai ancaman dan kelemahan yang ada. Hasil analisis SWOT tersebut memperlihatkan bahwa kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah Kota Depok sudah berjalan secara efektif.

This thesis contains the evaluation of the movement of One Day No Rice (ODNR) in Depok, where ODNR is a movement in support food diversification program based on local food wisdom. The purpose of this thesis is to analyze the effectiveness of government policies in support of the movement Depok ODNR and formulate strategies for improving the success of the movement of ODNR and also to analyze the effectiveness of the Depok policy in supporting ODNR movement. This study uses descriptive analysis to data analysis using the SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats). The strategy effectivity of the movement ODNR seen from two indicator of success, which is rice total consumption and PPH score of Depok City.
Rice consumption in Depok at 2012 is 252,62 gr/kapita/day and at 2013 is 207,85 gr/kapita/day. The decrease is 1,77 % over the national target at 1,5 %. According from both indicators, the movement ODNR is effective. Appropriate strategy for improvement of the success of the movement of ODNR is Strategy WT (Weakness Threats), which is a strategy to reduce / eliminate various threats and weaknesses. The results of the SWOT analysis shows that the policies implemented by the government of Depok has been running effectively.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Fahruqi
"Penelitianl inil bertujuan untuk mengetahuil kearifanf lokal yang menjadi faktor penentu ketahanan pangan Urang Kanekes (suku Baduy), serta kontribusinya terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. Menggunakan mix-method, untuk pendekatan kualitatif kearifan lokal masyarakat Kanekes, menghasilkan padi yang disimpan di leuit (lumbung padi) merupakan bukti dari kearifan lokal yang berperan dalam ketahanan pangan. Padi tersebut dihasilkan dari bertani dengan sistem (huma) ladang yang merupakan sistem pertanian utama masyarakat Kenekes, disamping berjualan hasil bumi lainnya yang tidak dilarang oleh adat, seperti madu, duren, gula merah, dan menjadi tour guide tamu yang berkunjung ke Kanekes. Pendekatan kuantitatif menggunakan regresi dengan data tingkat kabupaten lebak dan data tingkat provinsi. Pertama, regresi panel data sebanyak 28 kecamatan di kabupaten Lebak selama 12 bulan dari tahun 2020-2021, menghasilkan bahwa kecamatan Leuwidamar dimana Urang- Kanekes berada memiliki stok beras yang lebih tinggi daripada rata-rata kecamatan lain di Lebak untuk setiap bulan sepanjang tahun. Kedua, regresi berganda diterapkan untuk 4 indeks pangan (indeks ketahanan, indeks ketersediaan, indeks keterjangkauan, dan indeks keberlanjutan) dengan data 8 kabupaten/kota di provinsi Banten antara tahun 2018-2021 (4 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal dengan berladang, dan disimpan di lumbung merupakan pilar ketersediaan pangan yang penting bagi suatu komunitas dalam hal ini komunitas Urang Kanekes, dimana ketahanan pangan ditingkat komunitas akan berkontribusi ke tingkat-tingkat selanjutnya hingga tingkat Nasional

This study aims to determine local wisdom which is a determining factor for Urang Kanekes (Baduy tribe) food security, as well as its contribution to food security in Lebak Regency and Banten Province. Using a mix-method, for a qualitative approach to the local wisdom of the Kanekes people, producing rice stored in a leuit (rice barn) is evidence of local wisdom which plays a role in food security. The rice is produced from farming with the (huma) field system which is the main agricultural system of the Kenekes community, in addition to selling other agricultural products that are not prohibited by custom, such as honey, durian, brown sugar, and being a guest tour guide visiting Kanekes. The quantitative approach uses regression with Lebak district level data and provincial level data. First, the regression panel data of 28 sub-districts in Lebak district for 12 months from 2020-2021, results that the Leuwidamar sub-district where Urang-Kanekes is located has higher rice stocks than the average of other sub-districts in Lebak for every month of the year. Second, multiple regression is applied to 4 food indices (resilience index, availability index, affordability index, and sustainability index) with data from 8 districts/cities in Banten province between 2018-2021 (4 years). The results of the study show that local wisdom with farming and storing it in barns is an important pillar of food availability for a community, in this case the Urang Kanekes community, where food security at the community level will contribute to the next levels up to the national level. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beddu Amang
Jakarta: Dharma Karsa Utama, 1994
338.19 BED p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Jolly Sucanta Cakranegara
"Artikel ini bertujuan menjelaskan sejarah kebijakan pangan di Indonesia terkait diversitaspangan pokok pada 1945-2021. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan studi pustakaatas kajian kebijakan pangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesinambungan atas diversitas pangan pokok yang merupakan realitas sejarah bangsa padakebijakan pangan di masa Indonesia kontemporer. Pada awalnya, diversitas pangan pokokyang merupakan kearifan lokal masyarakat Nusantara mendapat perhatian yang cukup besardalam idealisme Presiden Sukarno. Akan tetapi, hal ini tidak terpenuhi pada periode selanjutnya, seperti dalam politik beras oleh Presiden Soeharto, gerakan ketahanan pangan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, kebijakan impor pangan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hingga kebijakan lumbung pangan oleh Presiden Joko Widodo. Diversitas pangan pokok dalam kebijakan pemerintah hanya diakomodasi dalam programjangka pendek, berskala kecil/lokal/parsial, serta tidak adaptif terhadap perubahan zaman.Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat masih didominasi olehkebijakan pangan yang tidak inklusif."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2022
900 HAN 6:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pemerintah RI, 2000
612.3 IND r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiriajaya
"Ketahanan pangan menjadi isu strategis di Kabupaten Sukabumi mengingat kabupaten ini masih memiliki angka prevalensi stunting sebesar 37 % atau dengan kata lain 1 dari 3 anak di Kabupaten Sukabumi mengalami stunting. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat ketahanan pangan masyarakat dan merumuskan strategi peningkatan ketahanan pangan dalam meminimalisasi kejadian stunting di Kabupaten Sukabumi. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan analisis data EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) yang dirumuskan dalam satu analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Pendekatan penelitian menggunakan Global Food Security Index dan Food Security and Vulnerability Atlas. Hasilnya ditemukan bahwa ketahanan pangan ditinjau dari dimensi affordability dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dimensi availability jumlah ketersediaan pangan telah memenuhi standar ideal, sementara dimensi quality and safety belum memenuhi standar ideal. Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah desa rawan pangan sebesar 168 desa. Strategi peningkatan ketahanan pangan dalam meminimalisasi stunting yang paling tepat digunakan adalah Strategi Diversifikasi yang dilakukan melalui: (1) diversifikasi pangan; (2) optimalisasi ketersediaan pangan dan ternak; (3) penyediaan lapangan kerja pada industri pertanian; dan (4) membatasi konversi lahan pertanian. Pemerintah Kabupaten Sukabumi perlu melakukan upaya koordinasi yang sinergi dan berkesinambungan antar lembaga dalam meningkatkan ketahanan pangan dan penanganan stunting. Selain itu, program percepatan diversifikasi pangan agar lebih ditingkatkan mengingat pentingnya pemenuhan gizi untuk mencegah dan menangani stunting.

Food security has becoming strategic issue in Sukabumi District in view of this district still having stunting prevalence 37%. In other word, one of three children in Sukabumi District having stunting. This research aims to maping the level of society food resilience and to formulating the strategy of increasing food security in minimizing case of stunting in Sukabumi District. The method applied in this reasearch is descriptive qualitative which combined with EFE (External Factor Evaluation) and IFE (Internal Factor Evaluation) analysis in one formula SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Research also used an approach of Global Food Security Index and Food Security and Vulnerability Atlas. The results of this research are considered from affordability dimension, whole society could afford it; availability dimension, amount of food availability has fulfill the ideal standard; while quality and safety dimensions heve not fulfill the ideal standard. Sukabumi District are having 168 villages that food insecurity. The appropriate strategy of increasing food security in minimizing stunting is Diversification Strategy, which implementing through: (1) food diversification; (2) optimilizing food and livestock availability; (3) providing employment in agriculture areas; and (4) restraining the conversion of agricultural land. The government of Sukabumi District need to striving for sinergic and continuous coordination among institutions in increasing food security and handling the prevention of stunting. Furthermore, the acceleration programme of food diversification have to be improved considering the importance of fulfilling nutrition for preventing and treating stunting."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>