Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathurrizal Muhammad
"Salah satu solusi kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah dengan membangun sistem transportasi massal berupa Mass Rapid Transit (MRT), khususnya penerapan struktur terowongan bawah tanah. Penelitian ini mengkaji tentang pemodelan perilaku terowongan terhadap pengaruh beban gempa dan menghitung perilaku terowongan melingkar dalam kondisi statis dan dinamis akibat efek gempa. Analisis kondisi statis menggunakan teori Muir Wood dalam LTA (2002) dan kondisi dinamis menggunakan teori Wang (1993) dan Panzien (2000) dalam FHWA (2009) serta didukung dengan metode numerik PLAXIS v.8.6. Kedalaman terowongan MRT di area Fase 1 berada pada kedalaman 11 meter dan di modelkan di fase 2 dengan kedalaman yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan perilaku sirkular terowongan pada kedua jalur MRT Jakarta dimana menunjukkan fase-1 Dukuh Atas memiliki deformasi terowongan dalam kategori aman sedangkan untuk fase-2 menunjukkan kondisi deformasi terowongan yang melewati batas aman persyaratan terowongan yaitu lebih dari 20 mm.

One solution to traffic congestion in Jakarta is to build a mass transportation system in the form of Mass Rapid Transit (MRT), especially the application of underground structures. This study examines the behavioral modeling of earthquake effects and interaction behavior in static and dynamic conditions due to earthquake effects. Analysis of static conditions using the theory of Muir Wood in LTA (2002) and dynamic conditions using the theory of Wang (1993) and Panzien (2000) in FHWA (2009) and supported by the numerical method of PLAXIS v.8.6. The depth of the MRT in the Phase 1 area is at a depth of 11 meters and is modeled in Phase 2 with the same depth. The results show that the difference in circular behavior shows that on both Jakarta MRT lines where phase-1 Dukuh Above has deformation in the safe category for phase-2, it shows deformation conditions that exceed the safe limit requirement, which is more than 20 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maifi Januar
"ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas yang terjadi di hampir semua ruas jalan di pusat kota Jakarta bahkan di jalan akses ke pemukiman peduduk adalah hal yang di jumpai setiap hari pada jam-jam tertentu. Angkutan massal yang ada seperti KRL (Kereta listrik) disesaki oleh penumpang bahkan terkadang sebagian badan dari penumpang yang memaksa naik berada diluar kereta.
Dalam menunjang sistem transportasi modem, subway (kereta bawah tanah) menjadi solusi yang dapat diandalakan, terlebih lagi dengan ketersedian ruang kota (permukaan tanah) yang sangat terbatas. Sistem tranportasi yang sudah banyak dikembangkan diberbagai negara ini terbukti efektif untuk mengatasi masalah tranportasi perkotaan.
Dalam penentuan rute-rute yang harus dilewati oleh subway (MRT, Mass Rapid Transit) terkadang harus melewati bangunan yang ada di permukaan tanah. Pelaksanaan kontruksi terowongan harus sangat perhatikan masalah yang akan timbul pada permukaan tanah yang dilalui terowongan, termasuk bangunan dan sarana penunjang lainya. Untuk itu, perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin dan pemilihan sitem penerowongan dan konstruksi harus mempertimbangan kondisi yang ada.
Metode penerowongan yang dianalisa adalah metode shield tunneling, yaitu metode yang menggunakan alat pemotong dan pendorong tanah berupa silinder yang terbuat dari baja dan dengan segera dilakukan Linning pada terowongan sehingga dapat mengantisipasi stabilitas tanah.
Simulasi dilakukan dengan satu program yang Metode Elemen Hingga yaitu Sage Crisp dengan 2 model analisa yaitu : Elasto-plastis dan Konsep Kondisi Kritis Cam Clay (Critical State Soil Mechanic). Analisa dilakukan dengan 2-D (dua dimensi) dengan model regangan bidang (plane strain).
Penurunan atau pergerakan tanah secara lateral akibat konstruksi terowongan bawah kota untuk subway merupakan suatu pertimbangan penting dalam merencanakan suatu terowongan. Dengan metode elemen hingga, penurunan tanah tersebut dapat diprediksi dengan model analisa mengacu pada kondisi yang ada. Tulisan akan menampilkan hasil-hasil simulasi yang dilakukan.
Analisa ditekankan pada penurunan permukaan tanah, penurunan pondasi bangunan.

"
2000
S34876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwaningsih Santosa
"ABSTRACT
The development and extension of large cities creates a need of multiple shallow tunnels in the soft ground of built areas. Excavating a tunnel generates ground displacements and deformations which can affect existing buildings and services in urban sites and can lead to unacceptable damages. Prediction of the ground settlement caused by the tunnel excavation has been a major engineering challenge.
A numerical simulation using finite element method was implemented in the aim of developing a procedure for forecasting the movement induced by tunneling. This study describes the modelling procedure, comparing one procedure in a complete stages of modelling (called phases modelling) taking into account different phases simulating the different kinds of interaction between the tunnel and the soil (deconfinement, lining installation, pore pressure applied on the lining, and weight of the lining) and one in a simple way called `deconfinement modeling', simulating the excavation using a stress decrease vector exerted on the excavation boundary in the opposite to the initial ground stress described by a scalar parameter A. (the deconfinement rate).
A shallow lined tunnel is analyzed in a two dimensional analyses, and observations are made for the settlement at the surface and at the tunnel crown, the deformations of the tunnel opening, and the stress path around the tunnel. Comparison is conducted using two soil models : the Mohr-Coulomb model and the CJS model.
Observations of the results and comparison with the experimental data demonstrate that the deconfinement modeling is adequate for the analyses of settlement induced by tunneling only if a good modeling of the soil behavior is considered.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Novadiani
"ABSTRAK
Tidak bisa dipungkiri, bahwa faktanya kota teruslah berkembang. Populasi manusia selalu meningkat setiap harinya. Akibatnya, dengan lahan yang ada, kota harus dapat menampung kegiatan manusia didalamnya yang terus memiliki kebutuhan yang juga terus meningkat. Hal ini menimbulkan perkotaan haruslah memikirkan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut, salah satunya dengan pengembangan lahan secara vertikal.Skripsi ini membahas bagaimana bangunan bawah tanah dapat menjadi solusi bagi permasalahan perkotaan. Berbagai studi literatur akan menjelaskan bagaimana arsitektur bawah tanah terus berkembang, dan berbagai kota telah mengembangkan pembangunannya ke atas maupun ke bawah dengan berbagai pertimbangan. Pada akhirnya perkotaan yang memiliki kepadatan penduduk memerlukan pemisahan level dalam pembangunan kota tersebut. Kini bangunan bawah tanah di berbagai kota di dunia telah dimanfaatkan dan terus dikembangkan, yang mana telah menjadi salah satu solusi bagi perkembangan perko
taan padat di dunia.

ABSTRACT
It is undeniable, in fact the city continues to grow. The human population is increasing every day. With the existing conditions, the city must be able to accommodate human activities within which continues to have a need that is also increasing. This creates the right solution to overcome it, wrong with the development of the land.This thesis discusses how underground buildings can be a solution to urban problems. Various literature studies will explain how underground architecture continues to evolve, and cities have evolved their development up and down with various considerations. In the end the urban population has a population density in the level of development of the city. Now underground buildings in various cities of the world have been exploited and continuously developed, which has become one of the solutions for the world 39 s dense urban development."
2017
S66944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umair Muhammad Nur
"Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang
bekerja sama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
akan membangun alur distribusi pipa penyediaan air baku untuk memenuhi
kebutuhan air minum disekitar lokasi tersebut. Lapangan – Z menjadi lokasi untuk
pemasangan pipa bawah tanah yang nantinya dipakai untuk mendistribusikan air.
karenanya perlu dilakukan identifikasi lapisan tanah untuk kemudian dapat
menggambarkan keadaan bawah permukaan sebagai bahan pertimbangan
pemasangan pipa bawah tanah. Identifikasi pada lapangan – Z menggunakan
metode tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan menggunakan
data 4 lintasan, 47 elektroda dan jarak spasi sebesar 5m. Daerah penelitian masuk
kedalam formasi gunung api, persebaran litologi batuan pada daerah penelitian
mencakup batuan lanau dan lempung yang memiliki kisaran nilai tahanan jenis 0 –
37,9 Ωm, batuan tuff dan breksi yang memiliki kisaran nilai tahanan jenis 38 – 228
Ωm, dan lava andesit yang memiliki nilai kisaran diatas 229 Ωm. Didapatkan hasil
interpretasi dari penampang 2D yang diolah menggunakan Res2dinv berturut-turut
yaitu pada lintasan A-A¹ pipa tidak menerus pada lintasan ini, pada lintasan B-B¹
pipa berada litologi lava andesit yang memiliki pendugaan sebagai andesit yang
rentan, pada lintasan C-C¹ pipa berada pada litologi batuan tuf yang memiliki rentan
nilai tahanan jenis 69 – 115 Ωm, pada lintasan D-D¹ pipa berada pada litologi
batuan tuf yang memiliki rentan nilai tahanan jenis 69 – 115 Ωm

The Directorate General of Water Resources at the Citarum River Basin, in
collaboration with the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR), will
build a distribution channel for raw water supply pipes to meet drinking water needs
around the location. Field-Z is the location for installing underground pipes, which
will later be used to distribute water. Therefore, it is necessary to identify the layers
of soil in order to be able to describe the subsurface conditions for consideration in
the installation of underground pipes. Identification in the Z field uses the Wenner-
Schlumberger configuration resistivity method using 4 paths, 47 electrodes, and 5
m spacing. The research area is included in volcanic formations. The distribution
of rock lithology in the study area includes silt and clay rocks, which have a
resistivity value range of 0–37.9 Ωm, tuff and breccia rocks, which have a resistivity
value range of 38–228 Ωm, and andesitic lava, which has values in the range above
229 Ωm. Interpretation results obtained from 2D sections processed successively
using Res2dinv are as follows: on the A-A1 line, the pipe is not continuous on this
track; on the B-B1 line, the pipe is andesitic lava lithology, which has an estimation
as a vulnerable andesite; on the C-C1 line, the pipe is located in tuff lithology, which
has a resistivity value of 69–115 Ωm; and on the D-D1 line, the pipe is located in
tuff lithology, which has a resistivity of 69–115 ohm
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goel, R.K.
London: Elsevier, 2012
624.19 GOE u (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The important role of underground construction is becoming obvious, from civic engineering aspects to the ever increasing price of land. The growing demand for surface transportation infrastructure and the increasing demand for electricity. From the mining aspect, the underground mining is the only way to keep the mines producing continuously. All of the mentioned cases, underground excavation will not only play an important role for many years from now but will also offer a challenge to domestic contractors and experts in underground construction."
IMJ 3:1 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Choirunnisa Muthi`Ah
"Pada konstruksi MRT Jakarta, pekerjaan tunnelling dilakukan dengan menggunakan alat Tunnel Boring Machine TBM . Salah satu tahap awal pada pelaksanaan pekerjaan terowongan menggunakan TBM adalah pembangunan fasilitas sementara TBM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko pada fasilitas sementara TBM yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek MRT, dampak dan penyebabnya, serta tindakan yang dapat dilakukan terhadap faktor-faktor risiko tersebut.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survey kuesioner dan wawancara. Kemudian, data tersebut diolah menggunakan uji-uji stastistik dan analisis kualitatif risiko. Hasil penelitian ini didapatkan lima faktor risiko fasilitas sementara TBM yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Faktor risiko tertinggi pada fasilitas sementara TBM adalah ketidaksejajaran sumbu TBM dengan back anchor.

Within Jakarta MRT construction, tunnelling work done by using a Tunnel Boring Machine TBM . One of the early stages of the implementation tunnelling work using a TBM is the construction of temporary facilities for TBM. This research has purposes to identify risk factors of temporary facilities for TBM that influence time performance of MRT project, its cause and effects, and also treatment or response that can do for that risk factors.
The research was conducted by collecting data through a survey questionnaire and interview. Then, evaluated by statistics test and qualitative risk analyze. The result of this research is acquired five risk factors of temporary facilities for TBM that influence to time performance of MRT project. The highest risk of temporary facilities for TBM is misalignment of TBM axis with back anchor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Amhar Wajdi Yanreginata
"Perencanaan kota yang masif memaksa pemanfaatan ruang bawah tanah, paling tidak dalam infrastruktur transportasi. Penelitian ini membahas pengaruh terowongan undercrossing terhadap struktur terowongan eksisting, khususnya di bawah Jakarta Clay. Penelitian ini dibagi menjadi 2 langkah menggunakan analisis elemen hingga dengan model Hardening Soil dan menggunakan perangkat FEA. Langkah pertama adalah melakukan analisis balik untuk mendapatkan nilai parameter tanah aktual kemudian dilanjutkan dengan langkah 2, yaitu melakukan analisis undercrossing twin tunnel dengan variasi jarak 0.5D, 1.5D, dan 2.5D. Berdasarkan hasil penelitian lankah pertama menunjukkan penggunaan korelasi E50 = 3500N untuk tanah kohesif dan E50 = 2800N untuk tanah pasiran dengan parameter kekuatan tanah efektif membuahkan hasil yang paling cocok dengan monitoring. Hasil penelitian langkah kedua menunjukkan adanya deformasi vertikal yang terjadi pada struktur terowongan eksisting dan deformasi vertikal pada permukaan tanah menunjukkan hasil dengan pola yang seragam. Kemudian tegangan geser maksimum mengalami perubahan seiring pengeboran terowongan undercrossing 1 dan 2.

Massive urban planning forces the utilization of basements, at least in transport infrastructure. This study discusses the influence of undercrossing tunnels on existing tunnel structures, especially under Jakarta Clay. This research was divided into 2 steps using finite element analysis with the Hardening Soil model  and using FEA devices. The first step is to conduct a reverse analysis to obtain the actual soil parameter values then proceed with step 2, which is to perform a twin tunnel undercrossing analysis  with distance variations of 0.5D, 1.5D, and 2.5D. Based on the results of the first lankah study, it shows the use of correlation E50 = 3500N for cohesive soil and E50 = 2800N for sand soil with effective soil strength parameters producing results that are most suitable for monitoring. The results of the second step of research showed the presence of vertical deformation that occurred in the existing tunnel structure and vertical deformation on the ground surface showed results with a uniform pattern. Then the maximum shear stress changes as undercrossing tunnels 1 and 2 are drilled."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Fahmi Sormin
"ABSTRAK
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) Jembatan dan ACSE-24 tentang Konstruksi Desain Tahan Banjir disebutkan bahwa ada pengaruh gerusan pada desain jembatan, namun tidak ada langkah yang jelas untuk menghitungnya. Penelitian ini akan membahas langkah-langkah untuk menghitung gerusan yang terjadi disekitar pondasi menggunakan metode California State University (CSU) dan bagaimana pengaruhnya terhadap beban hidrodinamik yang terjadi pada pondasi menggunakan persamaan kekekalan momentum dan hukum kekekalan massa. Penelitian ini menggunakan alat bantu aplikasi SAP2000 untuk mengetahui besarnya lendutan yang terjadi dan membandingkannya dengan lendutan ijin sehingga tidak terjadi keruntuhan pada struktur pondasi jembatan. Variabel yang diuji dalam penelitian ini meliputi kepadatan, jumlah kurva, periode ulang, durasi hujan, koefisien Manning, dan ketinggian inflow. Data variabel divariasikan untuk mengetahui variabel mana yang paling sensitif terhadap gerusan dan defleksi yang terjadi dengan melakukan analisis sensitivitas menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pembesaran bidang kontak gaya kerja sehingga perlu diperhitungkan debit kritis yang mengakibatkan defleksi maksimum yang terjadi pada pondasi.
ABSTRACT
In the Indonesian National Standard (SNI) for Bridges and ACSE-24 concerning Flood Resistant Design Construction, it is stated that there is an effect of scour on the bridge design, but there are no clear steps to calculate it. This study will discuss the steps to calculate the scour that occurs around the foundation using the California State University (CSU) method and how it affects the hydrodynamic load that occurs on the foundation using the conservation of momentum equation and the law of conservation of mass. This study uses the SAP2000 application tool to determine the magnitude of the deflection that occurs and compare it with the allowable deflection so that there is no collapse of the bridge foundation structure. The variables tested in this study include density, number of curves, return period, rain duration, Manning coefficient, and inflow height. Variable data were varied to determine which variables were most sensitive to scour and deflection that occurred by performing sensitivity analysis using the Pearson correlation method. The results show that there is an enlargement of the contact area of ​​the working force so that it is necessary to calculate the critical discharge resulting in the maximum deflection that occurs in the foundation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>