Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Sutan Iskandar
Jakarta: Balai Pustaka, 1997
899.221 3 NUR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sutan Iskandar
Jakarta: Balai Pustaka, 2020
899.221 3 NUR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rampo, Edogawa
Solo: bukuKatta, 2011
895.6 RAM nt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Higgins, Jack
Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1996,
813 Hig st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Radianti
"ABSTRACT
Neraka Ujian (shiken jigoku), merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat Jepang, yang menunjukkan kejamnya persaingan dalam meraih status sosial yang hanya bisa diperoleh dengan perjuangan memasuki sekolah-sekolah terbaik melalui serangkaian ujian masuk.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya neraka ujian dan juga dampak-dampak neraka ujian bagi masyarakat Jepang.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penyusunan skripsi ini adalah metode penelitian kepustakaan dan penyebaran angket. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa neraka ujian disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: meningkatnya kesadaran para orangtua maupun anak untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, pengaruh sistem perekrutan tenaga kerja di perusahaan Jepang, kuatnya paham gakureki (penilaian status berdasarkan latar belakang akademik) dalam masyarakat, sistem pendidikan Jepang, serta sistem pemilihan dan penetapan kurikulum dan buku teks sekolah yang dimonopoli oleh pemerintah. Sedangkan dampak-dampak neraka ujian bagi masyarakat Jepang antara lain: berkembangnya kursus-kursus persiapan ujian (juku dan yobiko), semakin meningkatnya jumlah ronin (lulusan SMU yang pernah gagal menempuh ujian masuk universitas dan akan mencoba mengikuti ujian lagi) yang menambah intensitas persaingan di tahun-tahun berikutnya. Selain itu tekanan yang berlebihan terhadap anak-anak untuk selalu mendapat nilai yang baik dapat mengakibatkan timbulnya stres, penyimpangan perilaku anak dan remaja.
Sebagai tambahan, dalam skripsi ini juga dimasukkan hasil angket tentang pandangan masyarakat Jepang terhadap neraka ujian.

"
1999
S13789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : PT. Fitrama Sempana, 2007,
R 920 Dun
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Murad, Musthafa
Jakarta: Embun Publising, 2006
297.23 MUS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Higgins, Jack
Jakarta: Gramedia , 1996
813 HIG st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chris Inderayanto
Jakarta : Obor , 2004
230 CHR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Begg, Moazzam
"Moazzam Begg, warganegara Inggris keturunan Pakistan, adalah seorang bekas tahanan Amerika di Guantanamo. Begg lahir dan besar di Inggris, mengecap pendidikan di sekolah Yahudi ?King David?. Masa kecilnya dilalui dengan manis, kecuali kehilangan Ibu di usia 8 tahun.
Lingkungan dan pendidikan Begg membentuknya menjadi seorang pribadi yang sangat demokratis. Di masa sekolah, Begg bahkan aktif ambil bagian dalam kegiatan keagamaan di sekolah. Walau demikian, Begg tetap seorang Muslim.
Peperangan dan konflik politik yang terjadi di Bosnia, Chechnya, dan Palestina mulai menggugah kesadarannya akan identitasnya sebagai seorang Muslim. Begg mulai rajin mencari tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain, apa kaitannya dengan Muslim dan apa yang dapat dilakukannya. Suatu saat dia menyadari betapa tidak adilnya, dia hidup tenang dengan nyaman di Inggris sementara saudara-saudaranya yang Muslim mengalami penderitaan tak tertahankan di dunia lain. Begg lalu menguatkan hati untuk melakukan berbagai perjalanan dan melihat kondisi di negara-negara yang sedang mengalami perang tersebut.
Hidup Begg mulai berubah setelah itu. Dia mulai tekun mempelajari ajaran agamanya, meninggalkan kehidupan lain yang sering dilakoninya bersama rekan-rekannya. Begg menjadi Muslim yang baik, sekaligus moderat dan sangat rasional. Dia menikahi seorang wanita Palestina bernama Zainab. Mereka menjadi satu tim yang kompak dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan sosial di Afganistan dan Pakistan. Membangun sekolah khusus perempuan di Afganistan, membangun saluran air bersih untuk penduduk setempat, dan mengirim bantuan ke negara-negara Muslim yang sedang dalam kondisi tidak stabil. Mereka bahkan memilih tinggal beberapa lama di Afganistan, lalu Pakistan.
Komitmen Begg untuk mengabdikan hidupnya bagi kegiatan sosial ini yang membawanya ke tangan Amerika, setelah peristiwa WTC yang tak akan pernah terlupakan itu. Amerika menjadikan aktifitasnya itu sebagai alasan membawanya ke Guantanamo dengan tuduhan sebagai anggota Taliban dan pendukung Al-Qaeda.
Tengah malam, 31 Januari 2002, Begg diculik dari rumahnya di Pakistan. Tidak terpikirkan oleh Begg bahwa orang-orang yang menodongkan senjata itu adalah CIA. Begg menduga itu penculikan oleh kelompok kriminal setempat yang pada saat itu memang banyak terjadi di Pakistan.
Itulah awal penderitaan Begg. Dia dipenjara di Kandahar, lalu ke Bagram, dan akhirnya ke Guantanamo. Penahanan ini selalu disertai dengan penyiksaan fisik dan mental, serta interogasi yang melelahkan dan membosankan. Selama 3 tahun ditahan, Begg menjalani 300 kali interogasi. Kesabarannya benar-benar diuji. Ditahan tanpa tuduhan jelas dan diperlakukan dengan tidak manusiawi.
Bagi saya, kisah ini bukan hal baru. Lewat media massa kita pun tahu bahwa kisah2 seperti ini selalu terjadi sepanjang masa. Seringkali memang berkaitan dengan negara adi kuasa itu. Yang menarik dari buku ini, sekaligus menimbulkan kekaguman saya pada Moazzam Begg adalah sikap dan penilaiannya terhadap segala situasi yang menimpanya. Dia tetap rasional, kritis, dan ..objektif!
Dia tidak pernah menyalahkan satu pihak secara total atas semua kerumitan yang terjadi di dunia ini setelah 11 September 2001. Begg menolak sikap Amerika yang berlebihan dan paranoid, tapi juga memahami ketakutan mereka setelah serangan itu. Begg menolak aksi kekerasan (pengeboman, bunuh diri, dan peperangan), tapi dia juga menolak keras jika semua itu dikaitkan dengan Islam. Begg tidak setuju dalam banyak hal dengan Taliban, tapi dia mendukung Taliban memberantas maksiat dan perdagangan anak-anak dan wanita di Afganistan. Begg mengoreksi banyak kekeliruan yang dilakukan pemerintah Amerika, tapi sekaligus juga mengkritisi sikap beberapa pimpinan negara Muslim yang tidak berusaha mengembalikan citra Islam yang positif di mata dunia Internasional.
Buku ini memberi banyak pelajaran bagaimana mengatasi kondisi yang sangat tidak normal. Lewat kisahnya, Begg semakin meneguhkan saya bahwa bersikap fleksibel dan selalu memelihara pikiran positif itu akan sangat membantu kita dalam kondisi apapun.
Buku ini tidak berkisah soal penderitaan saja. Yang paling menarik adalah bagaimana hubungan antara para penjaga penjara dengan para tahanan. Menurut Begg, mereka semua sama-sama tahanan, karena dalam kenyataannya banyak tentara Amerika yang tidak setuju dengan kebijakan Bush soal tahanan-tahanan itu. Para penjaga ini juga merasa sama-sama tersiksa ditempatkan di Guantanamo dan diperintahkan melakukan penyiksaan yang tidak mereka kehendaki. Alhasil, beberapa penjaga harus mendapatkan hukuman karena dianggap bersekutu dengn tahanan, hanya karena mereka sering terlihat mengobrol akrab dan menjalin persahabatan.
Begg sendiri memiliki banyak teman Amerika (para penjaga tahanan) di Guantanamo. Begg bisa melihat betapa hidupnya dan hidup penjaga sama saja. Mereka lalu sering berdiskusi tentang berbagai hal dan keluarga. Bahkan, buku ini juga ditulis Begg atas desakan dan anjuran para tentara Amerika sendiri. Para tentara ini menganggap penting sekali bagi dunia melihat apa yang dterjadi di Guantanamo melalui saksi hidup seperti Begg. Memang beberapa tentara konsisten mendukung Bush, dan lagi-lagi Begg bisa memahaminya.
Kebebasan Begg terjadi berkat kerja keras berbagai pihak, khususnya keluarganya. Di luar penjara, keluarga Begg berjuang keras untuk membebaskannya dengan berbagai demo dan jalur hukum. Tak diduga banyak simpati dan dukungan untuk Begg dan rekan-rekannya, khususnya dari warga Inggris Non Muslim.
O ya, buku ini senada dengan buku ?For God and Country?. Dan Begg menyingung Yee di buku ini. Ada hal menarik juga, yaitu motif serangan ke WTC. Bagi yang selama ini percaya pada asumsi bahwa serangan ini adalah konspirasi Amerika dan Osama, buku ini mungkin menjawab asumsi itu. Uthman, orang dekat Osama ada di buku ini sebagai teman tahanan Begg di Guantanamo. Menurut Uthman, serangan ke WTC murni inisiatif Taliban atas pendudukan Amerika di negara-negara Muslim. Menurut Uthman, Osama berhasil?:)
------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho
"
Bandung: Mizan Pustaka, 2006
365.42 BEG n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>