Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fathurrohman
"Penelitian ini bertujuan menganalisis transformasi budaya yang terjadi pada budaya makan Korea dalam tren mukbang. Metode kualitatif dengan analisis isi digunakan untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya makan Korea yang muncul di tren mukbang. Analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa mukbang merupakan bentuk transformasi budaya makan Korea yang dipicu oleh perkembangan teknologi internet. Terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya makan Korea yang muncul di mukbang. Budaya makan Korea yang kolektif melalui praktik makan bersama diubah ke dalam bentuk digital dengan siaran mukbang yang dilakukan seorang diri namun memiliki kolom chat yang digunakan untuk komunikasi antara penyiar dan penonton konten mukbang. Mukbang telah mengakomodasi pergeseran yang terjadi dalam etika makan Korea menjadi hal yang lumrah. Konsep yang mukbang bawa juga banyak digunakan dalam beberapa acara TV. Mukbang juga memberikan dampaknya kepada pembuat kontennya dengan perannya sebagai profesi yang memberikan pendapatan finansial dan menjadi sarana bersosialisasi para penontonnya untuk mengisi rasa kolektivisme mereka. Bagi Korea Selatan, mukbang memiliki potensi yang besar kekuatan yang mempertahankan Korean Wave dan media promosi budaya makan Korea ke dunia. Perubahan-perubahan yang mukbang bawa dalam budaya makan Korea adalah bukti tren tersebut telah mentransformasi budaya makan Korea menjadi bentuk baru.

This research aims to analyse the cultural transformation of Korean eating culture through mukbang. Qualitative method along with content analysis is used to find the changes in Korean eating culture which are shown in mukbang. The analysis found that mukbang is a form of transformation of Korean eating culture which is triggered by the development of internet technology. The changes of the Korean eating culture are shown in mukbang. The collectiveness of Korean eating culture through commensality is changed to its digital form through mukbang broadcast that is aired alone by the broadcaster but has a chatting window that allows the broadcasters and their viewers chatting in mukbang content. Mukbang also accommodates the shifting in the Korean eating etiquette and those are seen as a normal things to do. The concept that mukbang has also become the source concept in some television programmes. Mukbang has its own impact for the content creator as it’s given the opportunity for the content creator getting financial income and has a role as socialisation tool for its viewer and help them to gain their collectivism needs. For South Korea, mukbang has many potentials to become one of the powers that helps maintaining Korean Wave while also helping promote Korean eating culture to the world. The changes that mukbang has are the evidences that this trend has transformed Korean eating culture to its new form."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Enno Dwi Hayuning Parasati Putri
"Penyebaran hallyu (한류) melalui media webtoon atau webcomics merupakan metode baru yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam menyebarkan kebudayaan, khususnya di bidang kuliner. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi dan juga meningkatnya pembaca manhwa (만화) atau komik buatan Korea Selatan melalui aplikasi Line Webtoon. Mukbang Life merupakan webtoon asal Korea Selatan yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Mengangkat tema tentang kuliner Korea Selatan, Mukbang Life menjadi salah satu webtoon yang turut menyebarkan budaya kuliner Korea Selatan. Fokus permasalahan yang dibahas adalah peran webtoon berjudul Mukbang Life dalam membentuk persepsi pembacanya terhadap budaya kuliner Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi pembaca Mukbang Life terhadap penggambaran budaya kuliner yang ditampilkan dalam webtoon tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dalam menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor tema dan teknis berperan dalam membangun persepsi pembaca webtoon Mukbang Life. Pembaca memersepsikan penggambaran kuliner Korea dalam Mukbang Life sebagai sumber informasi yang menambah pengetahuan terkait kuliner Korea. Dengan demikian, webtoon dinilai memiliki potensi sebagai media yang mengenalkan budaya kuliner Korea secara global.

The spread of Hallyu (한류) through webtoon or webcomics is a new method used by South Korea in spreading culture, especially in the culinary field. The use of this medium is supported by technological developments and the increasing number of readers of manhwa (만화) or comics made in South Korea through the Line Webtoon application. Mukbang Life is a webtoon from South Korea that has been translated into Indonesian. With the theme of South Korean cuisine, Mukbang Life is one of the webtoons that helps spread South Korean culinary culture. The problem focused on this study is the role of the webtoon Mukbang Life in shaping its readers' perception of South Korean culinary culture. This study aims to determine the perception of Mukbang Life readers on the depiction of culinary culture displayed in the webtoon. This study uses descriptive survey method to answer research questions. The results showed that the theme and technical factors played a role in building the perception of Mukbang Life webtoon readers. Readers perceive the depiction of Korean cuisine in Mukbang Life as a source of information that increases knowledge related to Korean cuisine. Thus, webtoon is considered to have potential as a medium that introduces Korean culinary culture globally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Noviah Tri W
"Artikel ini membahas mengenai nilai hedonis sebagai nilai yang menciptakan imajinasi serta pengalaman baru bagi pengunjung restoran sebagai faktor pendorong konsumsi makanan di restoran Korea. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa nilai kebermanfaatan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan dan kunjungan kembali pelanggan ke restoran Korea dibandingkan nilai hedonis restoran. Namun, hal tersebut bukan berarti nilai hedonis bukan faktor yang penting dan tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan dan kunjungan kembali pelanggan. Hal ini dikarenakan telah terjadi pergeseran alasan seseorang mengkonsumsi makanan di restoran dari nilai kebutuhan menjadi kesenangan atau hedonis. Peneliti berargumen bahwa kebiasaan makan generasi millenial pada masyarakat kapitalis lebih ditentukan oleh nilai hedonis bukan nilai kebermanfaatan. Hal tersebut dikarenakan nilai hedonis mampu menciptakan pengalaman makan baru dan imajinasi bagi konsumennya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

This article discusses about hedonist value as a value that creates imagination and experiences for restaurant visitor as a driving factor of food consumption in Korean restaurant. Previous study said that the value of utility is the most influential factors on statisfication and the return of visitor to Korean restaurant compared to hedonist value of restaurant. However, this does not mean that hedonist value is not an important factor and has no effect on customer statisfication and the return of visit. It's because there has been a shift behind the reason of someone going to restaurant. It's shifting from value of need to pleasure or hedonist. Researcher argue that millenial generation lsquo;s habit on capitalist society are more determined by hedonist value not usability value. This is because the hedonist value able to create experience and imagination for consumers. This article uses qualitative method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Olivia
"Sumber daya alam yang tersimpan di dasar laut samudra dalam telah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut Internasional sebagai warisan untuk seluruh umat manusia, yang eksplorasi, eksploitasi, produksi, dan distribusinya memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi terbatas dikuasai oleh beberapa Negara industri maju, sedangkan sumber daya alam tersebar dengan tidak merata secara geografis di dunia, terutama sebagian besar dikandung dalam wilayah yurisdiksi Negaranegara berkembang.Untuk menghindari monopoli penguasaan sumber-sumber daya alam oleh Negara-negara industri maju dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modal, maka sebagai kompensasi eksploitasi dan eksplorasi diajukan 1 (satu) syarat adanya alih teknologi dengan harapan suatu saat dapat terdistribusi secara adil kepada Negara-negara berkembang.
Melalui Konvensi Hukum Laut Internasional, diaturlah hak dan kewajiban negara-negara industri maju untuk mengalihkan teknologinya kepada negara-negara berkembang sebagai penerima alih teknologi. Indonesia sebagai anggota Konvensi Hukum laut Internasional sudah tentu harus mengadopsinya ke dalam peratuan perundangundangan nasionalnya. Aspek-aspek hukum alih teknologi antara Investor Perintis yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Perusahaan Patungan sebagai perusahaan tersendiri yang sengaja dibentuk dalam rangka mengekslorasi dan mengeksloitasi sumber daya alam dan implikasinya sudah tentu harus ditinjau dari kepentingan nasional dalam rangka mensejahterakan rakyat.

Natural resources in oceanic seabed has been declared in International Maritime Law Convention as heritage for all people, which it exploration, exploitation, production, and distribution, required science and technology. This thing constituted by reality that limited science and technology mastered by several advanced industrial states, while natural resources, geographically not spread over widely in the world, most often the biggest natural resources spread in several developing countries. To avoid domination monopolies the source of natural resources by developed countries (industrial states ) with their science, technological and capital, required the compensation for exploitation and exploration with 1 (one) term and condition which is the existence of transfer of technology with hope can be distributed fairly among developing countries.
Through International Maritime Law Convention, arranged rights and obligations of developed countries (industrial states ) to transfer of their technology to developing countries as receiver.Indonesia as member of International Maritime Law Convention has adopted the convention into national legislation. Transfer of technology aspects between Investor that mastering science and technological with Join Company to be certain company, intentionally formed for the agenda to explored and exploited the natural resources and implication must be evaluated from national importance for the agenda of wealthy people."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T38162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardia Yunda Fauzul
"Penelitian ini membahas terkait dinamika perkembangan sepak bola Arab Saudi dan pengaruhnya terhadap budaya konservatisme di negara tersebut. Arab Saudi dikenal sebagai negara yang konservatif dan cenderung tidak inklusif terhadap budaya luar. Akan tetapi, beberapa tahun ke belakang Arab Saudi justru mulai membuka diri dan bersifat moderat termasuk dalam ranah olahraga. Penelitian ini menarik untuk dibahas karena sepak bola yang sejatinya merupakan olahraga terpopuler di Arab Saudi justru menjadi salah satu saluran bagi terciptanya transformasi budaya dari yang awalnya konservatif menuju moderat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah serta perkembangan sepak bola Arab Saudi dan kaitannya terhadap budaya konservatisme yang telah mengakar di Arab Saudi sejak dulu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi studi kepustakaan. Teori pada penelitian ini merujuk pada teori perubahan sosial menurut John Lewis Gillin serta John Phillip Gillin. Hasil penelitian menunjukan bahwa sepak bola menjadi sebuah saluran yang mampu mengubah budaya konservatisme Arab Saudi menjadi budaya moderat lewat pelonggaran terhadap norma-norma yang berlaku seperti diperbolehkannya wanita menonton pertandingan sepak bola di stadion, dibentuknya kompetisi serta tim nasional wanita, serta diizinkannya kohabitasi bagi pemain sepak bola asing.

This research discusses the development dynamics of Saudi Arabian football and its influence on conservatism culture in that country. Saudi Arabia is known as a conservative country and tends not to be inclusive toward outside cultures. However, in the past few years, Saudi Arabia has begun to open up and be moderate, including in the realm of sports. This research is interesting to discuss because football, which is actually the most popular sport in Saudi Arabia, has actually become a channel for creating a cultural transformation from conservative to moderate. This study aims to explain the history and development of Saudi Arabian football and its relation to the culture of conservatism that has been rooted in Saudi Arabia for a long time. This research is a descriptive qualitative research with library research method. The theory in this study refers to the theory of social change according to John Lewis Gillin and John Phillip Gillin. The results of the study show that football is a channel that capable to transforming Saudi Arabia's conservatism culture into a moderate culture through loosening of prevailing norms such as allowing women to watch football matches in stadiums, establishing women's competitions and national teams, and allowing cohabitation for foreign football player."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vita
"Penelitian ini menganalisis identitas pada makanan tradisional Korea yang disebut gimbab. Berdasarkan pencarian sumber didapati adanya klaim antar negara Jepang dan Korea terkait gimbab. Terdapat beberapa data yang menjelaskan bahwa gimbab merupakan makanan hasil adaptasi dari sushi khas Jepang. Hal ini dikarenakan gimbab dan sushi memiliki tampilan yang sama, yaitu nasi yang digulung dengan menggunakan rumput laut walaupun keduanya memiliki isian yang berbeda. Berdasarkan latar-belakang tersebut penelitian bertujuan untuk menganalisis asal-usul gimbab dan sushi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi-literatur dengan analisis bersifat deskriptif-kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya kesinambungan antara sejarah gimbab dan sushi. Penelitian ini juga berargumen bahwa setiap negara memiliki sejarah budayanya masing-masing sehingga gimbab bukan merupakan hasil adaptasi dari sushi.

This study analyzes the origin of Korean traditional food called gimbab. Based of related sources, it was found that there are differing claims on the origins of gimbab from Japan and Korea. There are data which explains that gimbab is a food adapted from Japanese sushi. This is because gimbab and sushi have the similar appearance, namely rice rolled using seaweed though the two have different fillings. Therefore, based on this background this research aims to analyze the origins of gimbab and sushi. The research method used is a literature-study method with descriptive-qualitative analysis. The results of the analysis show that there is no continuity between the history of gimbab and sushi. This study also argues that each country has its own cultural history, so gimbab are not an adaptation of sushi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Sekar Andini
"Artikel ini mengamati konsumsi penonton terhadap video Mukbang dan bagaimana pengaruhnya. Mukbang berasal dari kata “Meogneun” dari bahasa Korea yang artinya makan, dan “Bangsong” yang artinya siaran. Oleh karena itu, Mukbang mengacu pada aktivitas makan yang disiarkan secara online atau di platform video online. Belakangan ini, konten jenis ini kerap menempati trending list di platform media sosial, seperti YouTube, Instagram, TikTok, seiring dengan semakin populernya Mukbang. Meski konten Mukbang diproduksi untuk hiburan bagi penonton, beberapa risiko mengintai dari kebiasaan menonton video Mukbang. Aktivitas online tersebut diyakini dapat memicu individu untuk membentuk perilaku yang identik dengan kecanduan pola makan. Dampak negatif lainnya juga tercermin dari kecenderungan gangguan makan akibat makan di luar kebiasaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penonton menggunakan video Mukbang untuk memenuhi kebutuhan mereka berdasarkan teori uses and gratification oleh Katz dan Blumler. Artikel ini juga ingin menganalisis dampak terpaan video Mukbang terhadap penontonnya. Juga, dengan menunjukkan peningkatan pesat obesitas di negara tertentu karena konsumsi Video Mukbang. Menggunakan Diagram Uses and Gratification untuk membantu menganalisis konsumsi Video Mukbang dan kebutuhan spesifik penontonnya. Menonton Mukbang, aktivitas terkait YouTube yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi subjek penelitian empiris, menyimpulkan bahwa YouTube memiliki potensi implikasi negatif bagi penonton yang menonton Video Mukbang menggunakan Youtube sebagai platform mereka.

This article highlights the audience's consumption of Mukbang videos and how they have an impact. Mukbang comes from the words "Meogneun" from Korea, which means eating, and "Bangsong", which means broadcast. Therefore, Mukbang refers to eating activities broadcast online or on online video platforms. In recent times, this type of content often occupies trending lists on social media platforms, such as YouTube, Instagram, TikTok, along with the increasing popularity of Mukbang. Although Mukbang content is produced for entertainment for the audience, some risks lurk from the habit of watching Mukbang videos. Such online activities are believed to trigger individuals to form behaviours identical to addiction patterns. Another negative impact is also reflected in the tendency of eating disorders due to eating habits outside the habit. This study aims to highlight how audiences use Mukbang videos to meet their needs based on the uses and gratification theory by Katz and Blumler. This article also wants to analyse the impact of exposure to Mukbang videos on the audience. Also, by showing the rapidly increasing obesity in a particular country because of the consumption of Mukbang Videos. Using the Uses and Gratification Diagram to help analyse the consumption of Mukbang Videos and its specific audience needs. Mukbang Watching, a YouTube-related activity that has increased in popularity in recent years, has been the subject of empirical research, concluding that YouTube has potential for negative implications for viewers who watch Mukbang Videos using Youtube as their platform.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Manzilina
"Budaya makan bersama menjadi salah satu ciri khas dari nilai budaya masyarakat Korea. Khususnya di dalam budaya perusahaan Korea, budaya makan bersama ini ditunjukkan melalui budaya hoesik. Nilainilai kebersamaan di dalam budaya makan bersama ini bersumber dari ajaran Konfusianisme yang secara tradisi telah menjadi pedoman nilai dan etika masyarakat dalam berperilaku dan bersikap. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan solo economy di masyarakat Korea telah menciptakan tren gaya hidup honbap yang turut mempengaruhi aspek sosial masyarakat Korea dan budaya hoesik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tren honbap terhadap perubahan gaya hidup masyarakat Korea dengan studi kasus budaya hoesik di Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analisis berdasarkan sumber data studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan tren honbap yang terjadi pada masyarakat Korea menyebabkan perubahan pola perilaku para pekerja terhadap budaya hoesik. Dengan dilatarbelakangi berbagai alasan, para pekerja kini lebih memilih honbap dibandingkan mengikuti kegiatan hoesik.

The culture of eating together becomes one of an identity of the cultural value in Korean society. Especially in Korean corporate culture, the culture of eating together is demonstrated through hoesik culture. The value of togetherness in eating together culture is derived from Confucian teaching which traditionally has become a guideline of the values and ethics in societies to behave. Along with the times, the growth of the solo economy in Korean society has created the honbap lifestyle trend, and it affects the Korean social aspect and the hoesik culture as well. Therefore, the study aims to analyze the influence of honbap trend on Korean society`s lifestyle change through a case study of hoesik culture. The research method used in this writing is descriptive-analysis research methods based on library research data sources. The results showed that the evolution of honbap trend in Korean society has led to the changing of workers behavior patterns toward hoesik culture. Due to various reasons, workers nowadays prefer doing honbap over participating in hoesik events.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Soyearn, Yoo.
Seoul: Leescom, 2009
R KOR 641.5 SOY k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>