Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Alfareza Mahendra
"Jumlah kasus positif COVID-19 yang telah terkonfirmasi di Indonesia saat ini telah melebihi angka 6,4 juta. Walaupun angka kasus kian menurun, aturan menjaga jarak harus tetap dipatuhi. Aturan untuk menjaga jarak atau menjauhi kerumunan juga diterapkan di sekolah-sekolah, namun saat ini belum ada sistem yang dapat memonitoring hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem pendeteksian tingkat kerumunan orang dalam ruangan kelas untuk membantu menekan angka kerumunan yang terjadi di sekolah-sekolah, selain itu sistem yang dibangun dapat mempermudah memantau kerumunan sehingga dapat memperkecil area penyebaran virus COVID-19. Sistem yang dibangun menggunakan algoritma deteksi dan segmentasi pada Mask R-CNN. Sistem yang dirancang dapat mendeteksi objek orang, kerumunan, dan kepadatan dalam ruangan. Pengujian sistem dilakukan menggunakan metrik akurasi dan membandingkan kepadatan hasil perhitungan dengan hasil segmentasi. Pengujian dilakukan di area Indoor ruang kelas dan menggunakan kamera webcam. Hasil pengujian menggunakan matriks konfolusi menunjukkan tingkat akurasi deteksi objek manusia yaitu 92,42 %, sedangkan tingginya performa deteksi adalah 96,5%. Sedangkan Error terendah dan tertinggi yang di dapat pada pengukuran kepadatan masing-masing adalah 7,51% dan 0,79%

The number of confirmed positive cases of COVID-19 in Indonesia has now exceeded 6.4 million. Even though the number of cases is decreasing, the rules for maintaining distance must still be obeyed. Rules to maintain distance or stay away from crowds are also implemented in schools, but currently there is no system that can monitor this. The purpose of this research is to build a crowd level detection system in classrooms to help reduce crowd numbers that occur in schools, besides that the system built can make it easier to serve crowds so as to reduce the area of spread of the COVID-19 virus. The system built uses detection and segmentation algorithms on Mask R-CNN. The designed system can detect objects, people, crowds, and density in the room. System testing is carried out using measurement metrics and comparing the calculated density with segmentation results. Testing was carried out in the indoor area of the classroom and using a webcam camera. The test results using the convolution matrix show that the accuracy of human object detection is 92.42%, while the high detection performance is 96.5%. While the lowest and highest errors that can be achieved in density measurements are 7.51% and 0.79%, respectively."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Raihan Fikriansyah
"Sebagai upaya mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia mewajibkan masyarakat untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai solusi utama dalam pencegahan dan penanganan COVID-19. PeduliLindungi dirancang untuk memenuhi segala kebutuhan terkait COVID-19, tetapi pada kenyataannya masih ditemukan permasalahan dari segi teknis dan user experience (UX) yang membuat implementasinya tidak sesuai yang diharapkan. Selain itu, kegunaan aplikasi ini dipertanyakan ketika pandemi COVID-19 berakhir di masa depan. Melihat publikasi terkait aplikasi PeduliLindungi sampai saat ini, belum ditemukan publikasi yang membahas inovasi yang dibutuhkan agar aplikasi ini dapat terus bermanfaat saat pandemi COVID-19 dan setelahnya. Oleh karena ​​itu, penelitian ini bertujuan untuk menjadi penelitian pertama yang mengidentifikasi kebutuhan pengguna terkait aplikasi PeduliLindungi yang belum terpenuhi, serta merancang inovasi untuk membuat aplikasi ini bermanfaat secara berkelanjutan menyusul rencana transisi ke endemi COVID-19. Pendekatan Design Science Research (DSR) digunakan untuk mencapai tujuan tersebut karena telah terbukti kecakapannya pada penelitian-penelitian sebelumnya. Melalui penerapan DSR dalam tiga iterasi, penelitian ini akan (1) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengguna untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi dengan menguji model penelitian, (2) mengidentifikasi permasalahan dan peluang inovasi fitur baru untuk aplikasi PeduliLindungi menurut pendapat ahli, kemudian (3) merancang antarmuka fitur baru tersebut dan mengevaluasinya ke pengguna. Hasil Iterasi I menunjukkan bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, trust in technology, perceived anxiety of infecting others, dan health information orientation memengaruhi niat penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Hasil Iterasi II mengungkapkan permasalahan relevan terkait kebutuhan pengguna dan keberlanjutan aplikasi PeduliLindungi, seperti masyarakat yang mulai lengah dengan dampak dan perkembangan COVID-19 dan juga kurangnya kesadaran masyarakat akan risiko kesehatan mereka dalam pandemi COVID-19. Kemudian, pelaksanaan Iterasi III menghasilkan rekomendasi desain antarmuka untuk fitur yang paling layak, baik dari sisi usability maupun keberlanjutannya, berdasarkan evaluasi terhadap pengguna aplikasi PeduliLindungi. Melalui penelitian ini, aplikasi PeduliLindungi diharapkan dapat berkembang menjadi aplikasi andalan masyarakat tidak hanya untuk kebutuhan terkait COVID-19 saat ini, tetapi juga kebutuhan pelayanan kesehatan lain di masa depan. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka jalan bagi penelitian selanjutnya untuk membahas keberlanjutan aplikasi PeduliLindungi.

In an effort to overcome the COVID-19 pandemic in Indonesia, the Indonesian government mandates the use of PeduliLindungi application as the main solution for COVID-19 prevention and handling. PeduliLindungi is designed to meet all the public needs related to COVID-19, but in reality there are still problems from a technical and user experience (UX) perspective in PeduliLindungi that causes its implementation to not go as expected. Moreover, the utility of this app is called into question after the COVID-19 pandemic ends in the future. Looking at the existing publications related to PeduliLindungi to date, there have been no studies that discussed the innovations needed to ensure that this application could continue to be beneficial during the COVID-19 pandemic and beyond. Thus, this study aims to be the first research that identifies user needs related to PeduliLindungi that have not been met, while also designing innovations for the PeduliLindungi to be useful in a sustainable manner following the planned transition to the COVID-19 endemic. The Design Science Research (DSR) approach is used to achieve this goal, due to its proven prowess in previous studies. Through the application of DSR in three iterations, this research will (1) analyse the factors that influence users to use PeduliLindungi by testing the research model, (2) identify problems and opportunities for innovation of new features for PeduliLindungi according to expert opinion, then (3) design the interface of the new feature and evaluate it toward the user. Iteration I results show that perceived usefulness, perceived ease of use, trust in technology, perceived anxiety of infecting others, and health information orientation affect the intention to use PeduliLindungi. The results of Iteration II reveal relevant issues related to user needs and the sustainability of PeduliLindungi, such as people starting to be careless about the impact and development of COVID-19 and also the lack of public awareness of their health risks in the COVID-19 pandemic. Then, the implementation of Iteration III produces interface design recommendations for the most appropriate features, both in terms of usability and sustainability, based on evaluations of PeduliLindungi users. Through this research, hopefully PeduliLindungi can develop into the public's mainstay application, not only for current needs related to COVID-19, but also for other health service needs in the future. This research is also expected to pave the way for further research to discuss the sustainability of PeduliLindungi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Visti Melani
"Pandemi COVID-19 menjadi masalah kesehatan global yang berdampak pada segala aspek kehidupan. Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dan angka kematian akibat COVID-19 menjadi urgensi besar bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penularan penyakit tersebut. Perilaku merokok adalah salah satu faktor risiko COVID-19 baik bagi penularannya maupun perburukan progresif hingga berujung kematian. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai COVID-19 pada perokok di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 320 responden yang tersebar di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu laki-laki berusia 40-59 tahun yang merokok menghisap 11-19 batang rokok per hari dan sudah merokok sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Tingkat pengetahuan mengenai COVID-19 cukup, memiliki sikap menerima terhadap pencegahan COVID-19 dan perilaku yang positif terhadap pencegahan COVID-19. Penelitian ini merekomendasikan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi dan meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku terhadap pencegahan COVID-19.

The COVID-19 pandemic is a global health problem that affects all aspects of life. The high number of positive confirmed cases of COVID-19 and the death rate due to COVID-19 has become a big urgency for the community to take precautions against the transmission of the disease. Smoking behavior is a risk factor for COVID-19 both for transmission and for progressive deterioration that can lead to death. The purpose of this study is to identify knowledge, attitudes and behavior regarding COVID-19 in smokers in DKI Jakarta. This study used a descriptive analytic research design using a cross sectional approach. The research respondents totaled 320 respondents spread across DKI Jakarta. The results showed that the majority of respondents, namely men aged 40-59 years who smoke, smoke 11-19 cigarettes per day and have been smoking for more than 10 years. The level of knowledge about COVID-19 is sufficient, has an accepting attitude towards preventing COVID-19 and positive behavior towards preventing COVID-19. This study recommends that the public adhere to and improve knowledge, attitudes and behavior towards the prevention of COVID-19."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Dwita Kirana
"Covid-19 merupakan fenomena penyakit menular yang membuat kelompok-kelompok tertentu mengalami kerentanan. Adapun penyakit diabetes yang dikategorikan oleh para ahli kesehatan sebagai komorbid Covid-19, sehingga menjadikannya rentan secara fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan persepsi risiko Covid-19 pada penderita diabetes dalam pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan studi literatur sebagai data sekunder. Kasus ini menjelaskan bahwa penderita diabetes memiliki pengetahuan Covid-19 mencakup transmisi dan pencegahan penularan. Pengetahuan melalui proses memercayai, yang mana didapat melalui media dan pengalaman. Para penderita diabetes menganggap bahwa Covid-19 sebagai sesuatu yang berbahaya dan berisiko, dalam gejala yang dapat menjadi berat dan risiko kematian. Risiko Covid-19 salah satunya konsekuensi biaya perawatan Covid-19 dan tuntutan isolasi mandiri. Para penderita diabetes menganggap penting mengetahui pencegahan penularan serta risiko yang timbul sehingga tidak mengalami kerugian. Pengetahuan dan persepsi risiko pada penderita diabetes tidak terlepas dari latar belakang sosial budaya dan ekonomi. Pengetahuan menjadi bagian dari pembentukan persepsi dalam melihat risiko.

Covid-19 pandemic is an infectious disease phenomenon that makes some certain communities become vulnerable. Diabetes found of health professionals belongs morbidity group of Covid-19, that makes diabetics physically vulnerable. This research discusses about knowledge and risk perception of Covid-19 among diabetics prevent of Covid-19 transmission. The methods used in this research were in-depth interviews and secondary data collection. This diabetic case explain that diabetics had prevention of transmission knowledge. Knowledge shaped by ways of knowing process which came from media and experience. Covid-19 consider be dangerous and risky by diabetics because the probabilities of getting severe symptoms and death. Some of those risks of Covid-19 is the cost of treatment and self-isolation. It was considered important to have knowledge, transmission, and risks of Covid-19 and diabetes to decrease loss. Knowledge and risk perception are inseparable from socioeconomic background. Knowledge become a part of perceiving risk."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marrisa Indah Pratiwi
"Latar belakang: Sejak kasus infeksi pertama yang dilaporkan oleh laboratorium yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19 membatasi mobilitas dan interaksi orang-orang hampir di seluruh dunia. Setelah diteliti para ahli mengidentifikasi patogen tersebut sebagai beta-coronavirus baru dan diberi nama 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) yang merupakan penyebab coronavirus disease (Covid-19). Gejala yang pada seseorang yang terinfeksi Covid-19 ditandai adanya infeksi saluran pernapasan akut, kelelahan, dan gangguan pada saluran pencernaan. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan agar penyebaran virus tidak meluas, untuk saat ini strategi terbaik dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan upaya pencegahan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Tenaga kesehatan merupakan salah satu role model bagi masyarakat dan memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi dan melakukan upaya pencegahan penyakit terutama saat pandemi saat ini.  Hal ini tidak terlepas dari peran mahasiswa kedokteran yang dapat memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat. Tentunya Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) perlu adanya evaluasi pada mahasiswa kedokteran. Dengan adanya penelitian mengenai PSP ini diharapkan menjadi survei esensial yang perlu dilakukan selama masa pandemi, karena didalam survei PSP yang dapat mengidentifikasi pengetahuan dasar, miskonsepsi, keyakinan, perilaku, hingga sikap responden terhadap penyakit.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode potong lintang (cross sectional) menggunakan data sekunder kuesioner daring Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. Jumlah responden sebanyak 213 mahasiswa yang merupakan mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia baik dari kelas Reguler dan Internasional. Kuesioner penelitian terdiri dari 3 bagian yaitu Pengetahuan, Sikap dan Perilaku yang masing-masing terdapat 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban. Hasil jawaban kuesioner diolah menggunakan SPSS versi 26.0 dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square Test dan Fisher’s Exact Test.
Hasil: Hasil analisis univariat mengenai Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku, Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik (73,7%), sikap positif (96,2%), dan perilaku positif (83,6%) mengenai infeksi Covid-19. Hasil analisis bivariat menggunakan Fisher’s Exact Test menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mengenai infeksi Covid-19 karena didapatkan p value 0,211 (p ≥0,05). Sedangkan dengan uji Chi-Square Test didapatkan hasil terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mengenai infeksi Covid-19 dengan p value = 0,044 (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan sikap mengenai infeksi Covid-19 dan Adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mengenai infeksi Covid-19 Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran Indonesia. Dengan demikian adanya penelitian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) penting untuk mengetahui sejauh mana PSP pada mahasiswa.

Introduction: Since the first case of infection reported by a laboratory in Wuhan City, Hubei Province, China, pandemic Covid-19 has limited the mobility and interaction of people almost all over the world. After research, experts identified the pathogen as a new beta-coronavirus and named it 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) which causes coronavirus disease (Covid-19). Symptoms for someone infected with Covid-19 are characterized by acute respiratory infections, fatigue, and digestive disorders. Even though the government has issued various policies so that the spread of the virus does not spread, for now the best strategy in dealing with the Covid-19 pandemic is prevention such as wearing masks, washing hands, and physical distancing. Health workers are a role model for the community and have the responsibility to provide education and make efforts to prevent disease, especially during the current pandemic. This is inseparable from the role of medical students who can provide health education to the public. Of course, to find out the level of knowledge, attitude and practice (KAP) it is necessary to evaluate medical students. With this research on KAP, it is hoped that it will become an essential survey that needs to be carried out during a pandemic, because it is in the KAP survey that can identify basic knowledge, misconceptions, beliefs, practice, and respondents' attitudes towards disease.
Method: The design of this study used a cross-sectional method using secondary data from the online questionnaire Knowledge, Attitudes and Practice. The number of respondents in this study involved 213 students Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia, both from Regular and International classes. The research questionnaire consists of 3 sections, namely Knowledge, Attitudes and Practice, each of which contains 15 questions with a choice of answers. The results of the questionnaire answers were processed using SPSS version 26.0 and analyzed using the Chi-Square Test and Fisher's Exact Test
Result: The results of univariate analysis regarding Knowledge, Attitudes, and Practice in Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia showed a good level of knowledge (73.7%), positive attitude (96.2%), and positive practice (83.6%) regarding infection Covid-19. The results of the bivariate analysis using the Fisher's Exact Test showed that there was no relationship between the level of knowledge and attitudes regarding Covid-19 infection because a p value was obtained of 0.211 (p ≥ 0.05). Whereas with the Chi-Square Test it was found that there was a relationship between the level of knowledge and practice regarding Covid-19 infection, obtained p value = 0.044 (p <0.05).
Conclusion: There is no statistically significant relationship between the level of knowledge about Covid-19 infection and There is a statistically significant relationship between the level of knowledge and practice regarding Covid-19 infection in Preclinical Medical Students of Universitas Indonesia. Thus the existence of Knowledge, Attitude, and Practice (KAP) research is important to find out the extent of KAP in students.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Dewi Yohana
"Tesis ini membahas mengenai implementasi konsep shuudan shugi dan budaya organisasi yang diterapkan oleh PT. SYS Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep shuudan shugi, bagaimana konsep tersebut membantu PT. SYS Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19, dan bagaimana teori budaya organisasi menjelaskan kondisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi pustaka dan observasi partisipasi. Berdasarkan hasil penelitian, konsep shuudan shugi yang terdiri dari shuudan ishiki, shuudan shikou, dan shuudan seikatsu, dapat terlihat dari berbagai kebijakan seperti perubahan jam kerja, efisiensi pengambilan keputusan perusahaan, dan sistem kerja berkelompok. Berdasarkan teori budaya dan perilaku menujukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan dalam perusahaan masih mengandung kebudayaan Jepang. Unsur-unsur eksternal berupa politik, ekonomi, sosial, hukum, dan teknologi mempengaruhi faktor individu, kelompok, manajemen organisasi, dan proses kepemimpinan yang menghasilkan kebijakan berkaitan dengan efektivitas kerja dan kesejahteraan kehidupan kerja.

This thesis discuss about the implementation of Japanese shuudan shugi concept and culture organization that enforced by PT. SYS Indonesia in order to counter COVID-19. The purposes of this thesis are to explain the concept of shuudan shuugi, how this concept helps PT. SYS Indonesia to deal with COVID-19, and how culture organization theory explain those situations. This thesis is qualitative research utilizing literature study and observation participation methods. Based on the analysis, shuudan shugi concept that consist of shuudan ishiki, shuudan shikou, and shuudan seikatsu, can be observed through several policies for instances the changes of work hours, efficiency of decision-making process, and work-in-group system. Based on the theory of organization of culture and behaviour, it appears that the corporate’s cultures are influenced by elements of Japanese culture and values. External elements such as politics, economy, social, legal, and technology predisposing individual, group, organizational management, and leadership process factors, that generate policies related to work effectivity and work life well-being"
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiorin Kusuma Wardhani
"Transmisi Covid-19 dapat berlangsung dengan cepat melalui droplets, aerosol, maupun direct contact. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pengaturan ventilasi untuk mengurangi kontaminasi pada udara sehingga dapat mengendalikan transmisi virus via aerosol. Oleh karena itu, penting diketahui hubungan antara ventilasi terhadap risiko penularan Covid-19 melalui udara. Desain penelitian yang dilakukan adalah cross sectional. Data yang diambil berasal dari data primer dengan dilakukan pengukuran pada ruangan yang menjadi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian data diolah dengan uji analisis statistik bivariat. Dari 8 ruangan yang diteliti, terdapat 2 ruangan yang berisiko tinggi terhadap transmisi Covid-19. Hubungan antara jumlah ventilasi outlet dengan penularan Covid-19 melalui udara memiliki hubungan yang signifikan terbukti dengan hasil uji statistik Mann-Whitney U (U = 0,5, p = 0,049). Selain itu, jumlah ventilasi outlet juga dapat meningkatkan ACH outlet dan memiliki korelasi sangat kuat yang signifikan (p = 0,001) serta besar koefisien korelasi 0,993. Pengaturan ventilasi terutama ventilasi outlet pada ruang kuliah kampus Depok dan Salemba perlu ditingkatkan supaya bisa mencapai laju udara > 12 ACH sehingga risiko transmisi virus Covid-19 dapat ditekan menjadi lebih rendah.

Covid-19 transmission can be done rapidly through droplets, aerosol, or direct contact. It can be prevented by regulating ventilation to reduce contamination in the air so that virus transmission via aerosol can be controlled. Therefore, it is important to know the relationship between ventilation and risk of Covid-19 transmission through the air. This study design is cross sectional. Data was taken from primary data by measuring room that is the sample that fits the inclusion and exclusion criteria. After that, data was processed by a bivariate statistical analysis test. Of the 8 rooms studied, there are 2 rooms that are at high risk of transmitting Covid-19. The relationship between the amount of outlet ventilation and transmission of Covid-19 through the air has a significant relationship as evidenced by the results of the Mann-Whitney U test (U = 0,5, p = 0,049). Furthermore, outlet ventilation can increase outlet ACH which has very strong correlation with correlation coefficient 0,993 and is statistically significant (p = 0,001). The ventilation arrangements especially outlet ventilation for the lecture halls in Depok and Salemba need to be increased to ventilation that can reach an air rate of > 12 ACH so that the risk of transmitting Covid-19 virus is lower."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thania Farahsifah Isni
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)adalah sebuah penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan merupakan penyakit menular yang menyebar secara cepat keseluruh dunia. Penyebaran COVID-19 di Indonesia khusus nya Provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, kasus terkonfirmasi positif maupun meninggal terus bertambah setiap harinya. Informasi mengenai prediksi angka kasus harian COVID-19 dapat membantu pihak-pihak terkait dalam melakukan tindakan preventif penyebaran COVID-19. Dalam memprediksi kasus harian COVID-19, pendekatan machine learning dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Salah satu algoritma di dalam machine learning yang dapat digunakan dalam memprediksi kasus harian COVID-19 yaitu Bidirectional LSTM (Bi-LSTM). Data yang digunakan diambil dari Website Jakarta Tanggap COVID-19 yang tercatat mulai 03 Maret 2020 hingga 15 Mei 2021. Bi-LSTM cocok digunakan untuk prediksi data yang bersifat time-series. Dalam implementasinya, data kasus harian COVID-19 dinormalisasi terlebih dahulu dan kemudian diimplementasikan pada metode Bi-LSTM untuk memprediksi kasus positif harian, sembuh harian, dan meninggal harian COVID-19 di DKI Jakarta. Fungsi aktivasi ReLU dan fungsi optimasi Adam digunakan dalam proses prediksi kemudian untuk evaluasi model digunakan Root Mean Squared Error (RMSE). Nilai RMSE terkecil yang diperoleh untuk prediksi kasus positif harian sebesar 203,193 dengan menggunakan perbandingan 95% data training:5% data testing; sembuh harian sebesar 211,068 dengan menggunakan perbandingan 95% data training:5% data testing; dan meninggal harian sebesar 6,758 dengan menggunakan perbandingan 80% data training:20% data testing. Hasil RMSE yang didapat lebih baik dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease that attacks respiratory system and it spreads rapidly throughout the world. The spread of COVID-19 in Indonesia, especially in DKI Jakarta, the confirmed positive cases and deaths continue to increase every day. Information regarding the prediction of the daily number of COVID-19 cases can assist related parties in taking preventive actions against the spread of COVID-19. To predict the daily cases of COVID-19, a machine learning algorithm approach can be used to solve this problem. One of the algorithms in machine learning that can be used to predict daily cases of COVID-19 is Bidirectional LSTM (Bi-LSTM). The data used is taken from Jakarta Tanggap COVID-19 which was recorded from March 3, 2020 to May 15, 2021. Bi-LSTM is suitable for predicting time-series data. In its implementation, the daily cases data of COVID-19 is normalized first and then implemented on the Bi-LSTM method to predict daily positive cases, daily recovery cases, and daily death cases of COVID-19 in DKI Jakarta. ReLU activation function and Adam optimization are used for the prediction process, while Root Mean Squared Error (RMSE) is used for the model evaluation. The smallest RMSE value for daily positive cases prediction is 203,193 using comparison 95% data training:5% data testing; daily recovery cases 211,068 using comparison 95% data training:5% data testing; and daily death cases 6,758 using comparison 80% data training:20% data testing. The RMSE value obtained is better than previous studies. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amara Tri Bestari
"Covid-19 adalah penyakit menular yang muncul pertama kali di Wuhan, China. Sejak teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada Maret 2020, penyebaran virus Covid-19 terus mengalami perluasan, khususnya di kota-kota besar dengan kepadatan penduduk dan tingkat mobilitas yang tinggi. Salah satunya adalah Kota Surakarta. Kota Surakarta merupakan salah satu wilayah awal dengan temuan kasus Covid-19 di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pola penyebaran Covid-19 secara spasiotemporal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pola penyebaran Covid-19 dianalisis menggunakan space time scan statistic, sedangkan untuk melihat faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi dilakukan tabulasi silang. Hasil menunjukkan bahwa wilayah sekitar pusat kegiatan di bagian tengah Kota Surakarta berisiko tinggi terhadap penyebaran Covid-19. Selain itu, keberadaan pasar tradisional menjadi faktor yang mempengaruhi penyebaran virus Covid-19.

Covid-19 is an infectious disease that first appeared in Wuhan, China. Since it was first identified in Indonesia in March 2020, the spread of the Covid-19 virus has continued to expand, especially in large cities with population density and high levels of mobility. One of them is the city of Surakarta. Surakarta City was one of the initial areas with the discovery of Covid-19 cases in Indonesia. The aim of this research is to analyze the spatiotemporal distribution pattern of Covid-19 and the factors that influence it. The pattern of the spread of Covid-19 was analyzed using space time scan statistics, while cross-tabulation was carried out to see the influencing driving factors. The results show that the area around the activity center in the central part of Surakarta City is at high risk for the spread of Covid-19. Then, the existence of traditional markets is a factor that influences the spread of the Covid-19 virus."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivia Gina Rahmawaty
"Anosmia merupakan salah satu gejala COVID-19 yang spesifik. Mekanisme anosmia pada COVID-19 belum dapat dijelaskan dengan pasti. Beberapa studi melaporkan perubahan kemampuan penciuman disertai perubahan komposisi mikrobioma nasal. Saat ini studi mikrobioma nasal pasien COVID-19 yang mengalami gejala anosmia masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil mikrobioma nasal pasien COVID-19 dengan dan tanpa anosmia di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI tahun 2021. Studi potong lintang ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI Juli sampai September 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Diagnosis anosmia ditegakkan menggunakan metode subjektif. Pengambilan spesimen usap nasofaring dan orofaring untuk pemeriksaan RT-PCR COVID-19 dan usap nasal untuk pemeriksaan mikrobioma dilakukan pada pasien tersangka COVID-19. Bila didapatkan hasil RT-PCR positif, maka pada spesimen usap nasal dilakukan pemeriksaan sekuensing 16S RNA-Next Generation Sequencing. Didapatkan 17 spesimen usap nasal dari subjek yang mengalami gejala anosmia dan 8 spesimen yang tidak mengalami gejala anosmia. Pada mikrobioma nasal pasien COVID-19 yang mengalami gejala anosmia terjadi berupa penurunan kelimpahan filum Actinobacteria, Ordo Propionibacteriales, Famili Propionibacteriaceae, genus Cutibacterium dan Peptoniphilus. Dari penelitian ini, terdapat perubahan komposisi mikrobioma nasal pada pasien COVID-19 dengan gejala anosmia.

Anosmia is a specific symptom of COVID-19. The mechanism of anosmia in COVID-19 cannot be explained with certainty. Changes in nasal microbiome composition are associated with olfactory function. SARS-CoV-2 infection alters the respiratory microbiota and influence the susceptibility to COVID-19 infection. There are also changes in the composition of nasal microbioms of COVID-19 patients experiencing anosmia. Studies of the nasal microbiome in COVID-19 patients who experience symptoms of anosmia are rare. The aim of this study is to determine the nasal microbiome profile of COVID-19 patients with and without anosmia.
This cross-sectional study was conducted at the Clinical Microbiology Laboratory of the FKUI from July to September 2021 which met the inclusion criteria and did not meet the exclusion criteria. Anosmia is determined subjectively. Nasopharyngeal and oropharyngeal swab specimens for RT-PCR COVID-19 examination and nasal swabs for microbiome are collected from patients. If a positive RT-PCR result is obtained, then the nasal swab specimen is subjected to a RNA-Next Generation Sequencing. There were 17 nasal swab specimens from subjects with anosmic symptoms and 8 specimens without anosmic symptoms. In the nasal microbiome of COVID-19 patients who experience symptoms of anosmia, there is a decrease in the abundance of the Actinobacteria, Propionibacteriales, Propionibacteriaceae, Cutibacterium and Peptoniphilus. From this study, there were changes in the composition of the nasal microbiome in COVID-19 patients with anosmia symptoms.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>