Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Zaqi
"Tulisan ini membahas tentang perwujudan arca dewa-dewi pada Kelenteng Li Tie Guai yang berada di Jakarta Barat. Perwujudan arca pada kelenteng ini dibahas dengan menggunakan perspektif life course. Data yang digunakan adalah keseluruhan arca dewa-dewi pada kelenteng yang berjumlah tiga puluh arca. Metode yang digunakan yaitu pengamatan data pustaka dan lapangan, dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan dengan mengklasifikasikan arca berdasarkan wujud tua, dewasa, remaja, dan anak-anak serta wujud laki-laki, perempuan, dan lainnya. Tahap selanjutnya dilakukan penafsiran data. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak arca yang digambarkan dalam wujud dewasa dan tua dibandingkan dengan wujud remaja dan anakanak. Hal ini menunjukkan dalam perspektif life course seseorang dalam masa hidupnya menjadi dewa lebih banyak pada saat dewasa dan tua karena dalam proses menjadi dewa memerlukan kemampuan khusus dan kesucian jiwa yang didapatkan dalam waktu yang lama. Kemudian perwujudan arca laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perwujudan arca perempuan dan lainnya. Hal ini menunjukkan pada masa lalu khususnya di Cina laki-laki memiliki dominasi yang lebih besar dibandingkan perempuan dan lainnya.

This paper will discuss the embodiment of the statues of the gods at the Li Tie Guai Temple in West Jakarta. The embodiment of the statues in this temple will be explained distinctly with the life course perspective. The data will consist of thirty statues of gods inside the temple. There are several procedure starting from observation of library and field data, followed by data processing by classifying statues based on the variety of age appearance stretching from old, adult, adolescent, to younglings as well as male, female, and others. The last procedure is data interpretation. The result shows that the majority of the statue were depicted as the form of adults and elders compared to the forms of teenagers and children. It shows that in the lifecourse perspective, a person in his span of a lifetime will trancend it self into a god-like being in their adulthood and old stage because becoming a god requires the purity of soul obtained in a long time. The embodiment of male statues surpass the number of the embodiment of female statues and other gender. It indicates that in the past, especially in Chinese culture, men had a dominate social role over women and other gender did. 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Anwar
"Mengikuti serangkaian penelitian dan pengamatan yang pernah dilakukan oleh para sarjana terhadap area-area Bodhi_sattva di Indonesia, ternyata masih ada area Bodhisattva yang belum seluruhnya dibahas secara khusus dan terperinci. Area Bodhisattva yang kami maksud di sini ialah Manjusri.
Di Indonesia area-area Manjusri ditemukan pada beberapa daerah dan candi, baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Beberapa dari area Manjusri yang pernah ditemukan, kini men_jadi koleksi area Museum Nasional Jakarta. Diantara area-area Manjusri koleksi Museum Nasional, ada yang belum diketahui asal daerah maupun candinya dan ini dikenal dengan istilah area tak diketahui asal usulnya atau area lepas. (Edi Sedyawati, 1977 : 212). Oleh karena itu perlu dilaku_kan penelitian untuk mengetahui dan menentukan daerah asal area tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Intan Mardiana
"Area Narasimha dipilih sebagai subjek karena belum ada penulisan secara ikonografis mengenai arca tersebut. Dengan titik tolak ini kemudian diadakan pembahasan mengenai arcanya sendiri dengan kitab yang berasal dari India. Tujuan penulisan skripsi ini untuk melihat adanya ciri--ciri arca tersebut secara ikonografis, terutama yang terdapat di Jawa. Metode yang digunakan adalah metode Deskriptif den dan metode Komparatif. Hasil yang diperoleh adalah adanya persamaan-persamaan penggambaran arca menurut kitab-kitab Agama dan Purana di India , dan dapat dipakai di kemudian hari untuk penulisan lebih lanjut.Daftar bacaan : 26 ( 1840 - 1982 )..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarmahenia
"ABSTRAK
Pemujaan terhadap Siva dalam agama Hindu aliran Saiva diwujudkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan sifatnya sebagai dewa tertinggi. Salah satunya adalah sebagai Adhanarisyaca, yaitu bentuk gabungan Siva bersama saktinya (Parvati) dalam satu tubuh. Bagian kanan bersifat pria (Siva),dan bagian kiri bersifat wanita sakti/Parvati). Pulau Jawa pada abad tujuh hingga limabelas banyak dipengaruhi kebudayaan India, oleh karena itu dalam telaah ikonografi arca Ardhanarisvara di Jawa ini dibahas perbandingan arca Ardhanarivara di Jawa dan di India serta kesesuaian dan penyimpangannya dengan pokok ketentuan ikonografi berdasarkan sumber Hindu India. Berdasarkan perbedaan ciri-ciri arca Adhanarisvara di Jawa dan di India yang juga merupakan penyimpangan dari pokok ketentuan ikonografi Hindu India serta hubungannya dengan penyebutan dalam kitab-kitab Jawa Kuno, dalam skripsi ini diajukan beberapa kemungkinan penyebabnya, antara lain karena adanya tradisi pengarcaan raja (bersama isterinya) yang telah meninggal sebagai arca perwujudan dalam bentuk Ardhanarisvara.

"
1986
S11924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aderina Febriana
"Penelitian yang dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap beberapa arca koleksi Musium Nasional yang tidak dapat dikenal. Data yang digunakan 34 arca yang terbuat dari batu dan berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dari hasil penelitian 17 arca tidak dapat dikenali dan dimasukkan di dalam kelompok 3,8 arca tidak dapat dikenali secara pasti namun dapat dikenali atribut yang di bawa, dan 9 arca merupakan arca yang dapat dikenali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunus Arbi
"Di Jawa Tengah banyak peninggalan arkeologi balk yang berupa bangunan candi, arca, atau peninggalan lain_nya yang berasal dari periode Hindu Buddha. Peninggalan yang begitu banyak dan tersebar di wilayah tersebut di_duga berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-10 M (Soekmono, 1979:457). Salah satu bentuk peninggalan yang banyak menarik perhatian para.ahli adalah arca. Sif at keagamaan dari arca-arca pada masa itu adalah Hindu dan Buddha. Perbe_daan sifat arca itu dapat diamati antara lain melalui atribut-atribut yang melekat pada masing-masing arca. Arca-arca yang biasa dijumpai dari periode Hindu-Buddha pada. umumnya berbentuk arca dewa, arca binatang, area setengah binatang, dan setengah manusia. menurut, Th. van der Hoop, bentuk penggambaran tersebut merupakan ra_gam, hias yang sering muncul pada kesenian masa Hindu yang secara umum digolongkan atas gambar-gambar antropomorf,..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Hanif
"ABSTRAK
Salah satu pengaruh dari unsur kebudayaan India pada masa Jawa Kuna yang terdapat di Jawa adalah Hinduisme. Hinduisme pada masa Jawa Kuna yang terdapat di Jawa cenderung kepada aliran Siwa yang merupakan hasil dari proses akulturasi ini terbukti dari peninggalan-peninggalan kepurbakalaan yang tersebar di seluruh daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari peninggalan-peninggalan kepurbakalaan yang merupakan peninggalan keagamaan, dapat diketahui bahwa aliran Siwa di Jawa sama dengan aliran Siwa yang terdapat di India. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemujaan terhadap area Siwa, area tersebut merupakan penggambaran dari bentuk dewa yang dipuja (Krom 1923: 68).
Di Jawa hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa pada semua candi yang telah ditemukan masih bersama area-arca_nya, di pusat candinya selalu terdapat area Siwa atau per-wujudannya yang bersifat non-tokoh2 berupa lingga (Sedyawa_ti 1978: 38).
Siwa yang dianggap sebagai dewa yang tertinggi dalam aliran Siwa mempunyai tiga sifat yaitu pencipta , pelindung (pemelihara) dan perusak. Tiga sifat yang dimiliki satu dewa itu adalah sifat dewa Brahma, Visnu dan Siwa sendiri.

"
1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardini Sumono
"ABSTRAK
Sejak masa pemerintahen Belanda di Indonesia, banyak diadakan penelitian terhadap bangunan kuno. Pada mulanya penelitian itu berupa perjalanan ke daerah dan tempat peninggalan purbakala. Mereka mengadakan pencatatan terhadap arca-arca yang ada pada candi-candi. Akhirnya para peneliti itu tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang arca-arca potret dari Jawa Timur.
Para peneliti Belanda itu antara lain W.P. Groeneveldt, la menulis tentang area yang dianggap sebagai arca potret, yaitu suatu arca yang didirikan sebagai peringatan kepada orang yang dicintai atau dihormati dengan cara mengabadikan, orang yang telah meninggal. Arca itu menggambarkan dewa tertentu yang menjadi curahan kebaktianya ketika ia masih hidup (Groeneveldt 1908:142). Menurut Groeneveldt, pada waktu itu di Jawa Timur telah ada kebiasaan untuk mendirikan arca-arca perwujudan, ya_itu mengabadikan seseorang yang telah meninggal dengan mendirikan sebuah patung sedangkan raut muka arca itu disesuaikan dengan.raut muka orang yang telah meninggal. Sehingga ia berkeyakinan bahwa raut muka tersebut bukan lah raut muka dewa biasa. Hal itu nampak pada beberapa arca yang telah ditelitinya, dari Museum Nasional Ja_karta no. 231, no.38, dan no.103e.

"
1984
S11874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedah Rufaedah Sri Handari
"ABSTRAK
Penelitian mengenai arca Parvati yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah dilakukan di Museum Nasional Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana penggambaran bentuk tokoh Parvati di Jawa, apakah pengarcaan tokoh Parvati di Jawa terikat atau sepenuhnya mengikuti pokok ketentuan ikonografi Hindu di India; mengetahui persamaan dan perbedaan pengarcaan tokoh Parvati di Jawa; dan untuk mengetahui apakah arca Parvati di Jawa dapat ditentukan menggambarkan salah satu wujud Parvati sebagaimana disebutkan di dalam kitab-kitab agama.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap. Pertama-tama dilakukan kajian kepustakaan dan pengumpulan data berupa arca Parvati yang semuanya berjumlah 36 buah. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode klasifikasi, deskripsi, dan perbandingan. Pada tahap pertama ketiga puluh enam arca Parvati dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan jumlah tokoh dalam keseluruhan adegan, yaitu yang sendiri (A), dengan seorang parivara (pendamping, pengiring) (B), dan dengan 2 orang parivara (C). Setelah itu dilakukanlah deskripsi terhadap ketiga kelompok arca Parvati tersebut.
Tahap selanjutnya dilakukan metode perbandingan. Metode ini digunakan dalam usaha untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ciri-ciri arca Parvati di Jawa dan di India, selain itu juga dipakai dalam usaha melakukan identifikasi terhadap tokoh Parvati di Jawa. Hasilnya menunjukkan bahwa 69,25 persen dari ketiga puluh enam area Parvati percontoh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berdiri, samabhanga, atau duduk dengan sikap kaki dilipat; bertangan empat, tangan kanan dan kiri depan berada dalam sikap dhyana (dengan atau tanpa padma di telapak tangannya), dan tangan kanan dan kiri belakangnya memegang aksamala dan camara, atau nilotpala; kepalanya mengenakan kiritamakuta dengan hiasan yang bervariasi; di bahunya tergantung sebuah upavita; selain itu juga dikenakan perhiasan-perhiasan lainnya seperti jamang, subang, kalung, kelat bahu, gelang tangan, dan lain-lain. Ciri-ciri arca seperti telah disebutkan tadi ditemui pada arca-arca kelompok A, B, dan C.
Mengenai identifikasi arca Parvati di Jawa, dapat diketahui bahwa arca-arca B1 dan B3 diduga merupakan wujud Parvati sebagai lima, yaitu pada penggambaran Umasahita-Candrasekharamurti dan Umasahita-Sukhasanamurti, dan arca A25 diduga merupakan wujud Parvati bertangan 4 (IAal). Sedangkan mengenai ikonometri dapat diketahui bahwa arca-arca yang berpasangan dengan Siva ternyata memenuhi ketentuan yang terdapat dalam kitab-kitab Agama. Arca-arca B1, B2, B3, B4, dan B5 dapat digolongkan ke dalam variasi uttama-madhyama-dasatala, dan arca-arca B6 dan B7 dapat digolongkan ke dalam varia_si adhama-madhyama-dasatala. Sedangkan arca-arca yang ti_dak berpasangan dengan Siva, hanya ada 2 yaitu arca-arca A14 dan A19 yang agaknya mendekati ketentuan tersebut, dengan masing-masing perbandingannya yaitu 1:9,50 dan 1:9."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lani Kumarika Dharma
"ABSTRAK
Avalokitesvara merupakan Bodhisattva yang dianggap penting dalam agama Budha Mahayana. Bukti adanya pemujaan Avalokitesvara di Jawa Tengah selain diketahui dari pene_muan sejumlah arca Avalokitosvara, diketahui pula dari prasasti. Dalam penelitian ini yang dipergunakan sebagai data primer ialah 14 buah arca Avalokitosvara koleksi Museum Nasional Jakarta asal Jawa Tengah, bahan perunggu. Tujuan yang hendak dicapai ialah untuk mengetahui se_jauh mana ketentuan pengarcaan Avalokitosvara seperti yang disebutkan Sadhanamala diikuti di Jawa Tengah. Ciri yang sama antara Avalokitosvara Jawa Tengah dengan ketentuan dalam Sadhanamala adalah hiasan pada mahkota yang berupa bentuk Amitabha. Identifikasi tidak berhasil dicapai. Tidak satu pun arca yang mengikuti semua ketentuan salah satu perwujudan Avalokitosvara seperti yang disebutkan Sadhanamala. Arca Avalokitosvara dipergunakan sebagai obyek meditasi. Mantra yang digoreskan pada umpak arca memperkuat dugaan tersebut. Kepustakaan yang dipergunakan berjumlah 63 buah, yang tertua tahun 1896, yang termuda tahun 1984_

"
1985
S11768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>