Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182279 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muthia Haniffa Zakiyah
"Berat lahir merupakan indikator penting untuk kesehatan bayi baru lahir, karena mencerminkan kondisi gizi dan metabolisme ibu, serta perkembangan janin selama kehamilan. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah mempunyai konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang. Cut off BBLR 2500 gram  yang berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas bayi. Namun penelitian terbaru menunjukkan bayi yang lahir dengan berat <3000 gram juga beresiko terkena penyakit degeneratif di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status gizi ibu, faktor ibu dan faktor bayi dengan berat lahir. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan hasil BB prahamil ibu, tinggi badan ibu, IMT prahamil ibu, LILA ibu, Kadar Hb Trimester I ibu, paritas ibu, jenis kelamin bayi dan urutan kelahiran bayi berhubungan dengan berat lahir bayi (p<0.05), hasil dampak terbesar pada populasi yaitu variabel PBBH dan Kadar Hb Trimester I (PAR=31%; PAR=34%). Status gizi ibu yang baik penting pada masa kehamilan.

Birthweight is an important indicator for the health of newborns, because it reflects the nutritional and metabolic conditions of the mother, as well as the development of the fetus during pregnancy. Babies born with low birth weight have short-term and long-term health consequences. Cut off LBW 2500 grams related to infant morbidity and mortality. However, recent studies have shown that babies born weighing <3000 grams are also at risk of developing degenerative diseases in the future. This study aims to look at the relation between maternal nutritional status, maternal factors and infant factors with birthweight. The study design used was cross sectional with the results of the mother's pre-pregnancy weight, mother's height, mother's pre-pregnancy BMI, mother's LILA, mother's first trimester Hb levels, mother's parity, baby's sex and birth order associated with baby's birthweight (p<0.05), the results of the greatest impact on the population are the variables of gestational weight gain and first trimester Hb levels (PAR=31%; PAR=34%). Good nutritional status of the mother is important during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Ayu Nurranti Ramadhani
"Berdasarkan data Riskesdas (2018), prevalensi balita stunting di Provinsi DKI Jakarta sebesar 17,7%. Sedangkan prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi DKI Jakarta sebesar 6,08%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara riwayat BBLR terhadap kejadian stunting pada balita di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 dengan jumlah sampel 3075 dan analisis data menggunakan Cox-regression. Dari hasil analisis didapatkan proporsi BBLR sebesar 6,6% dan proporsi balita stunting sebesar 17,6%. Hasil analisis multivariat hubungan BBLR dengan kejadian stunting setelah dikontrol oleh variabel potensial confounder yaitu PR 0,938 (95%CI: 0,655-1,345). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara BBLR dengan kejadian stunting di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan data SSGI tahun 2021 setelah dikontrol oleh variabel usia, jenis kelamin, panjang badan lahir, konsumsi protein hewani, keragaman pangan, keikutsertaan KB, kelas ibu hamil dan kelas ibu balita.

Based on Riskesdas data (2018), the prevalence of stunting under five in DKI Jakarta Province is 17.7%. While the prevalence of Low Birth Weight Babies (LBW) in DKI Jakarta Province is 6.08%. The purpose of this study was to determine the relationship between LBW history and the incidence of stunting in toddlers in DKI Jakarta Province. This study used secondary data taken from the 2021 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) with a sample size of 3075 and data analysis using Cox-regression. From the results of the analysis, it was found that the proportion of LBW was 6.6% and the proportion of stunted toddlers was 17.6%. The results of multivariate analysis of the relationship between low birth weight and stunting after being controlled by the potential confounder variable, namely PR 0.938 (95% CI: 0.655-1.345). The conclusion of this study is that there is no significant relationship between LBW and the incidence of stunting in DKI Jakarta Province based on the 2021 SSGI data after controlling for the variables age, sex, birth length, consumption of  protein, food diversity, family planning participation, class of pregnant women and mother toddler class."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati
"Dari berbagai penelitian diketahui bahwa berat badan bayi lahir ditentukan oleh kesehatan ibu pada saat kehamilannya, termasuk keadaan gizi ibu. Penilaian keadaan gizi ibu pada saat awal kehamilan dapat digunakan untuk mendeteksi ibu hamil yang mempunyai risiko melahirkan bayi dengan BBLR. Untuk itu Departemen Kesehatan dan UNICEF pada tahun 1992, mengembangkan alat ukur lingkar Lengan atas (LILA) untuk mendeteksi ibu hamil yang menderita kekurangan energi khronis (KEK) dan diperkirakan mempunyai risiko melahirkan bayi dengan BBLR.
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mempunyai data pengkuran anthropometri (BB,TB dan LILA) serta bayi yang dilahirkannya yang diteliti pada "Studi Prospektif KB-KES" di Kecamatan Gabus Wetan dan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Untuk mempelajari hubungan antara masing-masing variabel independent (indeks LILA, indeks status gizi ibu lainnya dan faktor-faktor ibu) dengan variabel dependen (berat badan bayi lahir) dilakukan analis uji beda mean. Analisi regresi linier multipel digunakan untuk mengetahui hubungan antara seluruh variabel independen dengan dependen secara simultan. Sedangkan untuk mengetahui validitas dari indeks LILA, baik dari segi "cut off point" yang optimal maupun validitasnya terhadap indeks-indeks yang lain dilakukan analisis sensitifitas, spesifitas dan kurva "receiver operating characteristics".
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks LILA, tinggi badan, berat badan prahamil, indeks massa tubuh prahamil, umur, paritas dan tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan berat badan bayi lahir. Pada analisis multivariat. ternyata jenis kelamin, tinggi badan ibu , Paritas, LILA, secara berturut-turut berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir.
Ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR mempunyai rata-rata umur lebih muda, tinggi badan yang lebih rendah dan berat badan prahamil serta LILA yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal (BBLN).
Ibu hamil dengan ukuran LILA < 23.5 centimeter mempunyai BB prahamil dan BMI prahamil yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang mempunyai ukukaran LILA ≥ 23.5 centimeter. Selain itu, ternyata indeks LILA mempunyai korelasi dengan BB prahamil dan BMI prahamil. Untuk mendeteksi ibu hamil yang mempunyai risiko melahirkan bayi dengan BBLR, indeks LILA pada batas 23.5 centimeter ini mempunyai sensitifitas sebesar 42.6% dan spesifitas sebesar 64.4%. Sensitifitas dan spesifitas ini kurang lebih sama dengan indeks berat badan ibu prahamil pada batas 41 kilogram, tinggi badan ibu pada bata 150 centimeter dan indeks massa tubuh (BMI) prahamil pada batas 18 dalam memprediksi ibu hamil yang mempunyai risiko melahirkan BBLR.
Dari hasil ini, meskipun sensitifitas dari indeks LILA pada batas 23.5 centimeter relatif rendah, LILA mempunyai korelasi yang tinggi dengan BB prahamil (r=0,780) dan BMI prahamil (r = 0.765), cara penggunaanya yang relatif mudah serta harganya yang relatif murah, indeks LILA ini tetap dapat dipertimbangkan sebagai alat skrining ibu hamil yang mempunyai risiko melahirkan bayi dengan BBLR. dengan pertimbangan : LILA mempunyai korelasi yang tinggi dengan BB prahamil (r = 0,780) dan BMI prahamil (r = 0,755), cara penggunaannya yang relatif mudah serta harganya yang relatif murah.

Many studies indicate that, the weight of newborn infant depend on maternal health during pregnancy, including maternal nutritional status. Therefore, the assessment of maternal nutritional status during pregnancy, can be used for predicting the pregnant women at Risk of delivering low birthweight (LBW) babies.
The health Department of Republic Indonesia and UNICEF in 1992 have the MUAC tapes to measures the maternal nutritional status, Mothers with MUAC below 23.5 cm. considered on having chronic energy deficiency (CEP) and at risk of delivering the LBW babies.
The MUAC tape or instrument is a simple method for measuring women nutritional status at childbearing age/reproductive period and can be carried out by everyone. If MUAC tape isn't available, a tailor's centimeters tape (metlin) can be used.
The data for this study come from "Family Planning-Health Prospective Study" in Gabus Wetan and Sliyeg Subdistrict, Indramayu District, Jawa Barat Province during the period of 1990 - 1993 by Center for Child Survival at University of Indonesia (CCS-UI). The samples of the study is all pregnant woman of having anthropometric measurements (height, weight and MUAC) and their babies.
To examine the relationship between independent variables (MUAC index, other nutritional status index and maternal factors) with dependent variable (birth-weight) were used t-test and anova. Multiple regression were used to examine the relationship between all independent variables and birtweight simultaneously. To test the validity of M' JAC index (with certain "cut off point") and to compare the validity between MUAC index with other nutritional status index, sensitivity, specifity analysis and receiver operating curve (ROC) were used.
Results indicate that, MUAC index, height, pre-pregnancy weight and prepregnancy BMI's, age, parity and mother's education were associated with birthweight. In addition, women with LBW babies were younger, shorter, lighter/thinner compared with their counterparts.
Pregnant women with MUAC lower than 23.5 cm. also have lower prepregnancy weight and prepregnancy BMI's compared with pregnant women of having MUAC 23.5 cm. or higher. The correlation between MUAC with prepregnancy weight and prepregnancy BMI's are high (r=0. 780 and r-0.765).
The cut off point for MUAC's index at 23.5 cm. for predicting pregnant women at risk of having LBW babies showed sensitivity of 42.6% and specifity of 64.4%. This sensitivity and spesifity are comparable with height at 150 centimeters, or prepregnancy weight at 41 kilograms, or prepregaancy EMI's at 18.0 in predicting the risk of having LBW babies.
Although the sensitifity and spesifity of MUAC index at 23.5 centimeters is quite low, this cut off point will still be useful to screen pregnant women at risk of having LBW babies based in reason : it has high correlation with prepregnancy weigh and prepregancy BMI's, it is simple to carry out and relatively inexpensive."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trikorian Adesanjaya
"Saat ini, Maternal agency diketahui memiliki pengaruh terhadap keluaran kesehatan anak di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Namun, masih sedikit studi yang menjelaskan hubungan antara maternal agency dan berat lahir. Oleh karena itu, dilakukan penelitian potong lintang melibatkan 283 Ibu hamil pada 10 Puskesmas Kecamatan se-Jakarta Timur. Hasil menunjukkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara maternal agency atau komponennya pada berat lahir, tetapi terdapat tren menuju signifikan pada komponen pengambilan keputusan (p=0.071) setelah dikontrol dengan tinggi Ibu dan tipe keluarga. Pada analisis multivariat, pengambilan keputusan merupakan prediktor pelindung terhadap berat lahir <3000 gram.

Maternal agency has been recently identified to influence child health outcome in some developing countries including Indonesia. However, studies to assess the relationship between maternal agency and infant birth weight are lacking. A cross sectional study was conducted involving 283 pregnant women aged 19?44 years old in ten sub-district primary health center in East Jakarta. None of maternal agency or its component factors showed significant correlations with infant birth weight, though there was a trend toward significant (0.071) in decision-making autonomy, after controlled by maternal height and family type. Furthermore, maternal decision-making was a protective predictor against birth weight less than 3000 gram, in adjusted logistic data."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Debtarsie Kliranayungie
"Berat dan panjang lahir bayi merupakan kondisi bayi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko ibu dan bayi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu, karakteristik ibu dan karakteristik bayi dengan berat dan panjang lahir bayi dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan 65% bayi lahir dengan berat baik dan 73,6% bayi lahir dengan panjang normal. IMT prahamil, paritas dan tingkat pendidikan ibu serta jenis kelamin bayi merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi.
Model prediksi berat bayi lahir mengikutsertakan faktor IMT prahamil, tinggi badan, pertambahan berat badan dan umur ibu. IMT prahamil dan status pekerjaan ibu serta jenis kelamin bayi merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan panjang lahir bayi. Model prediksi panjang lahir bayi mengikutsertakan tinggi badan ibu dan jenis kelamin bayi. Staus gizi ibu sebelum memasuki kehamilan merupakan faktor penting dalam keberhasilan kehamilan dan kualitas bayi yang dilahirkan.

Birth weight and birth length are babies condition which influenced by many factors from mothers and babies itself. The purpose of this study is to determine the relation between maternal nutritional status, maternal characteristic and baby characteristic with birth baby birth weight and birth length by crosssectional design study. The result show that 65% of babies have favorable birth weight and 73,6% of babies have normal birth length. Pre-pregnancy BMI, parity,maternal education and newborn sex are significantly related to birth weight.
Prediction model of birth weight includes pre-pregnancy BMI, maternal height, weight gain during pregnancy and maternal age. Pre-pregnancy BMI, maternal working status and newborn sex are significantly related to birth length. Prediction model of birth length includes only maternal height and newborn sex. Maternal nutritional status before pregnancy is important to pregnancy outcomes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Aini
"ABSTRAK
Latar belakang: Deteksi dini aterogenesis diperlukan untuk mencari faktor risiko gangguan kardiovaskular pada neonatus.Tujuan: 1 mengetahui sebaran nilai ketebalan tunika-intima aorta abdominalis aIMT pada bayi baru lahir; 2 mengetahui hubungan antara status nutrisi maternal dan berat lahir bayi terhadap aIMT bayi baru lahir.Metode: Penelitian potong lintang pada 86 bayi usi 2-3 kali nilai aIMT menggunakan ultrasonografi vaskular bertransduser linear 13 MHz dengan piranti lunak automatis, kemudian diambil nilai reratanya. Rerata aIMT kemudian dihubungkan dengan indeks massa tubuh ibu trimester pertama kehamilan dan berat lahir.Hasil: Rerata aIMT bayi baru lahir di Unit Perinatologi RSCM adalah 0,621 mm 0,110 mm. Tidak ditemukan korelasi antara indeks massa tubuh ibu trimester pertama kehamilan dengan aIMT bayi r = 0,137, p = 0,207 . Tidak ditemukan korelasi antara berat lahir bayi dengan aIMT bayi r = 0,036, p = 0,742 .Simpulan: Rerata aIMT bayi baru lahir di Unit Perinatologi RSCM adalah 0,621 mm 0,110 mm. Tidak didapatkan korelasi antara indeks massa tubuh ibu maupun berat lahir bayi terhadap aIMT bayi baru lahir. Deteksi dini risiko kardiovaskular pada neonatus melalui aIMT belum perlu dilakukan dalam praktik sehari-hari.Kata kunci: nutrisi maternal, risiko kardiovaskular, ketebalan tunika intima-media aorta

ABSTRACT
Background Early detection of atherogenesis is needed to evaluate cardiovascular risk factors in newborns.Aim 1 knowing aortic intima media thickness aIMT distribution value in newborns 2 evaluate correlation between maternal nutritional status and birth weight to newborn aIMT.Method A cross sectional study was performed in 86 newborns, aged 0 7 days, with median gestational age of 35 weeks. All aIMT subjects were measured using a 13 MHz linear transducer vascular ultrasound with automatic software. Mean aIMT then correlated with first trimester maternal body mass index and birth weight.Results Newborn mean aIMT in Perinatology division Cipto Mangunkusumo Hospital was 0,621 mm SD 0,110 mm . There was no significant correlation between first trimester maternal body mass index and newborns aIMT r 0,137, p 0,207 . There was no significant correlation between birth weight and newborns aIMT r 0,036, p 0,742 .Conclusions Newborn mean aIMT in Perinatology division Cipto Mangunkusumo Hospital was 0,621 mm SD 0,110 mm . There were no correlations between first trimester maternal body mass index and birth weight to newborns aIMT. Early detection of atherogenesis in newborns through aIMT measurement were not recommended for daily practice yet.Keywords Maternal nutrition, newborns cardiovascular risks, aortic intima media thickness"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Kameliawati
"Saat ini transportasi yang dilakukan bagi bayi berat lahir rendah (BBLR) menggunakan inkubator dengan menyiapkan berbagai perlengkapan untuk menunjang keamanan dan kenyamanan bayi selama perjalanan. Beberapa efek dari transportasi menggunakan inkubator diantaranya gangguan istirahat-tidur dan ketidakstabilan suhu bayi selama perjalanan.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh transportasi dengan perawatan metode kanguru pada kelompok intervensi dan transportasi dengan digendong. Pengukuran fungsi fisiologi dan kepercayaan diri ibu dilakukan sebelum dan sesudah transportasi baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, kepercayaan diri ibu dinilai dengan kuesioner. Rancangan menggunakan eksperimen dengan pendekatan non equivalent control group before after design melibatkan 34 ibu dan BBLR.
Hasil analisis fungsi fisiologi BBLR dan kepercayaan diri ibu terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi (p=0,000), serta terdapat perbedaan yang signifikan fungsi fisiologis BBLR dan kepercayaan diri ibu baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol (p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini perawat perlu menggalakkan PMK untuk meningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu untuk merawat BBLR.

Currently the transportation of low birth weight babies (LBWB) using incubator by providing a variety of equipments to support the safety and comfort of the baby during the trip. Some effects of transport using the incubator are sleep disorder and instability temperature of the baby during the trip.
This study aimed to compare the effects of transportation between KMC and cuddling. This study employed experimental approach using non equivalent control group before after design involving 34 mothers and low birth weight babies. Low birth weight babies physiologic functions and mothers? confidence caring for the babies were measured before and after transportation.
The results showed that babies physiologic function and mothers? confidence caring for the babies among intervention group increased significantly (p = 0.000). There were also significant differences in babies physiologic function and mothers? confidence caring for the babies between intervention and control group (p = 0.000). Based on the results of this study, nurse need to implement KMC to increase the knowledge and ability of a mother in caring for LBWB (Low Birth Weight Babies).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinarwati
"Angka kematian hayi masih merupakan masalah di Indonesia karena tertinggi di Asia Tenggara dan gangguan perinatal merupakan penyehab kedua setelah ISPA dan 40% terjadi pada usia dibawah 1 bulan. BBLR merupakan penyebab kedua Betelah tetanua neonatorum pada perinatal dan pada tahun 2000 nanti menjadi penyakit utama. Dengan mencegah BBLR akan menurunkan angka kematian bayi, anggaran kesehatan perinatal dan yang penting adalah mengurangi jumlah anak yang potensial menderita kelainan neurologis atau mental. Upaya yang dilakukan untuk menunjukkan BBLR antara lain dengan meningkatkan pelayanan antenatal dan mengurangi risiko BBLR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kejadian BBLR dan faktor-faktor yang menentukan kej adian BBLR. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa data sekunder dari data Survei Cepat Kesehatan Ibu Tahun 1995. Variabel BBLR diukur dengan cara pertanyaan dengan konfirmasi KMS dan dirasakan mempunyai kemungkinan "Recall bias" yang besar. Pada survei cepat tarsebut teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara kluster dua tahap. Analisa datanya 'harus menggunakan paket prggram yang sesuai dengan teknik sampling yang kompleks yaitu menggunakan SUDAAN. Analisa statistik multivariahel yang dilakukan adalah regresi logistik dengan pemilihan model.
Dari penelitian dihasilkan kejadian BBLR di kabupaten Cianjur 4,92%, Cirebon 4,41%, Lehak 1,94%, Tangerang 5,81% dan di empat kabupaten 4,34%. I-lasil ini. lebih rendah dibandingkan hasil penelitian lain, mengingat pengukuran BBLR yang lebih rendah validitasnya. Dalam pemodelan didapatkan faktor yang menentukan di empat kabupaten adalah imunisasi TT dan jumlah tablet yaag diminum ibu aadang di Tangerang adalah tempat pelayanan antenatal dan pemberian tablet besi. Imunisasi TT disini merupakan pancerminan dari pelayanan antenatal yang berkualitas karena ibu yang mameriksakan diri ke Posyandu akan mendapatkan imunisasi TT jika petugas Puskesmas hadir. Dari hasil tersebut disarankan agar program pemberian tablet besi tetap dipertahankan dan jumlahnya sesuai dengan ketentuan minimal dan petugas Puskesmas agar rutin mendatangi Posyandu supaya Posyandu dapat memberikan pelayanan yang ber!-nualitas. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan kejadian BBLR.
Infant Mortality Rate is a problem in Indonesia, since Indonesia has the highest in South.East Asia. The second cause of infant mortality is perinatal distress and 40% before 1 month of age. Low birthweight is the second cause of infant mortality on perinatal period and will he the major cause in the Year of 2000. The prevention of low birthweight will reduce the infant mortality rate, perinatal health budget and the most important is to minimize the number of children who have neurologic distress and mental disability. The action to be done are such as increase the antenatal care and minimize the risk of low birthweight.
The purpose of this research is to find out the figure of low birthweight and its determinant factors. This study is using of secondary analysis data of 1995 Mother Health Rapid Survey. The measurement of birthweight was done by asking the mother and confirm by the HMS. The technique of sampling design of this study is using two stages cluster sampling, therefore SUDAAN is used for data analysis. Logistic regression model was used to perform multivariat analysis.
The results of this research are the prevalence of low birthweight in Cianjur is 4.92%, Cirebon is 4.41%, Lehak is 1.94%, Tangerang is 5.81% and for 4 districs is 4.34%. These results are lower than the other studies. The determinants of low hirthweiht for 4 districs are immunization and the number of Ferrum tablets which were consumed by pregnant women and for Tangerang are antenatal care places and Ferrum tablets which given to pregnant women. Immunization is the reflection of the antenatal care quality, because the pregnant women who control themselves to Posyandu should have immunisation when provider (Puskesmas) was there. The suggestion are Ferrum tablets programme should be continued and the number of Ferrum tablets should be enough and the provider shoud go to Posyandu routineously.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asniati Djaali
"Salah satu penyebab utama tingginya angka kematian bayi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sebanyak 40,7% kematian bayi terbanyak disebabkan oleh berat badan lahir yang rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubugan dengan kecukupan masa kehamilan. Berdasarkan data dari sampel penelitian, angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa karakteristik ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan, seperti umur, paritas, tingkat pendidikan, kunjungan kehamilan, usia kehamilan dan yang lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir yang dilihat melalui data rekam medis RSUD Pasar Rebo tahun 2007, dan juga untuk melihat faktor apa saja yang paling berperan dalam penentuan berat badan bayi Iahir. Beberapa variabel yang diduga mempengaruhi berat badan bayi lahir yaitu usia ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, usia kehamilan, kenaikan berat badan ibu selama hamil, dan kelengkapan kunjungan antenatal.
Desain studi yang digunakan adalah kroseksional dengan menggunakan data retrospektif pada rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007, dan memiliki register atau data lengkap mengenai variabel yang diteliti, termasuk berat badan bayi pada waktu lahir, serta minimal melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester pertama. Sedangkan sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan besar jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/numerik.
Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat badan bayi lahir berdistribusi normal dengan rata-rata berat badan bayi lahir sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,655 gram. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki kontribusi untuk penentuan berat badan bayi lahir, dan tingkat pendidikan yang kontribusinya paling besar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir dengan menggunakan metode analisis yang lain mengingat angka kontribusi yang ditunjukkan relatif kecil yaitu sekitar 16%.

One of the main causes of high baby mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight / LBW). Based on data from Indonesian Hospital Statistics in 2005, as much as 40,7% baby’s death is caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problems related with term of pregnancy. Based on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%. Some research concluded characteristics of mother that influence baby birth weight, i.e. age, parity, education level, ante natal care visit, term of pregnancy, and many more.
The aim of this research is to know the factors that influence baby birth weight which observed from medical record in RSUD Pasar Rebo in 2007, and to see which factor that influence the most in predicting baby birth weight. Some variables which suspected in influencing baby birth weight are maternal age, maternal education level, parity, term of pregnancy, weight-gained during pregnancy, and accomplishment of antenatal care visit.
The design of this study is cross-sectional by using retrospective data in hospital medical record. The population of this study is all mothers who gave birth in RSUD Pasar Rebo in 2007, and have complete registration and data in variables that observed, including baby birth weight, and at least did antenatal care visit in the first trimester. Samples are obtained by simple random sampling, and the amount of samples are measured using correlation coeficient hypothesis testing sample size f0l'l"l1l.ll3 with continuous / numerical variable. Data processing and analysis showed that baby birth weight are distributed normally with mean 3126.6 gram and 453.655 gram standard deviation.
The analysis showed that education level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy is significantly related with baby birth weight. Based on double linear regretion analysis, those three variables have contribution in predicting baby birth weight, and education level contribute the most. The result of this study about factors that influence baby birth weight is expected to be developed further with other analysis method, with consideration that the contribution level is relatively small, i.e. approximately 16%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>