Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriella Regina
"Untuk menunjang biaya operasional, rumah sakit memerlukan pembayaran yang cepat dari pihak asuransi. Namun, proses pembayaran dari pihak asuransi ke rumah sakit seringkali mengalami beberapa permasalahan yang menyebabkan waktu pembayaran menjadi lama. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses pembayaran asuransi kesehatan di rumah sakit dengan pendekatan Rekayasa Proses Bisnis dan Manajemen Sistem Informasi sehingga didapatkan perbaikan waktu proses pembayaran asuransi kesehatan dan meminimalisir kasus claim pending. Rekayasa proses bisnis dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembuatan model dan simulasi dari proses bisnis saat ini, dan proses bisnis yang diperbaiki. Penelitian ini menghasilkan empat skenario perbaikan dengan hasil waktu proses yang berbeda untuk tiap skenario. Skenario dengan perubahan waktu terbesar merupakan skenario yang mengombinasikan solusi peningkatan Claim Management System (CMS), pengimplementasian Document Management System (DMS), dan pengembangan aplikasi web yang mengurangi rata-rata waktu keseluruhan proses bisnis dari 53,3 hari menjadi 24,16 hari atau sebesar 54,67%. Pengurangan waktu yang signifikan dicapai melalui pengintegrasian seluruh proses pembayaran asuransi kesehatan dalam satu sistem, peningkatan keakuratan data melalui otomasi input data, serta penyajian dan pelacakan data antar pihak secara real-time. Pada tahap selanjutnya, skenario terbaik dirancang dengan pendekatan manajemen sistem informasi yang terdiri dari empat tahap, yaitu Entity Relationship Diagram (ERD), Relational Database, Use Case Diagram, dan Data Flow Diagram (DFD).

To support operational costs, hospitals require fast payment from insurance. However, the payment process from the insurer to the hospital often experiences several problems which causes long payment time. This study aims to design improvements to the health insurance payment process using Business Process Engineering and Management Information Systems Management approach to improve process time for health insurance payment and minimize cases of pending claims. Business Process Engineering is carried out in two stages, namely modeling and simulating the current business process and the improved business processes. This study resulted in four improvement scenarios with different time results for each scenario. The scenario with the most significant time change is the combination of Claim Management System (CMS) improvements, Document Management System (DMS) implementation, and web application development which reduces the average time of the entire business process from 53.3 days to 24.16 days or 54.67%. Significant time reduction is achieved through integrating the entire health insurance payment process in one system, increasing data accuracy through data input automation, as well as presenting and tracking real-time data between parties. In the next stage, the best scenario is designed with Management Information System approach, namely Entity Relationship Diagram (ERD), Relational Database, Use Case Diagram, and Data Flow Diagram (DFD)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Sabar M. H.
"Kesehatan merupakan salah satu faktor dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi kualitas kesehatan, semakin besar potensi bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan untuk jangka waktu yang panjang. Beberapa indikator penting untuk menggambarkan tingkat kesehatan suatu negara adalah pengeluaran kesehatan, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup. Rata-rata pengeluaran kesehatan penduduk di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk di pedesaan. Sebagai salah satu komponen dalam pengeluaran kesehatan, pengobatan rawat jalan teridentifikasi merupakan salah satu komponen penyusun terbesar terutama untuk daerah perkotaan seperti Provinsi DKI Jakarta. Seiring dengan semakin bertambahnya permintaan terhadap layanan rawat jalan di rumah sakit umum swasta di Jakarta maka ada potensi meningkatnya permasalahan kualitas layanan end-to-end process seperti lama antrian dan process bottleneck. Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah mengevaluasi proses layanan rawat jalan As-Is, menganalisis efektifitas dan efisiensi proses layanan rawat jalan terhadap potensi masalah antrian, menganalisis akar permasalahan dengan menggunakan pendekatan Business Process Managemement yang menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN) dan Value Stream Mapping. Hasil analisis pada model proses To-Be menunjukkan bahwa adanya potensi efisiensi waktu dan efisiensi biaya operasional pada proses layanan rawat jalan yang dapat meningkatkan secara keseluruhan kinerja rumah sakit dan kepuasan pasien.

Health is one of the factors in economic development and growth. The higher the quality of health, the greater the potential for economic growth and prosperity over the long term. Some important indicators to illustrate the level of health of a country are health expenditure, infant mortality rate, and life expectancy. The average health expenditure of urban residents is higher than that of rural residents. As one of the components of health expenditure, outpatient treatment was identified as one of the largest constituent components, especially for urban areas such as DKI Jakarta Province. Along with the increasing demand for outpatient services in private public hospitals in Jakarta, there is the potential for increasing end-to-end process service quality problems such as queue length and process bottlenecks. The objectives of this study include evaluating the As-Is outpatient service process, analyzing the effectiveness and efficiency of the outpatient service process against potential queuing problems, analyzing the root of the problem using a Business Process Management approach that uses Business Process Model and Notation (BPMN) and Value Stream Mapping. The results of the analysis on the To-Be process model show that there is potential for time efficiency and operational cost efficiency in the outpatient service process that can improve overall hospital performance and patient satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Rahmi Wisdiani
"ABSTRAK
Nama : Imas Rahmi WisdianiProgram Studi : Kajian Adminstrasi Rumah SakitJudul Tesis : Analisis Implikasi Sistem Pembayaran JKNterhadap Pendapatan Rumah Sakit di Dua RumahSakit Swasta Kelas C di Karawang Tahun 2017 Studi Kasus Herniotomi Tanpa Penyulit Besaran tarif yang diatur dalam INA-CBG mendorong rumah sakit untukmenciptakan berbagai macam upaya khususnya berupa usaha pengendalian biayaagar tercipta efisiensi yang baik dan mutu pelayanan kesehatan tetap berkualitas.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi system pembayaran JKNterhadap pendapatan rumah sakit di dua rumah sakit swasta kelas C berdasarkantarif BPJS dan tarif rumah sakit.Desain penelitian ini berupa studi kasus di dua rumah sakit swasta kelas C dengandesain potong lintang dan melihat tren yang terjadi pada periode tahun 2014 ndash; 2016.Pengumpulan data dilakukan dalam dua bagian, analisis kuantitatif bertujuan untukmenganalisis selisih pendapatan berdasarkan tarif BPJS dan tarif rumah sakit danmenganalisis komponen-komponen yang menentukan besaran tarif rumah sakit.Analisis kualitatif bertujuan untuk mendapatkan informasi kebijakan-kebijakan danupaya-upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit dalam meresponselisih biaya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei ndash; Juni 2017 di RS A dan RS Bdengan karakteristik rumah sakit yang mirip dan bekerjasama dengan BPJS sejaktahun 2014.Terdapat selisih negatif antara pendapatan berdasarkan tarif umum denganpendapatan berdasarkan tarif BPJS pada periode tahun 2014 ndash; 2016 baik di RS Amaupun di RS B. Selisih negative di RS A sebesar 21,2 dari nilai pendapatanberdasarkan tarif umum, dan selisih negative di RS B sebesar 50,5 dari nilaipendapatan berdasarkan tarif umum. Besaran tarif dan metode pembayaran INACBGsmenyebabkan adanya upaya-upaya efisiensi dan kendali biaya rumah sakitbagi pasien BPJS berupa pembayaran jasa medis yang lebih rendah, penggunaanobat generik, pengendalian pemeriksaan penunjang, pengendalian biaya di ruangoperasi serta pengendalian jumlah hari rawat.Kata kunci : pembayaran JKN, pendapatan Rumas sakit, Rumah Sakit swasta,

ABSTRACT
Nama Imas Rahmi WisdianiProgram Studi Hospital AdministrationJudul Tesis Analysis on JKN Payment System and its relationto Hospital Income in two type C private hospitals inKarawang, 2017The implementation of payment system using INA CBGs bundling has leadhospital to improve efficiency to provide good quality of care. The purpose of thisstudy is to analyze implication of JKN payment system toward hospital revenue intwo type C private hospitals.This case study in two type C private hospitals was done using Cross Sectionaldesign. Data was retrospectively collected to capture trend for period 2014 2016,and analysed to compare hospital revenue using hospital charge vs BPJSpayment scheme as set up by BPJS. The study was conducted in May June 2017covering 548 cases with Herniotomy in the two private hospitals with similarcharacteristics and contracted as BPJS service provider since 2014.The study revealed that both hospitals tend to have lower revenue from BPJS usingbundling scheme as compared to hospital charge, for period 2014 2016. The resultshowed that in hospital A 21,2 loss and in hospital B was 50,5 loss, this maycaused by unefficient use of resources, or no proper monitoring system. The twohospitals have tried to improved efficiency, implement cost containment such asfee adjustment, use of generic drug, proper length of stay, cost containment inproviding medical exam and operation.Key words JKN payment, private hospital, revenue"
2017
T48259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gebhy Bamba
"Kebutuhan akan pelayanan dasar kesehatan di Kota Depok terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, Depok mendapat tekanan migrasi penduduk cukup tinggi. Dibalik perkembangan kota yang begitu pesat, timbul permasalahan sosial seperti munculnya permasalahan kesehatan yaitu angka kematian ibu masih tinggi dan belum mencapai target. Faktor penyebab utama kematian ibu di Kota Depok adalah pendarahan saat melahirkan.
Melihat persoalan tersebut, pentingnya peran institusi pelayanan dasar kesehatan yakni rumah sakit swasta yang tersebar di Kota Depok untuk meminimalisir terjadinya kasus demikian. Sejalan dengan itu, RS Swasta Bunda Margonda dan Tugu Ibu berusaha menawarkan pelayanan dan fasilitas yang terbaik untuk menjangkau ibu hamil sehingga kebutuhan mereka untuk memperoleh pelayanan kesehatan persalinan dapat terpenuhi dengan baik.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pola spasial jangkauan pelayanan kesehatan persalinan RS Swasta Bunda Margonda dan Tugu Ibu di Kota Depok berdasarkan sisi penawaran pihak rumah sakit sebagai variabel meliputi aksesibilitas, fasilitas, dan harga kamar. Metode yang digunakan adalah analisis keruangan spasial diantaranya buffer dan overlay.
Hasil menunjukkan jangkauan pelayanan kesehatan persalinan RS Bunda Margonda lebih jauh dan luas dibandingkan RS Tugu Ibu. Jangkauan pelayanan Bunda Margonda sejauh 20,42 km dan diikuti dengan jumlah 228 pasien. Sedangkan jangkauan Tugu ibu sejauh 12,52 km dengan jumlah 130 pasien. Hal tersebut dikarenakan lokasi RS Bunda Margonda yang strategis berada di pusat kota serta aksesibilitas yang lebih baik dengan jumlah trayek angkutan umum lebih banyak kemudian memiliki fasilitas yang lebih memadai.

The need for basic health services in Depok City continues to increase along with increasing number of population annually. As the buffer zone of DKI Jakarta, Depok City has suffered from high population migration pressure. Behind the rapid development of the city, causing social problems that the maternal mortality rate is still high and has not reached the target. The main cause of maternal mortality in Depok City is bleeding during childbirth.
Seeing the issue, the importance of the role of basic health service institutions, namely private hospitals in Depok City to minimize the occurrence of such cases. In line with that, Bunda Margonda and Tugu Ibu as a private hospital trying to offer the best service and facilities to reach pregnant woment so that their need to get delivery health service can be fulfilled well.
The purpose of this research is to analyze the spatial pattern of coverage of delivery health service of Bunda Margonda and Tugu Ibu private hospital in Depok City based on hospital rsquo s supply side as variable include accessibility, facility, and room price. The method used is spatial analysis such as buffer and overlay.
The results indicate the coverage of health service delivery of Bunda Margonda Hospital is further and wider compared to Tugu Ibu. Bunda Margonda reaches 20.42 km with the amount of 228 patients. While the coverage of Tugu Ibu as far as 12.52 km with the amount of 130 patients. That rsquo s because location of Bunda Margonda Hospital is strategically located in the city center and has better accessibility with more number of public transport routes also has more adequate facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lo, Siauw Ging
"To achieve the goal of ?Health for all by the year 2000? hospitals are absolutely needed for referral. In reality only 9% of the poor make use of the facilities provided by the hospitals. This figure is even lower for the private hospitals whereas with the government policy not to build new hospital the role of private hospitals will be more important. One of the reasons of this low utilization is the un-charity about the meaning and the implementation of the social function of the private hospitals.
A restricted research was done in the Surakarta municipality to get a clear comprehensive meaning of the social function, which can be measured. A qualitative method was used by selecting purposive respondents, representing the health providers, the health users, the lawyers and prominent health figures. An in-depth interview was done after the respondents gave written answers for the questionnaires by the researcher depth interview was done after the respondents gave written answers for the questionnaires by the researcher.
The results of the research were as follows:
* The meaning of the social function conforms to the Health of the Republic of Indonesia No. 23, 1992.
* The forms of social function conform to the regulation of the Health Minister No. 378, 1993.
* Implementation of the social function will be done by giving the charity directly to poor patients.
* Evaluation is based on measurable standard.
Due to many shortcomings of the results, the research has some suggestions as follows :
* Reconsider the Regulation of the Minister of Health No. 378, 1993.
* Remainder of the social function budget should be channeled through the ?Kartu Sehat Fund?.
* Social function of the private hospital should be based on a measurable standard, averaging 5% of the total cost budget.
* Social function fund could be connected with tax deduction.

Untuk mencapai tujuan ?Kesehatan untuk semua pada tahun 2000" rumah sakit sebagai tempat rujukan mutlak diperlukan. Dalam kenyataannya hanya 9% dari masyarakat yang tidak/kurang mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakannya. Pemanfaatan ini dirumah sakit swasta bahkan jauh lebih kecil, padahal dengan adanya kebijakan pemerintah untuk tidak membangun rumah sakit baru, peran rumah sakit swasta akan tambah penting. Rendahnya pemanfaatan ini disebabkan salah satunya oleh karena ketidakjelasan tentang arti, dan pelaksanaan fungsi sosial rumah sakit swasta. Penelitian dilakukan secara terbatas didalam Kotamadya Surakarta bertujuan untuk mendapatkan kejelasan tentang arti ?fungsi sosial? rumah sakit swasta yang komprehensif dan dapat diukur. Digunakan metode kualitatif dengan cara memilih narasumber secara purposive, yang mewakili kelompok penyedia pelayanan kesehatan, kelompok pengguna pelayanan kesehatan, ahli hukum dan tokoh kesehatan. Wawancara mendalam dilakukan setelah para narasumber memberikan jawaban-jawaban tertulis atas kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan mengenai fungsi sosial rumah sakit swasta sebagai berikut :
- Arti sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan pasal 57 ayat 2
- Bentuk sesuai dengan yang tercantum dalam Permenkes 378/1993 pasal 2 dan pasal 3
- Cara pelaksanaan dengan pemberian keringanan/pembebasan biaya langsung pada penderita
- Cara penilaian atas dasar standar yang dapat diukur.
Karena masih banyak terdapat kelemahan dalam kesimpulan tersebut, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :
- Peninjauan kembali Permenkes No.378/MenKes/Per/V/1993
- Sisa anggaran fungsi sosial disalurkan lewat ?Dana Kartu Sehat?
- Fungsi sosial rumah sakit swasta didasarkan standar yang dapat diukur, sebesar 5% dari biaya total
- Dana fungsi sosial dapat dikaitkan dengan perpajakan."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frengki Junaedi
"Perkembangan perkotaan yang begitu pesat menyebabkan banyak terjadinya permasalahan sosial antara lain munculnya masalah esehatan, yang menuntut sarana kesehatan yang lebih baik. Sarana pelayanan kesehatan yang dapat mencakup pelayanan kesehatan preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif hanya terdapat di rumah sakit. Rumah sakit di Kota Bogor didominasi oleh rumah sakit swasta sehingga hal tersebut dapat menyebabkan persaingan. Pemilihan suatu rumah sakit didasarkan pada jumlah fasilitas yang tersedia, biaya yang ditawarkan dan aksesibilitas yang mendukung.
Dengan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jangkauan pelayanan rumah sakit swasta di Kota Bogor berdasarkan fasilitas, biaya dan akseibilitasnya serta mengetahui bagaimana wilayah potensial rumah sakit swasta di Kota Bogor. Metode yang digunakan analisis deskritif keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jangkauan pelayanan rumah sakit yang jauh diikuti oleh fasilitas rumah sakit yang besar dan aksesibilitas yang baik. Sedangkan biaya tidak terlalu berpengauh terhadap jangkauan pelayanannya. Untuk wilayah potensial rumah sakit swasta di Kota Bogor semuanya berada pada jangkauan 7 km.

Urban develop so rapidly which has caused many occurrences of social problems, such as the emergence of health problems. Hence, better health facilities are on demand. Health service facilities which include preventive, promotive, curative and rehabilitative health services could only be found in hospitals. Hospitals in Bogor city are dominated by the private hospitals, so that the emergence of these can cause competition. The selection of a hospital is based on the number of facilities available, costs and accessibilities.
From the background, this study wanted to know how far the range of the private hospital services in Bogor city based on facilities, cost and accessibilities, and how the potential regions of private hospitals in Bogor city. Method of analysis used spatial descriptive.
Results of the research showed that furthest range of the service of the private hospitals was followed by big hospital facilities and good accessibilities. Meanwhile, the costs were not too influential with range of services. For the potential regions of the private hospitals in Bogor city all were in range of 7 km."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34122
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nashira Nattaya
"Waktu tunggu yang lama merupakan masalah yang kerap terjadi pada pelayanan publik di berbagai negara. Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan publik tidak seharusnya memberatkan pasien dengan waktu tunggu yang lama, terutama pada lansia. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dan prevalensinya terus meningkat seiring pertambahan usia. Proyeksi peningkatan populasi lansia yang signifikan di Indonesia merupakan tantangan bagi unit kardiologi di rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi layanannya.
Penelitian ini bertujuan merancang perbaikan proses layanan rawat jalan pada unit kardiologi (poliklinik jantung) untuk mendapatkan optimalisasi waktu keseluruhan pelayanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Business Process Reengineering dan mempertimbangkan peluang dari perkembangan teknologi dalam perancangan solusi perbaikan proses.
Studi kasus dilakukan pada suatu rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, Indonesia. Empat skenario rancangan perbaikan proses disimulasikan dengan software iGrafx BPMN dan hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan Internet of Things (IoT) untuk penangkapan data Rekam Medis Elektronik (RME) menghasilkan proses yang paling efisien, dengan penurunan waktu keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan sebesar 46,94%.

Long waiting time is an issue in most public services around the world. Hospital as a healthcare facility should not stress its patients with long waiting time, especially when it comes to elderly. Cardiovascular disease (CVD) represents 31% of global deaths and its prevalence rate escalates as aging. Expecting a significant increase in elderly, outpatient cardiological clinics in Indonesia are facing efficiency challenge.
This study aims to design process improvement in outpatient cardiological clinic in order to gain the optimized spent by patients. This research utilizes Business Process Reengineering approach and opportunity given by latest technology in designing the improvement.
A case study is conducted at a private hospital in South Tangerang, Indonesia. Four scenarios of process improvement design are simulated using iGrafx BPMN software. The research outcome shows that using Internet of Things (IoT) for Electronic Medical Record (EMR) data capture results in the most streamlined and efficient outpatient workflow, reducing about 46.94% of time spent in one outpatient visit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawati
"Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang didukung oleh sistem kesehatan nasional.Untuk mendukung hal tersebut Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah menetapkan bahwa iuran program sistem jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang tidak mampu dibayar oleh pemerintah. Program yang dijalankan adalah melalui program Kartu Jakarta Sehat (KJS) sebagai pengganti program yang sebelumnya yaitu Jaminan Pemelihataan Kesehatan Keluarga Misiskin (JPK-Gakin).
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif program mana yang lebih efektif dari sisi pembiayaan mengingat adanya kenaikan anggaran dari yang sebelumnya dan terjadi kenaikan cakupan (pasien). Jenis penelitian ini adalah Descriptive-Komparative dengan metode studi kasus dan kombinasi kuantitatif serta kualitatif. Lokasi Penelitian adalah UP Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan data sekunder dan data primmer dari 2 RSUD dan 1 RS swasta.
Hasil dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan pembiayaan mencapai 168,33% yang semula Rp.2.482.382.808 untuk JPK-Gakin menjadi Rp.4.178.716.437,- untuk KJS. Berdasarkan cakupan program dan uji sensitivitas dengan menggunakan rata-rata lama hari rawat didapatkan bahwa program JPK-Gakin lebih efektif dibandingkan program KJS.
Rekomendasi / saran yang dapat diberikan untuk efisiensi pembiayaan program KJS adalah pembuatan petunjuk teknis yang jelas dan kriteria terperinci siapa saja yang boleh menggunakan fasilitas KJS, penyempurnaan kembali sistem rujukan yang ada, melengkapi sarana dan prasarana di Rumah Sakit termasuk perekrutan / penambahan SDM serta peningkatan insentif mengingat beban kerja meningkat.

Health as one element of the common good to be realized through a variety of health measures in the series overall health and development are supported by an integrated health system that supports nasional.Untuk Jakarta Capital City Government has determined that the system of social security contribution program for the poor and people are not able to be paid by the government. Is a program run through the Jakarta Health Card (KJS) as a replacement for the previous program Pemelihataan Family Health Insurance Misiskin (JPK-Gakin).
The purpose of this study is to find alternatives which programs are more effective in terms of financing in light of the increase from the previous budget and an increase in coverage (the patient). This research is Descriptive-Komparative with the case study method and a combination of quantitative and qualitative. Study Site is UP Jamkesda Jakarta Health Agency using secondary data and data primmer from 2 hospitals and 1 private hospital.
Results of this study was an increase in funding of 168.33% which was originally Rp.2.482.382.808 to JPKGakin Rp.4.178.716.437, - to KJS. Based on the scope of the program and test sensitivity using the average length of stay was found that the JPK-Gakin more effective than programs KJS.
Recommendation / advice that can be given to the efficiency financing program KJS is making technical instructions are clear and detailed criteria for who may use the facilities KJS, further refinements of existing referral system, complete infrastructure and facilities at the Hospital including recruitment / HR additions as well as increased incentives given the increased workload.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Ester Boima Dianita
"Rumah sakit perlu memastikan perawat dan petugas rawat jalan dapat memberikan pelayanan yang aman, cepat, dan akurat. Mengambil studi kasus pada salah satu rumah sakit swasta di Indonesia, layanan instalasi rawat jalan rumah sakit sering menghadapi beberapa permasalahan di bidang administrasi pasien dan obat serta integrasi informasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan waktu proses operasional pelayanan rawat jalan (efisiensi) dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan pendekatan Business Process Reengineering (BPR) menggunakan perangkat lunak iGrafx. Metode Complex Proportional Assessment (COPRAS) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses saat ini yang akan diusulkan sebagai tindakan perbaikan dengan implementasi IoT. Penelitian ini memberikan tiga pilihan skenario, di mana perbaikan terbesar terdapat pada penerapan Integrated Electronic Health Record (EHR) with Clinical Decision Support System (CDSS) dan stiker RFID tag dengan pengurangan total waktu proses sebesar 52,94% untuk proses pelayanan pada pasien umum, 53,59% pada pasien BPJS, dan 52,53% pada pasien asuransi.

Hospitals must ensure that nurses and outpatient officers can provide safe, fast, and accurate services. Taking one private hospital in Indonesia as research subject, hospital outpatient installation services often face several problems in the field of patient and drug administration as well as information integration. The purpose of this study is to design operational process improvement (efficiency) to the outpatient installation services by the implementation of Internet of Things (IoT) with the Business Process Reengineering (BPR) approach using iGrafx software. The Complex Proportional Assessment (COPRAS) method is used to prioritize the risks of the current process which will be proposed as remedial actions with IoT implementation. This research proposes three scenario choices, where the biggest improvement is in the implementation of Integrated Electronic Health Record (EHR) with Clinical Decision Support System (CDSS) and RFID tag stickers with a total reduction of processing time of 52,94% for service processes in general patients. 53,59% in BPJS patients, and 52,53% in insurance patients."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zara Jesica Azra
"Rumah sakit perlu memastikan bahwa peralatan kesehatan kritis mereka aman, akurat, andal, dan beroperasi dengan tingkat kerja yang diperlukan. Mengambil studi kasus pada salah satu rumah sakit swasta di Indonesia, pesawat X-ray konvensional dan Panoramic merupakan peralatan kesehatan radiologi dengan tingkat penggunaan tertinggi. Pesawat X-ray dan Panoramic membutuhkan proses pemeliharaan yang tepat agar terhindar dari terjadinya kerusakan. Proses pemeliharaan peralatan kesehatan yang diadopsi oleh rumah sakit saat ini kesulitan dalam hal administrasi dan eksekusi tindak pemeriksaan alat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses pemeliharaan pesawat X-Ray konvensional dan panoramic, dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT). Pendekatan Business Process Reengineering (BPR) digunakan untuk merancang kembali proses pemeliharaan tahunan dari kedua peralatan kesehatan tersebut. Perancangan sistem informasi dari proses pemeliharaan yang diusulkan selanjutnya dibuat menggunakan
Structured System development. Penelitian ini menyimulasikan empat pilihan perbaikan proses pemeliharaan, dimana efisiensi tertinggi yang diperoleh adalah 56,25% dan dihasilkan oleh pilihan perbaikan dengan intervensi perangkat lunak Computerized Maintenance Management System (CMMS), QR Code dan Radio-frequency Identification (RFID) tag yang terintegrasi, dan teknologi/sensor condition monitoring.

Hospitals must ensure that their medical devices are safe, accurate, reliable and supported by the level of performance required. Taking one private hospital in Indonesia as research subject, conventional X-ray and Panoramic devices are radiological health equipment with the highest level of use, thus require proper maintenance to avoid possible breakdown. The process of maintaining medical equipment adopted by the hospital is currently in difficulties in administration and implementation of the inspection and maintenance activities. This research discusses the improvement of the maintenance process of conventional X-ray and panoramic devices, by utilizing the Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) is used to restore the maintenance process of the two health equipment. The information system design of the proposed maintenance process is then made using Structured System Development approach. This research propose four maintenance process improvement options, where the highest efficiency is obtained by 56.25% and is generated by the choice of improvement with the intervention of Computerized Maintenance Management System (CMMS) software, integrated QR Code and radio-frequency Identification (RFID) tags, and condition monitoring technology / sensor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>